NovelToon NovelToon
Si Culun Mendadak Jadi Istri Presdir

Si Culun Mendadak Jadi Istri Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Pertemuan tak terduga / Pengantin Pengganti
Popularitas:65M
Nilai: 4.9
Nama Author: Syakira Sya

"Apa! Aku! Kau gila Ya! Aku hanya menghias calon pengantin. Bukan menghias diriku sendiri lalu menikah dengan kakakmu," ucap Nara seakan tak percaya.

"Aku mohon Ra. Tolong bantu aku, keluargaku akan malu. Kamu sahabat terbaikku kan! Menikahlah dengan kakakku!" pinta Chelsea dengan air mata menetes membuat yang melihatnya iba.

Anara putri berprofesi sebagai perias pengantin biasa. Ia sangat bahagia dan antusias ketika di minta untuk terlibat dalam acara pernikahan kakak sahabatnya dengan seorang model cantik ternama.

Merias seorang model cantik terkenal di pernikahannya, sungguh kesempatan emas yang tak akan mungkin dia sia-siakan, karena itu mampu membuat namanya dalam karier meriasnya ikut melambung. Job meriasnya akan semakin banyak. Itu fikirnya.

Namun siapa sangka di hari H karena sesuatu calon pengantin wanita tidak bisa meneruskan pernikahan yg membuat pernikahan terancam batal.

Demi menolong keluarga sahabatnya dari malu, Di hari itu Si culun pun mendadak menikah dengan kakak sahabatnya. Pemuda yang anti padanya, bahkan tidak pernah ingat siapa namanya.

Bagaimana Nara menjalin pernikahannya dengan pemuda dingin dan jutek seorang presdir ternama Milan Kalingga ...

Dapatkah Milan menerima Nara Si culun sebagai istrinya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira Sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tersudut

Nara berada di sebuah pesta pernikahan. Tugas merias pengantin telah selesai, kini bergegas pulang mengistirahatkan tubuhnya sejenak karena dia ada pekerjaan lain di sore hari.

Sebelum pulang Nara mengamati mahakaryanya yang terpampang di pelaminan seorang perempuan anggun mengenakan pakaian pengantin adat sunda.

“Nona Nara.” Mendengar namanya di panggil Nara berbalik.

Gadis berkacamata ini menghela napas berat melihat pemuda tinggi tegap mengenakan jas hitam, pasti kedatangannya untuk menjemputnya.

“Kak Kay,” sapa Nara dengan senyuman.

“Nona Nara tolong ikut, hari ini ada jadwal wawancara di stasiun televisi,” ucap Kay.

“Wawancara tv.” Alis Nara berkerut dalam.

“Tenang saja. seperti biasa anda hanya perlu menampilkan kemesraan, karena sampai saat ini publik masih bertanya-tanya mengapa bukan Zeline yang menikah dengan Milan.” Kay mengingatkan tugas Nara.

Nara mengangguk paham, selama ini orang-orang memang masih bertanya-tanya mengapa Milan dan Zeline batal menikah dan malah menikah dengannya.

“Apa acaranya lama kak Kay, soalnya nanti sore aku ada pekerjaan merias lagi,” kata Nara.

"Saya akan mengaturnya,” balas Kay.

“Ini perlengkapan Anda. Milan sudah menunggu di mobil,” Pemuda ini menyodorkan paperbag pada Nara.

Nara mengulurkan tangan menerima, telah mengerti tugasnya dan mulai berganti pakaian lalu berdandan yang cantik, berubah menjadi istri Milan Kalingga.

Nara menghabiskan waktu sedikit lebih lama untuk merias wajahnya, karena ini adalah acara untuk televisi, dia harus tampil sempurna hingga tak ada yang mengenali jika dia adalah si culun.

“Kenapa dia lama sekali Kay,” gerutu Milan mulai jenuh menunggu Nara.

“Sabar Lan. Nah Itu dia,” ucap Kay saat menatap Nara telah berjalan ke arah mobil.

Milan menurunkan kaca mobil, netra matanya menyorot Nara yang melangkah anggun. Ia tertegun menatap Nara mengenakan dres berwarna peach dengan rambut tercepol dan menyisihkan sedikit surai menggantung membingkai wajah cantiknya. Kelopak mata Milan tak berkedip sedikit pun terpukau.

“Siluman itu berubah lagi,” batin Milan.

Milan gelagapan setelah Nara membuka pintu mobil, menyadari jika di terbius menatap si culun.

“Kak Milan!” sapa Nara duduk di samping Milan.

