Sandra Harris adalah perawan tua kaya raya yang tidak pernah berminat untuk menikah. Ketika usianya 23 tahun, Sandra mengadopsi anak jalanan. Apa yang dia lakukan justru membuatnya dicampakkan oleh sang kekasih.
Sejak itu Sandra memutuskan untuk tidak menikah. Dia fokus membesarkan putranya tapi lambat laun, muncul gosip jika dia memilki hubungan gelap dengan putra angkatnya itu.
Takut gosip itu menggagalkan pernikahan putranya membuat Sandra memutuskan untuk menikah meski usianya sudah 51 tahun.
Sebuah situs jodoh mempertemukan dirinya dengan Daniel, mantan masa lalu yang berusia 52 tahun.
Daniel yang sudah duda dan memiliki 2 anak bersedia menikah dengan Sandra tapi hubungan mereka ditentang keras oleh anak-anak Daniel yang menginginkan ayah mereka rujuk lagi dengan ibu mereka.
Hal itu membuat Sandra dalam dilema. Antara mempertahankan Daniel dan mengalah, dia harus memilih antara satu.
"Kita tidak berjodoh, jadi bercerai saja!" Apakah Daniel akan melepaskannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Perasaan kesalnya terhadap anak-anak perlahan tersingkir dari dalam hati karena kebersamaannya dengan Sandra. Mereka sudah berada di tempat di mana mereka pertama kali bertemu dulu.
Beruntungnya mereka bisa menyelinap masuk tanpa ada yang curiga sama sekali dan sekarang mereka sedang duduk di bawah sebuah pohon besar. Di bawah pohon itulah mereka bertemu untuk pertama kalinya dulu.
Angin malam yang berhembus membuat Sandra mengusap lengannya yang terasa begitu dingin. Melihat itu membuat Daniel melepaskan jas yang dia pakai.
“Gunakan ini agar kau tidak kedinginan,” Daniel memakaikan jasnya ke bahu Sandra.
“Terima kasih, Daniel. Bagaimana denganmu. Apa kau tidak akan kedinginan?”
“Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku laki-laki dan aku memiliki fisik yang jauh lebih baik daripada dirimu.”
“Tapi kita berdua sudah tua, Daniel. Tentu saja fisik kita tidak seperti ketika kita muda dulu.”
“Kau benar, tapi kau tidak perlu khawatir. Hanya angin malam saja, tidak masalah untukku.”
“Baiklah,” Sandra tersenyum, tatapannya tertuju pada bangunan yang ada di depan mata.
“Setelah kau kembali, apa yang kau lakukan? Apa kau langsung menikah, Sandra?”
“Tidak. Bukankah waktu itu aku pernah mengatakan padamu jika aku sempat mencari dirimu? Setelah tahu kau telah menikah, aku memutuskan untuk melanjutkan bisnis keluargaku sambil mencari pasangan hidup yang cocok.”
“Setelah kau pergi, aku bertemu dengan Rena. Dengan perlahan, dia menggantikan dirimu. Aku mulai jatuh hati dengannya dan setelah kami menjalin hubungan selama lima tahun, aku memutuskan untuk melamar dirinya.”
“Kau pasti begitu mencintainya, kan?” Sandra memandanginya sejenak dan setelah itu dia kembali berpaling.
“Tidak dipungkiri, dia menggantikan dirimu di hatiku dengan begitu cepat. Hubungan kita waktu itu begitu rapuh apalagi kau meninggalkan aku begitu saja tanpa ada penjelasan. Aku berpaling dengan cepat karena dia memberikan apa yang selama ini aku inginkan. Kami pun saling mencintai jadi tidak ada alasan bagi kami untuk bersama.”
“Jangan berbicara seoleh kau tidak enak hati denganku, Daniel. Aku yang pergi darimu jadi aku tidak berhak melarangmu dengan siapapun. Kau dapat bertemu dengan wanita pilihanmu, itu sangat bagus.”
“Yeah, hari demi hari kami lewati bersama. Aku berjuang untuknya apalagi ketika kami sudah memiliki anak, aku berjuang lebih keras lagi untuk memberikan kebahagiaan pada mereka tapi usahaku dikhianati dengan sebuah perselingkuhan,” sampai kapanpun dia tidak akan pernah melupakan perselingkuhan yang Rena lakukan.
Dia masih ingat ketika dia kembali dia dari luar kota, dia memergoki Rena bersama sopir pribadi mereka di atas tempat tidur yang biasanya mereka gunakan bersama. Rasa sakit hati itu masih bisa dia rasakan bahkan tidak seberapa dengan rasa sakit yang dia rasakan selanjutnya.
Dia memaafkan perbuatan Rena demi anak-anak. Mereka memulai semua lagi dari awal dan dia memecat sopir pribadinya. Dia mengira Rena tidak akan lagi melakukan perbuatan menjijikan itu tapi dia harus mendengar jika istrinya bersama dengan laki-laki lain.
Tak ingin mempercayai itu, dia mulai mengikuti Rena secara diam-diam dan lagi-lagi dia memergoki Rena bersama mantan sopir pribadi mereka di sebuah Villa. Kali ini dia melihat, perbuatan mereka yang begitu menjijikkan oleh karena itulah, dia menceraikan Rena karena dia sudah tidak bisa memaafkan perbuatan mantan istrinya itu.
“Tidak semua bisa berjalan sesuai dengan keinginan kita, Daniel. Semua orang mengharapkan kebahagiaan tapi jalan hidup tidak ada yang tahu.”
