Memergoki tunangan di atas ranjang dengan wanita lain, membuat Leandra seorang Dokter Tentara wanita menarik pelatuk untuk menembak tunangan pengkhianat dan wanita lucknut.
Namun sayang, sebelum sempat menembak seseorang menembak Leandra terlebih dahulu, di saat maut menjemput... Leandra mengutuk tunangannya dengan dendam membara.
Leandra terbangun...
Wanita tentara itu tidak mengenali sekelilingnya, namun seorang pria rupawan dengan wajah yang sama persis dengan tunangan pengkhianat nya menatap tajam dengan memakai pakaian kerajaan.
"Putri Clarence, kau sudah sadar?"
Ternyata Leandra terlempar ke zaman berbeda, apakah dia bisa kembali ke zaman-nya sendiri untuk membalas dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Saling Menggoda.
Alur agak lambat, nanti dipercepat 🙏😊
...______...
Kerajaan Mercia.
Esok malamnya, sesuai obrolan Leandra dan Ronald di pesta akhirnya Leandra bersiap pergi.
Kini Leandra ditemani Daisy sudah berada di depan kereta kuda, mereka baru saja akan menaikinya.
"Le__" Pangeran menghentikan panggilan nya yang ingin memanggil nama Lea seperti biasa, dia kurang berhati-hati. "Emm... Putri Clarence, aku ikut."
Leandra menatap heran pada Pangeran Drake, bukankah tadi Velix berpesan jika Pangeran Drake sangat sibuk dan tidak bisa menemani. "Katanya sibuk."
"Aku hanya memeriksa berkas untuk kerjasama dengan pihak Prancis, sedikit kesulitan dan sepertinya aku ingin membahasnya dengan mu. Semoga kamu bisa membantu, jadi kita bisa berbincang di perjalanan."
Leandra menaikkan sebelah alis, menandakan wanita itu sedikit tak percaya dengan jawab Pangeran Drake. "Hanya karena itu? Benar?"
Tentu saja benar meski masalah itu bisa dibicarakan nanti... hanya saja aku tidak ingin kamu bertemu lelaki lain tanpa aku!
Pangeran Drake tersenyum meyakinkan. "Ya, hanya karena itu."
"Bohong...! Aku bisa membaca ada sesuatu di dalam sinar matamu! Ck...! Kau cemburu aku akan pergi bertemu teman mu, kan?" Leandra menggeleng pasrah, sebenarnya ada nilai minus dan plus nya dicintai lalu dicemburui.
Di dunia-nya, Kenneth memang sangat mencintainya namun lelaki itu jarang sekali menunjukkan kecemburuan. Berbanding terbalik, sangat berbeda dengan Pangeran Drake. Dicintai secara brutal oleh Pangeran Drake memang terasa berbeda, rasanya ada sesuatu yang aneh menggelitik di hatinya. Meresahkan...!
"Terserah kalau mau ikut! Ayo pergi, waktuku sangat berharga! Apalagi mengenai Ronald, kau tidak perlu cemburu. Semalam aku sudah menjelaskan padamu..."
"Aku tau, ini bukan untuk pertemuan pribadi. Tetap saja aku ingin ikut..." jawab Pangeran dengan raut senang.
Leandra menoleh pada pelayan pribadinya. "Ayo! Cepat naik, Daisy."
"Eh, tunggu!" cegat Pangeran Drake.
"Apa lagi, Pangeran?"
"Biarkan Daisy di kereta kuda yang lain, bersama Velix."
"Heh?" sungguh Leandra tidak mengerti dengan pemikiran Pangeran.
"Velix! sana bawa Daisy!" Pangeran Drake menatap tajam pada Velix.
Yang ditatap malah gelagapan, pasalnya jantungnya tak aman jika harus berdekatan dengan Daisy. "Pangeran..." Velix ingin menolak, namun mendapatkan delikan tajam dari Pangeran Drake, akhirnya hanya bisa menurut.
"Ekhm! Nona Daisy, mari... ikut denganku." Velix tidak berani menatap wajah cantik Daisy, gadis yang disukai nya. Ia berjalan ke arah kereta kuda satunya lagi.