“Kenapa lama sekali!” sembur Milan menutupi kecanggungannya.

“Aku harus menyesuaikan make up untuk acara televisi.” Jawab Nara dan penampilannya kali ini benar berbeda.

“Aku tidak peduli! Jalan Kay!” ketus Milan membuang pandangannya.

Mobil pun melaju menuju gedung stasiun tv di mana Nara dan Milan akan mengadakan sesi wawancara.

****

Pasangan ini telah berada di sebuah ruangan, tempat wawancara. Duduk berdampingan terlihat sangat mesra karena memang itu yang harus mereka tunjukan agar orang-orang terbungkam, senyum terus mengiasi wajah mereka.

Sorot kamera membidik pasangan ini, berhadapan dengan lelaki yang bertugas sebagai pembawa acara. Pemuda tampan yang merupakan seorang presenter  terkenal bernama Rio Sebastian.

Menit berlalu telah banyak pertanyaan yang di jawab oleh Milan mengenai bisnis dan sesekali di timpali oleh Nara membuat suasana menghangat. Hingga tibalah pertanyaan untuk Nara.

Pembawa acara itu fokus mengarahkan pandangannya pada Nara.

“Ini pertanyaan untuk nona Nara,” ucap Rio menatap Nara tajam.

Nara mengangguk pelan sembari mengembangkan senyum ramah. Siap untuk menjawab pertanyaan.

“Apa benar jika Anda hanya gadis biasa, bukan anak dari pengusaha atau pun anak pejabat.” Roy memasang wajah datar bertanya langsung pada intinya tanpa basa-basi lagi.

Nara merasa aneh akan pertanyaan Rio namun tetap tersenyum kemudian mengangguk mantap.

“Ya, saya memang gadis  biasa dari keluarga sederhana, bukan dari kalangan atas,” jelas Nara jujur tanpa malu sedikit pun.

“Apa karena itu Anda, menikah dengan Milan? Hanya ingin uang?” tanyanya lagi membuat Nara tercengang dengan tuduhan itu.

What .... merebut Zeline dari Milan hanya karena uang! Tuduhan keji macam apa itu? Batin Nara menjerit

Belum sempat Nara menjawab.

“Apa benar karena Milan adalah pengusaha sukses jadi Anda berusaha keras merebutnya dari Zeline?” cecar Roy pertanyaan terdengar mengintimidasi Nara.

Sejenak Nara terdiam. Rio seakan menyerangnya seperti ingin menjatuhkannya.

Nara tersenyum pelik menatap Milan memasang wajah datar. Seakan membenarkan pertanyaan Rio. Pemikiran mereka sama hanya menganggap ia menikah demi uang.

“Tentu saja itu tidak benar, saya tidak merebutnya. Tapi, tuhanlah mengatur kami berjodoh dan menikah,” sangkal Nara lalu menjeda sejenak menarik napas panjang. “Zeline sudah menjadi masa lalu suami saya. Masa depannya sekarang bersama saya,” jawab Nara mantap dengan senyuman.

“Astaga ngomong apa aku ini, pede sekali mengucapkan kalau aku masa depan Milan, dia pasti kesal setengah mati,” batin Nara menatap Milan yang diam memasang wajah sulit terbaca.           

Seolah tak puas dengan jawaban Nara, Rio kembali bertanya.

“Apa benar Anda hanya ingin memoroti harta Milan?” tanyanya blak-blakan memasang dingin.

Nara memutar pandangannya menatap sekitar, suasana ruangan menjadi tegang, penonton yang berada di dalam ruangan terdiam.

Gadis ini lalu tersenyum lebar memperlihatakan gigi ratanya.

“Kalau ngak di porotin itu namanya malah menyiksa diri, selagi ada dan tahu batasan kenapa tidak, realistis saja skin care mahal,” canda Nara dengan kekehan untuk mencarikan suasana, terkesan membenarkan, dan benar saja membuat tawa lucu penonton pecah.

Sedangkan Milan tatapannya semakin tajam seolah tak suka.

“Apa pendapat Anda tentang orang yang mengatakan anda perempuan materialistis.” Rio tiada henti menyudutkan Nara.

"Ih ... Dia ini kaya punya dendam pribadi sama aku, dari tadi nuduh mulu, kenal juga ngak," batin Nara.

“Saya tidak peduli orang berkata apa tentang saya ....” ucapan Nara terhenti saat Milan menimpali.

