Majikan Kejam Itu, Suamiku!

...🍀🍀🍀...

Setelah melahirkan. Anna di rawat dengan baik oleh Andreas. Setiap hari, Andreas selalu berada di samping Anna, hingga Anna sehat dan di ijinkan kembali ke rumah oleh Dokter.

Tanpa Andreas sadari, setiap hari juga, Rayana diam-diam datang dan melihat Andreas ke rumah sakit.

Hubungan Anna dan Andreas pun sudah bisa di katakan sangat baik. Bahkan itu bisa di sebut layaknya pasangan suami-istri yang sangat bahagia.

"Tuan. Apa anda tidak bekerja? Aku tidak apa sendiri, ada Bik Susi yang akan menemani aku" ujar Anna dengan ragu.

Andreas yang tengah menyiapkan makanan untuk Anna, seketika menoleh setelah mendengar perkataan Anna.

"Kenapa? Apa kamu tidak ingin aku disini?" Tanya Andreas curiga.

"Bukan begitu tuan. Saya pikir, pekerjaan tuan jauh lebih penting dari saya." Jawab Anna.

Kedua mata Andreas menatap Anna dengan wajah datarnya. Kata-kata Anna barusan membuat Andreas tidak suka dan berpikir bahwa Anna tidak memperhatikan bagaimana dia memperhatikan dan mengurusnya selama ini.

"Tuan. Apa saya sedang salah bicara? Saya minta maaf" lanjut Anna lagi yang merasa tatapan Andreas terlalu menusuk untuknya.

"Tidak apa. Jangan pikirkan lagi. Besok kita sudah boleh pulang ke rumah. Aku harap kamu bisa beristirahat dengan baik. Jangan lupa untuk memakan buah-buahan ini. Aku sudah mengupasnya, aku akan melihat anak kita dulu" jawab Andreas.

"Anak kita?" Gumam Anna terkejut. Ini pertama kalinya Andreas mengatakan itu. Anna sampai tidak percaya, rasanya ini begitu seperti mimpi dan Andreas sudah mulai mengakui anak mereka sebagai anaknya.

Andreas pun pergi ke ranjang anaknya setelah memberikan buah-buahan yang sudah dia kupas ke tangan Anna.

"Anak papa sudah bangun. Yuk, papa gendong."

Melihat Andreas yang mulai menyayangi Anaknya, membuat hati Anna meluruh dan mengurungkan niatnya untuk bercerai. Dia berpikir, bahwa anaknya adalah keberuntungannya yang telah membuat Andreas berubah 180⁰ dari sebelumnya. Walaupun Andreas belum menegaskan bagaimana hubungan mereka saat ini, tapi Anna cukup bahagia karena Andreas sangat menyayangi anaknya.

Keesokan paginya. Andreas dan Anna nampak sudah siap untuk pulang. Sebuah mobil BMW X5 hitam, nampak sudah terparkir di depan rumah sakit, menunggu kedatangan Andreas dan Anna.

"Pelan-pelan." Andreas dengan sangat hati-hati membantu Anna menuruni kasur dan membawanya menuju kursi roda yang sudah di siapkan sebelumnya.

Andreas begitu perhatian. Bahkan tak sedikit pun dia membiarkan Anna kesusahan lagi. Semuanya, dialah yang akan melakukan untuk Anna.

Andreas sendiri pun tidak tahu, dia merasa bahagia di saat melakukan itu kepada Anna. Apalagi, disaat dia melakukan hal baik kepada Anna, Anna sangat menghargai Andreas sebagai suami, tak jarang laki-laki itu merasa sangat di hargai dan nyaman berada di sisi Anna, setelah mengetahui sikap Anna yang begitu baik dan tak pernah membenci walaupun dirinya sendiri yang di sakiti, Andreas semakin mengagumi Anna.

Sesampainya di depan halaman rumah sakit, Andreas pun menggendong tubuh Anna masuk ke dalam mobil walaupun sebenarnya Anna tidak pernah memintanya.

Mobil mereka pun melaju setelah semuanya siap. Bik Susi nampak sedang duduk di kursi depan bersama supir. Sementara, Andreas nampak duduk di kursi belakang samping Anna sambil menggendong bayinya.

Anna menatap suaminya dengan wajah haru. Rasanya dia tidak menduga, bahwa Andreas akan berubah secepat ini. Setelah kehadiran Arsy, anak mereka, sikap dan sifat Andreas jauh lebih baik dan tidak pernah lagi mengungkit masalalu yang pernah terjadi.

"Akankah tetap seperti ini selamanya, tuan?" Batin Anna yang masih setia menatap suaminya dengan senyuman manisnya.

Tidak lama setelah mobil mereka melaju meninggalkan rumah sakit, kini mobil mewah bewarna hitam tersebut sudah terparkir di depan halaman rumah.

Sebelum membantu Anna, Andreas sudah lebih dulu memberikan bayi mereka kepada Bik Susi.

