NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Sebuah pepatah mengatakan 'Bahagia akan datang setelah badai (masalah)'. Tapi jika badai yang harus di hadapi oleh Jasmine berhubungan dengan masa lalu suaminya, dia tidak yakin akan ada bahagia setelah badai.

Jasmine berdiri dari duduknya dengan tubuh sedikit gemetar. Dia hampir saja terjatuh kalau Shaka tidak memegangi bahunya. Jasmine terlihat tidak berdaya dan kehilangan seluruh tenaganya setelah mendengar fakta tentang Juna dan Vierra.

Jasmine telah mencintai Juna selama 7 tahun dengan perasaan yang tulus tanpa memengharapkan balasan cinta darinya. Tentu kenyataan pahit itu membuat hatinya hancur berantakan. Walaupun Jasmine berusaha keras untuk tegar, nyatanya seseorang akan sangat rapuh ketika sudah mencintai terlalu dalam.

"Kamu tidak bisa kembali dengan keadaan seperti ini. Duduk saja dulu," Shaka mengarahkan Jasmine agar kembali duduk di sofa, namun Jasmine menolaknya.

"Aku baik-baik saja." Jasmine menetapkan tubuhnya dan memaksakan diri agar terlihat baik-baik saja.

"Taksinya menunggu di depan, aku pulang dulu." Jasmine buru-buru keluar dari ruangan Shaka. Dia sebelumnya sudah berterimakasih dan berjanji pada Shaka untuk tidak mengatakan pada siapapun tentang pembahasan tadi.

Shaka menghela nafas berat selepas kepergian Jasmine. Dia mendadak iba pada Jasmine. Selama ini Shaka tau bagaimana perjuangan Jasmine berada di samping Juna selama bertahun-tahun. Pasti kenyataan itu sangat menyakitkan baginya.

Shaka merogoh ponselnya dan menghubungi Juna.

"Aku tidak mengijinkan kamu pergi ke Jepang sebelum masalah di perusahaan bisa di selesaikan." Tegas Shaka.

"Maaf Bang, aku harus tetap menemui Joshua. Bang Shaka tau sendiri bagaimana kondisinya, aku tidak mungkin hanya berdiam diri disini tanpa ada di samping putraku." Nada bicara Juna sedikit meninggi lantaran bingung karna Shaka melarangnya pergi.

Shaka tidak mau tau alasan Juna dan tetap melarangnya pergi.

...******...

"Juna sudah mengajak Vierra menikah etelah kejadian malam itu, namun Vierra menolak dan menghilang tanpa jejak dengan meninggalkan negara ini."

"7 tahun berlalu, Juna tanpa sengaja bertemu dengan mereka saat kami pergi ke Jepang. Anak laki-laki itu sangat mirip dengan Juna. Wajar kalau akhirnya Juna menemui Vierra dan meminta kejelasan tentang anak itu. Tapi kebohongan Juna padamu tidak bisa di benarkan."

Jasmine menghapus air matanya dan membuang pandangan ke luar jendela. Penuturan Shaka silih berganti berputar di kelapanya.

Mendengar kisah Juna dan Vierra sejak awal hingga akhir, entah kenapa hatinya menjadi sangat sakit. Dia bisa merasakan sebesar apa cinta Juna pada Vierra. Kini Jasmine mengerti kenapa Juna sulit mencintainya setelah ketulusan yang dia berikan pada Juna. Rupanya cinta dihati Juna sudah habis untuk mencintai Vierra.

...******...

"Aku tidak bisa datang minggu ini, perusahaan sedang ada masalah besar. Tolong jaga Joshua untukku." Juna dengan tidak semangat terpaksa memberitahu Vierra kalau dia tidak bisa terbang ke Jepang untuk menemui Joshua.

"Joshua putraku, sudah pasti aku menjaganya. Kamu tidak perlu pusing memikirkannya, karna Joshua adalah tanggungjawab ku." Nada bicara Vierra terdengar datar di seberang sana.

Juna bisa merasakan bahwa Vierra benar-benar sudah berdamai dengan keadaan, dia juga tidak terlihat menyesali keputusannya yang memilih pergi membawa benih miliknya.

Meski Vierra terlihat baik-baik saja menjalani kehidupannya bersama putra mereka, tapi Juna tidak bisa menutup mata setelah mengetahui semuanya. Dia merasa perlu bertanggungjawab atas kehidupan Joshua meski bukan dia yang menghendaki keberadaan Joshua.

"Vierra, bagaimana bisa kamu sekeras ini padaku. Bukankah seharusnya kamu merasa bersalah karna membawa benihku dan menyembunyikannya selama bertahun-tahun. Aku hanya ingin bertanggungjawab atas Joshua, kenapa kamu menganggap hanya kamu yang berhak atas Joshua.!" Juna menaikan nada bicaranya. Dia mendadak geram karna bukan kali ini saja Vierra mengatakan bahwa Joshua adalah tanggung jawabnya dan putranya saja.

