NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:912
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#17

Hari-hari berlalu dengan lancar dan tenang hingga Hari Minggu yang ditunggu akhirnya tiba.

Sebelum matahari semakin terik, Yasmin telah berada di rumah Sora. Ia terlihat cantik dengan dress coklat muda selutut yang dikenakannya.

Tak butuh waktu lama, Sora akhirnya muncul dari lantai dua dan segera menghampiri Yasmin.

“Ayo, Bu” kata Sora. Mengenakan rok dengan panjang selutut serta atasan cardigan berwarna senada, Sora tampak begitu menawan.

Kedua wanita cantik itu lalu berjalan bersama menuju mobil Yasmin yang telah terparkir di halaman rumah Sora.

Mobil SUV hitam itu lalu Yasmin kemudikan membelah jalanan yang ramai.

Tiba di tempat tujuan mereka, Yasmin segera mengajak Sora pada toko yang katanya menjadi incarannya.

Yasmin tampak kegirangan ketika Ia akhirnya menemukan apa yang dicari-carinya.

Dengan semangat Ia menghambur menuju kamar pas untuk mencoba gaun yang telah Ia pilih.

Sambil menunggu Yasmin mencoba pilihannya, Sora berkeliling melihat-lihat gaun dan setelan yang berada di toko itu.

Siapa sangka, Sora kembali bertemu dengan orang yang sebenarnya tak ingin Ia temui.

Dari tempatnya berdiri sekarang, Sora dengan jelas melihat keberadaan Rayn dan Giovanni yang hanya terhalang satu baris pakaian yang tergantung.

“Bu Sora? Hai!” Giovanni menyapa Sora sambil melambaikan tangannya. Lalu Rayn yang berada di samping Giovanni ikut melengkungkan garis senyum.

“Hello, Pak Gio...” jawab Sora ramah.

“Sendirian aja, Bu?” tanya Giovanni.

“Eng-gak, kok. Saya lagi nunggu Bu Yasmin,” jawab Sora sambil berusaha bersikap seramah yang Ia bisa.

“Ooh...” Giovanni menganggukkan kepalanya pelan.

Tahu-tahu Yasmin muncul dengan satu buah tas belanja.

“Eh! Bu Yasmin!” Kata Giovanni sambil tersenyum dengan lebar.

“Hai! Gio, Rayn! Udah nenteng belanjaan aja,” kata Yasmin sambil tersenyum miring ketika melihat Giovanni menyerahkan dua tas belanja pada Rayn. “Ke mana, Gio?”

“Toilet,” jawab Giovanni singkat. Setelahnya Giovanni menghambur dari pandangan ketiga orang itu.

“Kalian masih belum selesai?” Tanya Rayn selanjutnya.

“Aku? Udah dapet, nih. Kamu?” Yasmin menatap Sora, “mau beli yang mana, Ra?”

“Aku? Enggak. Cuma lihat-lihat aja,” jawab Sora singkat.

“Jangan bilang kamu ke sini cuma nganter Aku aja...” Yasmin bertanya dengan nada curiga.

“Enggak kok, Bu. Aku emang niat mau ke toko buku,” bantah Sora.

“Oh iya? Mau ke Newmedia atau ke toko buku mana?” Rayn menyambar ucapan Sora.

“Iya, Pak Rayn. Saya mau cari buku ke Newmedia,” Sora terdengar canggung.

“Sekalian, yuk? Saya juga udah lama gak beli buku,” ajak Rayn.

“Oh kalian mau ke sana? Ya udah, gih. Aku nunggu Gio,” Yasmin mendahului menjawab bahkan sebelum Sora menyetujui ucapan Rayn.

“Aku juga di sini aja, deh. Gak apa-apa nunggu Pak Gio dulu,” Sora masih sungkan untuk pergi bersama Rayn dan meninggalkan Yasmin.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk menunggu Giovanni. Belum ada sepuluh menit mereka menunggu, Giovanni kembali muncul dalam pandangan mereka.

“Nah, ayo,” kata Rayn semangat.

“Ayo apa? Ke mana?” Giovanni celingukan.

“Ke Newmedia,” balas Rayn.

“Ooh... Aku gak ikut, deh. Mau nyari cemilan aja,” jawab Giovanni.

“Cemilan apa? Ikut...” Sambar Yasmin

“Jadi kalian gak ikut ke Newmedia?” Rayn menatap Yasmin dan Giovanni bergantian.

Seperti berbagi sel saraf otak, Yasmin dan Giovanni kompak menggelengkan kepala mereka tanpa menjawab pertanyaan Rayn.

“Nanti kita kabarin kalau nemu jajanan yang enak, bye...” Ucap Yasmin sambil menghambur dari hadapan Rayn dan Sora.

Giovanni lalu tersenyum lebar dan mengekor pada Yasmin.

