NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi
Popularitas:101.1k
Nilai: 5
Nama Author: Boqin Changing

Lanjutan dari novel Reinkarnasi Pendekar Dewa

Boqin Changing, pendekar terkuat yang pernah menguasai zamannya, memilih kembali ke masa lalu untuk menebus kegagalan dan kehancuran yang ia saksikan di kehidupan pertamanya. Berbekal ingatan masa depan, ia berhasil mengubah takdir, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menghancurkan ancaman besar yang seharusnya merenggut segalanya.

Namun, perubahan itu tidak menghadirkan kedamaian mutlak. Dunia yang kini ia jalani bukan lagi dunia yang ia kenal. Setiap keputusan yang ia buat melahirkan jalur sejarah baru, membuat ingatan masa lalunya tak lagi sepenuhnya dapat dipercaya. Sekutu bisa berubah, rahasia tersembunyi bermunculan, dan ancaman baru yang lebih licik mulai bergerak di balik bayang-bayang.

Kini, di dunia yang telah ia ubah dengan tangannya sendiri, Boqin Changing harus melangkah maju tanpa kepastian. Bukan lagi untuk memperbaiki masa lalu, melainkan untuk menghadapi masa depan yang belum pernah ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membasmi Kelompok Kabut Iblis

Hei Jue mengumpat pelan di dalam hati.

“Sial… dia pendekar bumi…”

Tangannya yang menggenggam tombak tanpa sadar mengencang. Ujung jarinya memutih. Ia bisa merasakan dengan jelas. Ini bukan sekadar aura menekan. Ini adalah kekuatan yang berada di tingkat di mana satu langkah saja bisa memutus hidup dan mati mereka semua.

Keringat dingin mulai membasahi wajahnya, begitu juga wajah dua pendekar suci di belakangnya. Beberapa pendekar raja di barisan Kabut Iblis bahkan menelan ludah dengan susah payah. Nafas mereka tersendat, seolah udara di sekitar telah berubah menjadi lumpur berat yang menekan paru-paru.

Lalu suara Boqin Changing kembali terdengar. Tenang, datar, tanpa emosi.

“Paman Nuo,” katanya sambil sedikit memiringkan kepala, “sisakan satu orang saja untuk kita tanya.”

Kalimat itu terdengar mengerikan. Wajah-wajah para anggota Kelompok Kabut Iblis langsung berubah. Beberapa mata melebar ketakutan. Beberapa lainnya pucat pasi. Tidak ada ancaman berlebihan, tidak ada teriakan, namun justru ketenangan itulah yang membuat kata-kata itu terasa seperti vonis mati.

Sha Nuo menoleh sedikit, lalu tertawa lebar.

“Hahahaha... Baiklah,” katanya santai sambil mengangguk. “Satu orang saja.”

Tawa itu membuat bulu kuduk semua orang berdiri. Itu bukan tawa orang yang ragu, melainkan tawa seseorang yang sudah memutuskan hasil akhir sebelum pertarungan benar-benar dimulai.

Melihat lawan mereka adalah pendekar bumi, beberapa musuh mulai goyah. Tatapan mereka saling bertemu dengan cepat. Ada yang tanpa sadar mundur selangkah. Ada yang mulai menggeser posisi, bersiap mencari celah untuk kabur begitu kesempatan muncul.

Namun Sha Nuo tidak berniat memberi mereka kesempatan sekecil apa pun.

Ia mengangkat satu tangan perlahan. Telapak tangannya terbuka, jari-jarinya merentang seperti mencengkeram sesuatu yang tak kasat mata. Kegelapan yang pekat muncul dari tubuhnya. Tanda ia mengeluarkan elemen kegelapan miliknya.

“Matilah kalian semua...” suara Sha Nuo rendah dan dingin, “Seribu Duri Bayangan.”

Brrraakk!!

Detik berikutnya tanah di seluruh area perkemahan meledak serempak.

Ribuan duri hitam pekat menyembur keluar dari dalam bumi seperti hujan tombak terbalik. Setiap duri ramping, tajam, dan diselimuti aura bayangan yang dingin menusuk tulang. Tidak ada pola kacau. Semuanya muncul dengan presisi mengerikan.

Dalam satu tarikan napas. Setiap duri menusuk titik vital secara bersamaan. Tenggorokan, jantung, tulang belakang, pelipis dan bagian vital lainnya.

Tidak ada teriakan panjang. Tidak ada perlawanan berarti. Tubuh-tubuh para pendekar Kabut Iblis terangkat sesaat sebelum tertahan di udara oleh duri-duri hitam yang menembus mereka, lalu jatuh satu per satu ke tanah dengan suara berat.

