Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 - Berkunjung
Sesuai Janjinya Mama Ayu menelpon Rafka. Awalnya Rafka tidak memberikan alamat Karin, dengan alasan tidak ingin mengganggu istirahat Karin. Namun, dengan bujukan Mama Ayu akhirnya dia mendapatkan alamat rumah Karin. Mama Ayu mengajak Si Kembar bersiap, Si Kembar yang sangat antusias mendengar Mama Ayu akan membawa mereka Bertemu Karin. Mama Ayu heran, Sejak kapan cucunya sebahagia itu saat akan bertemu orang lain. sejak kejadian di masa lalu mereka trauma dengan orang yang tidak dikenal, tapi berbeda dengan sekarang. mereka tampak sangat antusias, bahkan sampai bersorak sambil loncat-loncat.
'Ada apa dengan mereka? tak biasanya mereka sebahagia ini? Aku jadi penasaran seperti apa sosok Karin itu' batin Mama Ayu heran.
Papa William dan Reza berjalan menuju ruang keluarga. dimana ada Mama Ayu dan Si Kembar yang sudah rapi dengan pakaiannya, keduanya heran melihat Si Kembar yang terlihat bahagia.
"Cucu Opa, kelihatannya kalian sedang bahagia? Ada apa nih, kasih tau Opa dong" Tanya Papa William pada Si Kembar.
"Aku dan Kenzo mau ke rumah Aunty Karin Opa" jawab Kenzi antusias
"Ma, Karin mana? Apa Karin yang mama ceritain waktu itu?" Tanya Reza menoleh kearah Mama Ayu.
Mama Ayu menganggukkan kepalanya.
"Iya, tadi Si Kembar pengen Lihat kondisi Karin. Bagaimanapun, mereka khawatir akan kondisi Karin. Mama tadi minta Alamat rumahnya ke Rafka, walaupun tadinya Rafka gak ngasih dengan bujukan Mama akhirnya Rafka ngasih. Papa mau ikut ke rumah Karin gak?" Jelas Mama Ayu, sekalian memberi tawaran pada Papa William.
"Iya, Papa Mau ikut Ma. Sekalian mau ngucapin terima kasih, Berkat dia Cucu kita masih ada bersama kita" ucap Papa William
Reza merasa dirinya tidak dianggap Akhirnya angkat bicara.
"Hey.. Hey, Coba liat sini" tunjuk Reza pada dirinya.
"Kalian lupa Apa bagaimana? Masa Reza di tinggal sendirian, kalau ada yang culik Reza bagaimana? Reza juga mau ikut dong" Protes Reza.
"Ellehh. siapa juga yang mau nyulik kamu, kamu lupa? kamu disini juga gak sendirian, banyak Pelayan dan juga penjaga. Katanya kesini mau liburan, sekalian juga katanya mau nyari jodoh. Ya udah sok aja, Sekarang juga kamu kemana kek? jangan diem di rumah terus dong. kapan kita nambah cucu lagi coba, kamu itu sudah cukup umur untuk menikah malahan udah mulai tua." Jelas Mama Ayu.
Reza yang mendengar celotehan Mama Ayu dia memutar bola matanya malas, hampir setiap bertemu pasti aja jodoh yang di bahas.
"Ya sudah, pergi sana. Reza mau pergi aja, jalan-jalan sendiri, siapa tau Nemu jodoh pas berhenti di Lampu merah" Ucap Reza ketus.
"Yang ada nih , bukannya kamu dapet cewek pulang-pulang kamu bawa bencong. Hahaha.." sindir Papa William.
Reza yang mendengar sindiran Papa William. dia mengerucutkan Bibirnya, dengan perasaan dongkol, Reza meninggalkan semua orang yang sedang menertawakan dirinya. sedangkan Si Kembar yang tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan oleh tiga orang dewasa itu hanya diam, mereka heran menatap Opa dan Omanya yang sedang tertawa cekikikan.
Setelah capek Tertawa, keduanya mengajak Si kembar masuk Mobil yang sudah ada supir menunggu di samping mobil. Supir membukakan pintu mobil, memastikan semua penumpang masuk, Supir duduk di bagian Kemudi melajukan kendaraannya ke Lokasi yang di berikan Oleh Mama Ayu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Rafka sedang Memimpin meeting di Perusahaan. dia menyimak apa yang jelaskan oleh masing-masing divisi, karena ini produk baru yang di luncurkan. Rafka memang memimpin perusahaan di bidang Perhotelan, Furniture, beberapa Mall besar serta Rumah sakit di Negaranya. Sekarang dia sedang membuat produk kecantikan, Rafka ingin memulai sesuatu yang baru da mengembangkan usahanya agar lebih luas lagi. Dua jam berlalu, meeting telah selesai dilaksanakan dengan lancar.
