NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Hukuman

Antara Cinta Dan Hukuman

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Diam-Diam Cinta / TKP / Romansa
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Leon Harrington seorang hakim yang tegas dan adil, Namun, ia berselingkuh sehingga membuat tunangannya, Jade Valencia merasa kecewa dan pergi meninggalkan kota kelahirannya.

Setelah berpisah selama lima tahun, Mereka dipertemukan kembali. Namun, situasi mereka berbeda. Leon sebagai Hakim dan Jade sebagai pembunuh yang akan dijatuhkan hukuman mati oleh Leon sendiri.

Akankah hubungan mereka mengalami perubahan setelah pertemuan kembali? Keputusan apa yang akan dilakukan oleh Leon? Apakah ia akan membantu mantan tunangannya atau memilih lepas tangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Jade duduk sendirian di dalam sel sempit yang dingin, cahaya redup lampu di atas kepalanya membuat bayangan di wajahnya terlihat suram. Di tangannya, ia memegang tablet yang memutar rekaman video secara berulang. Napasnya berat, dadanya sesak, dan matanya mulai memerah. Suara lembut namun menusuk dari dalam video kembali terdengar, membuat air matanya jatuh begitu saja ke pipi.

"Leon, kenapa Jade adalah pilihanmu? Apakah aku kalah darinya? Aku lebih anggun dan patuh. Sementara adikku itu… dia sangat sulit diatur dan kasar. Selalu saja melawan orang tua," ujar suara wanita dalam rekaman.

Itu suara Jane—kakaknya. Atau setidaknya, selama ini Jade percaya bahwa mereka adalah saudara kandung. Mata Jade membelalak saat menyaksikan Jane berdiri begitu dekat dengan Leon, menggodanya di dalam ruangan kantor pria itu.

Leon terlihat murka dalam video itu. Wajahnya menegang saat ia menepis tangan Jane.

"Kau adalah kakaknya, kenapa bicara buruk tentang adik sendiri hanya karena kegoisanmu? Apakah kau layak dianggap sebagai kakaknya?" balas Leon, nadanya tajam, menyayat hati Jade yang mendengarnya.

Jade menahan napas. Hatinya remuk.

"Leon, aku tidak kalah darinya. Aku bahkan lebih baik darinya! Papa dan Mamaku juga sangat mencintaiku. Itu berarti Jade tidak diakui sama sekali!" seru Jane dengan suara meninggi, nada kecemburuan kental dalam setiap katanya.

Leon terdiam sejenak. Ia lalu mengambil sebuah berkas dan melemparkannya ke arah Jane dengan mata penuh kebencian.

"Jane Valencia, aku bukannya tidak tahu alasan Jade tidak diakui. Itu karena... kau dan dia tidak ada hubungan darah sama sekali. Kalian bukan kembar," ucap Leon dingin, nyaris seperti vonis.

Jade terkejut bukan main. Dunia seperti berhenti berputar sesaat.

"Tidak ada hubungan darah...? Mana mungkin… Tapi kami sangat mirip!" gumam Jade pelan, tubuhnya bergetar, suaranya dipenuhi kebingungan dan luka yang mendalam.

Jane mendongak, senyumnya penuh kepuasan. Ia berjalan pelan mendekati Leon yang masih berdiri tegak di hadapannya, wajah pria itu penuh ketegasan.

"Hakim Harrington sangat luar biasa dan teliti," ucap Jane sambil menatap mata Leon dalam-dalam, "bahkan hubungan kami juga diketahui olehmu, bukan?"

Leon menarik napas panjang. Matanya tak berkedip menatap wanita di hadapannya, wanita yang selama ini menyimpan wajah manis di depan banyak orang, tapi ternyata penuh tipu daya di baliknya.

"Banyak perbedaan di antara kalian," balas Leon dengan suara yang dalam dan berat. "Mungkin orang lain tidak menyadarinya, tapi aku adalah seorang hakim. Tentu saja aku sangat teliti pada apa saja yang aku lihat."

Ia memberi jeda sejenak, tatapannya tajam menusuk ke arah Jane.

"Kau dan Jade memang memiliki sifat yang berbeda. Jade walau ceroboh dan suka melawan, tapi dia memiliki hati yang baik dan tulus. Sedangkan dirimu... iri dan menyimpan dendam padanya. Pintar berpura-pura dan berambisi tinggi. Bahkan tunangan adikmu sendiri kau juga ingin merebutnya."

Wajah Jane menegang seketika, tapi Leon tak berhenti di situ.

