Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Saat itu Alfin lagi duduk santai di halaman rumahnya sambil menikmati secangkir kopi, dia sudah berusaha untuk melupakan sejenak masalahnya, tak lama kemudian ada seseorang yang mengantarkan paket.
"Permisi pak apa benar ini rumah nya bapak Alfin Adrian??" tanya nya.
"Iya benar dengan saya sendiri, ada apa ?" tanya Alfin
"Maaf pak ini ada paket buat bapak" jawab pria itu
"Paket? tepi perasaan aku gak pernah pesan apapun" gumam Alfin tapi dia tetap mengambil paket itu.
"Silahkan tanda tangan dulu pak" pinta pria itu
Alfin langsung tanda tangan dan tukang pos tersebut langsung pamit untuk pergi, Alfin memperhatikan paket itu tapi tidak ada nama pengirim nya.
"Tidak ada nama pengirim nya, ini dari siapa?" batin Alfin.
Tanpa pikir panjang Alfin langsung membuka paket tersebut dan betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah foto bayi yang sangat imut dengan sebuah nama yang tertulis di foto tersebut.
"AZKA ADRIAN PRATAMA" gumam Alfin pelan
Dia terus memperhatikan foto bayi tersebut, tiba-tiba air mata nya mengalir sangat deras.
"Apa ini anak ku? Ya ALLAH ini putraku" desah Alfin
Kemudian Alfin memeluk foto itu tapi tiba-tiba ada sebuah amplop coklat jatuh, Alfin langsung mengambil nya dan..
Degggg
Jantung Alfin berdebar sangat kencang, saat dia mengambil amplop coklat tersebut.
"Surat pengadilan agama?? ini maksudnya apa??" tanya Alfin pada diri sendir
Alfin langsung membuka surat itu yang bertuliskan gugatan cerai dari Syifa, Alfin tidak percaya bahwa Syifa akan melakukan ini padanya..
--------
Alfin terduduk lemas di bangku halaman rumahnya, air mata terus mengalir deras membasahi pipi mulusnya, di peluk nya foto yang sudah di bingkai tersebut dengan sangat erat.
"Kenapa kamu tega Fa melakukan semua ini sama aku? kenapa kamu setega itu memisahkan aku dengan anak ku ?" batin Alfin dengan menahan sesak di dadanya.
Mama Eva yang ingin memanggil Alfin untuk makan bersama kaget karena melihat anak kesayangannya lagi menangis sambil memeluk sebuah foto, dia pun menghampiri Alfin.
"Alfin kamu kenapa nak? kok nangis?? dan ini foto siapa?" sederet pertanyaan di ucapkan oleh mama Eva, Alfin tak menjawab pertanyaan mamanya.
Kemudian mama Eva meraih foto tersebut dan langkah terkejutnya dia melihat sebuah foto bayi yang sangat lucu.
" Ya tuhan ini bayi siapa? kenapa dia sangat mirip dengan Alfin saat masih kecil ?" batin mama Eva
Mama Eva terus memandangi foto tersebut dan mata nya membulat sempurna saat dia membaca nama yang di tulis di foto tersebut.
"AZKA ADRIAN PRATAMA?? siapa ini?? apa.... " mata mama Eva membulat sempurna dia sudah menyimpulkan bahwa foto bayi itu adalah anak Alfin, cucunya.
Alfin bangkir dari duduknya, dia memandang mamanya dengan amarah yang memuncak, mama Eva yang melihat tatapan Alfin menjadi takut.
"Puas mama sekarang? puas karna mama sudah menghancurkan kehidupan Alfin?? sekarang istri dan anak ku sudah pergi meninggalkan Alfin, puas kamu ma" teriak Alfin dengan suara yang sangat lantang
"Alfin, Ma__Maksud kamu apa nak?? mama tidak mengerti?" tanya mama Eva dengan takut
"Cih, mama tidak usah berpura-pura tidak mengerti apa maksud Alfin, mama kan yang mengusir Syifa?? jawab ma! jawaaaaaab!" bentak Alfin lagi.
