Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NODA PADA ADIKKU
“Jangan menipuku, Dad! Aku tahu kalau Daddy berusaha merayuku agar aku memberikan darahku padanya, bukan begitu?” kata Logan yang masih saja tetap pada pendiriannya.
“Apa kamu ingin Dad melakukan test DNA di antara kalian berdua? Jika itu Dad lakukan, maka sebelum hasilnya keluar, maka Flo sudah tak akan ada lagi di dunia ini. Saat itu tiba, kamu menyesal pun mungkin sudah tak ada gunanya.”
“Arghhhh!!!!” Logan merasa kacau saat ini. Ia kembali mengingat masa-masa bersama dengan Mom Natalie yang begitu menyayanginya. Ia kini merasa sedikit dilema dengan apa yang Dad Darius katakan, tapi ego-nya jauh lebih besar.
Ponsel Darius berbunyi dan tampak nama Vin tertera di sana. Darius memang meninggalkan Vin tadi untuk memimpin meeting.
“Ada apa, Vin?” tanya Darius.
“Uncle, aku sudah berada di rumah sakit, tepatnya di depan ruang operasi. Mereka bertanya apakah kita sudah mendapatkan donor darah untuk Aunty?” Vin langsung menunda meeting dan berangkat ke rumah sakit. Untung saja hanya meeting antar divisi di dalam perusahaan sehingga penghentian meeting tersebut malah membuat para petinggi dan staf yang ikut pun merasa senang.
Darius menghela nafas pelan, “Uncle akan segera ke sana.”
Darius memasukkan ponselnya ke dalam saku, lalu kembali menatap Logan, putranya.
“Kalau kamu tidak mau menolong, Dad tak akan memaksa. Dad hanya meminta tolong saja padamu sebagai sesama manusia. Dad pergi dulu,” Darius pun segera berlalu dari sana karena saat ini keselamatan Flo jauh lebih penting. Ia akan melakukan apapun dan membayar berapa pun untuk siapa pun yang bersedia mendonorkan darahnya.
Meskipun Darius kecewa dengan sikap Logan, tapi ia tetap tak mengesampingkan keadaan Logan. Saat keluar dari ruang perawatan Logan, ia meminta perawat untuk membantunya membersihkan serta merapikan ruangan Logan yang terlihat sangat kacau dan berantakan.
**
Perasaan Alina sangat gelisah. Ia tak berhenti mondar-mandir di ruang tamu sambil meremas kedua tangannya. Ia sendiri tak tahu apa yang sedang ia kuatir-kan, karena yang terpikir olehnya hanya Mom Flo.
“Apa aku harus menghubungi Mommy untuk memastikan keadaannya?” gumam Alina.
Alina sedikit ragu, tapi kemudian ia mengambil ponselnya dan menghubungi telepon yang ada di Mansion Ruiz. Ia yakin tak akan semudah itu dilacak, selain itu ia akan bertanya sebagai orang lain. Alina berharap yang mengangkat adalah pelayan di mansion tersebut.
“Mansion Keluarga Ruiz.” Alina bernafas lega ketika mendengar siapa yang menjawab panggilannya.
“Halo, selamat siang. Saya Beatrice, bisakah saya berbicara dengan Nyonya Florence?” tanya Alina. Ia menggunakan nama Grandma Beatrice, berharap dalam hati kalau Grandma Beatrice tak akan bermasalah karenanya.
“Selamat siang, Nyonya Beatrice. Maaf tapi Nyonya Florence sedang pergi saat ini.”
“Baiklah kalau begitu, terima kasih,” Alina memutus sambungan ponselnya. Ia menghela nafasnya pelan dan mendekap ponsel itu ke daddanya.
Dalam pikiran Alina, Mom Flo biasa akan pergi ke supermarket dan itu pasti akan ditemani oleh Tuan Darius. Mom Flo tak akan pergi seorang diri apalagi hanya untuk bersenang-senang, karena itu bukan tipe wanita seperti Mom Flo.
“Aku berdoa Mommy akan selalu berada dalam keadaan sehat dan bahagia,” gumam Alina kemudian meletakkan ponselnya di atas meja. Ia kembali duduk di depan mesin jahit untuk meneruskan pekerjaannya. Ia harus segera menghasilkan uang karena tabungannya akan menipis jika ia berlambat-lambat.
