Dia memiliki hidup yang sempurna. Memiliki keluarga yang sangat menyayanginya dan menjadikannya sebagai mata hati mereka. Namun karena dia mengasihani tokoh dalam novel "Kisah Cinta Sang Pangeran" yang berakhir mengenaskan yang secara kebetulan memiliki nama yang sama dengannya. Dia bangun tidur di tempat yang tidak dia kenali.
Dan yang paling penting adalah dia berpindah menjadi tokoh itu. Yang berakhir dengan kematian yang mengenaskan.
Panik?
Tentu saja tidak. Dia adalah Lu Jing Yu. Memiliki segudang kemampuan dengan otak yang encer.
Nasib Tragis yang menanti? Takut apa?
Dia adalah Lu Jing Yu yang menggunakan tidak hanya otot untuk menyelamatkan hidupnya, tetapi dia juga menggunakan Akalnya untuk lepas darinya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_OK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Syuut! Apa Kamu Mau Seseorang Masuk?
Pei Zhang Xi tidak berharap bahwa gadis yang sedang ia perhatikan bangun dengan tiba-tiba. Dia tidak sempat menghindar. Mata yang bulat itu melebar meskipun masih terlihat jelas bahwa pemiliknya masih menyimpan rasa kantuk menatapnya dengan terkejut. Setelah berkedip dua kali dengan segera kedua mata itu menjadi jernih.
Dalam tidurnya, Lu Jing Yu tiba-tiba merasa tidak nyaman. Lebih tepatnya ia merasa bahwa seseorang telah memperhatikan dirinya. Merasa ada sesuatu yang salah, ia pun dengan segera membuka matanya dengan berat. Dengan perjuangan keras akhirnya ia bisa membuat matanya dengan sempurna.
Namun alangkah terkejutnya ia saat ia merasakan tatapan yang mengarah intens padanya.
"Aaah!" Lu Jing Yu bangun dengan menarik selimut menutupi tubuhnya yang hampir terekspos.
Pei Zhang Xi bingung. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak memiliki banyak pengalaman berhadapan dengan wanita. Jika itu adalah pria, itu mudah baginya. Tinggal menarik pedangnya dan mengarahkannya pada lehernya. Tapi saat ini yang ia hadapi adalah seorang perempuan yang juga merupakan istrinya sendiri. Ia tidak mungkin menghadapinya dengan cara yang sama.
Tidak ada yang bisa ia pikirkan selain menutup mulut yang berteriak dengan keras itu. Kalau tidak dia tidak akan tahu kapan seseorang akan masuk ke dalam kamar. Saat ini Lu Jing Yu hanya memakai hantu tipis yang tidak bisa menyembunyikan dengan sempurna tubuh yang lembut di dalamnya. Tidak apa jika Xiao Bei yang masuk, tetapi jika Mo Han yang masuk?
Tidak boleh!
"Hap!" Mulut Lu Jing Yu yang hendak berteriak meminta tolong segera dibungkam. Tangan besar itu menutup mulutnya dengan rapat sehingga tidak ada sedikit suarapun yang keluar.
Mata Lu Jing Yu melotot menatap penuh amarah dan ancaman. Meskipun Pei Zhang Xi adalah suaminya, tetapi ia merasa bahwa pernikahan mereka yang tanpa didasari cinta tidak bisa masuk hitungan.
Lu Jing Yu hendak bereaksi saat ia tiba-tiba merasa bahwa posisi mereka saat ini tidak biasa. Sebentar... posisi ini memang tidak biasa tetapi lebih tepatnya adalah posisi yang begitu... Intim.
Lu Jing Yu masih berada di atas ranjang saat ia berteriak. Jadi Pei Zhang Xi yang bergerak reflek untuk membungkam mulutnya harus naik ke atas ranjang. Bukan itu saja. Pei Zhang Xi menekan tubuh Lu Jing Yu. Dada mereka menempel dengan tepat. Dada yang kenyal dengan dada yang keras bertabrakan.
Mata Lu Jing Yu semakin membola melihat pemandangan itu. Dalam dua kehidupan, dia memiliki banyak teman. Tapi dia belum pernah berpacaran bahkan dia tidak pernah memiliki kontak dengan lawan jenisnya.
Meskipun begitu, dia di dunia aslinya adalah gadis yang sudah tumbuh dewasa. Teman-temannya kadang menceritakan padanya tentang kehidupan intim mereka dengan pasangan mereka.
Saat ini, wajah Lu Jing Yu bahkan menjadi lebih merah lagi.
Melihat reaksi Lu Jing Yu, Pei Zhang Xi akhirnya juga menyadari bahwa ada yang salah. Ia melihat tubuh di bawahnya yang terasa lembut. Wajah Pei Zhang Xi juga ikut memerah. Ia pun segera mundur dan melepaskan tekanannya pada Lu Jing Yu.
"Syuut! Apa Kamu Mau Seseorang Masuk?" Pei Zhang Xi dengan cepat menenangkan dirinya. Dia berdiri tegak dan menatap Lu Jing Yu dengan datar seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
"Ya...Yang Mulia. Apa yang anda lakukan di kamarku?" Lu Jing Yu menggelengkan kepalanya. kembali menarik selimut menutupi tubuhnya. Melilitnya di sekitar dirinya.
