NovelToon NovelToon
Keterikatan Cinta

Keterikatan Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Romansa
Popularitas:565.7k
Nilai: 5
Nama Author: Neen@

Kamisha Naeswari seorang gadis dari Jogja yang sudah lama merantau di Bandung. Setelah selesai kuliah ia bekerja di sebuah EO dan memiliki toko kue yang kecil.

Dalam waktu satu hari hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat karena pengkhianatan kekasih yang sudah dua tahun menjalin hubungan. Setelah itu ia harus merawat seorang bayi yang bukan darah dagingnya di usia yang masih muda.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Semula ingin berkelana ke utara tapi malah terbang ke selatan bahkan berpindah dengan sukarela.

Banyak hal yang harus dikorbankan Kamisha termasuk hidupnya, kebebasannya, tapi akan indah pada waktunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu Buta

"Pak Alex, apa pak Xander ada?"

"Baru saja keluar mbak Misha, ada perlu apa nanti saya sampaikan."

"Hmm tamu yang saya laporkan tadi, sudah bersedia untuk menginap di sini selama satu minggu ke depan."

"Baik, nanti akan saya sampaikan mbak."

"Kalau begitu saya ke lobby buat ngurus administrasinya pak, permisi."

"Ya mbak Misha."

Kamisha segera mengurus administrasinya dan menyusun jadwal kegiatan untuk para tamu. Setelah semuanya selesai ia sempat berbincang dengan Laras mengenai tehnik - tehnik marketing di perhotelan. Ini sebenarnya bukan ambisi tapi prinsip Kamisha jika ia melakukan sesuatu harus dengan sungguh - sungguh. Jadi terkadang hasil kerjanya di bandingkan dengan karyawan yang lain pun berbeda.

"Ras, kapan pak Agus keluar dari rumah sakit?"

"Kurang tahu sih Sha, cuma kemarin istrinya sempat menghadap pak Xander."

"Buat apa?"

"Mengajukan resign," jawab Laras. "Menurutku sih itu keputusan yang bagus, kalau sudah gagal ginjal artinya butuh istirahat yang banyak dan tidak boleh stres."

"Hmm benar juga. Apa mungkin karena itu ya aku di terima disini."

"Mungkin juga, tapi aku rasa kemampuanmu tidak diragukan lagi. Baru pertama kali kerja saja sudah dapat tamu yang banyak."

"Eh Ras ntar kamu bantu, ya. Ini kan kerja tim, untuk jadwal kegiatan sudah aku email."

"Siap, ya terpaksa kita kerja berdua. Soalnya Norman masih cuti pulang kampung."

"Norman?"

"Iya anggota tim dua yang hitam manis. Dia cuti karena istrinya melahirkan."

"Wah penasaran aku dengan orangnya?"

"Hmm tunggu sebentar aku ada fotonya." jawab Laras sambil menscroll handphonenya ke atas mencari foto Norman. "Aduh mana ya?" gumamnya.

"Mbak Misha," tiba - tiba dari arah belakang ada yang memanggilnya.

"Eh Kyara." ucap Kamisha

"Loh kalian sudah kenalnya?" tanya Laras.

"Ah aku lupa cerita, Kyara itu keponakanku," jawab Kamisha. Laras manggut - manggut mendengarnya.

"Bisa aku bicara dengan mbak?"

"Bisa, kita cari tempat lain," ajak Kamisha. "Ras, aku keluar dengan keponakanku dulu."

"Ya hati - hati Sha."

Kamisha dan Kyara pergi mencari tempat yang lebih sepi untuk membicarakan sesuatu.

"Bicaralah."

"Maaf mbak."

"Soal apa?"

"Waktu di tempat parkir, aku tinggal mbak sendirian."

"Kamu pergi kemana?"

"Aku___ aku ada urusan sebentar. Ada temanku butuh bantuanku secepatnya," jelas Kyara berbohong.

"Ya syukurlah kalau tidak ada apa - apa. Minimal kau bisa mengirim pesan agar aku tidak khawatir."

"Aku sudah besar dan mbak tidak perlu khawatir berlebihan."

"Yah aku sudah tahu, tidak perlu kamu jelaskan lagi."

"Mbak marah?"

"Tidak, sama sekali tidak," jawab Kamisha. "Oya ibumu tadi telepon. Ia tidak jadi kesini karena bapak sakit."

Kyara bernapas lega "Mbah kakung sakit apa mbak?"