"Baik," Daisy hanya mengangguk patuh lalu mengikuti langkah Velix.
"Kak Clarence! Kak Drake...! Tunggu aku! Aku ikut!"
Seseorang berteriak seraya mengangkat gaunnya agar bisa berlari mendekati Leandra dan Pangeran Drake.
"Hhhhh... nafasku..." Putri Alika terengah-engah, mengambil saputangan dari pelayan pribadinya untuk menyeka keringat di dahi akibat berlari dari kamarnya.
"Kamu mau ikut kemana? Kami harus pergi ke kediaman Ronald." Pangeran Drake mengernyit heran.
"Aku ikut kesana, tadi aku dapat kabar kalian diundang datang ke rumah Kak Ronald. Jadi, bolehkan aku ikut?"
"Kamu bukan meminta izin tapi sudah siap ikut, lihatlah penampilan mu malam ini. Kau sudah memakai gaun terbaikmu dan bersiap untuk pergi." Jawab Pangeran Drake.
"Hehe, ayolah Kak. Bantu adikmu ini mendapatkan kekasih, aku__" Putri Alika memainkan jari-jarinya gugup.
"Kamu menyukai Tuan Ronald?" timpal Leandra, sepertinya mengerti dengan sikap yang ditunjukkan Putri Alika.
Wajah Putri Alika berbinar bahagia, "Memang! Kak Clarence hebat! Bahkan bisa menebak isi hatiku... aku menyayangimu!" wanita muda itu bergelayut manja di lengan Leandra.
Akhirnya Pangeran Drake mengerti, adik yang sangat disayangi nya menyukai Ronald sahabatnya.
"Naik!" Leandra mengijinkan.
"Clarence! Ta-tapi... aku ingin kita berdua di kereta, kita harus membicarakan hal penting." Protes Pangeran Drake, gagal sudah dia ingin berduaan dengan Leandra padahal sudah berhasil mengusir Daisy.
"Ini adalah acaraku dan aku lah yang berhak mengatur, kalau tetap mau ikut... patuhi aturan ku. Naik semuanya!"
Dengan wajah kesal menatap adiknya, Pangeran Drake akhirnya naik ke kereta kuda dengan duduk bertiga di dalam sana.
Dalam perjalanan, hanya terdengar suara Putri Alika yang terus bercerita, karakter Putri Alika memang sangat polos dan ceria bisa meramaikan keadaan.
Akhirnya setelah menghabiskan waktu sekitar 40 menit di perjalanan, kereta kuda mereka sampai di kediaman Ronald.
Sepanjang acara makan malam, suasana begitu hangat sebab keluarga Ronald sangat baik hati. Setelah selesai, Ronald gegas meminta bicara dengan Leandra sebab itu lah maksud dari undangan perjamuan makan malam itu.
"Aku pergi sebentar," bisik Leandra pada Pangeran Drake.
"Bisakah aku diikutsertakan dalam pembicaraan kalian, aku juga ingin menjadi lelaki berguna bagimu. Mungkin saja, setelah mendengar apa yang akan dikatakan Ronald... aku punya hal yang bisa membantu mu." Pinta Pangeran Drake, selain rasa cemburunya dia juga ingin tahu tentang situasi yang sedang terjadi.
"Baiklah, tapi kamu cukup mendengarkan. Pembicaraan kami sangat penting, ini menyangkut alasan ku berada disini."
"Oke."
Ketiga orang itu meninggalkan meja makan setelah berpamitan untuk berbicara di ruangan pribadi Ronald. Tadinya Putri Alika ingin ikut, namun Leandra melarang dan Alika menurut.
Sesampainya di ruang pribadi, sewaktu Leandra baru saja melangkah masuk ia merasakan kehadiran orang lain di ruangan selain sosok Pangeran Drake dan Ronald yang masuk bersamanya.
"Stttt! Aku merasakan kehadiran orang lain di ruangan ini!" Leandra menghentikan langkah kedua lelaki itu. Sontak Pangeran Drake bersikap waspada, lain lagi dengan Ronald yang malah tersenyum.
