Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal bareng
Devan mengepalkan tangannya kesal karena kata-kata Jasmin barusan, padahal dia berharap perempuan itu akan cemburu dengan kehadiran Mikla. Namun malah sebaliknya Jasmine terlihat tidak peduli sama sekali.
"Jasmine, apa aku hanya sebatas teman tidurmu saja. Pa aku tidak berarti bagimu?" bathin Devan sedih.
Dibalik pintu ruangan Devan yang sudah tertutup, Jasmin memegangi dadanya yang terasa sesak.
"Devan, Cinta masa lalu mu sudah kembali. Aku sadar posisiku dihatimu.... lebih baik aku membentengi hatiku agar jatuh tidak terlalu dalam lagi...!"
Sedangkan ditempat lain, Dirga mulai memikirkan cara bagaimana dia bisa mengawasi Jasmine sesuka hati. Sebuah ide brilian membuat senyumnya langsung mengembang.
"Berhubung jarak tempat kerja Jasmine dengan apartemenku lumayan dekat, aku bisa mengusulkan dia untuk pindah saja kesini." gumam Devan lalu menghubungi mama Helena untuk meminta izin darinya.
"Hallo ada apa Dirga, kamu menghubungi mama pagi-pagi begini?"
"Ma, tidak lama lagi aku dan Jasmine bakal menikah. Boleh nggak sebelum itu terlaksana kami berdua tinggal bareng?" tanya Dirga penuh harap.
"Apa maksudmu Dirga?"
"Ma, aku dan Jasmine butuh penyesuaian diri sebelum memutuskan untuk hidup bersama. aku janji tidak bakal macam-macam pada Jasmine sebelum sah sebagai suami-istri." bujuk Dirga.
"Kamu benar Dirga, mengingat hubungan kalian yang kelihatannya tidak terlalu dekat, bahkan sama sekali tidak mesra layaknya pasangan kekasih pada umumnya."
"Itulah alasan utama kenapa aku ingin tinggal bareng Jasmine, ma. Agar kemis terry hubungan kami lebih dapat."
"Tapi apa Jasmine setuju dengan rencana mu ini?"
"Jasmine pasti setuju ma."
"Baiklah kalau begitu, mama akan selalu mendukung yang terbaik untuk hubungan kalian." ucap Herlina yang sudah terbiasa dengan gaya kehidupan banyak pasangan diluar negeri.
Setelah telpon ditutup, Dirga terlonjak kaget karena di belakangnya sudah berdiri Bella dengan tatapan tajam terbakar api cemburu.
"Bella, kamu kapan datangnya?"
"Itu tidak penting, jawab pertanyaanku. Kenapa kamu ingin tinggal bareng Jasmine?" tanya Bella yang tidak mampu mengendalikan emosi bahkan dia langsung memukul tubuh Dirga dengan tasnya.
"Aku bisa jelasin Bella, tapi tolong singkirkan dulu tanganmu."
"Apalagi yang ingin kamu jelaskan Dirga, percakapan mu dan mama Herlina sudah menjadi bukti yang akurat bagiku, jika sesungguhnya kamu sangat menginginkan Jasmine. Ingat Dirga, aku juga bisa menghancurkan mu." ancam Bella.
"Kamu salah paham sayang, tujuan utama ku mengajak Jasmine pindah ke sini agar kamu dan mamamu bisa lebih bebas lagi menguasai rumah Jasmine. Bukankah kamu begitu menginginkan untuk menempati kamarnya, begitu juga mamamu yang belum juga berhasil menemukan kotak perhiasan milik mama Jasmine." ucap Dirga membuat amarah Bella langsung turun berganti senyuman licik.
"Kamu benar juga sayang, kami bisa bebas menguasai rumah tersebut, tapi janji jika kamu tidak akan menyentuh tubuh Jasmine."
"Ya aku berjanji, karena cuma kamu satu-satunya wanita yang aku cintai, aku melakukan semua ini juga demi masa depan kita berdua sayang." bujuk Dirga.
"Dirga, aku begitu bahagia bisa memilikimu...aku sangat mencintaimu Dirga." teriak Bella menghambur ke dalam pelukan Dirga.
***
Saat pulang kerja, Dirga sengaja menjemput Jasmine ketempat kerjanya, tidak lupa dia membawa buket bunga dan kue kesukaan Jasmine. Devan yang melihat hal itu hanya bisa menarik nafas berat.
"Dirga, tumben kamu datang menjemput ku?"
"Ya sayang, mulai sekarang aku janji bakal berubah dan menjadi calon suami yang lebih baik lagi untukmu." ucap Dirga seraya menyerahkan buket bunga dan kotak kue ketangan Jasmine.
"Terimakasih Dirga."
"Jasmine, pernikahan kita sudah semakin dekat. Bagaimana jika mulai dari sekarang kita tinggal bareng saja?" ucap Dirga hati-hati.
"Apa tidak sebaiknya setelah pernikahan kita dilangsungkan?" jawab Jasmine mengerutkan keningnya.
"Sama saja Jasmine, toh ujung-ujungnya sama juga. Lagian apartemenku jaraknya lumayan dekat dari kantor. sehingga kamu tidak perlu lagi capek bolak-balik belum lagi jika jalanan macet."
"Baiklah, tapi aku ada syaratnya!"
"Katakan?"
"Jangan sentuh aku sebelum pernikahan kita sah." balas Jasmine, yang ingin bebas untuk semetara dari Tante nya dan Bella.
"Tentu sayang, aku sangat menghargai mu... tidak mungkin kamu mau berhubungan sembarangan."
"Sekali lagi terimakasih Dirga, karena kamu sudah sangat memahami ku." jawab Jasmine, yang ditangguhkan Dirga seraya tersenyum.
"Ini kesempatan emas bagiku untuk menemukan kembali serifikat dan surat-surat berharga milik keluargaku, aku yakin Bella dan Tante Tania pasti menyembunyikannya di apartemen Dirga." gumam Jasmine dalam hatinya, karena Jasmine sudah menggeledah seluruh isi rumahnya tapi hasil tetap nihil.
Beruntung Jasmine sudah menyimpan perhiasan milik mamanya ketempat yang menurut lebih aman, sehingga Tania dan Bella tidak pernah berhasil menemukannya.
Malam ini Jasmine berkemas, tidak banyak yang dibawa gadis itu untuk pindah. Sedikit pakaian dan foto ke-dua orang tuanya.
"Ma, pa... untuk semetara waktu kita pindah ke apartemen Dirga dulu ya. Sampai semuanya berhasil aku dapatkan kembali. setelah itu aku akan mengusir Tante Tania dn Bella dari rumah kita." ucap Jasmine.
Dirga menepati janjinya, Jasmine diberikan sebuah kamar khusus. Sedangkan Dirga memilih kamar yang dilantai dua. Bahkan dia berpesan agar Jasmin tidak masuk kedalam kamar pribadinya jika dia sedang tidak ada. Hal ini membuat Jasmine semakin curiga tapi dia tidak boleh tergesa-gesa. Dan berpura-pura mengikuti permainan Dirga dulu untuk mempermudah rencananya.