"Darah tinggi nya kambuh," Kamisha melihat Kyara tersenyum dan ada kelegaan di sorot matanya.

"Kamu senang ibumu tidak jadi kemari?

"Oh___ eh___ enggak mbak. Cuma menurutku ini bukan waktu yang tepat ibu kesini."

"Ya sudah kalau aku kembali ke kantor dulu, aku harus mulai mempersiapkan tamu yang akan menginap disini."

"Mbak sudah mendapat tamu? di hari pertama mbak kerja?"

"Ya ada apa? ada yang salah?"

"Kenapa tidak mengatakan padaku?"

"Aku meneleponmu beberapa kali, tapi tidak kau angkat. Spalagi aku sudah mendapat ijin dari pak Xander."

"Mbak menghadap Xander tanpa memberitahuku?"

"Ya tuhan Kyara, kau mempermasalahkan hal itu. Ini kantor Ra bukan di rumah. Kalau ini di rumah aku akan meminta ijin dirimu untuk berbicara dengan pak Xander, tapi ini kantor. Tolong kamu bedakan."

"Minimal mbak bisa berdiskusi denganku!"

"Kita beda tim ,Ra. Aku harusnya berdiskusi dengan tim ku sendiri untuk masalah ini."

"Mbak mau bersaing?"

"Ya tuhan, Ra. Sempit sekali pikiranmu. Antar tim di bagian marketing memang harus ada jiwa bersaing demi kemajuan perusahaan. Tapi bersaing secara sehat tanpa menjatuhkan tim yang lain," ucap Kamisha, ia menarik napas panjang. "Aku rasa kita sudahi pembicaraan kita, tenangkan dirimu dan gunakan akal sehatmu. Aku kembali ke ruangan."

Kyara terdiam dan melihat kepergian Kamisha dengan mata nanar. Ada rasa bersalah di sorot matanya. Maafkan aku mbak Kamisha batinnya.

Ada sepasang mata dan sepasang telinga yang cukup jelas melihat dan mendengar pembicaraan mereka. Ada rona kecewa di raut wajahnya.

Kamisha segera masuk ke dalam ruangan dia kembali ke meja memeriksa semua persiapan menyambut tamu jangan sampai ada sesuatu yang terlewatkan.

"Sha... Sha..." panggil Laras.

"Ya."

"Bener kamu aunty nya Kyara?"

"Benar, ada yang aneh?"

"Nggak ada sih cuma kamu tahu tidak kalau Kyara dekat dengan pak Xander?"

"Tahu, pak Xander sering kerumah."

"Wah... wah... aku disini harus takut denganmu dong."

"Buat apa takut?"

"Loh, kamu ini aunty nya calon nyonya pemilik hotel ini. Coba bayangkan."

"Hahahha... nggak usah di bayangkan. Aku tetap Kamisha karyawan baru tim dua bagian marketing," jawab Kamisha. "Eh sudah kau siapkan mobil hotel untuk menjemput rombongan keluarga pak Bonar?"

"Sudah, wah kita kerja lembur nih. Cuma berdua."

"Tenang nanti kalau sukses, kita makan - makan sampai kenyang."

"Setuju."

"Eh aku telepon anakku dulu."

"Kamu sudah punya anak?" mata Laras membelalak kaget. Karena ia melihat Kamisha berpenampilan seperti seorang gadis.

"Sudah, namanya Axel."

"Suamimu kerja di mana?"

"Aku tidak punya suami," jawab Kamisha. Waktu awal - awal ia membesarkan Axel sering sekali di cemooh sebagai wanita nakal yang punya anak di luar nikah. Mungkin dulu ia akan sakit hati dengan itu semua tapi dengan berjalannya waktu ia bersikap tidak peduli dengan penilaian orang tentang dirinya dan menerima itu semua dengan ikhlas. Bahkan dengan adanya Axel banyak pria yang mengurungkan niatnya untuk menjalin hubungan yang serius dengannya.

Kamisha melakukan VC dengan Axel putra semata wayangnya. "Hai sayang."

"Mommy, kapan mommy pulang?"

"Hmm kapan ya?" goda Kamisha.

"Aku kangen."

"Mommy juga kangen Axel," jawab Kamisha. "Sepertinya mommy akan pulang malam. Ada beberapa pekerjaan yang harus mommy selesaikan."

"Apa om Xander yang memberi tugas berat itu?"

