NovelToon NovelToon
Kode Biru : Serangan

Kode Biru : Serangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bepergian untuk menjadi kaya / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Persaingan Mafia
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fandy Pratama

Ramon tokoh utama dalam novel ini ingin berbagi hasil karnyanya di media sosial, karena dia memiliki jiwa seni yang tinggi. Namun pengetahuan Ramon mengenai internet terbatas, dia seperti kebanyakan orang pada umumnya menggunakan internet untuk kebutuhannya saja. Ramon mendapati banyaknya serangan cybercrime, sehingga dia menyadari bahwa ada sekelompok orang yang menjadikan dirinya sebagai target berbagai macam bentuk peretasan, yang sangat amat merugikan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fandy Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16 Mengamankan Akun Untuk Menghindari SSH Server Part II

Ting tong..

Bel apartemen Ramon berbunyi, Ramon segera bergegas berjalan menuju pintu apartemennya. Lalu Ramon membuka pintu apartemennya, Mas Ramon tanya pemuda itu, iya betul saya Ramon. Oh iya tadi yang order lontong dengan gado-gado dua porsi dan jus alpukat dua ya. Seru pemuda tersebut. Iya betul mas, jawab Ramon.

"Totalnya sekian mas", pengantar makanan tersebut menunjukan total pembayaran tersebut dengan sebuah struck dengan QR Code. Ramon segera mengambil handphone miliknya dan melakukan QR Code kepada struck tersebut. Tak berapa lama, muncul notifikasi di handphone Ramon.

KantongDuitKerja

Hai Ramon, Pembayaran berhasil, selamat menikmati. Kamu baru saja berbelanja di Rama Enak, Jangan lupa kembali lagi untuk berbelanja disini. Jangan lupa juga untuk memberikan saran dan masukannya. Selamat Menikmati.

Setelah Ramon melakukan pembayaran atas pesanannya, Ramon mengambil bungkusan makanan yang sudah di antar oleh pengirim makanan tersebut.

"Terima kasih pak sudah diantarkan."

"Iya mas, sama-sama."

Pintu apartement Ramon pun ditutup dan pengantar makanan tersebut pergi meninggalkan apartemen Ramon dan menuju ke lift. Namun sebelum di fift ada seorang wanita gemuk memakai pakaian hitam yang memperhatikan pengantar makanan tersebut ke apartement Ramon. Sebelum pengantar makanan tersebut menaiki lift, Wanita tersebut atau Jina Apez yang selalu memperhatikan Ramon mencegat pengantar tersebut.

"Mas mas" Panggil Jina Apez ke pengantar makanan tersebut.

"Iya mbak ada apa?" Tanya pengantar makanan tersebut.

"Tadi mas yang mengantar pesanan makanan ke apartement itu ya mas?" Tanya Jina.

"Iya betul mbak, ada apa?" Tanya pengantar makanan tersebut.

"Pesan apa dia? Dan beli dimana?" Tanya Jina serius.

"Oh mereka pesan lontong dengan gado-gado dua porsi dan jus alpukat dua mbak. Mereka memesan dari tempat makan di sebrang apartement ini, dan saya hanya mengantarkan saja." Jawab mas pengantar makanan tersebut.

"Emang berapaan mas semuanya?"

"Wah saya kurang tau, semua hanya di QR Code saja mbak." Jelas mas pengantar tersebut.

"Mas besok jika kesini lagi biar saya aja yang mengantar ya"

"Aduh saya kurang tau kapan lagi kemari, emang mbak gak punya kerjaan atau mau ambil kerjaan saya?"

"Ya udah deh saya kan hanya nanya saja."

Tak berapa lama lift tersebut terbuka, dan mas pengantar makanan tersebut menaiki lift itu.

"Mbak tidak ikut naik?"

"Gak usah saya naik tangga saja?"

"Oh naik tangga nanti jatoh loh, di lantai enam belas ini."

"Udah sana-sana, saya masih ada urusan."

"Yaudah jika begitu."

Pengantar makanan tersebut yang dari tadi menahan tombol agar lift tetap terbuka pun akhirnya melepaskan itu dan lift tertutup. Pengantar makan tersebut turun menuju lantai basement karena dia meletakan motornya disana.

Jina Apez hanya melanga melongo memperhatikan di depan pintu apartement Ramon. Jina sedang memperhatikan dan melakukan mata-mata disana. "Duh telat deh, coba jika gw cegat sih mas tadi bisa liat itu Ramon di apartement ngapain dan sama siapa dia?" Jina hanya kesal didepan pintu lift yang sudah tertutup.

Akhirnya dia pun menekan tombol lift tersebut dan kembali mengomel, "Duh jika gw dapet aja itu paketnya sebelum di antar bisa gw tuker, atau jika makanan mau gw kasih obat ini dimakanannya, tapi telat semuanya."

******

Setelah menutup pintu apartementnya, Ramon membawa masuk pesanannya dan dia ingin meletakan itu di meja makannya. Setelah dia meletakan itu, dia membuka makanan tersebut dan mengajak Juan untuk makan bersama.

"Hai Juan yuk makan dulu kita, gado-gado sudah tiba," ujar Ramon kepada Juan.

"Oh lo beli gado-gado, yaudah kita cicipin yuk.

Juan yang sejak tadi berada di balkon apartemen Ramon, pun pindah ke meja makanan dan melihat gado serta lontong di meja makan tersebut. Juan dan Ramon mulai mengambil ancang-ancang untuk mulai mencicipi gado-gado pesanan Ramon.

"Enak juga ya mon ini", ujar Juan sambil mencicipi gado- gado tersebut.

