Hi readers, dukung terus penulis ya. ini karyaku yang kedua setelah ' Terimakasih untuk, lukaku'. berikan saran ya, supaya penulis bisa menulis lebih baik di tulisan berikutnya.
Tulisan ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis dan seorang pria yang berbeda status soaial. Tapi meninggalkan satu tali yang harus mempertemukan mereka. Tanpa kesengajaan mereka sudah menyandang status orang tua.
Ira Kusuma, gadis desa yang pintar, tapi sangat pendiam dan tidak gampang untuk bergaul. Karena keadaan tidak sadar tuannya sudah meninggalkan satu nyawa dirahimnya, yang tidak diketahui oleh sang tuan.
Marcel Sanjaya, Seorang pengusaha sukses, kaya raya dan berwajah tampan. istrinya seorang wanita cantik model papan atas. Laki-laki yang sudah memporak - porandakan hidup Ira.
Satrio atau Rio, anak yang awalnya tidak diharapkan kehadirannya, ternyata berkah terindah buat semua keluarganya.
Bu Ani, ibu dari Ira yang selalu menemani anaknya dalam susah dan sedih.
Bu Clara, orang tua Marcel yang baik pada semua orang tanpa melihat status.
Pak Kamal, orang yang bekerja dirumah Marcel dan banyak membantu Ira dan ibunya.
SELAMAT MEMBACA YA, SEMOGA SUKA🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 17 PERTEMUAN TAK SENGAJA
Sudah hampir satu bulan setelah pencarian Leon dengan Kamal kekampung Bu Ani. Marcel sudah lebih segar, sudah bisa bekerja walaupun belum seutuhnya karena dia masih dikursi roda.
Rencananya bulan depan dia sudah akan berobat dan terapi keluar negri. Selama dia menjalani pengobatan mama Clara selalu mendampinginya.
"cel, hari ini mama mau ketemu ibu lilin sayang, mama tinggal sebentar sama mas Boby ngga papa kan? , ibu lilin nya mengadakan syukuran rumahnya, dan dia memaksa mama untuk datang mumpung lagi di Indonesia katanya"
"ohhh ngga apa-apa ma, pergi aja, aku masih ada Bobby"
"ok nak, mama juga ngga akan lama-lama kok, mama cuma ngga enak sama lilin. kamu kan tahu gimana pertemanan mama sama dia"
"iya ma iya, aku tahu. sana gih, lagian mama sudah lama merawat aku, mama hampir ngga pernah keluar. jadi hari ini mama bebas dulu bersama teman sosialita mama"
"ngga apa-apa sayang, bagi mama sekarang yang utama adalah kesehatan kamu" ucap mama Clara sambil mengusap-usap lengan Marcel"
"iya ma Marcel tahu kok" sambil senyum
"ya sudah mama siap-siap dulu ya"
"yang cantik ma"goda Marcel
mama Clara hanya tersenyum mendengar godaan anaknya. Dia kangen masa-masa itu sama Marcel, saling becanda dan saling ngeledek, apalagi kalau sudah ada pak Sanjaya.
Selama ini keluarga kecil ini termasuk keluarga harmonis dan rendah hati, tidak membeda-bedakan orang susah.
Tidak berapa lama mama Clara sudah siap jalan bersama pak Kamal.
"hati-hati ma" ucap Marcel saat mamanya akan berangkat.
"hmmmm kamu baik-baik dirumah, kalau ada yang perlu telepon mama"
"asiaapppp bosku"
**
Sementara dikota T Bu Ani sudah sampai dirumah majikan temannya bersama Rio.
Hari ini dia ditawarin oleh temannya untuk membantu mencuci piring dibelakang karena majikannya akan mengadakan syukuran rumah baru.
"ehhh mba Ani sudah datang"? tanya Bu Sri
"iya Sri, tapi apa ngga apa-apa cucuku ikut"?
"ngga apa-apa mba, saya sudah ngomong sama nyonya kok kalau mba bawa satu cucu"
"ohhh makasih ya Sri"
"sama-sama mba, saya juga karena tahu kok cara kerja mba gimana, soalnya kan bos berani bayar dua kali lipat gajinya yang penting kerjanya maksimal"
"sekali lagi makasih lho, tapi bisa ngga Rio main disitu" sambil menunjuk halaman samping yang ditanami rumput.
"boleh, siapa namanya adik kecil"? tanya Sri
"Satrio nek, panggil aja Rio"
"cucumu ganteng banget sih mba" sambil berjalan kehalaman samping.
"masa sih"
"iya kaya orang gedongan" ucap Sri yang tidak tahu silsilah Satrio. karena dia kenal Bu Ani saat mereka mulai tinggal didaerah T dan Ira sudah hamil tua.
"hallo Rio, kamu main disini dulu ya, nenekmu mau cuci piring disitu", sambil menunjuk tempat cuci piring hari ini.
