Dihamili Berondong

...****...

Starla melempar bantal ke wajah Saka dengan kesal, sementara cowok itu kembali ke tabiat aslinya yang cuek dan dingin. Ya, sifat menyebalkannya itu muncul kalau sedang berduaan dengan Starla.

"Apaan sih Lo? Turun dari situ, pindah ke sofa sana!" usir Saka seraya menatap tajam pada Starla.

"Gak mau, gue mau disini. Gue lagi hamil dan gue mau tidur disini." ucap Starla menolak, gadis itu malah sengaja merebahkan tubuhnya diatas ranjang Saka.

"Ck, turun gak? Gue paling nggak suka kalau ada orang asing yang naik ke atas ranjang gue," ujar Saka. Ya, inilah Saka yang tidak suka bila ada orang asing naik ke atas ranjangnya atau menyentuh barang-barangnya.

"Mulai sekarang Lo harus biasain diri Lo. Ubah kebiasaan Lo juga, karena kita bakal berbagi mulai sekarang. Kita suami istri, paham?" Starla sebagai pihak yang lebih dewasa, berusaha menasehati Saka agar tidak egois dan berbagi.

"Tapi gue nggak mau berbagi sama Lo. Minggir!" seru Saka sambil menarik tangan Starla dengan kasar.

"Sshh...hey berondong, tangan gue sakit!" seru Starla meringis kesakitan saat Saka menarik tangannya.

"Bodoh amat! Turun nggak!" ujar Saka yang masih memegang tangan Starla dan menariknya.

"Lo jahat banget sih sama gue. Nggak sopan tau nggak. Gue lebih tua dari Lo, apa Lo lupa?" beo Starla tak terima dengan perlakuan Saka kepadanya.

Cowok itu malah tersenyum sinis mendengarnya. "Umur Lo emang lebih tua 4 tahun dari gue, tapi jangan lupa. Status Lo itu seorang istri, gue suami. Jadi Lo harus nurut sama suami, karena status gue lebih tinggi dari Lo!"

"Cih!" Starla berdecih.

"Udah sana turun. Gue malas debat sama Lo." Saka terlihat menyebalkan di mata Starla. Wanita itu beranjak dari ranjang, ia mendengus kesal.

"Tau gini, gue mending gugurin aja bayi ini." gumam Starla pelan, namun terdengar oleh Saka dan sontak saja membuat Saka menoleh tajam ke arah istrinya.

"Lo ngomong apa barusan?" tanya Saka tajam.

"Nggak, gue nggak ngomong apa-apa." sangkal Starla tanpa melihat ke arah Saka. Ia hanya bercanda saat mengucapkannya karena kesal.

"Sekali lagi Lo ngomong kayak gitu, awas aja! Itu bayi gue, Lo nggak berhak merampas haknya untuk hidup!" seru Saka.

"Hey tuan Delano! Siapa ya yang duluan bilang kalau gue sama bayi ini nggak penting?"

Merasa Starla akan mengajaknya berdebat panjang kali lebar lagi, Saka pun memilih pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Ternyata menjadi pengantin itu melelahkan. Mana dia harus mengucapkan sumpah, apalah itu. Sedangkan Starla, sekarang wanita itu sedang duduk di sofa sambil merenungi tentang hari ini. Pernikahannya dan Saka, juga bayi yang ada didalam kandungannya.

"Starla pasti bisa melalui semua ini. Sampai kamu lahir ke dunia, maka pernikahan ini akan selesai!" Starla bicara pada perutnya sendiri.

Setelah selesai membersihkan diri, masing-masing. Starla dan Saka hendak keluar dari kamar untuk makan siang di lantai bawah.

"Lo udah selesai belum? Lama amat."

"Sabar, gue pakai baju dulu keles." ujar Starla dari dalam kamar mandi. Tak lama kemudian, Starla keluar dari kamar mandi. Atensi Saka tertuju sepenuhnya pada Starla yang saat ini memakai celana jeans dan blouse berwarna navy. Rambut Starla agak Curly karena tadi sempat di catok Curly. Wajahnya tanpa riasan jauh lebih cantik dari saat dia memakai riasan.

God! Dia cantik juga, kalau nggak nyebelin.

"Yuk, kita ke bawah!" seru Starla pada suaminya sambil tersenyum manis.

"Oh-oke." Saka menjawab dengan gugup. Damn! Dia sulit memalingkan matanya dari Starla.

***

Di sebuah cafe, Galang, Gina dan Riko berada disana. Mereka sedang mengobrol tentang Starla dan suaminya. Rasanya Galang tidak percaya kalau Starla sudah menikah.

"Mana suaminya, gue pengen tau identitasnya! Semuanya!" ujar Galang dengan nada menginterogasi.

"Oke...gue bakal kasih infonya. Tapi Lo jangan kaget ya." kata Riko.

"Apaan?" tanya Galang masih dengan wajah kurang menyenangkannya itu.

"Suaminya berondong."

"APA?" Galang tercengang mendengarnya.

...****...