Sementara itu di rumah sakit, Logan akhirnya mengambil keputusan yang sedikit bertentangan dengan logikanya. Ia mendonorkan darahnya untuk Florence, meskipun ia masih belum yakin bahwa apa yang dikatakan oleh Dad Darius adalah sebuah kebenaran atau hanya kebohongan agar dirinya menerima wanita yang telah menggantikan posisi Mommy kesayangannya, yakni Mom Natalie.
Operasi pun akhirnya selesai dilakukan dan pertolongan Logan sungguh sangat membantu kelancaran operasi tersebut. Stock darah pun sudah tiba meskipun tidak banyak tapi mampu menutupi kekurangan yang tak bisa diberikan oleh Logan karena pria itu juga tidak sedang berada dalam kondisi yang benar-benar fit.
“Terima kasih, Log,” kata Dad Darius. Ia memeluk putranya dan berterima kasih dengan sangat tulus.
“Aku melakukan ini hanya karena dasar kemanusiaan, bukan karena aku percaya ataupun mengakui kalau ia adalah Mommy kandungku,” kata Logan.
“Ya, Dad mengerti. Dengan alasan apapun itu, Dad sangat berterima kasih karena kamu mengambil keputusan untuk membantu.”
Setelah itu, Flo dibawa ke ruang perawatan khusus sementara Logan juga kembali ke ruang perawatannya bersama dengan Vin. Ruangan tersebut sudah kembali seperti semula, tidak kacau seperti saat Logan meninggalkannya tadi.
“Kamu melakukan keputusan yang tepat, Log,” kata Vin sambil menepuk bahu sahabatnya itu, “kamu sungguh memiliki hati yang begitu besar.”
“Aku ingin kamu melakukan test DNA antara diriku dengan wanita itu, Vin. Selain itu, aku juga ingin tahu bagaimana hubungan antara dirinya dengan Mom Natalie. Aku tak terlalu percaya ada wanita yang bersikap terlalu baik pada wanita lain, apalagi wanita yang telah menikahi mantan kekasihnya, meskipun itu sahabatnya sendiri,” jelas Logan.
“Baiklah, Log. Aku akan membantumu,” ujar Vin tersenyum.
Ia sedikit tahu tentang permasalahan masa lalu yang dikatakan oleh Darius karena Logan menceritakan semuanya. Vin memang sedikit aneh karena cerita tersebut terlalu halu menurutnya. Kalau ia yang ada di posisi Florence saat itu, ia pasti akan mengakui pada Keluarga Ruiz bahwa ia telah mengandung, agar posisi Nyonya keluarga Ruiz menjadi miliknya.
Di antara ketiga sahabat itu memang tak ada rahasia karena mereka sudah menganggap saudara antara satu sama lain. Oleh karena itu juga Vin memilih berada di sana dibanding perusahaan keluarganya.
“Tapi Log, jika benar bahwa dia adalah Mommy kandungmu … apa kamu terpikir kalau Alina adalah adikmu?”
Deggggg
Logan baru teringat kembali pada Alina karena pikirannya saat ini begitu penuh.
Adik? Bagaimana jika Alina adalah adikmu? Ya, ia adalah adikku karena kami berasal dari rahim yang sama. Bagaimana jika ini semua benar? Aku telah merusaknya, aku telah meninggalkan noda pada adikku sendiri. - batin Logan.
Logan menghela nafasnya dalam, “Itu semua masih belum tentu benar kan? Lebih baik kamu kerjakan dulu semua yang tadi kuminta, Vin. Aku akan memikirkannya lagi setelah kamu mendapatkan semuanya.”
“Baiklah. Kalau begitu segeralah pulih! Aku sangat membutuhkanmu di Perusahaan Ruiz. Kalau terus seperti ini, mungkin aku akan pindah ke perusahaan sebelah saja,” ujar Vin.
Logan berdecak, “ya kalau mau pindah ya pindah saja. Bukankah gedung sebelah adalah perusahaan keluargamu? Jangan mengancamku!”
Vin berdecih kesal, kemudian pergi dari sana untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Ntah mengapa ia lebih senang bekerja bersama dengan Logan meskipun Logan seperti itu. Ia merasa lebih dianggap dan diperhitungkan.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