"Tadi pagi aku sudah tidak bisa ikut. Sekarang aku datang menjemputmu kembali ke kediaman."
"Oh seperti itu. Baiklah. Yang Mulia keluar dulu. Aku ingin ganti baju." Pei Zhang Xi mengerutkan alisnya. Entah mengapa mendengar Lu Jing Yu mengusirnya hanya untuk memakai bajunya ia merasa sakit hati.
"Kenapa? Apa Yang Mulia ingin membantuku mengganti baju?" Lu Jing Yu tertawa di hatinya saat melihat wajah Pei Zhang Xi. Seketika ia memiliki niat untuk menggodanya.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Pei Zhang Xi langsung berbalik dan keluar dari kamar. Lu Jing Yu tertawa terbahak-bahak melihatnya. Apalagi wajahnya memerah. Pei Zhang Xi yang sebelumnya dijelaskan sebagai pria yang kaku tiba-tiba memerah karena malu, menutup Lu Jing Yu terlihat imut.
"Yang Mulia." Mo Han yang menunggu di luar dengan cemas segera bertanya. Ia tadi juga mendengar suara Lu Jing Yu berteriak. Tetapi setelah menunggu beberapa lama tidak ada apa-apa lagi selain ketenangan. Jadi ia hanya bisa berjaga di luar. Bagaimanapun, Yang Mulia asa di dalam. Akan sangat tidak sopan jika ia masuk tanpa izin. Bagaimana jika ia akan melihat hal yang tidak boleh dia lihat?
"Hem." Pei Zhang Xi hanya berdehem saat ia melirik Mo Han dengan acuh.
"Yang Mulia, apa permaisuri tidak apa-apa?" Xiao Bei yang melihat Pei Zhang Xi keluar segera meletakkan sulaman di tangannya di atas kursi batu. Ia juga mendengar teriakan Lu Jing Yu. Ia juga sudah beregistrasi maju tetapi segera dihalangi oleh Mo Han. Meskipun pada akhirnya ia menurut untuk tidak masuk, Ia masih tidak bisa meletakkan kekhawatirannya pada majikannya. "Hamba mendengar Permaisuri berteriak tadi." Lanjut Xiao Bei dengan khawatir.
"Tidak ada apa-apa. Hanya ada seekor tikus." Jawab Pei Zhang Xi berbohong. Ekspresinya sangat biasa saja. Dia berbohong tanpa berkedip.
"Tikus? Pantas saja. Permaisuri sangat membenci binatang itu." Gumam Xiao Bei dengan suara rendah tetapi masih dapat didengar oleh dua orang pria di sekitar. "Bagaimana pelayan di sini. Kami baru dua hari pergi dan sudah membiarkan tikus bebas berkeliaran. Awas saja. Aku nanti akan melaporkan kejadian ini pada kepala pelayan. Huh." Xiao Bei mengepalkan tangannya dengan marah saat ia mulai memaki pelayan yang tidak bersalah.
Xiao Bei begitu polos yang sangat mudah percaya pada suatu kebohongan. Mungkin jika suatu saat ada yang mengatakan bahwa ada seekor gajah yang terbang dia juga akan percaya tanpa berpikir dan mulai melihat ke langit. Tapi berbeda dengan Mo Han yang sudah lama mengikuti Pei Zhang Xi kemanapun.
Menurut pengalamannya, seseorang yang takut pada seekor tikus tidak akan hanya berteriak sekali. Mereka pasti akan berteriak berkali-kali dengan acak selain hanya berteriak dengan satu suku kata. Sepertinya hanya ada satu kemungkinan...
Mo Han melirik Pei Zhang Xi yang berdiri diam tanpa ekspresi. Menatapnya penuh selidik.
"Kenapa? Apa kamu mau jadi relawan untuk menangkap tikus-tikus itu?" Pei Zhang Xi meliriknya dengan kejam. Tidak membiarkannya mendapatkan sesuatu pun darinya.
"Tidak Yang Mulia. Mohon maafkan hamba." Mo Han langsung menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menolak. Ia menatap Pei Zhang Xi dengan cemas.
"Xiao Bei masuklah." Teriaknya memanggil Xiao Bei untuk membantunya menyiapkan air untuk mandi. Dua hari ini ia sudah mempelajari cara memakai hanfunya secara diam-diam dari Xiao Bei dan para pelayan. Jadi mulai hari ini ia bahkan tidak mengizinkan para pelayan masuk ke dalam kamar mandi kecuali ia panggil.
"Aku akan pergi menemui perdana menteri Lu. Katakan pada Permaisuri bahwa kita akan kembali ke kediaman setelah makan malam sesuai tradisi." Ucap Pei Zhang Xi sebelum mengibaskan jubahnya saat ia berbalik dan berjalan keluar dari paviliun Sakura bersama dengan Mo Han di belakangnya.
...~○○○~...
...♡Permaisuri Tidak Ingin Mati_17♡...
*
*
*
Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit dan share ya reader. ..