Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembah-2
Ssssssstttttsss
Suara desisi-an ular yang sangat kuat, serta aroma anyir yang menguar, membuatnya berhenti sejenak. Ia seperti merasakan sedang ada yang mengawasinya, dan deguban jantungnya memburu, sepertu genderang yang ingin perang
Dalam kegelapan malam yang pekat, ia mencoba menajamkan indera pendengaran dan juga indera penciumannya, untuk mendeteksi keberadaan lawannya.
Wuuuuussssh
Sebuah gerakan yang sangat cepat sedang mengincarnya dari sisi kirinya, dan dengan refleks, ia menghindar ke sisi kanan, lalu memiringkan tubuhnya.
Dengan insting yang cukup kuat, ia berputar arah, lalu berlari diantara rerumputan yang terlihat sangat luas, atau lebih tepatnya disebuat savana.
Nafasnya terus memburu. Rasa takut menyergap dirinya, namun ia masih ingin bertahan untuk hidup.
Hal yqng menguntungkannya saat ini ialah, sosok ular sanca yang berukuran sangat besar itu, tiba-tiba memancarkan sorot cahaya berwarna merah, dan membuat ia dapat melihat pergerakan lawannya.
Ia berlari sekencangnya, meskipun sosok itu terus mengejarnya dan semakin cepat pergerakannya.
Suara gesekan sesuatu diatas rumput menambah melodi yang mengerikan, dan hal itu semakin memperburuk situasi yang ada.
Braaaaak
Tubuh Yosep terjatuh diantara rerumputan, dan pria itu mengaduh kesakitan.
Ia masih menggenggam parang Salawaku ditangannya, dan bersiap menghadapi serangan dari ular yang berukuran cukup besar tersebut.
Wuuuuuussssh
Ular itu berdiri tegak dihadapannya. Tatapannya penuh seringai, dan ia membuka rahangnya cukup lebar, dan bersiap untuk menelan mangsanya.
Yosep berusaha untuk bangkit, dan keberaniannya yang terkikis, membuat ia merasa harus terus melawan, meskipun kemungkinan kecil untuk menang.
Sssssaaatttsss
Suara desisan itu kembali terdengar, sembari lidah ular itu bergerak untuk mendeteksi keberadaan korbannya meskipun berada tepat dihadapannya.
Dan tiba-tiba saja, sosok ular itu melesat cepat, dengan rahangnya yang siap menelan tubuh korban.
Wuuuusssh, sosok ular itu membelit tubuh Yosep, namun, sang pria sempat mengangkat tangannya keatas, dan ketika ular itu membelitnya, ia mencoba mengayunkan parangnya, dan memotong tubuh ular.
Akan tetapi, tubuhnya sangat liat, bagaikan karet yang tak dapat dikerat.
Setelah cukup berjuang, akhirinya ia mencoba mengiris parang salawakunya ke tubuh ular, dan usahanya kali ini berhasil, ular itu melepaskan belitannya, dan bergerak pergi.
Tubuh Yosep tergeletak ditanah. Ia sangat kesakitan, dan merasa lemah, sebab tulang-belulangnya dibelit cukup kuat, dan ia sedang menahan semua rasa sakitnya. "Terimakasih, Tuhan," bisik Yosep dengan rasa penuh syukur, meskipun ia terluka cukup parah.
Sementara itu, sosok ular tersebut melesat menuju gubuk miliknya. Ia menjelma menjadi manusia yang sangat cantik, dan meringis kesakitan, sebab Yosep sudah mengiris bagian perutnya.
Ia meringis kesakitan. Darah tampak mengalir dari luka yang dialaminya. Ia tak ingin jika bayi yang dikandungnya akan mengalami cidera.
Perlahan ia mengumpulkan kekuatannya, lalu mencoba mengobati lukanya, dan tentunya sangat mudah baginya. Bukankah ia sudah mengatakan, hal itu sangat mudah baginya.
Perlahan, luka yang dialaminya mulai sembuh dan menghilang. Ia kembali tersenyum menyeringai.
******
Ahmed yang terhempas menabrak sebatang pohon minyak kayu putih.
Braaaak
"Allahu Akbar." Ia mengerang, sembari meringis kesakitan, dan merasakan punggungnya sangat sakit sekali.
Ia menarik nafasnya dengan berat, dan mencoba memberi oksigen pada paru-parunya yang terasa sesak.
Ia mengamati sekitarnya, semua terlihat gelap, dan tak terlihat dimana Bram serta Yosep.
Bukankah tadi mereka beriringan? Lalu mengapa berpencar?