Bahkan para pendekar suci juga mati dengan keadaan mengerikan. Tubuh mereka tertancap puluhan duri bayangan yang keluar dari tanah. Mereka sebelumnya tentu berusaha untuk menahan serangan itu. Namun serangan itu terlalu kuat dan jumlahnya sangat banyak. Darah menyembur, membasahi tanah yang baru saja terbelah.

Beberapa orang yang sempat berbalik untuk kabur bahkan tidak sempat melangkah dua langkah. Duri bayangan menembus kaki mereka dari bawah, lalu naik lurus menembus tubuh, memaku mereka ke tempat.

Dalam hitungan detik, perkemahan yang tadinya penuh suara dan tekanan berubah menjadi sunyi mencekam. Ratusan mayat tergeletak. Di tengah semua itu, Sha Nuo berdiri santai, tangannya kembali turun ke sisi tubuhnya. Hanya satu orang yang masih hidup, gemetar hebat, terjatuh di tanah dengan mata kosong penuh ketakutan.

Mata Shang Mu dan Zhiang Chi terbelalak secara bersamaan. Seumur hidup, ini adalah pertama kalinya mereka menyaksikan jurus semengerikan itu dengan mata kepala sendiri. Bukan sekadar kuat, bukan sekadar mematikan, tetapi mutlak. Jurus yang bahkan tidak memberi ruang bagi konsep perlawanan.

Pendekar suci puncak… Sosok yang selama ini dianggap sebagai salah satu kekuatan terkuat di Kekaisaran Shang… Tubuh mereka bisa ditembus dengan mudah, seolah pertahanan dan ranah yang mereka banggakan hanyalah kertas tipis.

Zhiang Chi tanpa sadar menggenggam lengan baju Shang Mu. Telapak tangannya dingin. Napasnya tertahan di tenggorokan. Ia bahkan lupa bagaimana caranya berkedip.

Shang Mu sendiri menelan ludah dengan susah payah. Dadanya terasa berat. Sebagai mantan kaisar, ia pernah melihat banyak pembantaian, banyak jurus terlarang, bahkan perang besar antar sekte. Namun apa yang baru saja terjadi… berada di tingkat yang sama sekali berbeda.

Ia akhirnya mengakui satu hal dalam hatinya. Sha Nuo tidak hanya kuat… dia menakutkan.

Bukan karena ekspresinya, bukan karena auranya yang dilepaskan, melainkan karena betapa mudahnya ia melakukannya. Seolah nyawa ratusan pendekar barusan hanyalah angka yang dihapus begitu saja.

Shang Ni sendiri terlihat gemetar ketakutan. Tubuhnya kaku. Wajahnya pucat. Ia sendiri tetap bisa berdiri karena orang tuanya melindunginya dari tekanan aura Sha Nuo.

Matanya tak lepas dari Sha Nuo, lalu perlahan bergeser ke arah Boqin Changing. Ia tidak menyangka… Tidak pernah menyangka… Orang yang menyebut dirinya pelayan Boqin Changing memiliki kekuatan setingkat ini.

Jika pelayannya saja seperti ini… Lalu bagaimana dengan Boqin Changing sendiri? Pikiran itu membuat jantung Shang Ni berdegup kacau.

Di tengah keheningan mencekam itu, langkah kaki terdengar.

Tap…

Tap…

Tap…

Boqin Changing berjalan pelan mendekati satu-satunya musuh yang masih hidup. Setiap langkahnya terdengar jelas di telinga sang korban, seperti dentang lonceng kematian. Anggota Kabut Iblis itu mencoba merangkak mundur, tangannya gemetar hebat, tubuhnya terseret darah miliknya sendiri.

“J-jangan bunuh aku…!” suaranya pecah, nyaris tak berbentuk. “A-aku akan bicara… apa pun… apa pun akan kukatakan…!”

Boqin Changing berhenti tepat di hadapannya. Ia menunduk sedikit, menatapnya dengan mata tenang tanpa sedikit pun emosi. Tatapan itu jauh lebih menakutkan dibanding teriakan atau ancaman.

“Nama,” kata Boqin Changing singkat.

“X-Xu… Xu Pan…!” jawabnya tergagap. Ketakutan membuat pikirannya kacau.

“Siapa yang memerintahkan kalian datang ke sini?” lanjut Boqin.

Xu Pan menelan ludah, keringat bercucuran deras. Ia melirik sekilas ke arah Sha Nuo, lalu segera menunduk lagi, hampir menyentuh tanah.

“Ku-kudengar kami dikirim oleh kaisar!” teriaknya cepat, takut terlambat. “Aku hanya pion! Aku hanya menjalankan perintah! Target kami adalah… Shang Ni!”

Boqin Changing mengangguk pelan, seolah jawaban itu sudah ia duga sejak awal.

“Siapa yang menghancurkan Kediaman Keluarga Zhiang dan Kota Longjing?” tanyanya lagi, nadanya tetap datar.

Xu Pan terdiam sejenak, tubuhnya bergetar semakin hebat. Ia ragu. Sangat ragu.

