⚠️Harap bijak dalam membaca! Ini hanya HIBURAN semata. Jangan di bawa ke kehidupan nyata!
Perjodohan yang mengharuskan Aliza menikahi seorang duda kaya, membuat Aliza memutuskan hubungan bersama kekasihnya Qiandra Priswanggara, yang ternyata adalah anak dari calon suaminya, Argantara.
Semula Qian sangat membenci Aliza karena sudah menghianatinya dan menikahi ayahnya. Namun, karena suatu kejadian yang mengharuskan mereka terjebak di dalam cinta semalam, membuat mereka tidak ingin saling melepaskan. Hingga terjadilah sebuah hubungan gelap yang tak terelakkan.
Lantas, Bagaimana kisah hubungan antara anak dan ibu tiri tersebut? Mungkinkah cinta Aliza dan Qiandra akan bertahan lama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
...🍃🍃🍃...
Aliza nampak cemas, satu persatu orang mulai mencurigai hubungan antara dirinya dan juga anak tirinya.
Dia tidak memiliki alasan untuk tidak mencintai Qiandra, sebab Qian adalah cinta pertamanya dan terakhirnya.
Keadaan yang mengharuskan dia menikahi Argan, malah mempertemukan dirinya bersama Qian hingga sebuah kesalahan pun tercipta.
"Bagaimana ini? Risma tidak akan tinggal diam saja. Dia pasti akan membuat hubungan ku bersama Argan dan Qian menjadi sangat rumit nantinya." Gumamnya cemas.
Dia tidak bisa berpikir dengan baik. Qiandra adalah seorang pria yang sangat dia cintai, tapi Argan juga orang yang sangat baik dan juga penyayang. Hingga dia tidak akan bisa membuat Argan kecewa kepadanya karena mencintai Qian.
Aliza sangat khwatir suatu saat hubungan gelapnya akan terbongkar. Terlebih, Argan adalah pria yang baik. Argan begitu pengertian dan penyayang hingga membuat Aliza tidak tega menyakiti hati Argan. Namun mau bagaimana lagi, cintanya kepada Qian juga sudah terlanjut besar.
"Apa aku beritahu saja hubungan ini kepada Argan?" Gumamnya bertanya kepadanya sendiri.
"Ahh tidak-tidak. Ini tidak benar."
Aliza nampak serba salah. Hingga dia terlihat sangat gelisah, dia berjalan mondar-mandir seperti setrika. memikirkan ini membuatnya tidak bisa tenang sedikit pun. Apalagi, Risma sudah mengancamnya akan mencari kebenaran dibalik kebaikan dan perhatian Qian kepadanya selama ini. Selain itu, dia juga tidak segan-segan memberitahu Argan bila menemukan kecurigaan.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku harus memberitahu Argan sebelum Risma. Jika dia tau dari Risma, maka Argan akan semakin marah"
"Ahh tidak-tidak. Jika aku memberitahu Argan, aku akan membuat hubungan antara ayah dan anak akan putus. Bagaimana ini? Kenapa hubungan rumit ini harus terjadi kepadaku?" Lirih Aliza lagi yang masih bingung sendiri dibuatnya memikirkan masalahnya saat ini.
Jika saja suaminya bukan Argan, mungkin dia bisa memberitahu kebenaran kepada Argan. Akan tetapi, Argan terlampau baik hingga dia tidak tega mengatakan kebenaran ini.
Tok.
Tok.
Tok.
Aliza yang tengah berpikir di dalam kamar, sontak terkejut ketika mendengar suara ketukan pintu.
"Siapa?" Teriak Aliza sedikit kesal sebab merasa terkejut.
"Aku...Qian"
Setelah mendengar sahutan dari luar, Aliza pun membuka pintu kamarnya.
"Kenapa kamarnya di kunci?" Tanya Qiandra setelah berhasil masuk.
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu pulang sepagi ini? Apa tidak kuliah?" Sanggah Aliza yang balik bertanya.
"Nggak. Dosennya sedang tidak masuk. Katanya ada pertemuan penting yang tidak bisa di tunda, jadi hari ini kelas kosong. Dari pada aku menunggu di kampus, aku datang untuk menemui mu!" Jawab Qian menjelaskan.
"Aliza!" Seru Qian lagi. Aliza menoleh, wajahnya langsung mengkerut melihat Qiandra mendekatinya dengan wajah mesum.
Tanpa aba-aba, Aliza langsung mendorong wajah Qian yang menatapnya penuh nafsu.
"Jangan menginginkannya saat ini. Aku tidak mau!" Tegas Aliza dan langsung menolak sebelum Qian melakukan lagi.
"Apa kamu tidak merindukan aku? Kita sudah berpisah lama sejak kedatangan Tante Risma!" Jawab Qian sedikit mengeluh.
Aliza baru ingat tentang Risma, wajah langsung terlihat khawatir ketika Qian menyebut namanya.
"Astaga. Kalau Tante mu sampai masuk lagi kesini dan tau kita berdua disini bisa celaka kita. Qian ayo keluar sebelum tante mu datang!" Usir Aliza segera.
"Hai tenanglah. Tante Risma sedang keluar, aku sudah memeriksanya tadi" jawab Qiandra.
"Pergi saja. Aku tidak mau hubungan antara kamu dan papa mu hancur karena aku Qian. Risma tidak akan main-main dengan ucapannya" tegas Aliza.
