Pewaris Kecil
"Kamu mau pergi lagi," tanya Marcel pagi ini sama istrinya Ingrid yang sudah terlihat rapi.
"hmmm, aku ada pemotretan di daerah puncak" sambil menyisir rambutnya yang habis dikeringkan.
" pulang jam berapa"?
" ya belum tahulah, namanya juga pemotretan, mana bisa ditentukan, kek kamu baru tahu aja", jawabnya enteng.
Marcel turun dari kasur king sizenya hendak bersiap untuk ke kantor. Lalu tanpa expresi dia berjalan menuju kamar mandi.
'Mending aku langsung bersiap ke kantor, daripada nanti berakhir dengan emosi dan pertengkaran' batin Marcel.
Marcel menyelesaikan acara mandinya. Dia keluar dari kamar mandi dengan hanya handuk yang melilit didaerah bawah pusarnya.
"Lho, pakaianku belum disiapin sayang"? tanya Marcel karena melihat Ingrid yang masih sibuk memilih-milih accesories yang akan dia gunakan ke pemotretan.
"Belum sayang, ambil sendiri aja ya, aku juga lagi sibuk nih, para kru udah on the way ke lokasi,"
"Emang kamu sebegitu sibuknya ya, sibuk banget sampai tidak sempat menyiapkan keperluan suamimu," hening sejenak
"bingung apa yang kamu cari, terus apa yang kamu dapatkan sih"? uang? harta, ketenaran",nada bicara Marcel sudah agak meninggi satu oktaf.
"maksud kamu apa sih, masih pagi ngajak ribut. Emang aku wanita pengangguran, yang tugasku hanya menyiapkan pakaianmu gitu, emank aku pembantu,? kamu sendiri tinggal ambil doank, apa susahnya sih", emosi Ingrid tak kalah tinggi.
"seorang istri menyiapkan pakaian suami bekerja itu bukan berarti menjadi seorang pembantu", emosi Marcel belum turun sambil berjalan mengambil pakaian kerjanya.
"seorang suami yang baik harus memahami istrinya yang bekerja", ketus Ingrid
Akhirnya Marcel mengalah.Itulah yang sering terjadi akhir- akhir ini. hampir setiap hari mereka bertengkar dari hal kecil sampai mengenai pekerjaan Ingrid yang menurut Marcel Ingrid harus meninggalkan kerjaannya.
"terserah kamu aja"
"menurutmu tergantung kamu, aku yang menentukan langkahku, aku juga yang menjalani", ucap Ingrid tak kalah sengit.
"Brakkkkk" setelah rapi Marcel keluar dengan membanting pintu kamar itu sangat kuat. Berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan hati Marcel benar -benar hampa. Di meja makan dia sudah disambut dua orang pembantu yang siap menghidangkan sarapan yang sudah disiapkan oleh koki dan pelayan
Masih seperti biasa Marcel makan sendiri ditungguin pembantu. Sejujurnya hati Marcel agak kesepian dan kosong. Rutinitasnya hanya membahas proyek, meeting sana sini dengan klien, memenangkan tender. Tapi semua itu tidak bisa menjamin kebahagiaannya malah hatinya sering merasa kosong kalau sudah di rumah.
Tak jarang Marcel minta ditemanin oleh asistennya sampai dia tertidur. Istrinya jangan ditanya, selalu sibuk pemotretan sana sini bahkan kadang sampai berminggu-minggu tidak pulang kalau lagi keluar negri. Dan biasanya Marcel hanya dapat kabar dari asisten istrinya tentang keberadaan istrinya itu dan kapan kira-kira balik ke rumah.
"pagi tuan" sapa Leon membuyarkan lamunannya.sang asisten yang tiap hari setia menemani tuannya.
"hmmm, pagi, kamu ikut sarapan sini"
"maaf tuan saya sudah sarapan tadi di rumah" tolak Leon sopan sambil agak membungkuk.
"anggap aja menemani saya" ucap Marcel sangat lesu sambil menyuapkan makanan kemulutnya.
'lho kan nyonya tadi malam ada, kenapa tuan sarapan sendiri ya' batin Leon
"baik tuan" sambil menarik kursi dan duduk diujung meja menunggu para pembantu memberikan piring sarapannya.
Belum habis mereka makan sarapannya sudah terdengar suara Ingrid dari lantai dua untuk memanggil pembantu.