“Bagi saya kata perempuan materialistis itu hanya orang yang tidak mampu memenuhi keinginan pasangannya. Semua milik saya adalah miliknya juga, uang dan kemewahan yang saya berikan itu adalah cara saya memanjakannya dan menunjukkan kasih sayang saya,” sela Milan menatap tajam Rio.

Sebenarnya sedari tadi Milan mencoba menahan diri. Dan sekarang dia muak. Ah .... Entahlah dia tidak terima si culun di tuduh menikahinya karena uang. Padahal dia juga selalu menuduh Nara perempuan materialistis namun mendengar itu dari orang lain hatinya tak rela si culun di sudutkan.

Nara tertegun menatap dalam pemuda yang ada di sampingnya, ternyata angkat bicara membelanya. Dia pikir Milan mengiyakan kata Rio sebagai perempuan matrealistis.

Decak kagum terdengar dari penonton, mendengar ucapan Milan dan menganggap mereka pasangan yang sangat serasi.

Tatapan tajam menghunus dari Milan membuat Rio seketika terbungkam kehabisan kata.

Acara pun berlanjut Rio mengganti topik pembicaraannya.

Nara menarik napas lega, Acara sesi wawancara telah di tutup dengan tepuk tangan. Ketegangan telah melebur menjadi senyuman.

Milan yang masih memasang wajah datar, bangun dari duduknya, berdiri lebih dulu terlihat menahan kesal.

Namun baru hendak melangkah, Nara mendengar suara gaduh dari atas langit-langit ruangan.

Mata Nara membulat saat menatap ke atas sebuah lampu gantung bergoyang-goyang seakan ingin jatuh, dan tak lama tiba-tiba saja terlepas terjun tempat di atas Milan.

“Kak Milan! Awas!” seru Nara sekuat tenaga untuk menghindari benda itu jatuh menimpa Milan. Nara mendorong tubuh tinggi Milan dengan keras hingga terhuyung menjauh dan yang terjadi malah dia tak sempat menghindar.

“Ahh. ...” pekik Nara membungkuk melindungi kepalanya dengan kedua tangan dengan cepat lampu itu jatuh tepat menimpa pundak belakang sebelah kanannya.

Mata Milan membola menyaksikan apa yang menimpa Nara.

“Istriku!” pekik Milan tanpa sadar.

Milan Kalingga

ini visual si galak nyebilin bagi aku. untung ganteng jadi Nara ngak berkutik. walau kadang juga pengen nampol sih.

Si culun Nara.

 

ini Nara kalau lagi berubah jadi siluman cantik. pantas aja bang Milan terpukau. 

itu visual bagi saya .... kalau kalian punya gambaran sendiri silahkan. 

 

1
Kamiem sag
seru
nguras emosi
Kamiem sag
Haa Mikan ngidam
Alhamdulillah
Kamiem sag
lemah Nara
harusnya nunggu dijemput dari jerman biar kelihatan kesungguhan Milan
dan harusnya Nara nyuruh Milan ngejar Zeline
Kamiem sag
aku suka Ra
Kamiem sag
aku rasa ibu gak tau penderitaan Nara, secara ka dia juga san punya suami yg minus, manatau dia derita anaknya
Kamiem sag
ya suamu yg selalu merendahkan menghina
Kamiem sag
mau
kenapa gak dijodohin aja Vino dgn Nana Thor
Kamiem sag
kalo aku ora sudi balikan pd Milan
Kamiem sag
bener thor aku gak terima dgn mudah permintaan maaf Milan
Kamiem sag
bisa ya Nara masih punya rasa cinta pd laki-laki yg melukai hatinya sangat dalam? aku eng gak!! tidak!! bagiku masih ada lak-laki lain, cinta lain didunia ini
Kamiem sag
Nara lemah gaes
Kamiem sag
tulisannya ngembang kena airmata yg tertahan tapi senang Nara tdk datang, 2 tahun belum cukup menghukum Milan mengingat betapa sadisnya setiap kata hinaan yg diointarkannya
kemabilah Nara setelah sukses dan Nana pulih total dari oplas wajahnya dan kau punya modal utk buka usaha agar hinaan padamu berkurang dan bisa mengembalikan uang Vino yg kalian pakai
Kamiem sag
sedih
Kamiem sag
bebal juga ibunya Nara
Kamiem sag
ha... menikahikak Kay???
Kamiem sag
semangat Nara
Kamiem sag
serapi itu Vino menyembunyikan Nara
Kamiem sag
Zain???
Kamiem sag
Nara tenangkan hatimu dimanapun jau berada
Kamiem sag
sudah hebat itu Nara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!