NovelToon NovelToon
11:12 - Rooks Stand Sentinel

11:12 - Rooks Stand Sentinel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Suryavajra

Trust-issue bukanlah kelainan jiwa. Semua orang dapat mengalaminya.

Di saat ekspektasi kita terlalu tinggi dan ternyata tidak tercapai, maka kekecewaan bisa saja terjadi.

Cerita fiksi dengan latar belakang kota London, Inggris di tahun 2019. Semua karakter, nama, tempat, maupun organisasi adalah bagian dari cerita, bukan mewakili kondisi sebenarnya di dunia nyata.

Disarankan berusia di atas 18 tahun untuk membaca cerita fiksi ini karena mengandung adegan kekerasan, pembunuhan, perkataan kasar, penyalahgunaan obat, dan aktivitas merokok.

Cerita mengandung beberapa ungkapan yang ditulis dalam bahasa asing dan istilah keuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryavajra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 - London, Stamford Hill - 10/12/2019 1426 HRS

The Rooster, Witness To The Unfolding Scene.

Satu jam kemudian, sekitar 10 km dari kantor WEE, sebuah BMW biru berhenti di jalan Stamford Hill, London.

Scott Gittelbaum keluar dari pintu penumpang belakang, diikuti Boris dan adiknya, Jorg yang duduk di depan.

Jorg menepuk atap BMW biru itu, dan Yasser kembali melesat ke tempat lain.

“Iblis kecil itu luar biasa!” teriak Scott, “Kau lihat berita barusan? Semua data terhapus! Tidak ada bekas di media sosial dan CCTV! Aku akui dia memang jempolan! Sayang sekali Derig menginginkan tubuhnya yang molek itu terlalu dini, jadi dia kabur!”

“Selamat lah kau Boris!” tambah Jorg Gittelbaum sambil berjalan di pinggir Stamford Hill.

Boris tersenyum dan menyalakan rokoknya, berjalan di belakang Jorg.

“Tidak secepat itu mate,” Scott menoleh ke arah Boris, “Ini baru permulaan! Iblis imigran itu masih harus kembali ke kantor kita!”

“Dia tidak akan bisa membayar hutang luar biasa-nya, Scott!” kata Jorg menoleh ke belakang sambil terus berjalan, “Ia sudah pasti memilih bergabung kembali!”

“Apakah pilihan menjadi pelacur di rumah bordil Ukraina tadi hanya gertakan?” tanya Boris Aldriche.

“Itu kenyataan, Boris.” jawab Scott, “Derig mengelola uang rumah-rumah pelacuran eksklusif di Ukraina dan Rusia. Bos-bos terkutuk itu teman Derig semua.”

“Benarkah?” tanya Boris.

“Kita memang bejat, Boris.. Tapi Derig lah yang paling laknat! Bahkan dia punya akses untuk menjual organ tubuh 3 jalang tadi!”

“Hahahaha!” Boris tebahak, “Aku tidak bisa membayangkan betapa takutnya mereka ketika dijual ke Ukraina atau ke Rusia! Digertak sambal seperti tadi saja sudah menangis meraung!”

“Ya.. ya.. Ya..” jawab Scott menghembuskan asap rokoknya, “Tapi si jalang pirang itu membuatku kesal! Tidak punya kekuatan tapi nyalinya besar. Kalau aku tidak menahan diri tadi, lehernya sudah patah!”

Boris dan Jorg tertawa.

“Jorg!” panggil Boris sambil menyodorkan bungkus rokok, “Kau yakin tidak merokok lagi?”

“Tidak bruv!” sahut Jorg Gittelbaum, “Rokok membunuhmu. Baca di kemasannya!”

“Bukan rokok yang membunuhmu!” kata Scott, “Salah gaya hidup yang membunuhmu. Kakek kita merokok kuat sampai usia 90 tahun tidak sakit. Lihat, ayah pun tidak sakit apa-apa!”