"Sri Sri " memanggil pembantu yang namanya Sri. dirumah Marcel asisten rumah tangga termasuk sangat banyak karena harus mengurus rumahnya yang super besar.
"iya nyonya" jawab sri sambil berlari menaiki tangga.
"bawain ini ke mobil saya, sudah ada Yanti disitu" perintah Ingrid. ternyata Yanti sang asisten sudah menunggu didepan.
Setelah dianggap cukup Ingrid berjalan menuruni tangga dan berlalu kedepan.
"apa ngga sempat sarapan" tanya Marcel tanpa menoleh.
"ngga deh, semua kru sudah stand bye, aku takut terlambat" ucapnya sekilas. "saya langsung jalan ya" sambil melambaikan tangannya dan berlalu kedepan tanpa menunggu jawaban Marcel lagi.
" huhhh "Marcel tersenyum kecut dan melanjutkan makannya.?
'Kehidupan apa yang kamu jalani ini marcel' batin Marcel tersenyum kecut.
"kalau kamu sudah kita jalan sekarang Leon" ucap Marcel sambil bangkit berdiri dan menuju mobilnya.
"mari tuan"
Sepanjang perjalanan ke kantor, Marcel hanya diam. Leon yang selalu setia mendampingi kadang merasa kasihan melihat tuannya itu murung kadang seperti frustasi. Dia memang pengusaha yang sangat sukses, tau cara memenangkan tender, dan mungkin duduk tenang sampai tuapun tidak akan habis uangnya sampai dua tiga turunan, tapi dia sangat tahu tentang rumah tangga tuannya. tentang kelakuan istrinya yang sering berada diluar rumah serta tidak menganggap tuannya serta menghormati tuannya layaknya seorang suami.
Dulu Marcel sangat mencintai Ingrid sampai dia tidak sadar kalau Ingrid hanya memanfaatkannya. Ingrid hanya terobsesi dengan kariernya dan juga banyak laki-laki ganteng diluar sana. Dikalangan model atas Marcel terkenal dengan royal dan duitnya serta kebaikannya. wajahnya yang ganteng dan juga silsilah keluarganya yang sangat kaya raya. cerita itulah awal mula Ingrid mendekati Marcel dengan kecantikan dan kepura-puraannya. Tapi dia memang tidak pernah puas dengan satu orang laki-laki, karena begitu ada laki-laki yang membuat dia terobsesi akan dia kejar juga.
Pernah satu kali Ingrid kepergok wartawan sedang jalan dan liburan diluar negri dengan seorang produser kaya yang telah beristri. sehingga untuk menutupi aibnya Ingrid berpura-pura menangis dihadapan Marcel, seolah-olah dia telah dikorbankan oleh istri sang produser untuk mendobrak popularitasnya. Marcel pun pasang badan untuk melindungi istrinya sehingga berita itu menguap begitu saja, karena anak buah Marcel sudah bisa membuat berita itu sirna.
"kita sudah sampai tuan" tegur Leon karena melihat tuannya masih bengong padahal mereka sudah sampai dilobby kantor.
"hmmmm" lalu melangkah turun karena dari tadi pintu sudah dibuka oleh security.
'tuan sepertinya sedang linglung, mungkin ada beban beratnya lagi. mungkin aku harus melakukan sesuatu untuk menolong tuan. tapi aku harus bagaimana ya' batin Leon.
"pagi pak" sapa Rani sang sekretaris saat Marcel sudah sampai depan ruangannya.
"hmmmm, apa aja jadwalku hari ini"
Rani segera meraih tab yang diatas mejanya lalu melangkah mengikuti Marcel masuk ruang presdir.
"jam sekian bapa ada meeting internal dengan bagian promosi,
jam sekian makan siang dengan pimpinan Arga grup
jam sekian bla BLA BLA
dan bentar lagi jam sepuluhan pak Rendi akan kesini pak. Teman bapak yang baru pulang dari London."
"ok"
"kalau Rendi datang langsung suruh masuk aja, dan sekarang bawa file yang harus aku paraf,"
"baik pak"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Rey Silalahi
sepertinya seru ini, masuk dulu lah
2024-09-12
0
Suryadi Jusuf
masuk dulu thor
2024-05-11
1
Rain Hard
hadir dulu ya thor
2024-04-13
1