Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh bebuyutan
Karena Aaron tidak tega membiarkan Alex membawa mobil sendiri, dengan terpaksa ia harus ikut mengantarkan Tita.
Saat mereka sampai dirumah Tita, mereka merasa aneh, karena pintu rumahnya terbuka, dan banyak sekali mobil diluar.
"Tita, apa dirumahmu sedang ada acara?" tanya Aaron.
"Tidak ada," jawab Tita heran.
"Kenapa banyak mobil disini," ujar Aaron.
"Aaron, ada yang tidak beres," sahut Alex.
"Maksudmu apa?" tanya Aaron.
"Lihatlah, semua mobil itu, bukan mobil sembarangan, mereka seperti seorang mafia seperti kita," jawab Alex.
Aaron memperhatikan satu persatu, mobil yang ada didepannya, karena akan selalu ada kebedaan kalo pemiliknya seorang mafia.
"Dor"
Terdengar suara senjata api.
"Tita, kamu tunggu didalam mobil, kami akan membantu keluargamu," ucap Alex.
"Aku ikut, aku khawatir dengan keluargaku," jawab Tita.
"Kamu disini, aku janji akan menolong kedua orangtuamu," kata Alex.
"Mengertilah, kalo mau keluargamu selamat," ujar Aaron kesal.
"Baiklah, tolong selamatkan orangtuaku," pinta Tita.
Alex mengangguk, lalu mereka turun dari mobil.
"Aaron, pistolmu aman?" tanya Alex.
"Aman, ayok kita masuk," ajak Aaron.
"Sudah lama tidak bermain dengan simanis ini," lanjut Aaron.
Aaron dengan Alex masuk kedalam rumah, terlihat rumahnya sangat berantakan.
"Sepertinya itu kedua orangtua Tita," ucap Alex.
"Kau lepaskan mereka, aku akan menyerang para bajingan itu," ujar Aaron.
Alex mengangguk, ia setuju dengan keputusan Aaron.
"Bajingan!" teriak Aaron.
"Siapa kau? Jangan ikut campur urusan kami!"
"Seperti tidak asing dengan wajahmu!" ucap Feron, sang ketua mafia Naga merah.
"Aaron, tangan kanan mafia black iblis," jawab Aaron.
"Akhirnya kita bertemu disini, Aaron!" ucap Feron, musuh bebuyutan Kenan.
"Feron, aku kira kau sudah tobat, ternyata makin menjadi-jadi," kata Aaron.
"Banyak bacot!" hardik Feron.
"Om, tante, kalian tidak apa-apa?" tanya Alex.
"Kamu siapa?" tanya ayah Tita.
"Saya teman Tita," jawab Alex.
Tak menunggu lama, Alex langsung membawa kedua orangtua Tita keluar, lalu memasukan kedalam mobilnya.
"Ayah, ibu, kalian tidak apa-apa?" tanya Tita, yang kelihatan khawatir.
"Kalian tunggu disini, saya akan mengurus mereka," kata Alex.
Alex segera berlari, karena ia akan menyusul Aaron.
"Aaron, awas!" teriak Alex.
"Dor"
Peluru Alex melumpuhkan kaki Feron.
"Kerja bagus, bro," ucap Aaron.
"Ratakan semua anak buah bajingan ini, bawa dia ke markas," teriak Alex.
Alex dengan Aaron, terus melawan anak buah Feron yang begitu banyak, tapi dengan empat senjata api ditangan mereka. Aaron dengan Alex mampu melumpuhkan semuanya, termasuk Feron.
"Kalian sudah menganggu istirahatku!" cecar Aaron.
"Bawa Feron kemarkas," titah Alex.
Aaron mengangguk, lalu ia langsung membawa Feron.
Alex langsung keluar dari rumah itu, rumah yang menjadi lautan darah.
"Tenang saja, semua sudah aman," ucap Alex.
"Terima kasih, tuan Alex," ucap Bastian, ayah Tita.
"Sama-sama tuan Bastian," jawab Alex tersenyum.
"Lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Bastian.
"Mereka sudah tiada," jawab Alex.
"Anak buah saya akan mengurus mereka, kalian tenang saja," lanjut Alex.
"Sekali lagi terima kasih, suatu saat nanti, saya akan membalas kebaikan anda, tuan Alex," kata Bastian.
Karena Alex sudah menolong dirinya dan anak istrinya.
"Kalo boleh tahu, ada masalah apa anda dengan Feron?" tanya Alex.
"Saya tidak pernah merasa mempunyai masalah dengan mereka, tapi tiba-tiba mereka menyerah rumah saya, dan mengatakan kalo mereka akan membunuh kami," jawab Bastian.
"Apa sebelumnya, anda ada persaingan bisnis dengan rekan kerja anda?" tanya Alex.