Boris dan Scott kemudian berhenti di depan sebuah sasana beladiri Savate. Savate adalah olahraga bela diri kickboxing dari Perancis yang berasal dari pertarungan jalanan. Bela diri ini cukup populer di kalangan penggemarnya di Eropa Barat dan Utara.

“Ayo Jorg!” ajak Boris, “Berlatihlah seperti kakakmu!”

Jorg menolak. Ia tetap berjalan ke depan, tidak ikut berhenti.

“Tidak rutin olahraga yang membuatmu celaka! Bukan rokok!” teriak Scott.

“Hentikan kampanye rokokmu!” teriak Jorg sambil memperlihatkan jari tengah, “Sehebat apapun kampanye-mu, aku tetap tidak akan merokok! Aku mau bertemu Derig!”

Scott tertawa melihat ulah adiknya, “Awas kau ketularan bejat seperti dia!”

Jorg mengacungkan jari tengahnya lebih tinggi lagi ke arah kakaknya yang lebih tua setahun.

“Benarkah dia berhenti merokok?” tanya Boris kepada Scott.

“Naaaaahhh…” Scott menyeringai, “Aku merokok dari usia 9 tahun bersama ayahku yang pemabuk. Saat itu Jorg kecil berusia 8 tahun.. dan sampai sekarang usianya 31 tahun tidak menyentuh rokok sama sekali!”

“Jadi bukan berhenti merokok, tapi tidak merokok..” komentar Boris.

“Device-mu masih berfungsi?” tanya Scott menyalakan rokok kedua, “Ada di mana imigran sialan itu?”

Boris mengeluarkan ponselnya. Ia menatap layar telepon seluler nya sebentar. Scott menghembuskan napas panjang dengan asap rokoknya yang mengepul.

Seorang kakek yang lewat di jalan itu mengibas-ngibaskan asap dari mulut Scott sambil menunjukkan muka tidak senang. Scott memelototinya, kemudian kakek itu beranjak pergi dari situ.

“Laknat keparat itu masih di rumah!” jawab Boris lalu menggerakkan jarinya di layar ponselnya “Kamera yang dipasang Jorg tadi juga menunjukkan bahwa tidak ada polisi yang datang. Dari tadi hanya petugas medis saja. Oh jalang-jalang itu sepertinya babak belur, Scott!”

“Ayo kita latihan!” Scott tertawa kecil berjalan menuju pintu sasana Savate.

“Apakah gadis itu hari ini datang latihan?” tanya Boris.

“Siapa?”

“Lisa Chukwuemeka!” jawab Boris, “Oh! Menyebut nama imigran itu membuat mulutku pegal!”

“Hahaha!” Scott tertawa, “Imigran itu pengecualian! Kecantikannya luar biasa. Bahasa Perancisnya sexy!”

“Kukira kau membenci orang Perancis..”

“Memang..”

“Lalu?”

“Dia bukan orang Perancis.”

“Dennis pernah melihat passport-nya. Ada lambang negara Perancis di sampulnya.”

“Ah dia hanya imigran, menumpang di rumah Napoleon..”

“Bukannya kau juga membenci imigran?”

“Hentikan omong kosongmu, Boris! Mengapa bertanya seperti Scotland Yard?”

“Orang tuaku dan orang tuamu kan juga imigran dari Jerman!”

“Tapi kita tetap kulit putih dan kita memiliki paspor Britania Raya!” Scott tidak mau kalah.

Mereka membuang rokoknya di tempat sampah pintu masuk, kemudian membuka pintu sasana latihan Savate di Stamford Hill.

“Hai Dennis!” Scott menyapa karyawan di sasana itu.

Sekitar 7 km dari Stamford Hill, yaitu di Warton Road - nampak OB Van dari The Royal Morning Times melintas.

“Sumber-mu hebat, Asher!” kata Seraphina, “Bos baru saja memuji! Kita yang pertama melaporkan kasus Jobs Osbourne tadi. Tanpa informanmu, bisa jadi kita jadi yang kedua atau ketiga.”

Asher tertawa lebar menengok ke arah Seraphina di sebelahnya.

