NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14 Menyerahkan Diri

Namira keluar dari kamar Farah yang membawa paperbag tersebut yang kemudian menuruni anak tangga dengan wajahnya yang sangat lesu.

Bagaimana tidak jika Namira pasti sudah banyak sekali dinasehati oleh Farah mengenai pernikahannya dengan Bian.

"Ada apa Namira?" tanya Bian yang tiba-tiba saja sudah muncul di depannya.

"Apa ada sesuatu?" tanya Bian yang terlihat khawatir.

Namira menggelengkan kepala dengan tersenyum.

"Tidak apa-apa. Kak. Namira mau lanjut masak saja," ucap Namira.

"Kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Bian. Namira menganggukkan kepala yang memberikan senyum tipis agar Bian tidak terlalu kepikiran tentang dirinya.

"Ya sudah, Kak. Namira mau kembali dulu," ucap Namira yang membuat Bian menganggukkan kepala.

Namira yang sudah kembali ke dapur, matanya melihat keatas nakas yang tampak melihat paperbag yang diberikan oleh Farah.

"Kamu harus menyelesaikan tugas kamu sebagai istri. Wanita yang sudah menikah akan dilaknat jika tidak melayani suaminya. Namira siap tidak siap, itu sudah menjadi tugas kamu dan tidak boleh menunda-nunda," ucap Namira.

"Tapi, Namira dan kak Bian tidak pernah saling memaksa untuk hubungan itu. Kami sudah membicarakan hal itu," ucap Namira.

"Kamu tahu sendiri. Bian adalah laki-laki dia sangat pengertian dan apalagi kepada kamu. Dia tidak enak dengan kamu, karena Bian sejak dulu selalu melindungi kamu. Jadi pasti Bian sangat menghargai kamu yang tidak menginginkan kamu mengalami hal yang sulit," ucap Farah.

"Tetapi bukan berarti Namira kamu mengabaikan dan menunda tugas kamu. Kamu harus melayani suami kamu dan itu adalah kewajiban mutlak," tegas Farah.

Namira terus mengingat pernyataan yang diberikan Farah. Bukan Bian yang memaksa dirinya untuk melayani suaminya, tetapi justru Farah.

Apa yang disampaikan Farah, membuat Namira terus kepikiran dengan menghela nafas.

***

Bian yang berada di kamar mandi yang sedang melakukan aktivitas mandi yang sudah beberapa menit yang lalu mulai dari membilas rambutnya sampai juga seluruh tubuh berototnya.

Setelah menyelesaikan semua aktivitas yang di kamar mandi. Bian yang menggunakan kaos putih sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk putih.

Tatapan Bian melihat kearah Namira yang berdiri di depan cermin. Wajah Bian cukup kaget melihat pemandangan di depannya itu, bagaimanapun Namira yang memakai piyama dress tidur dengan warna mencolok diatas lututnya, rambutnya di biarkan di gerai.

Namira menoleh ke arah Bian dan melangkah menghampiri Bian. Namira begitu sangat cantik yang sebelumnya juga sudah menolak wajahnya dengan make up tipis.

"Namira ada apa?" tanya Bian dengan lembut.

Perlahan Namira dengan penuh keraguan dan rasa gugup membuka pengikat piyamanya. Tinggalah pakaian yang lebih seksi lagi. Pakaian. Hanya dress diatas paha, dengan lengan 1 jari dan bahan pakaian yang digunakan itu sangat tipis sekali yang benar-benar pakaian dinas untuk melayani suami.

Melihat istrinya berpenampilan terbuka seperti itu membuat Bian kesulitan dengan ludah, sudah dapat di pastikan bagaimana Bian yang tidak munafik dan sebagai laki-laki normal yang pasti menginginkan istrinya itu. Tatapi ternyata dia masih menjaga pandangan yang melihat ke arah lain saat mangsa berada di depannya.

"Namira siap untuk menjadi istri sesungguhnya," ucapnya yang membuat Bian menelan ludah.

Namira memegang tangan Bian, "Kakak bisa mengambil hal Kakak," ucap Namira.

