Cinta Paksa

"siapa ghost?"

Tanya Ara dengan wajah aneh, apa papanya di juluki ghost.

"papamu"

Ucap farhan singkat dan itu membuat ara berdecak, gadis itu tidak menyangka dengan wajah dingin itu, pria di sampingnya ternyata bisa mengeluarkan candaan garing seperti ini.

"memangnya papa mafia, sampai namanya yang Mawan Kelana berubah jadi ghost"

Gerutu ara sambil menyilangkan tangannya.

"memang dia leader mafia"

Ucap farhan santai.

Tik tik tik tik

Beberapa detik kemudian

"apaaa, papa mafia?"

Farhan menutup telinga kirinya karena teriakan gadis remaja di sampingnya, kemudian ia menggosok gosoknya berharap rasa berdengung itu segera hilang.

" aaaa becandaaa?"

Ara bertanya dengan senyum lebar sambil membuat gaya menunjuk dengan ibu jari dan telunjuk dengan kedua tangan.

"jangan berteriak"

Plak

Farhan memukul kepala ara dengan sebuah berkas yang agak tebal, dan itu membuat wajah gadis itu cemberut, kemudian ruangan mobil itu kembali sunyi hingga ara kembali membuka suara.

"kalau dia memang mafia pastinya dia sangat hebat kan?"

Tanya ara dengan nada serius, matanya hanya memandang kosong ke arah depan.

"tentu saja"

Jawab farhan dengan nada bangga.

"kenapa dia bisa meninggal hanya karena kecelakaan, kalau dia memang sangat hebat, kenapa dia bisa meninggal secepat itu?"

Pergerakan farhan membeku, ia tidak memalingkan wajahnya dari tablet di tangannya, dari suara gadis di sampingnya yang terdengar bergetar, dia tau kalau gadis itu akan menangis jika ia memberi jawaban yang salah.

"kalau kamu berhasil menjalani terapi dan bisa mengingat kembali memori yang hilang, pertanyaan itu akan terjawab dengan sendirinya"

Farhan menjelaskan setelah diam beberapa saat.

"apa kalian menginginkan sesuatu dari ingatanku saat masih kecil?"

Tanya ara.

"apa ada sesuatu yang hanya bisa di dapatkan jika aku memiliki ingatan tentang itu, karena itu orang itu ingin menikahkanku dengan putranya?"

ara kembali melanjutkan pertanyaannya dengan nada agak sinis.

"iya dan juga tidak, perjodohan kalian memang ada sejak kamu lahir, dan perjanjian itu menggunakan sumpah saudara, dalam group mafia sumpah sangat penting, itu adalah harga diri kami, dan kami lebih memilih mati dari pada harga diri kami tercoreng"

Jelas farhan dengan wajah datar, lagi pula di pulau pribadi nanti gadis itu juga akan di beri tahu dan juga mulai menjalani pelatihan.

"ternyata kalian benar benar mafia, dan kalian benar benar aneh, siapa yang lebih mementingkan harga diri dari pada nyawa"

Ucap ara berpura pura percaya.

 'aku sudah tau semuanya, cerita tentang papa pasti kalian buat untuk meyakinkan aku'

batin ara.

"apa ayah tau kalau adiknya adalah mafia?"

Tanya ara memperlihatkan wajah penasaran, melihat sikap mereka yang sangat jauh berbeda membuat ara pernah meragukan kalau mereka benar benar saudara kandung.

"tidak, ghost tidak ingin keluarganya terlibat, saat ia bergabung dia meninggalkan keluarganya dan merubah julukannya"

Ara mengangguk angguk mengerti, seperti mempercayai apapun yang farhan katakan.

"jadi kemana bapak akan membawaku"

tanya ara, kepalanya di sandarkan, ia menatap keluar jendela.

"kau akan tau nanti"

Jawaban farhan membuat ara tersenyum pahit, dia tidak tau kalau mereka bertindak dengan cepat, dan kedua orang tuanya memilih untuk melepaskannya, walaupun ara bersedia mengorbankan dirinya untuk mereka yang selama ini menjaga dan menyayanginya tampa pamrih, tapi dia juga tidak berharap kedua orang tuanya akan berbohong padanya, dia seperti benar benar di jual.

***

Apa om tau apa alasan papa bergabung dengan B world?"

Tanya Ara yang kini sedang di obati lukanya oleh dokter pribadi B word, sudah satu tahun dia berada di pulau ini, hanya dia, farhan dan dokter yang terlihat berumur 50 an yang di panggil Ar, entah itu namanya atau hanya julukan.

"untuk menyelamatkan seseorang, hanya itu yang aku tau, karena itu adalah kesepakatan ghost dan pemimpin terdahulu"

Ara mengangguk mengerti, ia hanya menatap kosong luka di tangannya.

"bagaimana dengan om farhan?"

Tanya Ara dengan mata menunggu penjelasan dari pria dingin di sebelahnya.

Farhan menghentikan gerakan tangannya saat membuka alat alat yang di gunakan saat latihan dari tubuhnya, pria itu terdiam agak lama hingga dokter Ar sudah menyelesaikan tugasnya lalu pamit keluar.

"hari ini kamu bisa istirahat, kita akan melanjutkan latihan besok di hutan"

Farhan tidak menjawab pertanyaan ara, wajah yang biasanya terlihat lebih hangat akhir akhir ini seperti kembali ke saat mereka pertama kali bertemu.

Ara menatap punggung pria paruh baya itu dengan pandangan kosong, semakin mengenal pria itu semakin terlihat sisi gelap darinya, tampilan luar pria yang berwajah malaikat dan selalu terlihat sempurna dalam berkerja membuat orang orang kagum dengan kepintarannya, tapi tidak ada yang akan menyangka akan pekerjaan lain pria yang di kenal sebagai orang kedua dari High Hopes, ara sudah melihat apa saja yang di lakukan orang orang organisasi ini di luar negeri karena dia dan arkan pernah mengikuti farhan meeting lewat video dengan anak buahnya yang ada di luar negeri, entah itu adalah keputusan yang tepat atau akan membuatnya menyesal di kemudian hari, ara akan tetap memilih jalan ini.

...

Keesokan harinya

"om"

Panggil Ara pada farhan yang duduk di sebelahnya, mereka baru saja menyelesaikan latihan di hutan dan sekarang mereka duduk di pinggir tebing untuk istirahat.

"hemm"

Seperti biasa farhan hanya menjawab dengan wajah datar.

"ceritakan tentang papa, seperti saat kalian sekolah"

Pinta ara, dia merasa sang papa pastinya sangat berbeda dengan yang dia kenal, dan ingatan kebersamaan mereka sangat sedikit karena kesibukan pria itu.

"ghost, amir, dan saya adalah teman akrab saat smp, kami selalu bersama walaupun sifat kami jauh berbeda"

Seperti biasa farhan selalu akan menjawab pertanyaan ara tentang ghost, dan ara akan mendengarkannya seolah itu adalah cerita sebenarnya, walaupun tau dia tidak boleh mempercayai farhan apa lagi amir, dia hanya menanggapi seolah ia percaya segala sesuatu yang mereka rancang untuknya bahkan cerita tentang ayahnya yang dia sudah tahu kalau semuanya bohong, ara hanya mendengarkan, dia juga melakukan apapun yang mereka perintahkan, dia bisa menahan segalanya, asalkan jangan mia yang mengalami ini semua.