Dikhianati, oleh mantan suaminya dengan sahabat baiknya, lalu dicerai paksa tanpa diberi harta Gono gini membuat Maura Larasati sangat hancur.
Ditengah rasa terpuruk juga sakit hati, Maura berniat menjebak seorang pria hidung belang yang bisa membantunya balas dendam.
Tapi ternyata, dia malah tanpa sengaja melakukan ONS itu dengan Mantan kakak Iparnya. Arkana Angkasa, CEO Angkasa Groups yang selama ini dikabarkan menderita Impo*en, karena tidak pernah dekat dengan perempuan manapun.
Lalu akhirnya, siapa diantara mereka berdua yang merasa dijebak dan yang terjebak karena kesalahan itu?
Penasaran cus baca ya reader🥰
Tolong tinggalkan like komen dan tap love setelah membaca sebagai penyemangat otor supaya terus up.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.Aku Akan Bertanggung Jawab Penuh, Maura.
Bola Maura membulat karena terkejut, dia pikir urusannya dengan Arkana sudah selesai sekarang. Tapi ternyata.... belum, membuat Maura mulai kesal dan marah menghadapi sikap pria satu itu.
" Mas Arka, bukankah semua sudah jelas. Apa lagi yang belum selesai?!" tanyanya penuh penekanan.
" Aku tidak bisa percaya padamu," jawab Arkana serius.
" What!!!"
Jujur saja jawaban pria itu membuat Maura bingung, juga tidak mengerti dengan sifat juga sikap pria itu.
"Apa kau pikir, aku bisa percaya kalau kau tidak akan melakukan hal gila seperti tadi malam bersama pria lain, setelah ini. Kalau aku tidak mengawasimu," Arkana menunjukan jarinya kearah perut rata Maura sebagai penekan. " Sekarang ada calon anakku yang sedang tumbuh, jadi selama kita belum memastikan tentang itu kau harus tetap tinggal dihotel ini," perintah pria itu tegas.
Mendegar apa yang diperintahkan oleh Mantan Kaka iparnya itu, tentu saja Maura sebagai seorang perempuan normal tidak sudi melakukannya.
" Nggak! Mas boleh nggak percaya sama aku, tapi jangan harap aku mau menuruti ide gila Mas Arka ini!" bentak Maura marah.
Arkana menautkan kedua alisnya mendengar penolakan yang dikatakan Maura.
" Kenapa?" tanya pria itu dingin.
" Karena aku bukan tawanan, selain itu aku tidak berniat hidup hanya mengandalkan belas kasihan Mas Arka!"
" Bagaimana kalau kau bekerja denganku dikantor," saran pria itu.
Maura semakin terkejut mendengar saran yang dikatakan oleh mantan iparnya itu, pria ini sudah gila, pikir Maura semakin kesal. Sebagai orang yang masih punya pikiran waras tentu saja dia langsung menolaknya, meski sejujurnya sekarang dia sedang butuh pekerjaan.
Tapi bekerja bersama pria itu dikantor Angkasa Group, sepertinya tidak akan pernah dilakukannya, alasannya sudah pasti itu kantor milik keluarga Angkasa dimana disana ada Bayu mantan suaminya juga Irene mantan sahabatnya yang sudah merebut suaminya.
Selain itu, kemungkinan bertemu dengan mantan ibu mertuanya yang ikut andil membuat hidupnya seperti sekarang, sangat besar dan tentu saja dia tidak ingin.
" Nggak! Nggak perlu! Aku akan cari pekerjaan ditempat lain saja!" Tolak Maura tegas, pada Arkana.
Arkana terlihat terdiam, dengan kedua tangan berada didalam saku celana panjang formal yang dikenakannya.
Sangat gagah, batin Maura. Meski dia tetap memasang wajah serius dihadapan pria itu, supaya pria dihadapannya itu tau kalau penolakannya itu serius. Meski sebenarnya, dia sedikit menyesal karena harus menolak tawaran bagus yang diucapkan pria itu padanya.
" Baiklah," ucap Arkana.
Tanpa sadar Maura langsung menarik nafasnya dengan lega, berpikir akhirnya Arkana bisa mengerti dirinya.
" Syukurlah kalau Mas Arkan bisa mengerti," ucapnya senang.
" Aku memang tidak akan memaksamu untuk selama 1 bulan tinggal dihotel ini, meski sudah ku sewa khusus sebagai tempat tinggalmu sementara."
" Maaf sudah mengecewakan Mas Arka," celetuk Maura serius.
" Aku juga tidak akan memaksamu untuk bekerja diperusahaan Angkasa, tempat dimana kau bisa menjadi sasaran hinaan dari mantan suami mu, juga istrinya yang baru," ucap pria itu lagi.