"Ah tidak sayang, bukan om Xander tapi mommy sendiri memang baru ada pekerjaan."

"Jangan capek - capek mommy."

"Ya sayang, tenang saja ada tante Laras yang menemani mommy. Nih lihat," Kamisha mengalihkan kamera handphone nya ke arah Laras.

"Hai Axel."

"Hai tante Laras, tolong bantu mommy ku."

"Oh tentu saja Axel. Aku akan membantu mommy mu."

"Terima kasih tante," ucap Axel

"Axel, baik - baik di rumah ya. Mommy harus kerja lagi oke. Muuacch..." Kamisha mengakhiri panggilannya.

"Anakmu lucu ya."

"Iya, aku selalu kangen dengannya," jawab Kamisha. "Ia yang selalu membuatku semangat bekerja."

🍁🍁🍁🍁

"Sha... sudah jam delapan malam loh. Aku jemput rombongan pak Bonar dulu."

"Ya hati - hati, aku tunggu di lobby."

"Oke."

Laras segera menjemput tamu sedangkan Kamisha checking terakhir tentang kesiapan kamar dan penyambutan kedatangan mereka. Setelah semuanya beres ia segera turun ke lobby.

"Mbak Misha belum pulang?"

"Eh pak Alex bikin kaget saja pak," ucap Kamisha. "Belum pak, saya masih ada kerjaan, malam ini tamu yang saya laporkan tadi akan datang."

"Oh kalau begitu selamat bekerja mbak Misha, semangat..! saya permisi pulang dulu."

"Iya terima kasih pak Alex. Hati - hati di jalan."

Kamisha melihat kepergian Alex. Ia merapikan dandanannya sebentar dan segera menunggu rombongan pak Bonar. Tak berapa lama kemudian rombongan tiba di hotel.

"Selamat datang di hotel kami pak Bonar dan bu Indri."

"Wah sama persis dengan yang ada di google, hotelnya sangat mewah."

"Terima kasih atas pujian bapak, silahkan duduk dulu semuanya," Kamisha segera memerintahkan beberapa orang untuk memberikan minuman dan beberapa camilan.

"Apa ini mbak Misha?" tanya bu Indri.

"Ini Bandrek bu, minuman khas Bandung. Bisa menghangatkan tubuh. Cocok diminum di malam hari."

Laras juga mempersilahkan tamu yang lain untuk menikmati hidangan penyambutan untuk mereka.

"Pak Bonar mohon maaf, ini kunci kamar masing - masing tamu dan kartu untuk breakfast."

"Baik mbak Misha," pak Bonar segera membagikan kunci kamar. Tiap - tiap kamar di isi oleh dua orang.

"Pak Bonar dan rombongan nanti akan kami antar dengan Buggy car karena letak resort yang bapak inginkan ada di belakang hotel ini."

"Baik mbak Misha kita berangkat sekarang saja, biar cepat istirahat."

"Baik pak, Buggy car nya sudah tersedia, silahkan," Kamisha dan Laras memandu mereka untuk naik Buggy car. Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit mereka sampai di resort dan segera masuk sesuai kamar masing - masing.

"Ah leganya," Laras menaikkan tangannya tinggi - tinggi untuk peregangan otot.

"Ayo kita pulang. Ingat besok pagi banyak yang harus kita persiapkan."

"Iya aku juga sudah capek, aku pulang dulu ya."

"Ya hati - hati."

Kamisha mengambil tas dan segera menuju tempat parkir. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Wah kalau sepi begini agak terasa horor juga nih batin Kamisha. Ia mempercepat langkahnya menuju ke mobil.

"Kau belum pulang?" sebuah suara mengagetkannya.

"Setan..!!!" teriaknya sambil memukul dengan membabi buta.

"Hei... hei... ini aku Xander," pegang Xander untuk menenangkan Kamisha.

"Pak Xander? aku tidak percaya! kenapa gelap tidak kelihatan?"

"Buka dulu mata mu mommy Misha," ucap Xander setengah jengkel karena hanya Kamisha wanita satu - satunya yang mengatakan dia setan padahal ketampanannya sudah tidak diragukan lagi.

Kamisha mulai membuka matanya sedikit demi sedikit kemudian memicingkan matanya, tangannya meraba wajah Xander. "Hah syukurlah memang benar pak Xander," ucapnya lega.

"Iya memang aku, kamu pikir siapa?"

"Maaf pak, suasana tempat parkir kalau malam terkesan horor pak."

