Gairah Cinta Ibu Tiri
...💐💐💐...
"Apa? Ayah meninggal?"
Dering telepon siang itu cukup mencengangkan Aliza yang tengah bersiap untuk pulang setelah sesaat yang lalu sedang mengikuti studi kuliahnya. Dia terkejut ketika mendapati kabar, bahwa ayahnya terjatuh dari kamar mandi hingga mengalami serangan jantung dan meninggal.
Kejadiannya begitu mendadak, hingga membuat Aliza yang tengah merantau di kota lain harus menerima kabar duka ini dan menyebabkan dia tidak sempat bertemu dengan ayahnya.
Sesampainya di rumah sang ayah. Aliza nampak keluar dari dalam mobil taksi, dia berlari menuju rumahnya yang sudah ramai dikunjungi pelayat.
Tangisnya pun semakin pecah ketika dia melihat jenazah ayahnya yang sudah terbujur kaku di ruang tamu yang masih di tutupi dengan kain.
"Ayah!" Teriaknya histeris. Dia menghamburkan pelukannya sambil menangis sejadi-jadinya.
"Ayah. Kenapa meninggalkan Aliza. Ayah ayo bangun Ayah!" Ucap Aliza di tengah tangisnya yang belum sempat mereda.
"Ayah! Aku mohon bangunlah!"
"Aliza! Sayang! Jangan seperti ini nak. Ayahmu akan sedih melihatmu seperti ini!" Ibunya memeluk tubuh Aliza dan juga ikut menangis seraya menghentikan anaknya yang histeris.
"Ibu. Kenapa ayah pergi Bu. Bahkan, ayah pergi sebelum Aliza mencapai cita-cita Aliza. Kenapa bu? Kenapa ayah pergi secepat ini?" Aliza terus saja memberontak dan menangis. Ibunya sudah tidak tahan lagi membendung rasa sedihnya, apalagi melihat Aliza seperti ini. Dia pun hanya bisa memeluk erat tubuh Aliza dan ikut menangis karena sedih.
Beberapa orang, mulai mendekati mereka dan membawa mereka pergi sedikit menjauh dari jenazah Pak Rizwan, ayahnya Aliza.
\
\
Sepulang dari makam setelah prosesi pemakaman. Aliza dikejutkan oleh kehadiran seseorang tidak dikenal yang datang ke rumahnya.
"Bagaimana buk? Apa Aliza menerima perjodohan ini?"
Aliza sangat terkejut. Dia nampak menatap nanar ibunya.
"Apa ini Buk?" Tanya Aliza tak mengerti.
Bu Ratih mendekati Aliza dan memegang lembut kedua tangan Aliza.
"Maafkan ibu yang tidak mengatakan ini dari awal nak. Ayah mu terpaksa meminjam uang kepada Pak Argantara untuk menguliahkan mu. Di surat perjanjian, jika ayahmu tidak melunasi hutang dalam dua tahun, maka, kamu harus menikah bersama pak Argantara." Jelas Buk Ratih.
"Apa?" Aliza tak menduga bahwa ayahnya akan menggadaikan dirinya untuk membiayai kuliah. Jika saja dia tahu dari awal, tidak akan ada hutang seperti ini dikemudian hari.
"Tapi ibu bilang. Ayah mendapatkan uang dari hasil menjual kebun?" Tanya Aliza lagi. Mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini tidaklah benar.
"Maaf nak. Kami terpaksa berbohong. Ayahmu juga berniat menjodohkan mu bersama Pak Argantara. Sebab itulah dia berani meminjam uang itu walaupun akhirnya dia tidak bisa membayar semua hutang itu!" Jawab Buk Ratih.
"Tidak. Ini tidak mungkin. Aku tidak mau mempercayai mu ibu!" Teriak Aliza yang terlihat begitu syok.
Air mata Aliza jatuh tak tertahankan. Dia pergi menuju kamarnya dengan membawa luka yang begitu dalam. Belum juga sembuh pedihnya atas kepergian sang ayah, sekarang dia harus di jodohkan dengan seorang pria yang sudah dewasa. Bahkan, pria itu lebih pantas menjadi ayahnya dibandingkan menjadi suaminya.
Malam itu. Buk Ratih sangat mengkhawatirkan anaknya yang tidak kunjung keluar dari kamar.
Pak Argantara yang datang siang tadi pun menawarkan sebuah kesepakatan, jika memang Aliza tidak ingin menikah pun dia tidak akan marah, hanya saja dia ingin jaminan, yaitu rumah yang sekarang Aliza dan ibunya tempati. Buk Ratih pun berpikir harus membicarakan semua ini kepada anaknya.
Tok.
Tok.
Tok.
"Aliza! Ini ibu nak. Boleh ibu masuk?" Teriak Buk Ratih dari luar. Namun tidak ada sahutan dari Aliza.
Bu Ratih pun memegang gagang pintu dan membukanya, ternyata pintu tidak di kunci, dia pun masuk dan melihat Aliza sedang berbaring dengan posisi miring membelakangi pintu.
"Nak. Ibu ingin bicara!" Ucap Bu Ratih ragu. Namun Aliza masih saja tidak menyahut, dia diam dan tidak ingin menoleh.