" Fajar kau ikut ke ruangan ku!" Ucap Rafka
"Baik Tuan"
"Desi kau bawa berkas yang harus aku tandatangani, dan juga kau atur meeting ku dengan klien, karena satu Minggu lagi anakku berulang tahun. jadi, aku ingin semua sudah beres sebelum hari ulang tahun itu tiba" tegas Rafka.
"Baik Tuan," Desi menganggukkan kepalanya mengerti.
Rafka berjalan keluar dari tempat meeting dengan Fajar yang mengikuti dari belakang. Sampai di ruangan khusus CEO , Rafka duduk di sofa sedangkan Fajar berdiri di samping Rafka.
"Fajar satu Minggu Lagi Anakku berulang tahun, Aku tugaskan kau menyiapkan Acaranya. Jangan Acara megah, kau buat Acara sederhana saja, Aku hanya ingin keluarga saja yang hadir." Ucap Rafka.
"Ada hal lain lagi, Tuan?" tanya Fajar.
"kau duduklah dulu, jangan berdiri seperti itu. Fajar aku sudah bilang padamu jika sedang berdua jangan terlalu formal padaku, kau sudah aku anggap adikku sendiri"
"maaf Tuan, hanya saja saya tidak terbiasa Tuan." jawab Fajar sambil mendudukkan tubuhnya di sofa.
Rafka menghela nafas panjang. dia menyenderkan tubuhnya seraya menutup matanya, lama terdiam perlahan Rafka membuka matanya.
"Fajar apa kau kenal Karin sudah lama?" tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Rafka.
Fajar kaget, kenapa tuannya tiba-tiba menanyakan Karin.
"sudah lama Tuan, sejak adik saya sekolah SMP. Memangnya ada apa Tuan?"
"Entahlah, aku merasakan getaran yang tidak aku mengerti. Aku tidak tau itu, aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan sosok Karin, bahkan sudah 2 malam aku terus memikirkan nya. Apa kau bisa mencari tau data tentang Karin? Aku ingin Kau mengumpulkan data tentang Karin dan mengirimkannya padaku" Ucap Rafka yang menatap lurus pandangannya mengingat sosok Karin
"Tidak usah mencari tau lagi Tuan, sebelum anda meminta saya mencari tau, saya sudah lebih dulu mencari taunya." jawab Fajar tersenyum.
"Apa kau memiliki hubungan khusus dengan Karin" tanya Rafka dengan mengerutkan dahinya.
"Tidak ada Tuan, Anda tau bukan di keluarga saya hanya memiliki satu perempuan setelah Ibu saya meninggal. jadi, saya tidak mau terjadi sesuatu yang tidak di harapkan pada adik saya. saya dan Papa memang tidak membatasi pergaulannya, tapi kami selalu mencari tau secara detail siapapun yang berteman dengan adik saya . maka dari itu, saya tau informasi tentang Karin, Tuan."
Rafka menganggukkan kepalanya paham. Awalnya dia kaget saat Fajar tau tentang Karin, takutnya Karin ada hubungan spesial dengan Fajar. mendengar penjelasan Fajar dengan rinci, Akhirnya dia merasa lega. Entahlah, Belum apa-apa Rafka sudah merasa cemburu pada Karin.
"bisa kau jelaskan saja padaku sekarang, sebelum kita pergi meeting di restoran?" Ucap Rafka tidak sabar ingin mengetahui semua tentang Karin.
"Karin Dawinta. umur 23 Tahun, dia seorang gadis yatim piatu. Putri dari pasangan Hendra Setiawan dan Ibu Susi Sulistiawati, Karin di tinggalkan oleh kedua orangtuanya saat masih kelas 3 SMA bersama adiknya yang bernama Kiki Abimana.
Ayahnya meninggal karena penyakit Paru-paru yang sudah kronis, sampai akhirnya ajal menjemputnya. beberapa bulan setelah ayahnya meninggal ibunya depresi karena di tinggal suaminya, Karin merawat ibunya dengan sabar. saat pulang dari sekolah dia dan adiknya di kejutkan dengan keadaan Ibunya yang terbaring serta mulutnya mengeluarkan busa akibat meminum racun tikus. Namun, sebelum di bawa ke rumah sakit ibunya sudah tak bernyawa. Karin dan adiknya tinggal berdua di rumah peninggalan orang tuanya, saat kelulusan tiba. Karin mencari pekerjaan karena hanya dia yang harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi dirinya juga adiknya serta biaya sekolah Kiki. Karin mempunyai tekad untuk menguliahkan adiknya ke perguruan tinggi, sebagaimana keinginan sang ayah yang ingin anaknya menjadi sarjana. Karin di tawari pekerjaan oleh adik saya saat itu. kebetulan Cafe milik Mama yang diteruskan oleh adik dan papa saya sedang membutuhkan karyawan jadi karin mulai bekerja di sana sampai saat ini." Jelas Fajar panjang lebar.
Rafka begitu salut akan kegigihan serta perjuangan hidup Karin. setelah puas mendengar penjelasan Fajar mengenai sosok Karin Akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri percakapannya karena ada meeting di luar kantor.