NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:778.7k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 25

"Gila! Kamu memang gila," ujar Hilda sambil tertawa terbahak-bahak sambil tetap fokus menyetir.

Arumi meliriknya kesal. “Kamu kok ketawa, sih?” tanyanya heran. “Seharusnya kamu kaget, panik, atau minimal marah-marah.”

Hilda menahan tawanya sambil menggeleng. “Karena kamu keren, Rum. Aku salut banget. Itu artinya... kamu udah move on dari mantan suami brengsekmu itu.”

Arumi mendesah panjang, menyandarkan kepala ke jendela mobil yang berembun. Lampu-lampu jalanan memantul samar di wajahnya. “Itu bukan move on, Hil. Aku bahkan nggak tahu siapa dia. Aku nggak ingat apa-apa. Aku bangun di kamar asing, telanjang, bareng orang asing. Dan kamu malah ketawa?”

"Atau aku lapor polisi aja ya?" Tanya Hilda.

"Lapor polisi? Atas tuduhan apa?" Tanya Hilda.

"Pemerkosaan." Jawab Arumi.

"Tunggu, ini kamu di perkosa apa gimana sih?" Tanya Hilda mulai pucat.

Arumi tampak berpikir. Dia kembali mengingat momen itu, saat pria itu menciumnya, dan saat dia memasrahkan diri.

"Kayaknya nggak deh." Ujar Arumi.

"Nah, terus." Tanya Hilda.

"Aku nggak tahu, nggak sadar aku Hil, pas dari toilet, aku di tarik masuk ke kamar, terus di cium aku, terus aku pasrah." Ujar Arumi menjelaskan membuat Hilda kembali tertawa terbahak-bahak.

"Itu artinya, dia nggak perkosa kamu. Ya, mungkin awalnya sih iya, tapikan ujung-ujungnya kamu pasrah." Kata Hilda.

"Iya juga sih." Ujar Arumi.

"Gimana? Cowoknya tampan nggak?" Tanya Hilda.

Arumi mencoba mengingat-ingat. Ia memejamkan mata, membiarkan pikirannya kembali ke malam itu.

Tubuh itu, tegap, kekar, dadanya bidang, perutnya berotot. Ia ingat jelas sentuhan kulit yang hangat dan kuat. Posturnya tinggi, mendominasi. Tapi wajahnya, Arumi mengerutkan kening.

Ia tidak bisa mengingat wajahnya.

Seperti bayangan kabur yang hanya menyisakan jejak rasa di tubuh dan benaknya. Entah karena malam itu cahaya hanya remang-remang membuat dia tak begitu jelas melihat wajah pria itu.

"Tinggi nggak?" Tanya Hilda.

“Tinggi, sih, karena waktu itu.” Arumi menggantung kalimatnya, pikirannya perlahan hanyut ke ingatan yang samar tapi masih terasa jelas.

Ia kembali membayangkan momen itu, saat pria itu menarik tubuhnya mendekat. Ia harus berjinjit, menggapai bibir pria itu. Jarak tinggi di antara mereka begitu nyata, membuat pria itu harus sedikit membungkuk untuk menciumnya. Gerakan itu terasa lembut, seperti ada jeda kecil sebelum akhirnya bibir mereka bersentuhan.

Membuat Arumi semakin yakin jika itu bukan paksaan. Tapi, lebih seperti penyerahan yang tiba-tiba terjadi begitu saja.

"Dia tinggi." Kata Arumi akhirnya.

"Badannya gimana?" Tanya Hilda lagi.

Arumi kembali membayangkan saat tangannya menyentuh tubuh pria itu. Meskipun cahaya malam begitu remang, sentuhan itu terasa nyata.

Kulit hangat, otot-otot yang keras dan tegas di bawah telapak tangannya, seolah tubuh itu dibentuk dari batu yang hidup. Setiap gerakannya memancarkan kekuatan, dan entah mengapa, ia masih bisa mengingat sensasi itu.