"Iya dong dan menyehatkan juga." Ramon hanya senyum menikmati makananya.

"Emang ini ada sayuran apa saja mon?"

"Ada labu, tauge, sayur bayam, dan sebutir telur dicampur dengan bumbu kacang yan. Enak banget ya."

"Eh ini lo beli dimana? Rama Enak?"

"Iya yan, ada di depan sebrang apartemen gw."

"Oh kirain jauh gitu tempatnya."

"Iya males banget sih kesana, jadi minta tolong aja sama kurir buat pesenin makanan ini."

"Tapi pembayarannya pake QR Code ya?"

"Iya Juan, jadi tinggal potong saldo gw aja yang ada di aplikasi ini."

"Oh gitu."

"Mirip seperti ssh server ya mon." Ramon dan Juan kembali menikmati gado-gado dan jus yang mereka pesan. Juan sedang mengunyah makanan tersebut dan Ramon sedang menorehkan kepalanya seolah dia sedang memikirkan sesuatu. Melihat hal itu, Juan bertanya kepada Ramon.

"Kenapa mon, udah gak usah dipikirkan banget." Jelas Juan

"Gw masih penasaran dengan ssh ini."

"Jadi ssh server kan ada pertukaran data yang mana itu antara server dan client-nya dan hanya mereka saja yang tau pertukaran data tersebut dengan bentuk kunci."

"Iya yan, lalu."

"Sama seperti ini, lo kan belanja nih di Rama Enak, nah mengenai apa yang lo beli dan total pembelian, hingga cara pembayarannya hanya lo dan sih Rama Enak ini aja yang tau kan, dengan bantuan QR Code ini."

"Iya jadi."

"Masih bingung mon? Jadi QR Code ini sama seperti kunci yang mana hanya server dan client saja yang tau akan hal itu."

"Oh begitu, baru tau gw yan.

Gado-gado dan jus yang mereka pesan malam itu sudah habis, sangat mengenyangkan. Ramon merapihkan sisa-sisa makanan tersebut. Juan kembali duduk di ruang tengah dan melihat laptop Ramon yang sedang di charges, untuk melanjutkan pemeriksaan mengenai ssh. Ramon yang sudah merapihkan semuanya pun duduk disamping Juan. Mereka pun kembali membahas mengenai ssh yang saat ini sedang mereka lakukan pemeriksaan.

"Jadi Ssh server digunakan untuk pertukaran data yang mana hanya komputer server dan client aja yang punya kuncinya?" Tanya Ramon penasaran untuk meyakinkan apakah dia sudah paham mengenai ssh server.

"Misal gini lo berinternet udah gw jelasin kan internet itu menggunakan istilah pertukaran data alias paket. Jika menggunakan ssh server memang pertukaran datanya akan terkunci jadi hanya server dan client saja yang tau. Tapi bahayanya jika hal itu dilakukan oleh peretas dan menjadikan laptop lo server-nya mereka. Pertukaran data antara laptop lo dan komputer client akan terkunci, jadi kita gak tau deh itu mereka mengunduh lagu kah, presentasi lo kah, atau video lo." Juan menjelaskan keburukan dari sistem ssh.

"Ya berarti memang segala sesuatunya ada baik dan buruknya, jika buruk kita hindari saja yan, dan kita hanya fokus dengan hal baiknya saja." Ramon menunjukan tatapan datar wajahnya saat Juan menjelaskan keburukan suatu sistem yang tidak banyak orang yang tau.

"Tapi transaksi mereka tentu akan terungkap dan akan jelas banget, ketika lo liat ada ip address sekian menerima paket dari ip address laptop lo, atau sebaliknya mon. Jika itu peretas bisa unduh apapun dari laptop lo, dan kita tanpa tau jenis pertukaran datanya tapi tansaksi mereka akan terekam dan terlacak dari aplikasi yang memang khusus untuk menganalisa jaringan internet kalau ini gw pake wireshark mon." Juan menjelaskan kembali mengenai ssh server.

"Jadi pertukaran data tersebut tetap akan terlacak, meskipun ada kunci diantara komputer client dan server?" Tanya Ramon meyakinkan.

"Jika bank mon, mungkin kita gak tau itu uang atau di internet paket pertukaran datanya di gunaain untuk apa, tapi transaksinya terekam di laporan keuangannya. Sedangkan uang ada transaksi kecil-kecil kita mungkin menganggap itu transaksi beli ini itu, tapi sekalinya besar kita akan menduga- duga digunakan untuk apa itu? Mungkin liat kwitansi tapi bisa jadi itu kwitansi buatan yang dibuat sebesar itu. Tapi terekam atau terlacak gak di bank-nya?"

"Iya lah yan"

"Nah itu mon sama juga seperti ini jadi mereka bisa mengambil keseluruhan data lo atau memang ngambil sedikit demi sedikit mon. Tapi tetap saja mon, transaksi itu akan terekam juga kan." Tambah Juan.

1
Miss Troublemaker
Pas di bagian sini, nongol iklan diskon beneran dong. /Facepalm/
Ai
Ceritanya menarik, sesuai sama realita saat ini
Ai
Semangat, Thor /Smile/
Ai: Dukung juga karyaku ya
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 2 replies
Zeyn Seyi
🥰🥰
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir /Smile/
total 1 replies
Abu Yahya Badrusalam
Suka banget sama cerita ini, thor!
Fandy: Thanks, baca terus ya sampai episode terakhir
total 1 replies
Dòng sông/suối đen
Kekuatan kata yang memukau, gratz author atas cerita hebat ini!
Fandy: Thanks, terus baca ya sampai episode terakhir.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!