"oh iya nek, aku akan main bola pelan-pelan" ucapnya polos.
Lalu Bu Sri berpesan kepada satpam dan supir yang standby didepan untuk melihat Rio juga, jangan sampai keluar gerbang.
"ya sudah Rio main disini aja, pelan-pelan ya",pesan Bu Sri.
"ok nek" jawabnya sudah berlarian
Rio menggiring bola nya seolah-olah pemain bola benaran. ternyata dia sudah dekat ke pintu utama.
Saat itu ibu Clara sampai dirumah lilin, dan dia sangat kagum dengan rumah lilin yang sangat asri. ibu lilin memang sudah cerita lewat telepon tentang rumah barunya. Saking terpesonanya ibu Clara sampai melihat-lihat sekitaran rumah lilin bagian samping.
tanpa sengaja kakinya mengenai sebuah bola, memang tidak kencang. sepertinya bola itu malah menggelinding sangat pelan. akhirnya fokusnya beralih dari rumah ke bocah kecil itu yang terlihat tenang menatapnya.
"maaf nek, bolanya mengenai kaki nenek" ucap Rio sangat sopan dan merasa bersalah."sini saya lap sepatunya dengan bajuku nek" ucapnya lagi.
Siapa anak ini wajahnya lucu banget, batin ibu Clara. Lilin kan belum punya cucu karena kedua anaknya masih sekolah. Tapi anak ini sangat tampan, batinnya.
"tidak apa-apa nak, nama kamu siapa,?
"namaku Satrio nek, sering dipanggil Rio" sambil mengulurkan tangannya setelah dia lap ke pakaiannya.
"kamu sama siapa kesini, maksudnya siapa mamamu dan ayahmu" agak membungkuk menyambut tangan Rio.
"maaf nek, aku kesini sama nenekku, noh lagi nyuci piring" tunjuknya kebelakang orang-orang yang sedang sibuk dibelakang.
ohhhh cucunya salah satu art disini, ganteng sekali ya , aku sangat suka anak ini, batin Bu Clara.
Melihat Satrio mengobrol dengan salah satu tamu majikannya, Bu Sri pun mendekat. dia takut Rio berbuat kesalahan.
"maaf nyonya, apa Rio mengganggu nyonya"? tanya Bu Sri hati-hati.
"ohhh ngga ngga, dia ngga nakal kok, dia anak sopan, apakah dia cucumu"?
"maaf nyonya, dia cucu teman saya, neneknya lagi mencuci piring."
"ohhhh anaknya lucu".
"iya nyonya, dia memang lucu sekali.makasih"
"saya senang ketemu kamu adik kecil"
"Rio nek, saya bukan anak kecil lagi, saya sudah mau lima tahun. dan saya bukan adik karena saya tidak punya kakak. saya sudah besar" jawabnya polos tetap tenang bahkan sangat tenang untuk anak seusia dia.
"iya iya saya senang ketemu kamu Rio" ucapnya sambil senyum dan mengacak rambut anak itu.
"mari nyonya saya antar ke dalam" ucap Bu Sri kepada mama Clara.
"ayo, saya masuk dulu ya Rio"
"iya nek" jawabnya sambil agak membungkuk.
Sopan sekali anak ini, pintar lagi, pembawaannya juga tenang, persis kayak Marcel kecil, batin Bu Clara.
Ibu Clara pun berlalu ke dalam menemui tuan rumah.
"Hai cantik, kemana aja sih, sibuk banget kamu" sapa bu lilin antusias sambil cipika cipiki dan berakhir dengan berpelukan hangat.
"sebenarnya sudah lama saya di Indonesia, kan Marcel mengalami kecelakaan"
"oh iya, saya pernah dengar sebersit beritanya, tapi maaf ya cla, aku tidak seharusnya ngomong begini. Ingrid mantumu itu bukan wanita baik-baik, dia itu hanya terobsesi. saya pernah lihat dia bermesraan dengan seorang laki-laki dihotel di Bali. makanya waktu itu saya bilang takut salah. cuma kemesraannya sangat gimana gituhh lho cla" jelas Bu lilin panjang lebar.
"iya Lin, syukurlah mereka pisah sama Marcel, tapi mau gimana lagi yang berlalu biarlah berlalu. sekarang aku ingin Marcel bangkit lagi"
"kamu memang wanita yang hebat cla, sangat baik, dan tidak pendendam dan gampang ikhlas"
"kamu bisa aja"
"ngga lho, banyak orang yang ngga terima diselingkuhi begitu"
"ahhh ngapain kita dendam, bikin sakit di dalam aja, ntar juga dia yang menanggung dosanya sendiri"
"iya sih"
"aku sekarang yang penting Marcel senang dan ngga down"
"setuju cla"
klo g mau lg msk ke hotel prodeo