"Pak Argantara mengatakan bahwa dia tidak apa jika kamu tidak mau menikah bersamanya. Tapi dia meminta jaminan. Dia ingin rumah ini sebagai jaminannya. Jika...kamu memang tidak mau menikah. Ibu tidak apa jika rumah ini kita berikan kepada Pak Argantara. Ibu ikhlas!"
Aliza tidak sanggup lagi. Dia berbalik dan memeluk tubuh ibunya dengan sangat erat.
"Maafkan aku ibu! Ini semua karena kesalahan ku yang terlalu memaksa kalian untuk mewujudkan impian ku untuk kuliah. Jika saja aku mendengarkan ucapan mu, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Maafkan aku buk." Aliza kembali menangis di dalam pelukan ibunya. Bu Ratih pun juga tidak kuasa menahan tangis dan ikut menangis disana.
"Jangan berikan rumah ini. Rumah ini adalah harta satu-satunya yang kita miliki dan kenangan terindah yang ayah tinggalkan. Aliza tidak akan sanggup memberikan rumah ini kepada orang lain. Aliza mau menikahi Pak Argantara Buk!"
Mendengar ucapan Aliza. Bu Ratih melepaskan pelukannya dengan mata melebar.
"Kamu serius nak? Tapi...."
"Aliza serius buk. Aliza akan menurut apapun keinginan ibu asal ibu dan ayah bahagia" potong Aliza.
Pagi hari menyapa. Aliza bersiap-siap dengan gaun pengantinnya menuju rumah mempelai pria. Semuanya sudah dipersiapkan oleh Argantara, Seorang duda yang akan menikahi Aliza.
Sebelum pergi. Aliza menelpon kekasihnya Qiandra. Karena perjodohan ini, Aliza terpaksa meninggalkan sang kekasih yang sangat dia cintai.
Sebelum mengatakan selamat tinggal. Aliza sengaja membuat perkara dan mengatakan bahwa dia akan menikah bersama pria pilihan ayahnya yang sangat kaya. Ini semua dia lakukan agar Qian sakit hati dan Qian melupakan dirinya. Semua ini dia lakukan agar Qian bisa hidup bahagia setelah kepergiannya. Selain itu. Aliza juga terpaksa berhenti kuliah yang tengah berjalan di semester 4, karena dia harus mengikuti suaminya dan mengurus segala keperluan suaminya seperti istri-istri pada umumnya.
Sementara itu. Di kampus, Qian terlihat sangat sedih dan frustasi. Bagaimana bisa Aliza meninggalkannya seperti ini?
Dia sangat mencintai Aliza. Bahkan wanita manapun tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Aliza hatinya.
"Kenapa Aliza? Kenapa kamu pergi dan memilih pria itu dibandingkan aku?" Qian menangis di tepi sungai kampus. Dia sangat sedih. Dia duduk seorang diri di bawah pohon beringin besar yang biasa dia dan Aliza datangi setiap kali waktu istirahat sekolah menyapa.
Tidak lama. Dering handphone miliknya pun berbunyi. Itu dari ayahnya. Qian memutar bola matanya malas. Sejak ayahnya mengatakan akan menikah lagi, Qian sangat tidak senang. Apalagi, sekarang dia juga diputuskan oleh pacarnya sebab perjodohan kedua orang tua Aliza.
Kembali suara dering handphone miliknya berbunyi, namun berkali-kali dia matikan karena dia sangat kesal.
Tidak lama. Sebuah notifikasi pesan masuk dari ayahnya.
"Nak! Ayah akan menikah hari ini. Ayah harap kamu datang tepat waktu. Ayah hanya memiliki mu di dunia ini, jadi ayah mohon datanglah!" Pesan singkat ayahnya.
Di acara pernikahan. Aliza duduk di kursi pelaminan dan akan mengadakan ijab kabul bersama Argantara.
"Ayah!"
"Nak! Kamu datang?" Argantara sangat senang dan langsung memeluk tubuh pemuda yang dia sebut dengan Nak dengan penuh kasih sayang.
"Qian?"
"Aliza?"
Aliza dan Qiandra sama-sama terkejut ketika saling bertemu tatap. Mereka baru menyadari satu sama lain setelah mereka saling menatap.
Aliza terkejut mendapati bahwa Qiandra yang biasa dia panggil dengan sebutan Qian itu ternyata adalah anak kandung dari calon suaminya.
Sementara, Qiandra juga terkejut, laki-laki yang Aliza maksud, yang akan Aliza nikahi tersebut ternyata ayah kandungnya.
.
.
.
Bersambung.
Hai. Jangan lupa untuk Memberikan like dan komen ya. Sebelum membaca, silahkan Subscribe terlebih dahulu ☺️
Happy Reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Anak ayam
lnjut seru
2023-03-18
0
Anik Trisubekti
hadir kak...
di awal part ceritanya sudah menarik
2023-03-14
4
Adinda
wah,,, seru nich cerita nya... jadi ingat sinetron anak jalanan, yg di mana mantan pacar nya jadi mama tirinya... wkwkwkwk🤭
2023-02-26
4