Bu Bai, Seorang Raja Assassin di Dunia Modern meninggal karena umur.
Setelah kematiannya, Jiwa Bu Bai berpindah ke tubuh Pria bernama Xiao Bu Bai Didunia Kultivator yang merupakan seorang pelayan pembersih di sebuah sekte tingkat 3 yang juga dalam keadaan kritis akibat siksaan disebuah ruangan.
Walaupun dalam keadaan begitu, Keberuntungan Bu Bai seorang Raja Assassin masih berpihak padanya.
Sebuah System muncul dihadapan-nya dan membantunya untuk menjadi tak terkalahkan hingga yang terkuat dan mencapai keabadian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wartrick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 16- Bu Bai vs Da Bao
Setelah membuat salah satu bawahan Da Bao kehilangan kesadaran, barulah Bu Bai mengalihkan perhatian-nya ke yang lainnya. "Siapa lagi selanjutnya...!" Kata Bu Bai dengan tatapan dingin-nya.
Semua di sekitar sana sangat hening, Tidak ada dari mereka yang berani bergerak.
Orang yang baru saja dikalahkan oleh Bu Bai merupakan orang terkuat kedua setelah Da Bao. Dia berada ditingkat Body Refining 5, tapi Bu Bai baru saja mengalahkan-nya dengan begitu mudah.
Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mempercayai apa yang dilakukan Bu Bai. Sebelum-nya Bu Bai yang mereka tahu hanya orang yang sangat lemah dan mudah dipukuli. Dia hanya beruntung memiliki saudara-nya yang sangat kuat.
Sekarang, Di mata mereka semua, Bu Bai sudah seperti orang lain.
Semua murid Pelayan Sekte melihat Da Bao, Dia adalah bos mereka dan juga orang yang terkuat di antara mereka.
Da Bao yang melihat semua bawahan-nya menatap diri-nya. Dia kemudian mengalihkan pandangan-nya ke arah Bu Bai.
Jelas di wajah-nya tadi sesaat terdapat jejak keterkejutan.
Da Bao bergerak maju, dua melewati semua bawahan-nya yang sudah ketakutan dengan kekuatan Bu Bai.
Dengan suara rendah dan penuh ejekan, Da Bao membuka mulutnya, "Tak kusangaka, Bocah cacat yang dulu tidak bisa berkultivasi dan hanya bersembunyi dibalik punggung saudara-nya... sekarang mampu menjatuhkan bawahan-ku."
Bu Bai tetap diam, dia sama sekali tidak membalas ejekan yang dilontarkan oleh Da Bao.
"Tapi kau jangan terlalu tinggi hati hanya karena telah mengalahkan bawahan-ku! Dulu, aku tidak menyentuhmu karena saudara-mu. Tapi sekarang, saudara yang kau andalkan itu tidak ada disekitar sini."
Dia, Da Bao kemudian berhenti beberapa langkah di hadapan Bu Bai, menatap tajam ke arah Bu Bai. Kedua tangannya mulai mengepal, otot-ototnya menegang, dan hawa energi Qi mulai menguar dari tubuhnya.
Da Bao yang penuh kekesalan dan amarah. Dia sudah melayangkan pukulan kencang tepat ke arah wajah Bu Bai dan berteriak kencang, "Bahkan jika saudara-mu itu disini, dia tidak akan bisa menyelamatkan-mu!"
Perlakuan yang dia terima dari Huo Zhen sangat memalukan baginya dan semua itu karena orang yang ada dihadapan-nya. Dengan penuh niat membunuh, dia ingin menghabisi saudara Huo Zhen tersebut.
Dia mungkin akan mati, tapi dia tidak peduli dengan hal itu. Yang terpenting bagi Da Bao adalah membuat hati Huo Zhen hancur setelah menemukan tubuh tak bernyawa saudara-nya itu.
Bu Bai dapat melihat pukulan Da Bao datang ke arah-nya. Namun, Tatapan Bu Bai tidak berubah sedikit pun, Bu Bai masih setenang sebelum-nya, membuat detik itu terasa melambat.
Saat pukulan itu hanya beberapa jarak lagi dari tubuh-nya. Dengan santai-nya, Bu Bai mengangkat tangan-nya untuk menghalau pukulan yang mengarah kepada-nya.
BAM! Suara benturan terdengar.
Telapak tangan Bu Bai mencengkram erat tinju Da Bao, menghentikan serangan tersebut dengan kekuatan mengejutkan.
Wajah Da Bao berubah seketika saat melihat pukulan-nya dihalau dengan mudah oleh Bu Bai. Pukulan-nya yang dia lancarkan barusan menggunakan kekuatan penuh-nya, karena ingin menghabisi Bu Bai dengan sekali serang.