Mendengar semua perkataan pria itu, Maura merasa kalau Arkana benar benar orang yang baik sekarang, karena sangat memikirkan dirinya.
" Makasih Mas, sudah memikirkan diriku sampai sejauh itu," ucap Maura tulus,
Meski sikap dan ekspresi Arkana tidak berubah, pria itu masih tetap berdiri diposisi semula dengan menatap Maura dingin.
Tapi Maura tidak perduli, karena setau dirinya begitulah ekspresi yang ditunjukan oleh Arkana setiap kali mereka bertemu dulu.
" Aku memang bisa menolelir semua hal tentang mu Maura, tapi aku tidak bisa menolelir tentang calon anakku."
Kali ini Maura yang mengerutkan keningnya, karena tiba tiba saja perasaan lega yang tadi sempat dirasakannya, sekarang berubah menjadi perasaan cemas.
Sepertinya pikirannya kalau urusan mereka berdua sudah selesai itu salah dan perasaannya mengatakan, sebenarnya masalahnya dengan pria dihadapannya ini akan dimulai dari sekarang.
"Anak? Kenapa harus terus membahas hal itu?! Bukankah sudah kutegaskan kalau aku..."
" Aku sudah memutuskan, sepertinya memberimu biaya, tempat tinggal juga pekerjaan, itu belum menyelesaikan masalah diantara kita," potong Arkana.
" Lalu? Apa yang akan menyelesaikan masalah pelik diantara kita ini, katakan Mas aku sudah mulai lelah sekarang!" pinta Maura kesal.
" Aku akan bertanggung jawab penuh padamu,"
" Sudah kukatakan tidak perlu, berapa kali aku harus mengulang hal itu!" bentak Maura, karena tidak bisa lagi menahan emosinya, menghadapi seluruh intimidasi yang dilakukan Arkana padanya, sejak dia membuka mata sampai detik ini.
" Aku tidak perduli kau mau atau tidak, yang kupikirkan sekarang adalah masa depan calon anak kita yang akan tumbuh didalam perutmu."
Maura benar benar ingin menonjokkan tangannya, kewajah Arkana karena terlalu kesal dengan sikap arogansi pria itu. Tapi tentu saja tidak mungkin dilakukannya.
Alih alih menonjok wajah Arkana, Maura memilih melemahkan nada bicaranya, berharap dengan itu Arkana akan menyerah.
" Jadi....apa yang Mas inginkan sekarang, jujur saja aku sudah lelah Mas. Aku ingin masalah diantara kita ini menemukan jalan tengah sekarang," ucap Maura pasrah.
" Aku akan menikahimu secepatnya."
Jderrrr!!!
Tiba tiba saja seperti ada petir menyambarnya begitu dia mendengar jawaban Arkana.
Bahkan saking terkejut, juga syok, karena tidak percaya kalau Arkana bakalan menyarankan hal itu. Maura sampai tanpa sadar ternganga lebar, dengan boal mata membulat sempurna, bahkan hampir keluar.
" 1minggu dari sekarang, kita akan pergi ke catatan sipil untuk meresmikan pernikahan kita, jadi selama seminggu ini sebaiknya kau tinggal disini saja, Maura.
Setelah kita resmi barulah aku akan mengajakmu pindah kerumahku."
Maura tidak bisa lagi menggambarkan bagaimana ekspresinya saat itu, begitu mendengar semua rencana Arkana untuk mereka yang hanya secara sepihak.
Ya, pria itu merencanakan sebuah pernikahan dengannya, tapi tidak meminta persetujuannya sama sekali.
Meski begitu, entah mengapa Maura tidak mengatakan apapun sebagai bentuk penolakan atau perlawanan, terhadap penentuan sepihak yang sudah diputuskan oleh Arkana untuk mereka.
Mungkin karena terlalu syok, dengan ide gila mantan Kaka iparnya itu, padanya calon bayi yang belum tentu akan benar benar ada satu bulan kemudian.
Hingga Maura tetap diam, tidak mengatakan apapun lagi dihadapan Arkana, sebelum pria itu keluar dari dalam kamar hotel, tempat mereka bicara sekarang. Yang diperintahkan oleh pria itu sebagai tempat tinggalnya sementara, atau lebih tepatnya seminggu kedepan sebelum dirinya berubah status menjadi nyonya Angkasa.
Status yang pernah disandangnya tidak lebih 2 bulan yang lalu, seminggu lagi harus kembali disandangnya, meski dengan orang yang berbeda.
Kalau secara harfiah, seharusnya Maura merasa senang dengan hal itu, karena secara tidak langsung itu bisa menjadi jalan ninja nya.Untuk membalas sakit hatinya pada Mantan suaminya, ibu mertuanya dan mantan sahabatnya.Benar benar seperti impian yang jadi nyata.
..