Belum sempat ia membuka mulut, Sha Nuo melangkah satu langkah ke depan.

“Hm?” dengusnya ringan sambil tersenyum. “Kalau kau berbohong, aku jamin… kau akan berharap mati seperti yang lain.”

Ancaman itu diucapkan dengan nada santai. Justru karena itulah Xu Pan langsung runtuh.

“Baiklah aku akan menceritakan semuanya.” teriaknya nyaring. “Tolong jangan bunuh aku! Aku bersumpah! Aku tidak berbohong!”

Keheningan kembali turun. Boqin Changing menatapnya beberapa detik, lalu tersenyum tipis. Senyum yang tidak mengandung kehangatan sedikit pun.

“Bagus,” katanya pelan. “ceritakan semua yang kau tahu...”

Xue Pan terdiam. Matanya melebar. Kalimat itu… entah mengapa… terdengar jauh lebih menakutkan daripada hukuman mati.

...*******...

Kelompok itu akhirnya selesai mendengarkan seluruh penjelasan Xu Pan. Udara di perkemahan masih terasa berat, dipenuhi ketegangan yang baru saja tercipta. Zhiang Chi, yang sejak awal hanya diam, kini menunduk dan tanpa sadar mengeluarkan air mata ketika Xu Pan menceritakan bagaimana kediaman keluarganya diserang dan dihancurkan. Tangisan itu pelan, hampir tak terdengar, namun Shang Mu dapat merasakan kepedihan yang menempel di setiap helaan napasnya.

Tanya jawab terus berlangsung. Beberapa anggota kelompok mencoba menanyakan detail tambahan. Ingin memastikan tidak ada yang terlewat. Xu Pan menjawab semua pertanyaan dengan gemetar, matanya menatap Sha Nuo dan Boqin Changing seolah mencari pertolongan yang mustahil. Namun lama kelamaan, tidak ada lagi keterangan yang bisa digali. Semua fakta yang penting telah terungkap.

“Bolehkah aku pergi dari sini sekarang?” Xu Pan akhirnya bertanya, suaranya pecah dan nyaris tak terdengar.

Sha Nuo menoleh sejenak ke arah Boqin Changing, seolah menunggu jawaban. Shang Mu dan Zhiang Chi menahan napas, tidak berani mengeluarkan suara. Boqin Changing menatap Xu Pan dengan pandangan datar, tanpa sedikitpun emosi. Hanya satu kalimat pendek terucap.

“Nasibmu, terserah Paman Nuo.”

Sha Nuo tersenyum, senyum yang dingin dan menakutkan. Ia kemudian mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. Tanah di bawah kaki Xu Pan bergetar. Dalam sekejap, bayangan pekat menyebar dari kaki Sha Nuo, meliuk seperti ular hitam yang tak kasat mata. Tanah di sekitar Xu Pan retak, dan sebuah duri bayangan muncul dengan cepat dari dalam bumi, menusuk kerongkongan Xu Pan tanpa ampun. Tubuh Xu Pan terguncang hebat, matanya melebar penuh ketakutan, tapi tak ada satu pun kata bisa terucap. Hanya darah yang muncrat, membasahi tanah di sekitarnya.

Di sisi lain, tangis Zhiang Chi akhirnya pecah. Shang Mu menggenggam tangan istrinya sekuat mungkin. Entah mengapa suasana menjadi suram.

1
kirno
lanjut
angin kelana
mulai ada petunjuk nieh....gass up lg💪💪💪💪
Nazam Roni
mantab lanjutkan semangat thor dan doa buat author sllu sehat dan banyak rezeki
angin kelana
lanjut up...
angin kelana
belum ada info jg nie...
rafli basyari
Keren 👍👍👍👍
Alipjs Joko
good update thor 👍👍
alaw
thorrrr..kurang banyak
Boqin Changing: hari ini masih 1 lagi kok
total 1 replies
Vanz Gao
Super Master Nuo 😅😅😅
HINATA SHOYO
lanjuttt gasspolllllll crazy up thorr
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
Ipung Umam
lanjutkan terus menerus 👍🏻
Ipung Umam
mantap thor 👍🏻👍🏻
Nanik S
Dapatkah Shang Mu mendapat Jawaban tentang Anaknya
Nanik S
Dasar Sha Nuo... selalu saja bikin seru 👍👍
zkr junior
jadi kurang seru ini, nyari seseorang yg gk jelas,
Pims Sinung Mulia
makin akrab dengan Paman Nuo , jadi salah satu character favorite ini orang. Gmna ntar jika ketemu Gao Rui, apakah bkal diisengi ini si Gao Rui di pendekar naga bintang.
zkr junior
jadi kurang seru
Mamat Stone
teruskan Thor

💥💥💥💥
Mamat Stone
nanggung banget Thor
🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!