Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Panik
Sudah sejak tadi Arthur menunggu, tapi hingga saat ini Amanda belum juga membuka matanya. Karena tidak sabar dan ingin mengetahui keadaan wanita itu akhirnya Arthur memilih untuk masuk ke dalam kamarnya.
Brak!
Arthur membuka pintu kamar Amanda dan melihat wanita itu yang ternyata sudah sadar.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Arthur saat melihat Amanda yang baru saja di bantu minum oleh Lia.
Melihat Arthur yang datang membuat dokter dan beberapa pelayan di sana langsung membubarkan diri mereka setelah tau, jika tuan besar itu membutuhkan ruang untuk bicara berdua dengan Amanda saja, maka mereka memilih untuk pergi saja dari pada harus ikut tersandung masalah dengan pria menyeramkan itu.
"Katakan apa yang kau lakukan Amanda!" sentak Arthur meluapkan perasaannya pada Amanda karena sejak tadi dia merasa sesak dan tidak bisa bernafas dengan tenang.
Amanda sendiri tidak berani menjawab apa pun pad Arthur. Jangan kan menjawab, melihatnya saja Amanda tidak berani.
"Jawab aku Amanda!" teriaknya lagi hingga membuat Amanda kaget, bahkan saat ini jantungnya sudah berdebat dengan begitu kencang hingga membuatnya semakin ketakutan sendiri.
"Maaf, aku hanya-"
"Hanya apa? hanya ingin bunuh diri?" Amanda tetap diam karena dia merasa bahwa bukan itu alasannya. Bahkan dia juga tidak mengetahui jika dia akan pingsan di dalam kamar mandi.
"Ingat ini Amanda, kau tidak berhak atas diri mu lagi karena yang berhak atas seluruh tubuhmu ini hanya aku saja. Jika sampai kau berani mengulangi hal yang sama, aku tidak akan senang-senang menghabisi mu. Kau tidak perlu bersusah payah untuk melakukan percobaan bunuh diri karena aku sendiri bisa membuatmu mati tanpa diketahui oleh orang banyak. Jadi camkan itu!" jelas Arthur.
Dia kembali membanting pintu kamarnya dan meninggalkan Amanda begitu saja. Jujur, seluruh tubuhnya masih terasa sangat sakit dan kini Arthur kembali menambah luka di dalam hatinya. Belum hilang rasa sakit yang kemarin, dan gini Arthur sudah kembali memberikan rasa sakit itu.
Air mata Amanda jatuh membasahi pipinya setelah mendengar apa yang Arthur katakan padanya. Pria itu benar-benar kejadian tidak memiliki perasaan sama sekali. Tidak tahukah Arthur jika seluruh tubuhnya masih terasa sakit atas apa yang telah terjadi pada mereka.
Arthur merampas kehormatan yang begitu saja. Lalu kini, saat dia membutuhkan waktu untuk istirahat Arthur malah membuatnya semakin merasa bahwa hidupnya saat ini benar-benar sudah tidak ada artinya lagi.
"Apa aku harus terus merasakan hal yang membuatku sakit Tuhan? salahkah aku jika aku memintamu membuatnya berubah? aku yakin dia memiliki sisi yang jauh lebih baik dari ini, jadi merubahnya," ucap Amanda berusaha yakin dengan apa yang dia katakan.
Beberapa waktu lalu Lia juga sudah mengatakan padanya bahwa Arthur tidak sekejam itu. Hanya saja memang kenangan pahit dalam hidupnya yang membuatnya harus menjadi keras. Dia dituntut untuk menjadi tangguh di saat usianya masih kecil. Mungkin inilah buah dari hasil apa yang ditanamnya selama ini.
Sedangkan Arthur sendiri hanya bisa diam di ruangan kerjanya sambil menatap Amanda yang terlihat sedang menyeka air matanya.
"Kenapa kau masuk ke dalam hati ku Amanda? Aku tidak ingin kau masuk ke dalam hati ku karena aku tidak ingin lemah karena wanita. Aku tidak ingin jika aku menjadi lemah karena dirimu. Aku membenci mu Amanda! Aku membenci mu!" ucap Arthur yang terus mengatakan bahwa dirinya sangat membenci Amanda yang tidak tau apa kesalahannya hingga Arthur begitu membenci dirinya.
***
Kalian semua, bisa cari buku aku di rumah tetangga sebelah ya🤣
Covernya seperti yang ada di bawa ye 👇🏼