Rayn menghela nafas dalam melihat tingkah Yasmin dan Giovanni. Saat itu Ia teringat ucapan Yasmin tentang rencananya untuk mendekati Sora.

Yasmin berkata bahwa Ia bisa saja mengatur pertemuan untuk Rayn dan Sora. Namun Rayn tidak menyangka bahwa pertemuan yang dimaksudkan Yasmin akan dimulai sejelas itu.

“Ayo,” Rayn mempersilakan Sora untuk berjalan di depannya.

“Kamu, mau cari buku apa?” Tanya Rayn ketika mereka tiba di depan toko yang dimaksud.

“Biasa aja. Novel,” Sora mengendikkan bahunya.

“Ooh... Pernah baca ‘Unpredictable Boss’, gak?” Rayn kembali bertanya.

“Pernah. Seru banget ceritanya! Butuh banget sequelnya kalau Aku,” Sora mulai terdengar tak begitu canggung.

“Nah, iya kan? Endingnya tuh kita dibuat gemes sendiri sama karakter utamanya,” balas Rayn semangat.

Semakin lama berkeliling di toko buku itu, rupanya Rayn menyadari bahwa saran yang Yasmin berikan padanya sangat berguna. Untung saja Rayn sudah mempelajari banyak buku yang Yasmin beri tahu padanya.

#

Sora kembali ke rumahnya dengan dua buah buku yang masih terbungkus rapi. Selain itu, senyum yang terus tersungging itu sepertinya muncul karena sebab lain. Kedua buku yang baru dibelinya itu terus Ia dekap sepanjang langkahnya menuju ruangan kamarnya.

Rasanya aneh. Setelah menghabiskan waktu di toko buku itu, entah kenapa Sora menyadari bahwa Rayn tidak seburuk apa yang di pikirannya.

Mungkin setelah ini, Sora bisa menjalin pertemanan yang baik dengan Rayn dan Giovanni. Apalagi ada Yasmin yang sudah sangat akrab dengan kedua pria itu.

“Bi Lena...” Sambil berjalan menuju dapur, Sora memanggil perempuan setengah baya yang sudah bekerja cukup lama di rumahnya itu.

Tak ada jawaban.

“Bi...?” Sora mencari-cari keberadaan Bi Lena.

Pencariannya menuntunnya hingga Ia sampai di teras belakang. Di sana, Sora bisa bernafas lega ketika mendapati Bi Lena tengah menyapu lantai.

“Bi? Aku cari-cari ternyata Bi Lena di sini...” kata Sora.

“Iya, Non? Waduh, maaf. Bi Lena keasyikan nyapu, Non,” Bi Lena sedikit membungkukkan tubuhnya.

Sora tersenyum simpul. “Iya Bi, gak apa-apa. Ngomong-ngomong, Bi Lena naruh mixer di mana ya?”

“Mixer?”

“Heem. Aku mau bikin kue, Bi. Iseng aja,” kata Sora sambil cekikikan karena Ia merasa geli hati dengan ucapannya barusan.

Pasalnya, selama ini Sora hanya akrab dengan panci mie dan wajan penggorengan. Selain itu Sora tak begitu mengenal peralatan memasak yang lain.

“Oalah... Nanti habis nyapu, mixernya Bi Lena siapin ya, Non,”

“Sama ovennya juga ya Bi. Makasih Bi Lena yang cantik...” Sora tersenyum lebar sambil berjalan meninggalkan Bi Lena.

Bahan-bahan untuk membuat kue telah terjejer rapi di dapur. Sambil menunggu Bi Lena, Sora memainkan ponselnya mempelajari resep yang akan Ia eksekusi.

“Non... Ini mixernya,” Bi Lena datang dengan mixer yang masih terbungkus dusnya.

“Wah... Ternyata Aku punya barang sebagus ini,” Sora seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Di sebelahnya ada Bi Lena yang menahan senyum mendengar ucapan Sora.

Namun, ketika Sora baru akan membuka dus itu, kepalanya mendadak terasa berdenyut dengan hebat.

‘Yisha!’

“Aarghhhh...!” Sora mengerang kesakitan.

“Non?!” Kedua mata Bi Lena membulat seperti akan meloncat dari tempatnya.

Sora semakin terkulai ke lantai sambil terus memegangi kepalanya. Hidung Sora bahkan tampak mengeluarkan cairan merah dan membuat Bi Lena yang melihatnya merasa semakin panik.

Perlahan-lahan penglihatan Sora semakin gelap. Kesadarannya semakin menghilang hingga akhirnya Sora benar-benar tak sadarkan diri.

#

Temen-temen readers! Mau bertanya... Tujuan kalian pergi ke toko buku selain beli buku, ngapain lagi? Ada yang sama juga gak, pergi ke toko buku cuma buat lihat-lihat buku yang berjejer rapi di raknya dan bilang "wah bagus..." sambil mengagumi buku tersebut? Sederhana tapi bikin bahagia.

1
Anononin
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!