"Aku tidak ingin berdebat, akan aku tutup telfonnya." Setelah mengatakan itu, Vierra benar-benar mematikan sambungan telfonnya.

Juna berdecak kesal. Dia langsung menonaktifkan ponsel rahasianya dan menyimpannya di laci paling bawah.

Dia lantas duduk kembali di kursinya dan beberapa kali memijat pelipisnya yang terasa nyeri. Keberadaan Joshua memberikan kebahagiaan sekaligus masalah besar dalam hidupnya. Sampai sekarang, Juna tidak tau bagaimana caranya menjelaskan semua ini pada keluarganya.

Membayangkan reaksi mereka saja sudah membuat Juna frustasi. Mama Dewi dan Jihan pasti akan sangat kecewa mendengar kabar ini. Sebab mereka yang sejak dulu menasehatinya agar tidak melakukan hal terlarang. Tapi kenyataannya Juna malah sudah memiliki anak sebelum menikah. Meski semua itu karna ulah Vierra, namun Juna yakin dia yang akan terlihat bersalah di mata mereka.

...******...

"Kamu terlihat pucat. Sedang tidak enak badan.?" Tanya Dion setelah peserta meeting keluar satu persatu dari ruangan dan hanya menyisakan dia dan Jasmine.

Jasmine menggeleng. "Aku tidak apa-apa, hanya saja belum makan siang." Tuturnya kemudian tersenyum tipis.

Dion tampak kaget mendengar penuturan Jasmine, sekarang bahkan sudah jam 3 lewat. Jam makan siang sudah lewat hampir 4 jam. Tidak heran kalau wajah Jasmine terlihat pucat dan tampak lesu.

"Aku pikir kamu sudah makan siang di luar dengan suamimu. Saat jam istirahat, kamu tidak ada di perusahaan." Ujar Dion.

Jasmine hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun.

"Biar aku pesankan makanan, jangan sampai kamu sakit. Pekerjaanku akan menumpuk kalau kamu sakit." Dion berkata dengan candaan, namun tangannya bergerak aktif di layar ponsel untuk memesan makanan.

"Tidak usah Kak, lagipula sebentar lagi jam pulang. Aku bisa makan di rumah." Tolak Jasmine.

"Terlambat, sudah aku pesan dan tidak bisa di cancel." Sahut Dion sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Jasmine menghela nafas pasrah, dia tidak bisa menolak lagi.

"Ayo kembali ke ruangan. Masih sanggup berjalan tidak.?" Tanya Dion bercanda.

Jasmine tampak mengerucutkan bibirnya. "Apa aku terlihat tidak bedaya. Bahkan aku masih sanggup berlari. Lari dari kenyataan maskudku,," Balasnya kemudian bergegas mengemasi berkas dan laptop di depannya.

Dion terkekeh mendengarnya.

"Kenyataan mana yang membuat kamu ingin berlari." Balasnya. Dion menanggapi itu dengan bercanda, dia tidak tau kalau sebenarnya Jasmine sedang mengatakan fakta.

"Yang mana saja. Menjadi dewasa sangat merepotkan." Jasmine beranjak dari duduknya dan keluar lebih dulu dari ruangan meeting.

Dion tampak menggeleng dan mengekori langkah Jasmine. Keduanya berpisah karna harus masuk ke ruangan masing-masing.

Jasmine duduk di kursi kerjanya. Dia mengambil ponselnya yang baru saja bergetar. Dia tadi tidak membawa ponsel saat meeting.

Jasmine membuka pesan masuk dari Juna.

'Sayang, kamu pulang jam berapa.? Aku harus lembur, kemungkin pulang jam 9. Nanti biar aku antar kamu pulang dulu.'

Jasmine membaca dengan tatapan datar. Rasa cintanya pada Juna tidak bisa di hapus meski sudah di bohongi, namun tidak ada debaran ketika berinteraksi dna komunikasi dengannya. Jasmine merasa biasa saja.

'Aku naik taksi saja. Mas Juna akan buang-buang waktu kalau harus menjemput dan mengantaku pulang.'

Setelah membalas pesan dari Juna, Jasmine mengaktifkan mode silent dan meletakkan ponselnya dalam keadaan terbalik.

1
Eti Alifa
ya Alloh sesabar itu jasmine.Mlm pertama pke pengaman hanya dan baru pertama kali di dunia pernovelan🤭
Eti Alifa
baru baca kok nyesek thor, si juna kebangetan😬
Wiwit
wkwkwkwkwkwk
Yelly _16
Luar biasa
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
Rina Rina
amin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!