NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa / Tamat
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14 Menyerahkan Diri

Namira keluar dari kamar Farah yang membawa paperbag tersebut yang kemudian menuruni anak tangga dengan wajahnya yang sangat lesu.

Bagaimana tidak jika Namira pasti sudah banyak sekali dinasehati oleh Farah mengenai pernikahannya dengan Bian.

"Ada apa Namira?" tanya Bian yang tiba-tiba saja sudah muncul di depannya.

"Apa ada sesuatu?" tanya Bian yang terlihat khawatir.

Namira menggelengkan kepala dengan tersenyum.

"Tidak apa-apa. Kak. Namira mau lanjut masak saja," ucap Namira.

"Kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Bian. Namira menganggukkan kepala yang memberikan senyum tipis agar Bian tidak terlalu kepikiran tentang dirinya.

"Ya sudah, Kak. Namira mau kembali dulu," ucap Namira yang membuat Bian menganggukkan kepala.

Namira yang sudah kembali ke dapur, matanya melihat keatas nakas yang tampak melihat paperbag yang diberikan oleh Farah.

"Kamu harus menyelesaikan tugas kamu sebagai istri. Wanita yang sudah menikah akan dilaknat jika tidak melayani suaminya. Namira siap tidak siap, itu sudah menjadi tugas kamu dan tidak boleh menunda-nunda," ucap Namira.

"Tapi, Namira dan kak Bian tidak pernah saling memaksa untuk hubungan itu. Kami sudah membicarakan hal itu," ucap Namira.

"Kamu tahu sendiri. Bian adalah laki-laki dia sangat pengertian dan apalagi kepada kamu. Dia tidak enak dengan kamu, karena Bian sejak dulu selalu melindungi kamu. Jadi pasti Bian sangat menghargai kamu yang tidak menginginkan kamu mengalami hal yang sulit," ucap Farah.

"Tetapi bukan berarti Namira kamu mengabaikan dan menunda tugas kamu. Kamu harus melayani suami kamu dan itu adalah kewajiban mutlak," tegas Farah.

Namira terus mengingat pernyataan yang diberikan Farah. Bukan Bian yang memaksa dirinya untuk melayani suaminya, tetapi justru Farah.

Apa yang disampaikan Farah, membuat Namira terus kepikiran dengan menghela nafas.

***

Bian yang berada di kamar mandi yang sedang melakukan aktivitas mandi yang sudah beberapa menit yang lalu mulai dari membilas rambutnya sampai juga seluruh tubuh berototnya.

Setelah menyelesaikan semua aktivitas yang di kamar mandi. Bian yang menggunakan kaos putih sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk putih.

Tatapan Bian melihat kearah Namira yang berdiri di depan cermin. Wajah Bian cukup kaget melihat pemandangan di depannya itu, bagaimanapun Namira yang memakai piyama dress tidur dengan warna mencolok diatas lututnya, rambutnya di biarkan di gerai.

Namira menoleh ke arah Bian dan melangkah menghampiri Bian. Namira begitu sangat cantik yang sebelumnya juga sudah menolak wajahnya dengan make up tipis.

"Namira ada apa?" tanya Bian dengan lembut.

Perlahan Namira dengan penuh keraguan dan rasa gugup membuka pengikat piyamanya. Tinggalah pakaian yang lebih seksi lagi. Pakaian. Hanya dress diatas paha, dengan lengan 1 jari dan bahan pakaian yang digunakan itu sangat tipis sekali yang benar-benar pakaian dinas untuk melayani suami.

Melihat istrinya berpenampilan terbuka seperti itu membuat Bian kesulitan dengan ludah, sudah dapat di pastikan bagaimana Bian yang tidak munafik dan sebagai laki-laki normal yang pasti menginginkan istrinya itu. Tatapi ternyata dia masih menjaga pandangan yang melihat ke arah lain saat mangsa berada di depannya.

"Namira siap untuk menjadi istri sesungguhnya," ucapnya yang membuat Bian menelan ludah.

Namira memegang tangan Bian, "Kakak bisa mengambil hal Kakak," ucap Namira.

Perkataan dan hatinya benar-benar tidak seimbang, bagaimana Namira yang terlihat terpaksa melakukan hal itu pasti semua itu karena berhubungan dengan Farah yang sebelumnya mengingatkan dirinya.