"Kenapa belum pulang?"

"Kan tadi pagi sudah laporan kalau ada tamu yang mau menginap di resort dan saya harus memastikan sendiri bahwa mereka sudah sampai di sini."

"Ah ya, aku lupa."

"Bapak sendiri kenapa malam - malam ada disini?"

"Alex tadi lupa membawakan berkas yang akan aku kerjakan di rumah. Heh tidak biasanya dia lupa. Apa karena semakin tua umurnya."

"Namanya juga manusia pak."

"Aku antar kamu pulang."

"Tidak perlu pak, saya bawa mobil sendiri."

"Pak___ pak___ memang saya bapak kamu?"

"Ini masih di kantor pak."

"Tapi suasana kan sepi tidak ada orang."

"Tetap saja masih dikantor, saya takut kalau tiba - tiba ada yang tahu saya panggil Xander___ Xander___"

"Heh iya terserah kamu lah," ucap Xander karena malas berdebat. "Taruh saja mobilmu di sini, aku antar pulang."

"Tapi besok saya berangkatnya bagaimana?"

"Kan aku jemput bisa sekalian jemput Kyara."

"Terus yang antar Axel ke sekolah siapa?"

"Yah aku sekalian."

"Berarti bapak harus berangkat pagi."

"Iya mommy Misha aku tahu. Sudah naik mobil, ini sudah malam aku juga mau istirahat."

"Iya... iya..." Kamisha segera masuk ke dalam mobil.

Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka sampai ke rumah Kamisha.

"Terima kasih pak Xander sudah bersedia mengantar saya."

"Sama - sama."

"Tidak mampir ketemu Kyara dulu?"

"Tidak perlu, aku lelah sekali hari ini."

"Baiklah, saya permisi pak."

"Xander, panggil aku Xander, ingat ini sudah di rumah."

"Wah sudah terbiasa pak. Apalagi cocok untuk umur bapak."

"Oke kalau itu maumu. Aku pergi dulu mom Misha."

Kamisha memandang tajam ke arah Xander. Dan Xander tersenyum senang melihat ekspresi kesal Kamisha.

Setelah menutup pintu mobil Kamisha segera masuk ke dalam rumah.

"Oh mbak pulang malam dengan alasan ada proyek ternyata malah berusaha merebut kekasih keponakannya sendiri..!!!"

🍁🍁🍁🍁

1
nina widanarti
iya oke.. mksh..😊
Maya Ratnasari
flu singapur biasanya disarankan dirawat inap. penyakit ini sangat menular, sehingga sangat riskan kalo dirawat inap, apalagi kalo itu adalah RS yg tidak memiliki ruang isolasi khusus untuk penyakit infeksi.

pada umumnya si, sebisa mungkin dirawat di rumah saja dengan berbagai protokol perawatan selama di rumah.
Maya Ratnasari
i don't believe that, bukan I'm not believe...
Maya Ratnasari
thinking. tidak usah pakai "g" kakak author
Maya Ratnasari
kalut
Ahsin
rasain Misha inilah jd orang sok naif ujung2nya difinnah
Ahsin
hanya satu ucapan Misha begoooo bin tolol... mudah sekali ditipu
Ahsin
.misha perempuan begooo terlalu percy
Ahsin
misha bego mau2 mengalah trs bkin emosi
Ahsin
Misha terlalu lembek SM ponakkn skali2 tegas
Ahsin
usir SJ ponakkn tak ada otak
Ahsin
ponakkn gak ada otak... dan misha terlalu oon
Anonymous
Xander ga tegas JD bikin kamisha ga enk hati n merasa bersalah ....kyira ga tau diri n ga tau terima kasih
yuliati sumantri
Luar biasa
Just_Emma
misha kamu kan punya banyak uang yaa kenapa gak dikontrakin aja si kyara rumah malah ngajak tinggal bareng....
Lucia
Keren thor🙌👏👏👏 thanks ya.. menghibur
Lucia
Hadir piskopat baru lagi ziena. Sekarang shofie hrs mengalami jg😭
Lucia
Hahaha...sofhi... kamu & mettew mulai cinta dr benci
Lucia
Haduhhh musuh lagi & bahanya menghadang misha lagi... Tuhan cobaan ut misha.. thor hidup misha penuh liku"
Lucia
Jodoh sofhi adl mettew ( akan jadi saudara) misha👍👏👏👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!