“Ternyata Jobs Osbourne bukan orang sembarangan” tambah Oliver dari belakang.

“Benar, bisa jadi headline nasional!” kata Seraphina.

“Kemungkinan tuan Osbourne ada kedekatan dengan keluarga kerajaan. Tadi aku menguping detektif Ashley berbicara di telepon.”

"Tapi aku tidak suka jika boss sudah mulai membandingkan kita dengan reporter dari 46 News.." kata Seraphina

"Achary?" tanya Asher.

"Ya.."

"Mengapa kita harus meniru dia?" Oliver tidak mengerti, "Kita kan punya style sendiri."

"Entahlah.." jawab Seraphina, "Ini semua bisnis, bahkan berita pun bisnis."

Mereka bertiga terdiam. Asher tetap menyetir dengn heti-hati.

“By the way, siapa sih sumbermu?” tanya Seraphina kepada Asher.

Asher tidak menjawab. Hanya tersenyum saja melihat jalan.

“Oh!” kata Seraphina lagi, “Apakah confidential, tuan Thompson?”

“Ah tidak..” jawab Asher sambil tertawa, “Itu.. itu.. sepupuku..”

“Sepupu?” Seraphina bingung, “Apakah ia MI5? MI6? Scotland Yard? Royal Family?”

“Jika benar Royal family, kita harus memanggilnya Lord Thompson, Phina..” ucap Oliver dari bangku belakang.

“Hahaha.. Salah semua!” kata Asher, “Sepupuku hanya pembaca kartu tarot!”

“Tarot?” Seraphina terkejut “Rubbish! Tidak mungkin! Mana bisa Tarot menunjukkan informasi kejadian pembunuhan? Tidak masuk akal sama sekali!”

Oliver dan Seraphina tertawa.

“Apakah sepupumu buka praktek di Bloomsbury Square?” tanya Oliver.

“Apa?” Asher terkejut sampai hampir menabrak batas pinggir jalan.

“Wow wow woww..” Seraphina ikut kaget, “Tenangkan dirimu Lord Thompson..”

“Atau.. Lord Bloomsbury..” Oliver tertawa diikuti Seraphina yang merasa nama tersebut lucu sekali.

Asher ikut tertawa walau agak kikuk.

“Sebelum ke kantor tadi, aku melihatmu di Bloomsbury Square. Masuk ke kantor kurir kan?”

“Oh! Lord Bloomsbury kerja paruh waktu menjadi kurir kah?” kelakar Seraphina.

Asher cukup terkejut. Ia merasa tadi pagi tidak ada orang yang mengikuti. Bagaimana bisa Oliver mengetahuinya. Untung Oliver hanya melihatnya memasuki kantor kurir, bukan saat mengambil pesan dari Yasser.

“Hahaha itu aku mengirim surat untuk saudariku..” Asher berbohong.

“Saudarimu apakah datang dari tahun 1980? Tidak punya email?” tanya Seraphina.

“Itu.. itu.. Kartu ucapan..” Asher berbohong menutupi kebohongan sebelumnya.

“Oh kartu ucapan!” seru Seraphina, “Aku tidak tahu bahwa di tahun 2019 ini masih ada yang mengirim kartu ucapan menjelang akhir tahun. Hallmark Cards akan senang sekali mendengarnya..”

Seraphina dan Oliver tertawa kembali.

“Kalian tidak usah kepo!” teriak Asher dalam hati, “Orang kepo akan celaka atau mati!”

OB Van The Royal Morning Times sampai di terowongan menuju tikungan ke arah Montfichet Road.

Setelah van yang dikendarai Asher Thompson melewati bundaran dan belok ke kanan, tampak BMW biru yang dikemudikan Yasser melintas, berpapasan dengan OB Van yang dikendarai oleh Asher Thompson.

Yasser membuka jendela mobil dan mengedipkan lampu mobilnya ke arah OB Van tersebut.

Asher membuka jendela juga dan melihat ke arah Yasser. 

