NovelToon NovelToon
Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Tamat / Reinkarnasi / Anime / Kehidupan alternatif / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Rika adalah seorang gadis yang mempunyai masalah kesehatan dalam hidupnya, tidak semua orang tau apa yang dialami oleh sosok Rika sampai akhirnya Rika meninggal dunia dan bereinkarnasi ke dunia yang penuh dengan Katafrakt.

Dengan menggunakan Gear-Driver Watch mereka yang ada disana bisa memanggil sebuah Katafrakt Raksasa.

Kembalinya hidup dari kematian seolah membuat Rika untuk mencari jati dirinya yang hilang dan mencari tahu kebenaran tentang dirinya.

Bertemunya dengan teman baru seperti Fukari Gehenna, Asuka Kagami dan sosok senior yang selalu mendukungnya, Membuat Rika menjadi terasa lebih hidup di dunia yang baru, namun takdir selalu memberikan mereka masalah seperti peperangan dan konflik yang tersembunyi. Lalu bagaimana kah cara Rika dan teman-temannya mengatasi konflik yang berkelanjutan?

[TERIMA KASIH SUDAH SUPPORT NOVEL INI]

[CERITA ORISINIL KARYA SETSUNA ERNESTA KAGAMI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17: Hari Baru Di Akademi

Waktu pagi hari di sebuah rumah biasa, keheningan pagi yang tenang menyelimuti suasana. Di atas balkon terbuat dari kayu yang sudah sedikit usang namun masih kokoh, Fukari berdiri sendirian. Cahaya matahari pagi yang lembut mulai merayap di cakrawala, perlahan mengusir sisa-sisa gelap malam.

Fukari menyenderkan wajahnya di pinggiran balkon, pandangannya mengarah jauh ke depan, menyaksikan cakrawala yang mulai terang. Ekspresinya terlihat sendu, seolah pikirannya melayang jauh, terperangkap dalam kenangan atau masalah yang sedang dihadapinya.

Rambut kuning Fukari yang panjang dan halus tertiup lembut oleh angin pagi, mengkibar ringan di sekitarnya. Setiap helaian rambutnya tampak berkilau terkena sinar matahari yang baru muncul, menciptakan efek hampir seperti mahkota emas yang bergerak di udara. Angin pagi yang sejuk menyapu wajahnya, memberi sedikit kesegaran di tengah perasaan yang mungkin berat di dalam hatinya.

Matanya yang biasanya penuh semangat kini tampak sayu, seolah menanggung beban yang hanya dia yang tahu. Fukari berdiri di sana, di balkon kayu itu, seolah mencari jawaban di cakrawala yang semakin terang. Tangannya yang kokoh namun lembut menggenggam erat pinggiran balkon, seakan mencari pegangan untuk menstabilkan pikirannya yang kacau.

Di sekelilingnya, suasana pagi mulai hidup. Burung-burung mulai berkicau, menyambut hari yang baru dengan ceria. Cahaya matahari semakin menghangat, menerangi rumah dan lingkungan sekitar. Namun, di tengah keindahan pagi itu, Fukari tetap terdiam, tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Fukari menarik nafas dalam-dalam, membiarkan udara pagi yang segar memenuhi paru-parunya. Saat dia menghembuskannya perlahan, sebuah pertanyaan yang telah lama membebani pikirannya akhirnya terucap dengan suara pelan, hampir berbisik, "Kenapa... kamu membohongiku,"

Matanya yang sebelumnya menatap cakrawala kini tampak lebih berat, penuh dengan perasaan terluka dan kebingungan. Dari sudut mulutnya, dia mengucapkan kalimat terakhir dengan sangat pelan, seolah-olah takut jika ucapannya akan menguap begitu saja di udara pagi yang tenang, "...Rika."

Angin pagi terus bertiup, membawa serta kesedihan yang tersirat dalam kata-katanya. Rambut kuningnya berkibar lebih kencang, seolah angin itu sendiri turut merasakan kesedihannya. Wajah Fukari tetap menghadap ke cakrawala, mencari jawaban yang mungkin tidak akan pernah ditemukan di sana.

Disisi lain, pagi itu di kediaman megah milik komandan Setsuna Kurashina, Rika perlahan terbangun di kamar lantai atas. Rumah itu memiliki balkon yang menghadap ke lautan, dan sinar matahari pagi yang lembut menembus tirai, menyentuh wajahnya. Rika merasakan hatinya begitu sunyi, dan langkahnya tanpa sadar membawanya ke balkon.