"Aku mengakui kehebatan mu, Jendral. Aku bisa melihat langsung kepekaan mu, tenanglah... Aku yang mengundang nya. Dia adalah mata-mataku sekaligus teman yang aku minta untuk mengawasi mu di istana sekaligus menjagamu."
Orang itu berjalan dari arah persembunyian di ruangan itu, ekspresi orang itu terlihat kagum menatap pada Leandra. "Hai, Putri."
"Pangeran Logan!" teriak Leandra dan Pangeran Drake bersamaan.
Pangeran Logan tersenyum-senyum malu, dia mendekat maju. "Maafkan saya, selama ini sudah mengamati gerak-gerik Putri di istana. Saya dimintai tolong oleh Ronald, jadi...."
"Jadi, itu lah kenapa kamu bisa mengetahui aku sering membawa para lelaki masuk ke dalam ruangan rahasiaku? Pantas saja aku sedikit curiga padamu, ternyata...."
Pangeran Logan ternyata lebih pintar dari Velix dalam membuntuti ku, aku tidak bisa mengetahuinya! Apa selama ini dia juga sudah mengetahui apa yang aku ketahui tentang kegiatan Ibunya, tentang rencana Ratu Alexa dan Paman Eddy?
"Maaf, Putri. Ahhh, apa saya harus memangil mu Jendral seperti Ronald selalu memanggilmu?" Pangeran Logan cengengesan.
Leandra mengibaskan tangan, "Santai lah, yang lebih penting adalah penjelasan kalian berdua padaku. Ada apa sebenarnya?"
"Duduk dulu, aku akan menuangkan anggur putih Chardonnay dari kebun anggurku. Ini adalah anggur terenak, istana juga sudah aku kirim. Apa kalian sudah pernah mencicipi nya?"
Ronald sudah mempersiapkan sebotol anggur putih, dengan empat gelas anggur putih di meja.
"Aku harus sampai di istana pukul 11 malam, banyak tugas yang menumpuk." Leandra tak menjawab pertanyaan Ronald.
Setiap malam aku harus mendengarkan rencana apa saja yang dibuat Ratu Alexa dengan Paman Eddy. Sampai aku ji Jik saat mendengar suara- suara dari desaahaan dan erangaann percintaan mereka! Aku masih harus membuka telingaku lebar-lebar, terkadang saat kedua orang lucknut itu bercinta, sesekali mereka masih membicarakan rencana mereka.
Sialnya hasrattku terkadang terpancing, aku seperti sedang mendengarkan suara orang bercinta di dalam film blue di dunia-ku! Hhhhh....
Tiba-tiba wajah Leandra memerah karena terpikirkan suara-suara Ratu Alexa dan Paman Eddy saat bertukar peluh di atas ranjang, dia mengipasi wajahnya yang terasa memanas.
"Kenapa wajahmu, Lea? Kenapa sudah memerah, padahal kita belum mulai meminum anggur nya?" Pangeran Drake merasa cemas, ia mengulurkan punggung tangan ke kening wanita itu memeriksa suhu tubuh Leandra. "Kamu tidak demam, lalu kenapa__"
"Hffff!" Leandra dengan cepat menutup mulut Pangeran Drake dengan telapak tangan nya, wanita itu sedang merasa malu.
"Diam, aku baik-baik saja." Leandra lalu melepaskan tangannya, ia mengalihkan pandangan pada jendela besar di ruangan menatap gelapnya malam diluar sana seraya melepaskan pikiran-pikiran 'kotornya'.
Ronald dan Pangeran Logan saling melirik, sedikit kikuk melihat tingkah Leandra dan Pangeran Drake. Di mata kedua lelaki itu, interaksi antara Leandra dan Pangeran Drake nampak seperti sepasang kekasih yang sedang saling menggoda.
yang jelas q di sini mendukung karya author 😍😍😍😘🤔🤔
gambar mana yang tidak sesuai, menurut q ceritanya bagus, tidak ada gambar yang aneh
author kena terus semangat
💪💪💪 dan teruskan saja upnya author saya sentiasa mendukung smg karya novel author dapat sehingga end 🥰🥰🥰
yg sabar ya thor n ttp semangat 💪💪😀
suwun u/ upnya