"Jane Valencia, aku bukan pria yang mudah tergoda. Jade adalah pilihanku, dan itu adalah kenyataan."

Jane terkekeh pelan, lalu mengangkat dagunya dengan sikap menantang.

"Kalau Jade mengetahui bahwa dia bukan adik kandung orang tuaku, apa yang akan dia lakukan?" tanyanya tajam, kini nada bicaranya berubah menjadi ancaman yang samar. "Apalagi orang tuanya adalah narapidana yang pernah melakukan penggelapan uang. Kami... memberinya kesempatan untuk memulai hidup baru dan menghapus masa lalunya. Tapi dia begitu ceroboh dan lemah. Kalau dia tahu siapa kedua orang tuanya, menurutmu, apakah dia akan sanggup menerimanya?"

Leon memicingkan mata, nadanya dingin dan penuh ketegasan.

"Kau mengancamku?" tanyanya, pandangan matanya menusuk seperti pedang.

Jane tersenyum sinis, langkahnya semakin dekat hingga hanya berjarak satu langkah dari Leon.

"Hakim Leon, dirimu adalah pria yang cerdas," katanya dengan suara menggoda, "apakah kau tega melihat gadis pujaanmu itu hancur dan terpuruk? Jade pasti akan malu dan sedih setelah tahu siapa orang tuanya. Dan kau... meski seorang hakim, tak bisa mengubah fakta itu."

"Apa yang kau inginkan?" tanyanya pelan namun jelas, penuh tekanan.

Jane tersenyum lebar. Dalam sekejap, kedua tangannya melingkar ke leher pria itu dengan gerakan lembut namun penuh niat tersembunyi.

"Dirimu," jawabnya lirih, menatap Leon dengan mata yang penuh obsesi.

Leon menatap Jane tajam, lalu menepis kedua tangan wanita itu yang masih melingkar di lehernya dengan gerakan tegas.

"Kau bukan tipeku. Kau bahkan tidak sebanding dengan Jade," katanya dingin, suaranya seperti belati yang menusuk harga diri Jane.

Jane menarik napas cepat, tapi ia tetap tersenyum, meski matanya menyiratkan kemarahan yang terpendam.

"Dua pilihan untukmu," ucapnya sambil menyilangkan tangan di depan dada. "Menikahiku... atau aku akan membiarkan Jade tahu siapa dirinya yang sebenarnya."

Leon mengerutkan kening, ekspresinya berubah serius.

"Kau mengira kau berhak menentukan masa depanku?" tanyanya, suaranya menahan amarah.

Jane tertawa kecil, namun penuh sarkasme.

"Leon, pria sempurna sepertimu tidak seharusnya bersama seorang gadis yang memiliki masa lalu kelam. Dia hanyalah anak angkat orang tuaku. Kami mirip, iya. Tapi... apa bedanya kami?"

Leon melangkah mendekat, matanya menatap dalam ke arah Jane.

"Jane Valencia, Jade selama ini termakan kebohonganmu," ucapnya tegas.

Jane tersenyum miring, lalu berkata dengan nada licik, "Menikahlah dengannya, dan seluruh dunia akan tahu siapa dia sebenarnya. Bukan hanya posisimu sebagai hakim yang bisa terancam, tapi Jade juga akan kehilangan segalanya. Dia akan kecewa, malu... dan patah hati."

Leon mengepalkan tangan, lalu menggeleng pelan.

"Walau Jade mirip denganmu, kau tahu betul alasannya. Itu semua palsu. Mirip bukan berarti sama. Sekalipun kalian serupa, aku tidak pernah dan tidak akan pernah tertarik padamu. Jade adalah Jade. Dan kau... kau bukan siapa-siapa."

Jane menggigit bibir bawahnya, menahan emosi, tapi tak menyerah.

"Jadi... kau lebih memilih menikahinya dan menghancurkan hidupnya? Ketika semua orang tahu siapa orang tua kandungnya, mereka akan menghakimi. Pernikahan kalian tidak akan bahagia. Publik akan mencibir kalian."

Leon berdiri tegak, nadanya tajam seperti pedang.

"Jane Valencia, kau baru saja mengancam seorang hakim. Itu adalah tindakan kriminal. Aku bersumpah, suatu saat nanti kau akan kubawa ke pengadilan. Kau akan menerima hukuman yang setimpal."

Namun Jane tak mundur. Ia melangkah maju dengan tatapan penuh obsesi.

"Jadilah suamiku, Leon. Kita akan hidup bahagia. Aku mencintaimu lebih dari segalanya."

