My Ex Husband

...Flash back 13....

...•••••...

Anna mulai mengerjapkan mata nya perlahan, ketika cahaya matahari sudah terlihat menelusup melalui celah goreden yang tertutup.

Tubuh nya menggeliat, kemudian ia duduk dan bersandar dengan bantal yang menyangga punggu nya.

"Jam berapa ini?"lalu Anna meraih ponsel yang terletak di atas nakas, berada tidak jauh di samping tempat tidur nya.

"Jam delapan."ia bergumam.

Dengan malas dia turun, namun pandangan nya tertuju pada sosok pria yang sedang tertidur pulas, meringkuk ketika udara dingin AC menusuk kulit putih nya.

Anna menarik selimut tebal yang ia kenakan semalaman, lalu membawa nya kepada David, lalu menyelimuti suaminya yang masih terlelap.

Anna duduk tepat di samping David.

"Sugar Daddy!"ucap Anna, lalu tersenyum ketika mengingat kata-kata itu dari Rika sahabat nya.

"Apa kau sedang mengatakan bahwa aku ini sudah tua!?"David berbicara dengan mata yang masih terpejam.

"Hah!"Anna terkejut, lalu segera bangkit untuk menjauh.

Sayang, David sudah mencekal pergelangan tangan nya terlebih dulu, hingga dia terjatuh tepat di atas dada nya ketika pria itu menarik Anna cukup kencang.

"Kamu, ... eh bapak bangun!"Anna gugup.

Lalu mata itu terbuka, hingga pandangan kedua nya kembali bertemu.

"Apa kata mu tadi! Sugar Daddy?"David menatap Anna tajam.

Anna yang merasa sudah tertangkap basah pun mengangguk, lalu bibir tersenyum malu-malu.

"Maksud ku, bukan begitu."jelas Anna.

"Lalu apa? secara tidak langsung kau mengatakan bahwa aku tua!"sergah David.

"Ih, itu hanya istilah. Bapak terlalu di bawa serius."kata nya, kemudian segera bangkit, dan menghambur kedalam kamar mandi.

David mengusap wajah nya pelan, namun bibir nya tampak tersenyum dengan raut wajah yang terlihat sedikit berbinar dari pada biasa nya.

"Dia menggemas kan."ucap nya dengan wajah yang juga terlihat merona. "Dia sudah benar-benar mengalihkan dunia ku."kata nya lagi, lalu menyingkirkan selimut nya dan bangun.

Klek!

Prempuan itu keluar. Rambut nya di cepol tinggi, dengan wajah yang terlihat masih menitikan air, lalu Anna membawa beberapa tissue dan segera mengeringkan wajah nya.

"Mau kopi?"Anna menatap David yang saat ini tengah memandang nya.

David bangkit, lalu berjalan mendekat ke arah Anna.

"Boleh, Tampa gula yah."David berujar, lalu ia masuk kedalam kamar mandi.

Anna mengangguk, lalu segera memasukan air mineral kedalam termos listrik untuk memanas kan nya.

Beberapa menit David di dalam sana, akhir nya dia keluar dengan keadaan yang juga terlihat segar.

"Ini kopi nya."Anna menggeser cangkir itu.

David tersenyum sambil terus mendekat, kemudian duduk tepat di samping Anna.

"Terimakasih."kata nya.

"Hanya kopi!"ujar Anna.

Prempuan itu terus memperhatikan David, sampai pria itu menoleh ketika selesai meminum kopi hitam nya terlebih dulu.

"Ada apa?"David meletakan cangkir kopi nya di atas meja.

Kedua nya saling memandang.

"Bapak sedikit berbeda hari ini."kata Anna sambil tersenyum tipis yang terbit di kedua sudut bibir nya.

Dahi pria itu menjengit, dengan tatapan bingung yang ia tunjukan kepada prempuan yang sudah berstatus sebagai istrinya itu.

"Bapak lebih banyak tersenyum!"jelas Anna, lalu senyuman nya merekah sempurna.

David hanya terdiam, dengan kedua bola mata yang terus memperhatikan Anna.

Benar kata ayah, dia gadis yang manis! Hati nya berbicara.

"Apa terlihat aneh kalau aku selalu tersenyum!?"David mencondongkan tubuh nya ke arah Anna, sampai prempuan itu terlihat mundur perlahan untuk menghindari David.

Anna membisu, dia tidak bisa menjawab ketika mendapat tatapan dari David yang selalu membuat jantung nya berdebar.

"Pak!"Anna menahan dada David, ketika punggung nya sudah bersandar di pinggiran sofa, sampai gadis itu berbaring sempurna di bawah Kungkungan kedua lengan David.

"Oh, stop it!"tegas David. "Aku bukan bapak mu, jadi berhentilah memanggil ku seperti itu."jelas David.

"Aku nggak tau harus manggil bapak apa!"ucap Anna.

"Sayang, mungkin?"kata David.

"Tidak mau, aku tidak bisa."jelas Anna. "Awas!"Anna kembali mendorong bahu David, namun sia-sia, pria itu tidak bergerak sedikit pun.

Kedua nya terdiam, ketika mata nya saling menatap satu sama lain.

"Ann?"

"Humm!?"

"Apa, ... aku boleh .. melakukan nya sekarang?"

Tubuh Anna menegang, apalagi ketika mata David kini sudah terlihat sayu dan di penuhi kabut gairah, tentu nya membuat Anna semakin berdebar.

"A-aku, aku ... itu!"