Tapi dia tidak menyangka, Bu Bai menahan pukulan-nya dengan sangat mudah. Da Bao yang tadi-nya sangat yakin kini menjadi terkejut, lalu perlahan-lahan berubah menjadi ngeri.
"A-Apa...?"
Bu Bai menatap-nya tanpa ekspresi, lalu berkata dengan suara rendah dan dingin, "Apa hanya segini saja kekuatan-mu? Kekuatan-mu tidak sebesar tubuh-mu."
Krek!
"Arghh!!" Suara tulang terdengar jelas saat Bu Bai menekan kuat cengkeraman-nya, membuat Da Bao berteriak kesakitan.
Para murid pelayan sekte sudah berdatangan, mereka mendengar adanya pertarungan, sehingga dengan buru-buru langsung berdatangan untuk menyaksikan-nya.
Mereka para pelayan sekte dan bawahan Da Bao yang menyaksikan, sontak terdiam. Mereka menahan napas, tubuh kaku menyaksikan adegan yang tak mereka sangka bisa terjadi.
Da Bao adalah bos di Area Pelayan Sekte, sosok yang selama ini mereka takuti, kini berteriak dengan wajah memerah menahan sakit, satu tangannya masih tergenggam erat oleh Bu Bai.
"Sakit... Lepas!" teriaknya, mencoba menarik diri.
Namun genggaman Bu Bai seperti cakar baja. Ia menunduk sedikit, mendekat ke telinga pria itu, suaranya setipis bisikan namun mengandung aura yang membuat bulu kuduk merinding:
"Sepertinya adikku terlalu lembut saat berurusan dengan-mu. Tapi aku berbeda dengan-nya."
"BRAKK!"
Tanpa memberi waktu untuk bersiap, Bu Bai menghantam lutut Da Bao dengan kakinya, membuatnya tersungkur ke tanah, menjerit kesakitan.
Bu Bai tak berhenti. Ia mengangkat satu kakinya dan menaruhnya tepat di atas punggung tangan Da Bao yang masih berada di tanah, menginjaknya perlahan namun penuh tekanan.
Terdengar suara "krek... krek...", tulang yang mulai retak di bawah injakan Bu Bai.
Kerumunan mulai mundur perlahan, ketakutan menyebar seperti wabah. Sosok Bu Bai yang dulu dicemooh karena tidak memiliki kemampuan kultivasi, kini berdiri di atas lawannya, seperti dewa pembalasan.
Suasana di Area Pelayan Sekte menjadi semakin mencekam. Tindakan Bu Bai yang menghancurkan Da Bao mulai terasa menusuk kulit, seakan udara ikut membeku bersama amarah yang tak tertahan.
Da Bao yang dikenal kejam itu sekarang menggeliat seperti ulat yang berusaha melepaskan diri, namun kaki Bu Bai menekannya kuat. Tangannya gemetar, wajahnya memucat karena rasa sakit dan ketakutan.
Tepat saat suara tulang lain hampir pecah,
"Cukup, Bu Bai!"
Sebuah teriakan terdengar, suara tersebut penuh kecemasan memecah ketegangan. Dari arah bangunan, seorang pria yang penuh gumpalan lemak muncul.
Pria itu jelas adalah Pang Liang. Dia memapah tubuh-nya dengan sekuat tenaga untuk melihat keluar walau masih terdapat rasa sakit.
Pang Liang sangat khawatir dengan Bu Bai yang begitu nekat untuk mendatangi Da Bao dan semua bawahan-nya. Pang Liang takut kalau Bu Bai akan dihajar oleh Da Bao dan yang lainnya.
Saudara Bu Bai tidak selama-nya berada disisinya, jadi sesuatu bisa saja terjadi pada Bu Bai, terutama dia merasa Bu Bai kali ini lebih nekat dari biasa-nya.
Tapi, saat Pang Liang melihat keluar, dia dibuat ternganga lebar. Pang Liang hampir tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat dengan mata kepala-nya sendiri.
Dengan melihat-nya langsung, Bu Bai mematahkan tulang Da Bao dan bahkan membuat-nya tersungkur ke tanah seperti ulat.
Keringat dingin mengalir di tubuh Pang Liang, "D-Dia...A-Apa dia benar-benar Bu Bai yang ku kenal? Dia sangat mengerikan!" Pang Liang tergagap.
"Cukup, Bu Bai!" Dengan sekuat tenaga-nya, Pang Liang berteriak keras.
Bersambung~
Jangan Lupa Di Like Ya....
percuma punya sistim pelit dan ngk guna saat di butuhkan LBH baik ngk ada sistim