"Ayo. Hati-hati. Pelan-pelan saja jalannya!" Ujar Andreas pelan sambil membantu Anna turun dari mobil dengan sangat hati-hati.

"Iya tuan" jawab Anna dan turun dari mobil.

Andreas pun membimbing Anna berjalan memasuki rumah. Setelah masuk, mereka di sambut oleh Mama Santi dan papa Edward.

"Selamat datang cucu kesayangan Oma. Duh sudah kangen banget sama cucu Oma ini" ujar mama Santi gemas dan segera mengambil alih dalam menggendong bayi mungil itu dari tangan pembantunya.

Sementara itu, Andreas dan Anna nampak tersenyum bahagia melihat kedua orang tua mereka terlihat sangat bahagia seperti ini.

Ditengah kebahagiaan keluarga, handphone Andreas tiba-tiba saja berbunyi yang menandakan seseorang sedang menelponnya.

"Bik. Tolong bantu Anna ke kamarnya, aku akan mengangkat telepon dulu" ujar Andreas setelah melihat siapa yang menelepon.

Andreas pergi ke ruang kerjanya, lalu menelpon balik setelah beberapa saat lalu Sambungan telepon itu tidak sempat dia jawab. Tidak butuh waktu lama setelah dia menelpon balik, teleponnya pun segera di angkat.

"Hallo Rayana" seru Andreas setelah teleponnya telah Rayana angkat.

"Kenapa selama ini kamu tidak pernah mengangkat telepon ku mas? Apa kamu sengaja? Kamu ingin melihat aku mengemis untuk kamu agat telepon ku di angkat?" Keluh Rayana dari balik telepon yang terdengar marah.

Andreas tidak segera menjawab, dia hanya diam saja sejak Rayana marah-marah di balik teleponnya.

"Maaf Rayana."

"Hanya itu? Hanya itu yang kamu ucapkan? Kamu meninggalkan aku begitu saja di restoran waktu itu, apa kamu tidak merasa bersalah? Kenapa mengabaikan aku dan pergi tanpa memberi kabar" Jawab Rayana marah.

"Anna. Eh maksudku, Rayana, kamu jangan marah dulu"

Bahkan ketika berbicara kepadanya, Andreas masih saja menyebut nama Anna. Hati Rayana semakin bergemuruh saking marahnya.

"Ini tidak boleh terjadi. Semakin aku berlama-lama membiarkan Andreas bersama Anna, maka Andreas akan sepenuhnya menjadi milik Anna. Ini tidak boleh terjadi" geram Rayana yang nampaknya sangat khawatir setelah Melihat bagaimana Andreas lebih memprioritaskan Anna di bandingkan dirinya saat ini.

"Aku ingin bertemu. Ada hal yang ingin aku sampaikan. Ini sangat penting. Temui aku di tempat dimana kamu melamar ku dulu. Aku akan menunggumu disana, mas." ujar Rayana, lalu mematikan teleponnya begitu saja.

Andreas nampak masih diam di tempatnya dengan pikiran penuh tanya, hal penting apa yang ingin Rayana katakan kepadanya?

Tidak ingin menambah rasa penasarannya, Andreas pun pergi untuk menemui Rayana. Tentu saja dia sudah tahu kemana dia akan menemui Rayan, yaitu di sebuah taman yang ada di depan kampus.

Sesampainya disana. Andreas sudah melihat bahwa Rayana sudah ada di taman. Andreas pun berjalan mendekat.

"Rayana" serunya.

Rayana segera menoleh dengan wajah sumringah. Spontan dia langsung memeluk tubuh Andreas dengan sangat erat bahagia.

"Aku pikir kamu tidak akan datang mas!" Ujar Rayana. Masih dengan senyuman manisnya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan Rayana?" Tanya Andreas pada intinya.

Rayana nampak diam sejenak, lalu menarik tangan Andreas untuk membawanya duduk.

"Katakanlah Rayana. Jangan membuatku penasaran!" Perintah Andreas lagi setelah duduk di kursi bersama Rayana.

"Aku masih mencintaimu Mas. Maafkan aku yang terlalu gegabah mengambil keputusan. Aku sangat menyesal. Aku ingin kembali menjadi istrimu mas. Bukankah, Anna sudah melahirkan? Seharusnya sudah. Sekarang, kamu sudah bisa menceraikan dia mas. Kita bisa mengasuh anaknya untuk kebahagiaan keluarga kecil kita. Aku sangat mencintaimu mas. Kamu masih mencintai ku juga kan?" Jelas Rayana dengan wajah penuh harap.

Sementara itu, Andreas diam mematung dengan wajah yang sulit di artikan.

Setelah Andreas mulai membuka hatinya kepada Anna, Rayana kembali datang dengan menawarkan cinta kepadanya, membuat Andreas dilanda kebingungan. Andreas merasa, masih mencintai Rayana, namun juga mencintai Anna. Kedua wanita itu sangat dia cintai dan tidak ingin kehilangannya.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️