David langsung meraup bibir milik Anna, sampai prempuan itu berhenti dengan ocehan nya yang gagap karena merasa gugup.

"Apa boleh?"David menghentikan kegiatan bibir nya sebentar.

"Ini siang!"kata Anna, lalu pandangan nya menatap ke arah kaca besar, entah kenapa ia takut ada orang yang melihat nya.

David bangkit, meraih remot yang terletak di atas nakas, lalu segera menekan satu tombol sampai gorden nya kembali tertutup secara otomatis.

"Sudah tertutup, dan tidak akan ada yang melihat tentu nya."David menyeringai.

Tubuh David kembali membungkuk, dan segera meraih bibir tipis milik Anna yang sudah sangat menggoda nya sejak semalaman.

Tidak ada penolakan, namun Anna juga tidak membalas. Dia hanya terdiam dengan tangan yang sudah mulai ia lilitkan di bahu kekar nya.

"Kita pindah!"David berbisik, lalu bangkit dan segera meraup tubuh Anna kemudian membawa nya ke atas tempat tidur.

David langsung menarik kaos hitam yang ia kenakan, melemparkan nya kesembarang arah, lalu kembali mengungkung prempuan yang saat ini sudah terlihat pasrah.

Astaga!

Anna bergumam, ia menahan nafas nya ketika tubuh berotot itu terpampang nyata di depan mata nya.

Otak Anna memerintah nya untuk menolak, namun berbeda dengan respon tubuh nya yang seolah sudah tidak bisa berbuat apapun selain diam.

Cup.

"Aku sedang berusaha mencintai mu, maka bantulah aku Ann!"pria itu kembali berbisik setelah mencium kening Anna terlebih dulu.

Mata Anna terpejam, nafas nya memburu ketika David mulai menyusuri setiap inti tubuh nya.

Kening, pipi, bibir. Lalu turung ke tulang rahang sampai leher, tidak ada satu senti pun yang David lewat kan. Bahkan tangan nya sudah masuk kedalam baju tidur yang Anna kenakan.

"Ngg, .."suara erangan mulai terdengar, ketika tangan David mulai menyentuh tubuh Anna dengan nakal.

David tersenyum, lalu kembali meraup pipir yang sudah sangat memerah itu.

Dengan tidak sabar David menarik baju yang Anna kenakan, melempar nya hingga hanya menyisakan pakaian berenda yang membungkus dua gunung kembar nya.

Semua nya memgalir begitu saja, bahka kedua nya kini sudah saling berbalas tampa rasa canggung sedikit pun.

Sampai dimana jeritan Anna terdengar mengudara, merintih sejadi-jadi nya ketika David sudah berhasil mengambil hal yang paling berharga dalam dirinya.

"Hanya sebentar."ucap David, pria itu tersenyum sambil terus menghujani wajah Anna dengan kecupan.

Setelah melihat Anna cukup tenang, David kembali melanjutkan aktifitas panas nya bersama Anna.

...•••••...

Klek!

David keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang menutupi tubuh polos nya, lalu berjalan ke arah tempat tidur.

Bibir nya tersenyum, ketika menatap Anna yang saat ini terlihat sangat berantakan. Rambut kusut, wajah yang terlihat pucat karena kelelahan, dan jangan lupa bibir yang sedikit membengkak karena ulah nya.

"Ann?"David berjongkok tepat di samping Anna yang masih terlelap.

Tubuh yang bergulung selimut itu menggeliat, lalu membuka mata nya perlahan.

"Mandilah, kita harus pulang."kata David.

Bukan nya menuruti David, Anna malah menarik selimut sampai menutupi wajah nya. Dia malu, apa lagi ketika mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, kedua nya terus merancau meneriaki satu sama lain.

Sayang!?

Anna tersipu malu ketika mengingat David memanggil nya seperti itu.

"Hey, ayok bangun."

Astaga, bahkan sekarang dia berbicara dengan nada yang sangat lembut! Anna kembali bermonolog.

"Kamu ini kenapa?"

"Aku malu!"jelas Anna, dengan wajah yang masih ia sembunyikan di balik selimut tebal.

Kekehan David terdengar sangat jelas, lalu Anna membuka selimut itu perlahan.

"Ayoklah, kita jalan-jalan dulu sebelum pulang."kata David.

"Benarkah?"

David mengangguk.

"Cepat mandi."titah nya lagi.

"Tapi, ...

"Apa!?"David bingung.

"Perut bawah ku sakit."jelas Anna sedikit malu-malu.

David menjengit.

"Maksud nya apa?"pria itu bertanya.

"Ah, kamu tidak peka!"cicit Anna.

Sesaat David berpikir. "Apa mau ku antar?"kata nya setelah paham apa maksud Anna.

"Tidak usah deh."Anna membenarkan posisi selimut nya, lalu mulai bangkit perlahan.

"Aih, sesudah nya malah makin sakit."prempuan itu menggerutu.

David hanya tersenyum, lalu meraup tubuh Anna, dan segera membawa nya kedalam kamar mandi.

"Mandilah."David tersenyum setelah menurun kan Anna, kemudian berbalik arah dan menutup pintu kamar mandi itu rapat-rapat.

...•••••...

Jangan lupa dukungan nya guys! Berupa like, vote, komen dan hadiah lain nya.

Like gratis loh!

Jangan lupa juga masukan kedalam daftar buku favorite kalian.

Kita kenalan yuk! follow Ig. @_anggika15.

~Sayang kalian banyak-banyak~