Bian menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan yang kemudian mengambil lapisan piyama yang jatuh di atas lantai dan memakaikan kepada Namira. Bisa-bisa dia khilaf jika penampilan istrinya seperti itu.

"Namira bukankah kita sebelumnya sudah membahas hal ini dan tidak boleh ada keterpaksaan dalam hal ini. Kamu jangan memikirkan hubungan ini. Mama yang menyerah kamu untuk melakukan semua ini?" tanya Bian.

Namira diam saja dengan tertunduk hanya melihat bagaimana lantai.

Bian memegang dagu Namira yang mengangkat wajah itu sehingga kembali sejajar dengannya.

"Namira pernikahan ini untuk kita berdua jangan mendengarkan orang lain ataupun kamu harus terpaksa melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan, selagi aku tidak meminta kamu untuk melakukannya. Maka jangan lakukan dan aku tidak ingin memaksa kamu," ucap Bian.

"Tapi Kaka Bian, tidak melakukan semua itu bukankah karena tidak enak dengan Namira? Kak Bian hanya menjaga perasaan Namira saja," ucap Namira yang membuat Bian menggelengkan kepala.

"Bukan karena apapun. Tetapi hanya ingin kamu benar-benar siap dan tulus," ucap Bian.

Namira tersenyum dan tiba-tiba saja memeluk Bian. Apa yang dilakukan Namira lagi-lagi memang hanya membuat perasaan Bian semakin tidak tenang yang mana justru istrinya itu telah menguji dirinya.

"Makasih, Kak Bian, selalu berusaha untuk mengerti bagaimana posisi Namira," ucap Namira.

Bian yang terlihat masih menjaga perasaanya agar tidak baper dengan apa yang dilakukan Namira. Tetapi pada akhirnya dia membalas pelukan itu. Mungkin perasaan Bian yang sangat gelisah saat berpelukan dengan istrinya dan sementara dari ekspresi Namira justru terlihat oleh apa saja.

Namira dan Bian saling melepas pelukan itu.

"Kalau begitu kamu sebaiknya istirahat," ucap Bian.

"Kak Bian belum mau istirahat?" tanya Namira.

"Ada beberapa pekerjaan yang harus diperiksa," jawab Bian.

"Namira temani," ucap Namira yang terlihat begitu semangat sekali.

"Tidak usah Namira, kamu tidak perlu melakukan hal itu. Biar Kakak saja yang mengerjakannya dan kamu istirahat saja," ucap Bian.

"Tidak mau," jawab Namira menggelengkan kepala yang manjanya semakin keluar yang membuat Bian tersenyum justru gemas dengan istrinya itu.

Bian tidak bisa menolak permintaan istrinya yang akhirnya mereka berdua sama-sama kembali ke sofa dengan keduanya yang mana Namira benar-benar menemani suaminya bekerja.

Pernikahan mereka berdua benar-benar sangat simpel yang tidak berat, karena Bian sangat pengertian yang harus menyesuaikan diri dengan Namira yang pasti masih seperti cegil.

Namira yang benar-benar menemani suaminya hanya memantau saja, dengan Bian yang sekali menoleh ke arah Namira.

"Namira, bukankah satahu saya, kamu juga tempat ambil pendidikan bisnis?" tanya Bian.

"Benar! Waktu itu Namira ambil bisnis. Tetapi Abi lebih suka Namira mengelola pesantren saja, jadi Namira hanya melanjutkan pendidikan agama saja," jawab Namira.

"Kenapa tidak melanjutkan pendidikan bisnis kamu saja, bukankah sangat lumayan untuk menambah pengalaman?" tanya Bian.

"Namira juga sudah menikah dan kenapa juga harus mengambil bisnis yang Namira juga tidak tahu lanjutannya akan kemana?" jawab Namira.

"Namira, bukan berarti sudah menikah kamu tidak melanjutkan mimpi kamu. Aku tidak masalah jika kamu kembali mengambil pendidikan di bagian bisnis, lagi pula kamu juga di rumah mau ngapain, bakti seorang istri kepada suami tidak harus hanya tetap di rumah saja dan selagi aku memberi izin jadi semua tidak masalah!" ucap Bian yang sejak awal hanya mementingkan bagaimana kenyamanan istrinya itu.