Bahkan tanpa melihat jelas, tubuh itu meninggalkan kesan yang sulit dilupakan.

"Iya berotot." Jawab Arumi.

“Mainnya gimana? Panas nggak?” tanya Hilda tanpa ragu, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.

“Mmm…” Arumi tampak berpikir sejenak, alisnya sedikit mengerut, seperti berusaha mengingat sesuatu. Tapi detik berikutnya, ia menggeleng pelan dan menatap Hilda dengan pandangan setengah heran.

“Hilda! pertanyaanmu itu, kamu serius?” ucapnya setengah tak percaya, nada suaranya campuran antara malu dan geli.

Hilda langsung tertawa lepas, puas melihat pipi Arumi yang memerah seperti kepiting rebus.

“Ya ampun, kamu malu!” serunya sambil menepuk-nepuk paha sendiri, masih tergelak. “Berarti mainnya seru dong!”

Arumi hanya menutup wajahnya dengan kedua tangan, gemas dan malu sendiri.

Arumi mengerang pelan dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Bukan gitu maksudku, astaga, Hil! Kamu tuh.”

“Aku apa?” Hilda menyeringai nakal. “Aku cuma nanya. Teman yang baik tuh harus tahu semua detail, kan?”

“Detail apanya dulu nih?” Arumi mengintip dari balik jari-jarinya, matanya menyipit geli.

“Ya, siapa tahu nanti cowok misterius itu muncul lagi. Setidaknya aku udah siap buat wawancara mendalam!” Hilda terkekeh.

Arumi tak bisa menahan tawa lagi. Dia langsung mencubit paha Hilda.

“Gila kamu!” teriaknya sambil tertawa.

“Eh, jangan salah. Kadang cinta sejati datang dari satu malam yang... ‘panas’,” goda Hilda sambil mengedip nakal.

“Udah, jangan gila. Kamu fokus nyetir aja,” ujar Arumi cepat, sambil memalingkan wajah ke jendela. Wajahnya masih terasa panas.

Hilda hanya tertawa pelan sambil tetap memegang setir. “Iya, iya. Tapi kalo kamu tiba-tiba pengen cari cowok misterius itu lagi, aku siap jadi tim pencari fakta, ya.”

“Hilda, jangan ngaco deh.” Arumi memelototinya sekilas, tapi tak bisa menyembunyikan senyum yang muncul di sudut bibirnya.

Mobil melaju pelan di tengah keramaian kota. Lampu jalan menari-nari di kaca jendela, menciptakan bayangan samar di wajah Arumi yang masih diam.

****

Di tempat lain...

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Nayla yang memeluk Hansel dari belakang saat pria itu berada di balkon apartemen menatap lampu-lampu malam.

Apartemen yang dulu tempat ber'nyonyakan Arumi, kini sudah tergantikan oleh Nayla.

Nayla menghela napas pelan, lalu mulai merayapi punggung Hansel dengan jemarinya. Sentuhannya lembut, menggoda, bergerak pelan dari bahu ke dada pria itu, seolah ingin mengusir segala resah yang masih tertinggal di sana.

Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Hansel. “Malam masih panjang, sayang.” bisiknya manja. “Kita habiskan berdua, ya?”

Hansel tak langsung menanggapi. Tatapannya masih terpaku pada lampu-lampu kota di kejauhan. Dalam heningnya malam, hatinya justru semakin ribut.

Nayla tersenyum kecil di balik punggungnya, lalu memeluk lebih erat. Ini adalah hidup yang ia inginkan. Pria yang dulu milik sahabatnya, kini sudah menjadi miliknya seutuhnya. Di atas kertas, di ranjang, di rumah ini.

******

Support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya, biar author semangat up-nya. Terima kasih....