Pria itu berusaha bangkit, dan menahan dadanya yang terasa sangat sesak, akibat terhempas barusan.
Ia mencoba mencari keberadaan kedua rekannya, berharap menemukan mereka, dan kembali dengan selamat.
"Yosep! Bram!" panggilnya dengan sedikit lantang, dan berharap mereka mendengarnya.
Namun, semua terasa sunyi, dan tidak ada yang mendengarnya.
Saat bersamaan. Satu sosok cicak bermata merah, dengan ukuran yang cukup besar merayap dari pohon minyak kayu putih yng tak jauh dari tempatnya berdiri.
Ia berulang kali memanggil kedua rekannya, berharap mereka mendengarnya. Namun, semua terlihat sunyi, dan juga sepi. Bahkan suara Jangkrik yang merupakan hewan nokturnal, tak juga terdengar bersuara, seolah mereka enggan menyanyikan lagu indah, dimalam yang penuh keheningan.
Cicak bermata merah itu sudah merayap turun. Jemari tangannya yang menempel dikulit kayu, seolah perekat yang tak dapat menjatuhkannya.
Lidahnya sesekali menjulur, seolah hendak melahap buruannya, dan menelannya bagaikan seekor serangga.
Ia sudah bersiap. Kedua matanya menyasar pada mata sang pria, dan jika perlu, memberikannya sebuah semburan air seni yang mengandung bakteri E.Coli.
Wuuuuussh
Ia melompat dengan cepat, dan menempel dipunggung Ahmed, lalu menyusup didalam pakaian sang pria.
Sosok itu memberikan satu gigitan kecil, dan membuat Ahmed seperti terkena sengatan lebah. Rasanya cukup panas dan menyakitkan, tidak seperti cicak pada umumnya.
"Astaghfirullah" pekiknya kesakitan. Lalu membuka pakaiannya, dan melemparkannya dengan asal.
Sosok cicak bermata merah itu terjatuh diantara rerumputan, dan membuat tubuhnya tersamarkan.
Ahmed merasakan bekas gigitan itu sangat menyakitkan, dan ia mencoba menahannya, meski ngilu dan juga panas.
"Laa ilaaha ilaa anta subhanaka inni kuntu minadzhalimin...," ucapnya dengan wajah meringis menahan sakit, sembari memencet bekas gigitan tersebut. Berharap jika lukanya segera sembuh.
Detik berikutnya, sosok cicak bermata merah itu berubah wujud menjadi ukuran yang sangat besar, dan menatap Ahmed dengan penuh seringai.
"Apakah kalian mengira dapat membunuhku?" ucapnya dengan wajah yang penuh kebencian. Tatapannya sangat dingin, dan penuh ambisi.
"Jangan sombong! Semua makhluk bernyawa didunia ini akan mengalami mati, kecuali iblis yang diberi penangguhan hingga akhir masa, dan tujuannya adalah untuk menjerumuskan manusia! Sebaiknya kau bertobat saja!" ucap Ahmed, ditengah dadanya yang bergemuruh.
"Simpan saja ceramahmu! Jangan mencoba mengaturku! Bahkan Tuhan-Mu juga tak mampu mengalahkan kesaktianku!" jawabnya dengan bengis.
Sosok itu mengeluarkan cakarnya, dan tentunya ia merupakan spesies aneh, dimana cicak tidak pernah memiliki cakar.
Setelah memasang kuda-kuda, ia melompat dan bersiap untuk menerkam Ahmed, yang mana saat ink sedang mengangkat parang salawaku yang dijadikannya sebagai senjata untuk menyerang sang pria.
"Jangan sombong kau, Iblis!" sahut Ahmed, dan menebaskan parang kearah sosk cicak bermata merah yang mencoba menyerangnya.
wuuuusuuus
Cicak itu melompat lebih tinggi, hingga melewati kepala Ahmed, dan tentu saja hal ini membuat ia terselamatkan, sebab sudah dapat membaca pergerakan lawannya.
Ploooook
Cicak bermata merah menemplok dipundak Ahmed, dan memberikan serangan dadakan.
Keris Tappi (Gajang) memiliki ciri khas yang berukirkan naga pada bagian bilah bawahnya. Sedangkan pada bagian bilah atas dan dekat dengan pangkal gagangnya, terdapat sebuah ukiran gajah dan singa, yang merupakan symbol kekuatan dari sebuah peradaban sejarah.
~Kalau sedang bertarung dengan ular sanca yang sedang membelit, jangan dipotong, karena tidak mempan, dan terasa liat, tetapi lakukan dengan cara diiris. Serta jangan lupa, kelemahan ular terdapat pada ekornya.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