"Jadi jika kamu memiliki keinginan untuk kembali melanjutkan pendidikan di bagian bisnis. Maka aku akan membantu mencarikan kampus terbaik di Jakarta, kamu jangan khawatir," ucap Bian.

"Namira akan memikirkan semua itu kedepannya, tetapi untuk saat ini Namira memang tidak ingin memikirkan hal itu. Jadi tidak apa-apa sama sekali," ucap Namira yang pasti tidak ingin merepotkan suaminya terlalu berlebihan.

Sementara Bian adalah tipe pria diam, tetapi penuh perhatian yang ternyata sangat mementingkan Namira.

Bersambung..

1
🌷💚SITI.R💚🌷
baru baca lg
Angga Gati
❤❤❤❤❤❤❤❤❤👍👍👍👍👍
Teh Euis Tea
wahhh tamat dan happy ending, makasih thor atas ceritanya yg luar biasa ada gemesnya, aku jg terbawa baper sm emosi sm namira pojoknya ceritanya keren
sehat selalu untuk othor
aku sudah baca novel othor baru
Teh Euis Tea
alhamdulilah nayra sudah ada jodohnya dan persahabatan mereka tetap terjalin, saling memaafkan, semoga bersahabatan mereka langeng punya anak sama2
Teh Euis Tea
syukurlah klu zahra udah ga panik lg, sudah iklas karna si ferdi jg sudah meninggal jd ga usah takut lg
Teh Euis Tea
innalilahiwainnailaihirojiun, turut berduka cita, ferdi yg tenang ya disana skrng aku jg sudah lega km punya anak wlu anak itu lahir karna kebodohanmu
Teh Euis Tea
si ferdy di bikin meninggal aj dari pd menganggu zahra sm rafa trs
zahra sudahi traumamu, kasihan suamimu beri dia hakmu sebagai suami dgn berhak nafkah bathin darimu
Teh Euis Tea
othor sayang, namanya suka ketuker tuker ya, ada beberapa dialog yg ketukar nama
Rieya Yanie
zahra harusnya diajak ke psikolog biar traumanya hilang
Endang 💖
udahlah pulangkan aja nayra tu ke tmpat orang tua nya tingkahnya udh kelewatan batas
Teh Euis Tea
nah hrs di bongkar semua bian, biar si nayra kapok
Oma Gavin
nah bener itu bian kuliti nayra didepan keluarga nya biar tau rasa dasar pelakor berkedok muslimah iri hati kok dipelihara bukannya tobat minta maaf malah sengaja jadi kompor buat pernikahan namira dan bian ricuh dan kamu dgn bangga nya akan nyusul sebagai penengah sambil menyelam mau bunuh namira sayang nya bian tetap kekeh mencintai Namira, sadar ngga loe pelakor malu tau ditolak mentah-mentah
Nifatul Masruro Hikari Masaru
kok nama pemeran sering ketukar ya
Endang 💖
aduh baik bgt Ilham,
Oma Gavin
bisa ngga nayra dijodohkan sama ferdi saja dua orang dgn kelakuan yg sama, gedeg banget lihat kelakuan nayra kok bisa namira dan zahra punya sahabat yg iri hati nya kelihatan banget
Teh Euis Tea
ilham suami yg sangat sabar dan mencintaimu zahra udahlah tutup masa lalumu hilangkan masa lalumu perlahan km pasti bisa zahra
nayra ngapain km nanya namira datang sm bian ga sopan bgt km
Teh Euis Tea
zahra jujur sm ilham biar ilham cari solusinya jgn biarkan ferdi menganggumu lg
Teh Euis Tea
mudah2an namira hamil ya kali ini
duhhh jgn sampe rafa anaknya ferdy ga iklas bgt klu sampe itu terjadi
Oma Gavin
feeling ku nayra tetap akan nekat selalu mendatangi bian di kantor tanpa sepengetahuan namira, tinggal nanti bian jujur tidak sama namira dan berani tegas mengusir nayra
Teh Euis Tea
nayra ya ampun ko km jd begitu sih ga tau malu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!