Bastian mengingat-ngingat, karena setahu dirinya, ia tidak pernah bermasalah dengan siapapun.
"Saya tidak pernah merasa mempunyai masalah, tapi seminggu yang lalu, saya memenangkan tender," jawab Bastian.
"Kemungkinan, Feron adalah suruhan seseorang," ujar Alex.
Selama ini, Bastian tak pernah mendapatkan masalah semacam ini, tapi kejadian ini membuat Bastian tekejut, dan ia akan berhati-hati.
"Untuk malam ini, kalian bisa menginap dirumah saya dulu," ucap Alex.
"Kami menyewa hotel saja, takut merepotkan anda," jawab Bastian.
"Tidak merepotkan, karena saya yang mengajak," jawab Alex.
"Lagian, sekarang sudah larut malam," lanjut Alex.
"Baiklah, sekali lagi terima kasih," ucap Bastian.
Alex tersenyum mengangguk, lalu ia mempersilahkan mereka masuk kedalam rumahnya.
"Ini kamar untuk tuan Bastian dengan istri anda, dan disebelahnya, kamar untuk Tita," ucap Alex.
"Aku sekamar dengan ayah, dan bunda saja," ujar Tita.
"Baiklah, kalo gitu, saya permisi dulu, saya akan istirahat," pamit Alex.
Setelah Alex menunjukan kamarnya, ia langsung pergi ke kamarnya.
"Tita, kamu kenal dari mana dengan tuan Alex?" tanya Bastian.
"Dari Kinara," jawab Tita.
"Kinara sahabat kamu?" tanya Bastian.
"Iya, Kinara'kan istrinya tuan Kenan," jawab Tita.
"Apa..." teriak Bastian.
"Ayah," ucap Tita.
"Maaf, ayah terkejut," ujar Bastian.
"Besok aku ceritakan, sekarang kalian tidur saja," kata Tita.
"Kamu juga tidur," ujar Bastian.
"Iya," jawab Tita tersenyum.
Tita masuk kedalam kamar satunya lagi, karena ia tidak mau menganggu istirahat kedua orangtuanya, dengan keberadaan Tita.
"Huh!"
Tita menjatuhkan tubuhnya keatas kasur.
"Kalo tidak ada Alex, mungkin aku dengan orangtuaku sudah mati," gumam Tita.
"Semoga nanti, aku bisa menolong Alex," ucap Tita.
Karena Tita merasa kantuk yang berat, akhirnya ia memutuskan untuk tidur, karena malam sudah larut.
•
•
•
Suara burung yang indah, membangunkan tidur Kinara.
"Hoam."
Kinara mengucek matanya.
"Sudah pagi," ucap Kinara.
Kinara akan beranjak dari tidurnya, tapi ia baru sadar, kalo dirinya sudah tidak memakai sehelai bajupun.
"Kenan!" teriak Kinara.
"Ada apa? Ini masih pagi sudah teriak-teriak," ujar Kenan, yang keluar dari arah toilet.
"Apa yang sudah kau lakukan?" tanya Kinara, yang geram.
"Melakukan yang sudah pernah kita lakukan," jawab Kenan.
"Kenan!" teriak Kinara kesal.
"Sudah, jangan teriak-teriak, sudah pagi," kata Kenan.
"Ayok mandi, kita akan ke kantor," lanjut Kenan.
Dengan perasaan kesal, Kinara melewati suaminya dengan tubuh yang tanpa busana.
"Glek"
Kenan menelan ludahnya, saat melihat tubuh Kinara tanpa sehelai benang apapun.
Meskipun sudah melakukannya malam tadi, tapi ia tidak bisa menahan nafsunya, kala melihat tubuh indah istrinya.
"Lepaskan aku, Kenan!" pinta Kinara.
"Kenapa berkeliaran tanpa memakai baju? Hah!" ucap Kenan.
"Kan aku mau mandi, ngapain mandi pakai baju," jawab Kinara.
"Tapi kau membangunkan sesuatu dibawah," kata Kenan.
"Sudahlah, Kenan. Aku mau mandi," kesal Kinara.
"Kau harus tanggung jawab!"
Kenan membawa istrinya kembali keatas kasurnya.
"Kenan, lepaskan aku!" pinta Kinara.
Namun Kinara tak bisa berontak, tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan suaminya.
"Benar-benar menyebalkan!" gumam Kinara.
Melihat ekspresi wajah Kinara, Kenan merasa gemas.
"Semoga kita menghasilkan anak gemas seperti dirimu," ucap Kenan.
"Ya, jangan menyebalkan seperti dirimu," jawab Kinara.
Melihat bibir monyong istrinya, Kenan langsung melumat bibir Kinara.
"Manis, bibirmu selalu manis," goda Kenan.
***