Leon menyipitkan mata, kemudian tiba-tiba mencengkeram leher Jane—bukan terlalu keras, tapi cukup membuat wanita itu tersentak kesakitan.

"Aku tidak akan menikahimu. Dan jika aku menikahi Jade, itu bukan karena paksaanmu, tapi karena aku mencintainya. Tapi jangan pernah berpikir aku akan tinggal diam setelah semua yang kau lakukan."

Di dalam sel, Jade masih terpaku menatap rekaman video itu. Tangisnya pecah. Hatinya remuk saat mendengar semua kata-kata kakaknya—wanita yang ia percayai, ia anggap panutan, dan ia cintai layaknya saudara kandung.

"Kalau kami bukan kembar... bagaimana kami bisa begitu mirip?" ucapnya dengan suara gemetar.

"Leon, sesuatu yang tidak bisa kumiliki... maka dia juga tidak akan bisa memilikinya," ucap Jane dengan nada mengancam, matanya menyorot penuh kebencian.

Leon terkekeh rendah, kemudian mencengkeram leher wanita itu lebih erat. Tatapannya tajam seperti mata pedang, memancarkan amarah yang tak tertahankan.

Jane terbatuk, kedua tangannya memukul-mukul dada Leon untuk melepaskan diri, tapi pria itu tak bergeming. Sorot matanya seperti ingin membunuh.

"Dengar baik-baik, Jane," ucap Leon dengan suara dingin namun penuh kekuatan. "Di mana pun aku berada, aku akan tetap melindungi Jade. Sekalipun kami tidak bersama, aku akan tetap mengawasinya dari jauh. Kau... kau hanyalah wanita murahan di mataku. Tidak berharga. Tapi Jade—Jade adalah segalanya bagiku. Satu-satunya wanita yang berarti."

Lalu, dengan kasar, Leon mendorong Jane hingga tubuh wanita itu terhempas ke lantai.

Bruk!

Jane mengerang pelan, tubuhnya menggeliat menahan sakit. Namun tidak sebanding dengan sakit yang dirasakan Jade saat menyaksikan rekaman itu dari dalam tahanan.

Jade berdiri mematung, tangannya mengepal kuat-kuat, air matanya menetes satu per satu. Emosinya bergolak, matanya memerah oleh luka dan pengkhianatan.

"Jane Valencia... ternyata kau hanya topeng selama ini," gumamnya lirih namun tajam. "Aku membunuh mereka... karena kau! Aku melindungimu! Tapi kau? Kau membohongiku! Menjadikanku alat! Aku... aku tidak akan menyerahkan nyawaku demi dirimu!"

"Leon... aku akan keluar dari sini. Aku akan mencari pelakunya sendiri."

Jade melangkah mendekati jeruji besi, matanya kini menyala penuh semangat. Pikirannya teringat pada Marcus dan Sammy—orang tua angkatnya.

"Marcus, Sammy... sekarang aku tahu. Kalian menyuruhku pergi karena ingin melindungi Jane. Kalian takut aku akan melukainya. Memiliki orang tua kandung yang adalah narapidana tidak memalukan. Tapi memiliki kakak sepertimu, Jane—seorang pendusta bermuka dua—itulah hal yang paling memalukan!"

Ia menatap lurus ke luar sel, menggenggam jeruji dengan erat, lalu berteriak dengan lantang, penuh keberanian.

"Aku ingin mengajukan banding! Aku tidak membunuh siapa pun! Aku tidak bersalah!"

1
Isnanun
Jade di incar
Ecca K.D
lanjut
Rossida Sity
up yg byk thor
Oktalien Paroke
ceritanya seru dan.menegangkan
Myra Myra
semangat thor
Naufal Affiq
lanjut thor
Naufal Affiq
bagus leon,kau sudah mengambil tindakan paling adil untuk jeda
wiemay
akhirnya
Isnanun
ahirnya ya Jade
Naufal Affiq
lanjut thor
wiemay
pesona Leon no kaleng2
Myra Myra
jgn2 Jane tak meninggal maybe orang lain...makin seru
wiemay
bagus
ayo katakan yg sebenarnya
Isnanun
bagus jade semangat demi dirimu sendiri
Myra Myra
bagus jade...nape rasa Ae Jane tak mati...
wiemay
kemungkinan kakak nya jade iri ama dia
Myra Myra
masih penasaran ape yg terjadi dgn kak Ae si jade Ae...
Isnanun
lanjut masih penasaran
Hanizar Nana
bagus sekali
Hanizar Nana
aku pun bertanya tanya ada apakah gerangan dgn kakak jade
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!