Dia berdiri di sana, memandang luasnya lautan yang berkilauan di bawah sinar matahari pagi. Suara ombak yang berdebur pelan terdengar dari kejauhan, memberikan ketenangan sejenak pada pikirannya yang berkecamuk. Rika memegang pagar balkon dengan erat, mencoba menenangkan diri.

"Apa yang harus kulakukan, agar aku dapat melindungi teman-temanku," gumamnya, suaranya hampir tenggelam dalam suara angin laut yang sepoi-sepoi.

Pagi berlalu dengan cepat, dan pada pukul 06:20, Rika berjalan menuju ruang tengah. Dia baru saja akan duduk ketika seorang pelayan, yang tampaknya diberi tugas khusus oleh Setsuna, menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Nona Rika, ini ada pesan untukmu," kata pelayan itu sambil menyerahkan sebuah amplop kecil.

Rika mengambil amplop itu dan membukanya dengan hati-hati. Di dalamnya terdapat secarik kertas dengan tulisan tangan Setsuna yang rapi. Dia membaca pesan tersebut dengan seksama.

"Rika, untuk seminggu ke depan, pulanglah ke rumahku. Dan ketika ada masalah, pergilah ke Dokter Vermilion, dan jika situasi tidak memungkinkan, pergilah ke Miwel-sensei, bersama Fukari. Aku khawatir Eliot akan terus mengincarmu selama di Akademi. Sementara itu, aku mendapatkan misi menuju seberang dunia. Aku pasti akan kembali secepatnya. Dari, Setsuna Kurashina."

Rika menatap pesan itu dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia merasa lega mengetahui bahwa Setsuna selalu memikirkan keselamatannya. Namun di sisi lain, dia merasa khawatir dan bertanggung jawab atas keselamatan teman-temannya.

"Senpai," bisiknya pelan, memegang pesan itu erat-erat di dadanya.

Di kediaman keluarga Akagami yang megah, sebuah koridor panjang dengan lantai marmer yang berkilauan membentang di depan mata. Asuka berjalan dengan langkah mantap menuju akademi. Pakaiannya rapi, dengan seragam sekolah yang disetrika sempurna, dan rambutnya yang panjang berwarna merah mengkibar setiap kali dia melangkah. Wajahnya penuh dengan determinasi dan keseriusan.

Ketika Asuka melewati ruangan ayahnya, Renjiro, dia mendengar samar-samar percakapan antara ayahnya dan seseorang yang tidak dikenalnya. Pintu kayu yang tebal sedikit meredam suara, tetapi intonasi percakapan itu terdengar serius. Dengan langkah hati-hati, Asuka mendekat, mencoba mendengarkan lebih jelas.

Renjiro, dengan instingnya yang tajam, menyadari keberadaan putrinya di luar pintu. Dia segera menutup panggilan tersebut dan memanggil Asuka. "Asuka, kemarilah," kata Renjiro dengan suara yang tegas.

Pintu berdecit saat dibuka, menampilkan sosok Asuka yang berdiri dengan sopan dan patuh. Dia menatap ayahnya dengan hormat, menunggu instruksi dari perkataan ayahnya. Renjiro menatap putrinya dengan mata yang tajam, sorot matanya penuh perhitungan.

"Bagaimana prestasi akademimu, apakah memiliki kemajuan?" tanya Renjiro.

Asuka terdiam sejenak, menimbang kata-kata yang tepat. "Aku... sepertinya harus banyak berlatih, Ayahanda," jawabnya dengan nada rendah hati.

Renjiro menatap putrinya dengan penuh perhitungan. "Ayah tahu, kau kalah lagi dari Rika?"

Asuka mengangguk perlahan, wajahnya sedikit memerah karena malu, sedikit takut.

Renjiro menarik napas dalam-dalam, kemudian tersenyum, suasana tegang di ruangan itu seketika mencair. "Tidak apa-apa, Asuka. Rika memang perempuan yang jenius, meskipun dia sering merendahkan nama bangsawan dan selalu bersikap angkuh. Tapi ayah telah melihat sisi baiknya."

Mata Asuka sedikit melebar, terkejut mendengar perubahan pandangan ayahnya tentang Rika. "Apakah ayah bertemu dengan Rika?" tanyanya dengan nada penasaran.

Renjiro mengabaikan pertanyaan Asuka dan melanjutkan dengan nasihat yang serius. "Asuka, sebagai keluarga penerus Akagami, jagalah maiestas itu. Ayah rasa... kamu akan aman bersamanya."