Meski di dorong, tubuh Qian tak bergerak sedikitpun. Matanya hanya memindai wajah Aliza yang terlihat khawatir dan cemas.
"Apa Tante mengancam mu lagi, hingga kamu berpikir seperti itu?" Tanya Qian menebak.
Aliza terdiam beberapa saat, lalu menjawab dengan ragu, "Tidak. Tapi aku takut dia akan mengetahui hubungan kita. Ayolah Qian, jangan seperti ini!" Mohon Aliza.
Qian masih dengan tatapan dingin yanga mengarah kepada Aliza, "Bohong!" Ujarnya segera yang membuat Aliza langsung terdiam kaku.
"Kamu berbohong. Apa yang Tante ucapkan?" Tanya Qian dengan penuh penekanan.
"Tidak Qian. Tidak ada yang mengancam ku. Sudahlah. Jangan mengada-ada. Pergi dari sini!" Usir Aliza marah. Dia langsung mengunci pintu kamarnya setelah berhasil mengeluarkan Qian.
"Aliza. Aliza. Buka pintunya!" Teriak Qian sambil menggedor-gedor pintu kamar Aliza.
"Pergi Qian!" Usir Aliza lagi dengan setengah berteriak.
Qian tak lagi menjawab. Setelah sejenak berpikir, dia pun pergi meninggalkan kamar Aliza.
Sementara itu.
Risma terlihat datang ke kantor milik Argantara. Dia memasuki ruangan Argan seolah dirinya adalah tamu penting.
Dengan gayanya yang anggun, dia pun memasuki ruangan. Baju seksinya mengekspos setiap lekuk tubuhnya yang seksi. Banyak pria bahkan menegur dan menyapa Risma dengan sangat ramah.
Bahkan ada yang memang mengenal Risma, sebab Risma memang sering datang kesana untuk menemui Argan.
Di dalam ruangan. Tanpa mengetuk pintu, Risma masuk dan duduk di kursi panjang di dalam ruangan.
Sekilas Argan menoleh, lalu kemudian kembali fokus bekerja, "Ada apa? Kenapa datang kemari?" Tanya Argan dengan tatapan yang masih fokus kepada berkas-berkasnya.
"Aku ingin bicara!" Jawab Risma singkat dengan kedua tangannya dilipat didepan dada.
"Bicara apa?" Tanya Argan singkat.
"Ini tentang Qian dan Aliza!" Jawan Risma yang seketika mengalihkan pandangan Argan.
Argan menatap Risma dalam diam, "Jangan membuat cerita yang tidak-tidak lagi Risma. Aku tidak akan terpengaruh!" Tegas Argan sedikit dengan nada kesal.
"Terserah saja Mas Argan. Tapi aku, akan tetap membicarakannya agar kamu berhati-hati dengan wanita ular itu!"
"Diam!" Bentak Argan.
"Jangan sebut istriku dengan sebutan seperti itu Risma!" Kecam Argan marah.
Risma terkesiap mendengar bentakan Argan, membuatnya mengurungkan niatnya untuk mengumpat Aliza di depan Argan.
"Dengar Argan. Aku ingin kamu lebih memperhatikan bagaimana sikap Qiandra kepada Aliza dan kamu juga harus memperhatikan tatapan Aliza kepada Qiandra, anakmu. Aku melihatnya dengan jelas bagaimana cara mereka saling menatap. Dimata mereka memiliki banyak cinta." Ujar Aliza.
"Karena itu, aku ingin mengatakannya kepadamu agar kamu melihatnya dan lebih memperhatikan mereka berdua. Apalagi kamu lebih sering menghabiskan waktu di kantor. Kamu tidak akan tau apa yang mereka lakukan di rumah tanpa mu. Ingat Argan, Qian sudah dewasa dan dia sudah cukup umur untuk mengenal cinta. Jadi jangan mempercayai Aliza begitu saja. Kamu harus tegas dan kamu juga harus berhati-hati. Terserah kamu mau mendengarkan atau tidak, tapi yang jelas aku peringatkan, istrimu bukan wanita baik-baik!" Tegas Aliza lagi memperingati.
"Tidak. Aliza tidak seperti itu. Aku sangat yakin kalau dia wanita baik-baik. Risma, berhentilah membuat cerita yang tidak-tidak. Sejak dulu, kamu selalu seperti ini. Pergilah, aku sedang sibuk bekerja!" Usir Argan. Semua ucapan Risma dibantah oleh Argan, dia sangat mempercayai Aliza, karena dia tahu Aliza bukanlah tipe orang yang mudah menghianati cinta.
Risma menggeram dengan kedua tangannya yang mengepal erat, "Terserah kamu saja. Jika dugaan ku terbukti, maka kamu akan menyesal karena tidak mendengarkan aku saat ini" sentak Risma marah. Dia menghentakkan kakinya seperti anak kecil karena marah, lalu pergi begitu saja dengan pintu yang sengaja dia banting hingga menimbulkan suara dentuman keras antara pintu dan dinding.
Argan yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya asal.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
kenapa dia dan Qiandra bersama...
memang mereka bersalah tapi jgn pakai emosi dong dan gelap mata sampai begitu
dan suatu saat kamu akan menyesali perbuatanmu
Qian,, tolong selamatkan aliza...