Keduanya memperlambat kecepatan kendaraan, dan Yasser mengedipkan mata beberapa kali, kemudian ia melaju ke arah terowongan dan menghilang dari pandangan.

“Apa-apaan ini?” tanya Seraphina tiba-tiba, “Kalian.. gay?”

“Oh tidak! Sepertinya aku terlalu ke kanan tadi.” Asher berbohong untuk ketiga kalinya.

Tiba-tiba ada suara ayam berkokok mengagetkan Asher.

“Halo?” Oliver menjawab telepon. Ternyata suara ayam berkokok tersebut adalah nada dering ponsel Oliver.

“Ya, mom!” kata Oliver di sambungan telepon. 

Seraphina mencolek lengan Asher dengan raut muka tidak lazim, “Apakah kau dan supir BMW tadi pasangan gay? Dia berkedip beberapa kali ke arahmu tadi! Genit sekali!”

Asher tertawa kecil sambil menutup jendela mobil.

“Apakah ada sesuatu yang aku tidak tahu?” tanya Seraphina.

“Tidak seperti yang kau pikirkan, Phina!” Asher membela diri, “Tadi itu hanya aku terlalu ke kanan,”

“Mencurigakan!”

Asher hanya tertawa tidak mau menjawab. Seraphina tidak tahu jika kedipan mata Yasser tadi adalah kode morse untuk Asher.

1
Zizi
halo kak, karya kakak sangat bagus menurut saya, jika berkenan mampir kak dikaryaku "Kamu, canduku." saya akui sangat berbeda dengan karya kakak, semoga saya bisa membuat karya yg bagus sprti ini🙏🏼🙏🏼 saya tunggu kunjungannya kak❤️❤️✨
Suryavajra
ini kelewatan ga riset dulu kak.. semoga ada.. pas ngetik episode ini, pas baru pulang dari Alfamart. Dekat kasir ada Chupa Chups hahahaha 🤣🤣🤣🤣
Suryavajra
wahahahahahahaha.. itu yang di profile picture namanya Bumbung kak.. tadinya mau dibikin cerita fabel tapi takutnya boring, karena kerjaan kucing cuma tidur, makan, kejar cicak, tangkap lalat, mengamati laba-laba.. ga ada plot twist 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa
ibaratnya angan film romantis kenyataan kocak kayak film domba... yah pertanda bertepuk sebelah tangan kalau begini 😂
Suryavajra: wkwkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: lah emang tanda-tandanya sejelas mendung mau hujan 😂😂😂
total 3 replies
Rona Risa
kayak fifty shades of grey gitu? 😂
Suryavajra: wkwowkwowkwowkwowkwowk
total 1 replies
Rona Risa
ditangkap lalu disiksa sampai amnesia?
Suryavajra: nyaris kirim 3 batang coklat almond hahahahahaha 🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: haha bagus saya masih manusia, bisa keliru 😆
total 3 replies
Rona Risa
bau ya? 🤣🤣🤣
Suryavajra: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Rona Risa
hai pus 🐱 apa itu kamu yang di profil picture author? 😂
Rona Risa
oh di london juga ada chupa chups ya? 😂
Rona Risa
sugar rush. awas lompat-lompat dalam mobil nanti 🤣
Rona Risa
jangan kebanyakan melamun ann 😂
Rona Risa
hmmm menarik
Rona Risa
true 😅😁
Rona Risa
interesting... kakek buyutku juga panjang umur walau perokok berat. tapi dulu dia merokok dengan rokok organik--tembakau yang dilinting pakai klobot (daun jagung kering kalau gak salah). sementara rokok buatan pabrik sekarang kan ada zat kimianya. bukankah benar jadi ada resiko membunuh? 🙃
Rona Risa
ini sudah setara mafia sih
Rona Risa
sekolahin dulu makanya biar pintar 🤣
Rona Risa
junior kalah sama senior 😂
Rona Risa
wah dapat istilah baru... 😯
Rona Risa
mix feelings ya ann 😅🥲
Rona Risa
😂😂😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!