Asuka tidak sepenuhnya mengerti apa yang dimaksud ayahnya, tetapi dia tahu bahwa dia harus patuh. "Baik, Ayah," jawabnya dengan hormat, meskipun hatinya dipenuhi oleh berbagai pertanyaan.

Pagi hari di Akademi Gargantia selalu memberikan pemandangan yang menakjubkan. Langit berwarna biru jernih tanpa awan, menciptakan kontras indah dengan bangunan megah akademi yang berdiri gagah di bawahnya.

Sinar matahari pagi yang hangat menyinari seluruh area, memantulkan cahaya ke kaca-kaca jendela yang berkilauan, menciptakan kilauan seperti permata.

Halaman akademi yang luas dipenuhi dengan tanaman hijau yang tertata rapi, bunga-bunga bermekaran dengan warna-warna cerah menghiasi taman-taman kecil di sekitar jalan setapak.

Di tengah halaman, terdapat air mancur besar yang memancarkan air jernih, suaranya menenangkan dan menambah suasana damai.

Para murid mulai berdatangan, berjalan dengan perlahan-lahan menuju kelas masing-masing. Mereka mengenakan seragam akademi yang elegan, dengan lambang akademi terpampang di dada mereka. Suara riuh rendah obrolan para murid terdengar di seluruh penjuru, menciptakan suasana hidup dan penuh energi.

Di sudut lain, terlihat beberapa katafrakt yang sedang diperiksa oleh para teknisi. Cahaya pagi menyinari permukaan logam mereka, menambah kesan futuristik dan canggih. Para teknisi bekerja dengan teliti, memastikan setiap bagian katafrakt berfungsi dengan baik sebelum digunakan untuk latihan.

Burung-burung berkicau riang, terbang bebas di antara pepohonan yang rindang. Angin pagi yang sejuk berhembus lembut, membawa aroma segar dari dedaunan dan bunga-bunga. Di kejauhan, terdengar suara lonceng akademi yang berbunyi satisfying, menandakan dimulainya kegiatan belajar mengajar.

Akademi Gargantia di pagi hari adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam dan kecanggihan teknologi, menciptakan lingkungan yang ideal untuk para murid berkembang dan belajar menjadi pilot yang terbaik.

1
Gehrman
ini baru ya udah revisi? Soalnya aku cari komenku gk ada di novel ini
S. E Kagami: Iya, Full Revamp. Tapi ceritanya blm dilanjutin lgi. Kena writer block
total 1 replies
Kurokami Melisha
Fukari GG Gaming, diem2 ternyata pro bisa ngalahin Pilot sekelas jendral kerajaan.
Kurokami Melisha
Sanadeeeeeee /Sob//Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Woilah jangan ngincer sanadeeee!/Panic/
Kia Shoji
Kagum banget sama karya ini thor
Kurokami Melisha
Fukari /Drool/
Kurokami Melisha
Fukariiiii, hampir aja Lena mati *Thanks thor!! lena dibikin plot armor gini /Whimper//Whimper//Whimper//Whimper/ kasian lena udah berjuang demi rika
S. E Kagami: Hihi.. Nanti ada kejutan lainnya.
total 1 replies
Kurokami Melisha
Asukaaa /Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Asukaaaaa /Sob//Sob/ awal di eps Asuka emang nyebelin, tapi di arc ini asuka keliatan banget sayang sama rika /Sob//Sob/ semoga plot armornya tebel asuka /Sob/
S. E Kagami: Setipis tisyu
total 1 replies
Kurokami Melisha
lanjutkan thor
Kurokami Melisha
Lena kalau udah serius serem juga
Kia Shoji
Rikaa... ❤️❤️
Kurokami Melisha
The best ceritanya, lanjutkan thor go update!! /Drool/
Kurokami Melisha
Rika berkharisma banget, saya jadi terhura-hura dengan Rika versi ini /Drool/
Sani
wahhh aku suka yang kaya gini
Kurokami Melisha
Apakah Rika bakalan jadi OP thor? setelah ikuti ceritanya diawal itu Rika versi yang lain OP kayak setsuna ya??
S. E Kagami: Rahasia
total 1 replies
Kia Shoji
Salut thor sm idenyaa
S. E Kagami: Terima kasih banyak
total 1 replies
Sary Utami
lanjut thor
Mirza Pradana
Mantep
S. E Kagami: Makasih /Smile/
total 1 replies
kuze masachika
seru banget ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!