“Bagaimana denganmu, Sandra? kau menikah dengan siapa setelah kau melanjutkan bisnis keluargamu lalu kenapa kau justru mengadopsi Jefri? Apa kau tidak memiliki anak dari hasil pernikahanmu ataukah mantan suamimu telah membawa anakmu pergi?” Sampai sekarang dia belum tahu siapa yang telah dinikahi oleh Sandra.
Sandra tersenyum tipis. Dia tidak berniat menyembunyikannya tapi dia tampak enggan untuk membahasnya. Setelah pergi meninggalkan Daniel, dia justru tidak begitu beruntung.
“Kenapa kau diam saja. Apa kau tidak ingin sedikit berbagi denganku?” Rasa penasarannya semakin tak bisa dia tahan.
“Kehidupan asmaraku tidak begitu beruntung, Daniel. Mungkin ini karma bagiku karena aku telah meninggalkan kau secara tiba-tiba sehingga percintaanku tidak berjalan dengan baik.”
“Apa itu berarti kau juga dikhianati oleh suamimu seperti yang aku alami?”
“Tidak. Aku telah menjalin hubungan dengan beberapa laki-laki tapi selalu gagal dan akhirnya aku berhenti menjalin asmara karena aku memutuskan untuk mengadopsi Jefry.”
“Hei, apa maksudnya?”
“Daniel,” Sandra berpaling dan memandangi Daniel. Senyuman terukir di wajahnya, rasanya jadi sedikit malu karena dia selalu gagal dalam hubungan asmara.
“Aku belum pernah menikah,” ucapannya itu membuat kedua mata Daniel terbelalak. Dia memandangi Sandra seolah dia tidak percaya dengan apa yang baru saja Sandra katakan padanya.
“Kau boleh menertawakan aku tapi memang inilah yang terjadi. Aku pandai berbisnis tapi aku tidak pandai dalam percintaan. Mereka selalu pergi dariku, tanpa mengatakan alasannya bahkan laki-laki terakhir yang menjadi kekasihku mengutarakan kekecewaannya padaku karena aku lebih memilih Jefri daripada dirinya. Sejak saat itu, aku berhenti berusaha dan lebih menikmati hidupku serta peranku menjadi ibu Jefri.”
“Tidak mungkin!” Daniel benar-benar tidak mempercayainya. Bagaimana mungkin? Sandra begitu populer, lalu bagaimana mungkin percintaannya selalu gagal?
“Apanya yang tidak mungkin? Sudah aku katakan padamu, hidup tidak selalu indah seperti yang kita inginkan!” Sandra menghela nafas. Dia juga ingin menikah, membangun keluarga yang indah.
Dia ingin memiliki beberapa anak juga memiliki suami yang begitu mencintai dirinya tapi keinginannya itu harus dia kubur begitu dalam karena dia lelah berjuang untuk mendapatkan pendamping hidup.
“Aku tidak tahu jika kau mengalami hal seperti ini, Sandra?” Daniel memeluknya dari samping, “Maaf atas ucapanku. Aku kira kau pernah menikah sebelumnya,” sekarang terjawab sudah kenapa Sandra tidak begitu mau membicarakan masalah pribadinya.
“Tidak perlu meminta maaf. Cepat atau lambat kau pasti akan tahu dan aku pun tidak bisa menyembunyikan hal ini darimu!”
“Jika begitu menikahlah denganku, Sandra. Tidak terlambat bagi kita berdua jadi menikahlah denganku.”
“Anak-anakmu tidak akan setuju, Daniel. Jangan membawa masalah apalagi aku tidak ingin menghancurkan hubunganmu dengan anak-anakmu.”
“Percayalah padaku, mereka akan menyetujui hubungan kita jadi tidak perlu memikirkan hal seperti itu!” Kekesalan dan kekecewaan pada putra-putrinya kembali dia rasakan. Dia pasti akan memberikan pelajaran untuk mereka berdua agar lebih menghormati dirinya di kemudian hari.
“Aku tidak yakin!” Sandra bersandar di bahunya.
“Percayalah padaku, Sandra!” Daniel mengusap wajah Sandra dengan perlahan. Sandra pun berbalik. Mereka berdua saling pandang, getaran di hati pun semakin mereka rasakan.
Daniel mendekatkan wajahnya, kedua mata Sandra pun terpejam ketika Daniel mengecup bibirnya dengan lembut. Di bawah pohon besar itu, getaran cinta di antara mereka kembali terasa.
Daniel kembali mencium bibirnya. Cinta lama mereka kini tumbuh semakin subur. Hembusan angin yang cukup keras membuat Sandra memeluk Daniel dengan erat. Meski usia mereka yang sudah begitu senja, tapi cinta yang ada di hati justru lebih besar dibandingkan dulu.
Mereka bersandar di pohon, Sandra dalam pelukan Daniel. Tidak perlu banyak bicara, mereka ingin menikmati kebersamaan mereka.
selalu ada nasehat yg bs dipetik
ini kisah cinta saat usia sdh matang, dan mungkin agak terlambat. namun cinta mmg tak pandang usia. Hadirnya tiba² tanpa permisi, jika pergi tiba² bisa menyisakan luka walau tak berdarah....
aq jd curiga dg istri Dion...dan kenapa takut dan tunduk pd istri ..?
semoga aja Sandra tidak tertipu dg anak2nya Daniel