Perkataan dan hatinya benar-benar tidak seimbang, bagaimana Namira yang terlihat terpaksa melakukan hal itu pasti semua itu karena berhubungan dengan Farah yang sebelumnya mengingatkan dirinya.

Bian menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan yang kemudian mengambil lapisan piyama yang jatuh di atas lantai dan memakaikan kepada Namira. Bisa-bisa dia khilaf jika penampilan istrinya seperti itu.

"Namira bukankah kita sebelumnya sudah membahas hal ini dan tidak boleh ada keterpaksaan dalam hal ini. Kamu jangan memikirkan hubungan ini. Mama yang menyerah kamu untuk melakukan semua ini?" tanya Bian.

Namira diam saja dengan tertunduk hanya melihat bagaimana lantai.

Bian memegang dagu Namira yang mengangkat wajah itu sehingga kembali sejajar dengannya.

"Namira pernikahan ini untuk kita berdua jangan mendengarkan orang lain ataupun kamu harus terpaksa melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan, selagi aku tidak meminta kamu untuk melakukannya. Maka jangan lakukan dan aku tidak ingin memaksa kamu," ucap Bian.

"Tapi Kaka Bian, tidak melakukan semua itu bukankah karena tidak enak dengan Namira? Kak Bian hanya menjaga perasaan Namira saja," ucap Namira yang membuat Bian menggelengkan kepala.

"Bukan karena apapun. Tetapi hanya ingin kamu benar-benar siap dan tulus," ucap Bian.

Namira tersenyum dan tiba-tiba saja memeluk Bian. Apa yang dilakukan Namira lagi-lagi memang hanya membuat perasaan Bian semakin tidak tenang yang mana justru istrinya itu telah menguji dirinya.

"Makasih, Kak Bian, selalu berusaha untuk mengerti bagaimana posisi Namira," ucap Namira.

Bian yang terlihat masih menjaga perasaanya agar tidak baper dengan apa yang dilakukan Namira. Tetapi pada akhirnya dia membalas pelukan itu. Mungkin perasaan Bian yang sangat gelisah saat berpelukan dengan istrinya dan sementara dari ekspresi Namira justru terlihat oleh apa saja.

Namira dan Bian saling melepas pelukan itu.

"Kalau begitu kamu sebaiknya istirahat," ucap Bian.

"Kak Bian belum mau istirahat?" tanya Namira.

"Ada beberapa pekerjaan yang harus diperiksa," jawab Bian.

"Namira temani," ucap Namira yang terlihat begitu semangat sekali.

"Tidak usah Namira, kamu tidak perlu melakukan hal itu. Biar Kakak saja yang mengerjakannya dan kamu istirahat saja," ucap Bian.

"Tidak mau," jawab Namira menggelengkan kepala yang manjanya semakin keluar yang membuat Bian tersenyum justru gemas dengan istrinya itu.

Bian tidak bisa menolak permintaan istrinya yang akhirnya mereka berdua sama-sama kembali ke sofa dengan keduanya yang mana Namira benar-benar menemani suaminya bekerja.

Pernikahan mereka berdua benar-benar sangat simpel yang tidak berat, karena Bian sangat pengertian yang harus menyesuaikan diri dengan Namira yang pasti masih seperti cegil.

Namira yang benar-benar menemani suaminya hanya memantau saja, dengan Bian yang sekali menoleh ke arah Namira.

"Namira, bukankah satahu saya, kamu juga tempat ambil pendidikan bisnis?" tanya Bian.

"Benar! Waktu itu Namira ambil bisnis. Tetapi Abi lebih suka Namira mengelola pesantren saja, jadi Namira hanya melanjutkan pendidikan agama saja," jawab Namira.

"Kenapa tidak melanjutkan pendidikan bisnis kamu saja, bukankah sangat lumayan untuk menambah pengalaman?" tanya Bian.

"Namira juga sudah menikah dan kenapa juga harus mengambil bisnis yang Namira juga tidak tahu lanjutannya akan kemana?" jawab Namira.