1
May Keisya
Arumi ga kerja apa ya😂... bar punya kegiatan n bisa nunjukin ke org2 dzalim klo dia bisa berdiri dikaki sendiri
alfyhmbrkh
Aku membuat sebuah karya menarik di NovelToon, mohon dukungannya ya! langsung klik profilku ga novelnya seru²
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
rumi liatin jari manismu sambil bilang maaf aku bukan janda lagi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
lambat lu keras kepalanya mi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
tolol masih nanya mau verikan dia atau aku gustiii
Erna Lubis
rasain kau Nayla..
Anonymous
Jangan sampai hilda menghancurinhidup arumi, kasihan kadang teman dekat yg menghancurkan kita diam2😭
Anonymous
Arumi terlalu bertele2, gk tahan mundur, mana mertua kaya mercon gitu mulutnya
rose pareira
si Ryan mati suri ya, ga ada bunyinya
Putra Putra
d maafkan ntar d slingkuh ini lg, nangis² lg capek deh
Putra Putra
arumi ke bukan drama, g cpt ambil keputusan, kok y sakit hati bkn cpt kluar dr mslh tp mlah mendayu dayu, jd gregetan dg sikap arumi
Sunarmi Narmi
SAMPAI SINI KOK JADI MALES BACA..NAYLA DIATAS ANGIN TRUS...DAH LAH DRIPDA AKU EMOSI BACA NOVEL BIAR RILEKS MLAH BIKIN 😡😡 MENDING STOP LAH TAK CARI YG LUCU" DN ROMANTIS PENUH PERJUANGAN..KLO MAIN LICIK KYAK GINI KURANG SUKA..MAAF YA THOR
Sunarmi Narmi
JANGAN LAMA" BAB KEMENANGAN NAYLA + DIMAS THOR..LIHAT NGAK BNYAK YG LIKE DN KOMEN..KRN MEREKA MALES LIHAT NAYLA MASIH DIATAS ANGIN ALIAS MAKIN MENGILA...KPAN DIA HANCUR..ARUMI KAN KASIHAN...!!!!!
Sunarmi Narmi
KOK NGAK DISUNTIK MATI AJA SIH THOR...KAN MENGANCAM NYAWA SESEORANG KLO HALU NYA SDH KELEWATAN KYAK HANSEL...🤔🤔🤔🤔
Sunarmi Narmi
Ooo HANSEL Jdi EDAN ALIAS GILA...😄😄KURANG TRAGIS SIH..
Sunarmi Narmi
Aku mlah kangen masakan Arumi ya..lebih berselera pas bacanya..yg thailan mah bodo amat ngak pham..😄😄
Sunarmi Narmi
Reuni SMA ngak segitunya jg kali...bully sdh lewat soalnya usia mereka jg sdh dewasa jdi rata' yg pernah aku ikuti ngak ada bully an justru seru" an tpi klo timbul cinta lama kembali menyala bnyak..tpi ya tergantung orangnya..klo pamer kekuasaan ,pamer harta cuma di Drakor dn Dracin..Indonesia No...Aman pokoke.
Sunarmi Narmi
Semoga segera hamil baby twins
Sunarmi Narmi
Aku jdi perempuan ngak bnyak omong sih..kata orang akubtegas ..jdi klo kebanyakan debat mlah bikin emosi..eksekusi lupakan Han Rum..itu pesanku..kmu terlalu bertele tele...jdi kebnyakan drama..kelamaan kmu galaunya..
Sunarmi Narmi
ini ngapain Arumi msih di rumah GOBLOK AMAT RUM KAMU..BYAKITIN DIRI SENDIRI...TOBAT...TOBYATTT KIRAIN PLNG DRI BANDUNG DITEMENIN HILDA TRUS BERBENAH BAJU DN SEMUA LNGSUNG PERGI..NGAPAIN NASIH NGENDON DI RUMAH HANS...HARGAI DIRIMU RUM..NGAPAIN DEBAT SAMA HANS...BENER" YA RUM KAMU STUPID 😡/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!