Papa Julian yang mendengar ada keributan, akhirnya menghampiri, dia melihat Alfin lagi marah-marah kepada mamanya.
"Alfiiin berhenti!!" bentak Papa Julian
"Apa yang kamu lakukan?? dia itu mama kamu," kata papa Julian pada Alfin
"Cih, aku menyesal karna lahir ke dunia ini dan mempunyai seorang ibu yang sangat jahat seperti dia" tunjuk Alfin pada mama Eva yang sudah menangis tadi.
"Alfiiiin stop!!" ucap papa Julian kembali membentak Alfin.
Alfin menyunggingkan senyum sinis nya kemudian berlalu meninggalkan mama dan papanya tak lupa dia juga membawa foto anak nya serta surat cerai dari Syifa.
___________________________________
Hari berganti begitu cepat, Alfin pun dengan terpaksa menanda tangani surat cerai itu dan sekarang status nya adalah duda, Alfin sama sakitnya dengan syiyfa dia juga menjadi duda di usia dia yang masih sangat muda, harus nya Syifa tidak harus memilih jalan seperti ini tapi apalah daya karna takut dengan mama Eva, ia terpaksa melakukan semua itu.
Saat ini tiba waktunya Syifa pergi dari kota itu, kota dengan banyak kenangan dalam hidupnya, walaupun dia belum lama menempati kota itu tapi sudah terdapat banyak sekali kenangan yang tercipta di hidup seorang wanita cantik beranak satu tersebut.
Riko dan Novi membantu memasukan barang-barang Syifa kedalam bagasi mobil, Riko juga membeli banyak stok susu untuk Azka sedangkan Novi membeli beberapa baju dan mainan untuk Azka, mereka tampak sangat menyayangi Azka.
"Terima kasih untuk semuanya ya mas Riko, Makasih juga buat kamu Vi aku janji gak bakalan lupa sama kebaikan kalian" kata Syifa pada Riko dan Novi
"Iya sama-sama Fa kamu hati-hati di jalan ya! jika kamu sudah bisa menata hati kamu berkunjunglah kesini, aku pasti akan sangat merindukan kamu Fa" ucap Novi sambil memeluk Syifa
"Iya Vi aku janji suatu hari nanti akan datang kesini lagi, karna walau bagaimana pun papanya Azka kan tinggal disini" kata Syifa sambil tersenyum.
"Ini buat kamu Fa, maafkan aku ya! maaf atas semua kesalahan aku" ucap Riko dengan menyerahkan sebuah ampop colklat pada Syifa.
"Apa ini mas"?? tanya Syifa
" Ini uang buat pegangan kamu Faa" jawab Riko
"Gak usah mas terima kasih, aku selama ini udah banyak merepotkan mas Riko, untuk masalah itu sudah lupakan saja aku juga tidak mempermasalahkan nya lagi" kata Syifa menolak pemberian Riko
"Udah ambil aja Fa! mas Riko bukan ngasih kamu kok tapi dia memberi uang untuk Azka" kata Novi
Akhirnya dengan berat hati Syifa mengambil uang itu dan memasukan nya kedalam tas, Syifa pun langsung pamit dia masuk kedalam mobil, dada nya begitu sesak meninggalkan itu semua.
"Hati-hati bawa mobil nya mang! gak usah ngebut!" ucap Riko pada sopir pribadi yang di tugas kan Riko untuk mengantar Syifa dan Azka ke kampung halaman nya.
"Iya den, kalau gitu saya pamit den" ucap mang Iyus sopirnya Riko.
Riko hanya mengangguk kemudian beralih ke Syifa.
"Hati-hati di jalan Fa, kalau ada apa-apa kamu segera hubungin aku" kata Riko
"Iya mas, makasih untuk semuanya oh iya jika kamu dan Novi akan menikah jangan lupa kabarin aku" ucap Syifa dengan menampilkam senyum manis nya..
"Pasti itu"
Tak lama kemudian mang Iyus melajukan mobilnya, terlihat Novi dan Riko melambaikan tangan nya dan di balas oleh Syifa.
_________