"Namira, bukan berarti sudah menikah kamu tidak melanjutkan mimpi kamu. Aku tidak masalah jika kamu kembali mengambil pendidikan di bagian bisnis, lagi pula kamu juga di rumah mau ngapain, bakti seorang istri kepada suami tidak harus hanya tetap di rumah saja dan selagi aku memberi izin jadi semua tidak masalah!" ucap Bian yang sejak awal hanya mementingkan bagaimana kenyamanan istrinya itu.

"Jadi jika kamu memiliki keinginan untuk kembali melanjutkan pendidikan di bagian bisnis. Maka aku akan membantu mencarikan kampus terbaik di Jakarta, kamu jangan khawatir," ucap Bian.

"Namira akan memikirkan semua itu kedepannya, tetapi untuk saat ini Namira memang tidak ingin memikirkan hal itu. Jadi tidak apa-apa sama sekali," ucap Namira yang pasti tidak ingin merepotkan suaminya terlalu berlebihan.

Sementara Bian adalah tipe pria diam, tetapi penuh perhatian yang ternyata sangat mementingkan Namira.

Bersambung..

1
Teh Euis Tea
nayra duhhh mulutnya lemes benar, baru jg zahra percaya diri mau menikah dgn ilham eehh malah denger omongan gitu
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi
mbok Darmi
itu mulut lemes nya nayra tolong stop jgn bikin zahra ragu lagi untuk menikah dgn ilham, semangat zahra seperti kata ilyam lupakan masa kelam mu bangkit dan buat lembaran baru dgn ilham yg lebih baik
mbok Darmi
harusnya mereka sadar atas para yg terjadi pada zahra dimana dia selama ini mengurung diri jadi pendiam dan tidak mau ketemu Ilham kenapa mereka semua menganggap hal yg biasa, semoga zahra mau jujur apa yg terjadi padanya mau sampai kapan kamu menutupi semua nya apa nunggu kamu hamil dulu atau nunggu kamu ada waktu buat melarikan diri semua masalah akan terselesaikan dgn kamu jujur zahra jgn merasa dirimu hina semua bukan kemauan mu
Teh Euis Tea
zahra km hrs trs terang bahwa om di nodai si ferdi jgn diam aj zahra
Teh Euis Tea
jd kasian dm zahra yg udah di rusak si ferdi, othor kenapa sih zahra kudu di perkosa si ferdi kan jd kasian zahranya
Teh Euis Tea
angela ya sudah sih bian sudah bahagia namira dan emang dari dulu bian cinta sm namira tp ga di ungkapkan
Teh Euis Tea
betul bian lebih baik tdk serumah dgn ibumu demi keutuhan rumah tanggamu lebih baik mandiri
Sunaryati
Sikap Ny Farah seperti itu memang lebih baik hidup mandiri terpisah dari Farah
Sunaryati
Karena Bian dan Namira rujuk
Teh Euis Tea
syukurlah klu rujuk
Teh Euis Tea
ferdy km hrs tanggungjawab sm zahra, kasian dia jd korbanmu
Sunaryati
Ferdi kamu sudah memperkosa Zahra, masa tidak ingat
Sunaryati
Nah rujuk saja, Bian
Teh Euis Tea
udah balikan aj bian namira
Teh Euis Tea
zahra bknnya ga mau jemput ilham namira tp dia lg ga baik baik aj dia di perkosa sm mantanmu namira
Teh Euis Tea
jd zahra yg jd korbannya😭😭😭😭😭
Teh Euis Tea
kasihan zahra jd di perkosa si ferdy
mbok Darmi
zahra malah yg jd korban ferdi ternyata bener" pecundang pemabuk semoga zahra ngga hamil bisa bundir zahra kalau sampai hamil
Teh Euis Tea
sepertinya ferdy jg kurang sabaran ya, agak kasar sm namira
Teh Euis Tea
akhirnya semuanya berakhir perpisahan kasian bian dan namira sebenarnya tanpa ke2nya sadarin sudah ada benih cinta di hati masing masing khususnya namira yg baru menyadari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!