NovelToon NovelToon
Cinta Dibalik Heroin 2

Cinta Dibalik Heroin 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Obsesi / Mata-mata/Agen / Agen Wanita
Popularitas:280
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

Feni sangat cemas karena menemukan artikel berita terkait kecelakaan orang tuanya dulu. apakah ia dan kekasihnya akan kembali mendapatkan masalah atau keluarganya, karena Rima sang ipar mencoba menyelidiki kasus yang sudah Andre coba kubur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apartemen Tanpa Tidur Nyenyak

Malam datang terlalu cepat di apartemen Erlang. Lampu kota menyala di luar jendela, berpendar seperti bintang palsu yang tak pernah benar-benar menenangkan. Feni duduk di tepi ranjang, lututnya ditarik ke dada, memandangi bayangannya sendiri di kaca.

Tempat ini aman, kata semua orang.

Tapi tubuh Feni menolak untuk percaya.

Setiap suara kecil—derit lantai, dengung AC, langkah samar dari unit sebelah—membuatnya menoleh cepat. Jantungnya berdetak terlalu kencang untuk malam yang seharusnya tenang.

Erlang keluar dari kamar mandi dengan kaus sederhana dan rambut masih setengah basah. Ia berhenti ketika melihat posisi Feni yang masih sama sejak sepuluh menit lalu.

“Kamu belum tidur?” tanyanya pelan.

Feni menggeleng. “Belum bisa.”

Erlang mendekat, duduk di lantai bersandar pada ranjang, tepat di depan Feni. Ia menatap wajah itu—mata lelah, lingkar hitam yang tak bisa disembunyikan.

“Takut?” tanyanya jujur.

Feni ragu sejenak, lalu mengangguk kecil. “Aku ngerasa… kalau aku tidur, aku bakal kecolongan.”

Erlang menghela napas pelan. Ia meraih tangan Feni, menggenggamnya erat. “Kalau kamu tidur, aku yang jaga.”

"Karena itu aku bawa kamu kesini, agar aku bisa jagain kamu"

Feni menatapnya, seolah menimbang kata-kata itu. “aku tau, tapi...”

Erlang tersenyum tipis. “Aku nggak ke mana-mana.”

Ia berdiri, mematikan lampu utama, menyisakan lampu tidur kecil yang menyala temaram. Cahaya kuningnya membuat ruangan terasa lebih hangat, lebih manusiawi.

Erlang berbaring di sisi ranjang, tidak terlalu dekat, tapi cukup untuk memberi rasa aman. Feni ragu beberapa detik, lalu perlahan merebahkan diri. Punggungnya kaku, napasnya masih pendek-pendek.

Erlang menggeser sedikit tubuhnya, meraih Feni ke dalam pelukannya. Tidak tergesa, tidak memaksa. Hanya satu lengan di sekitar bahu Feni, satu tangan mengusap rambutnya perlahan.

“Dengerin napas aku” bisiknya. “Ikutin.”

Feni mencoba. Satu tarikan. Satu hembusan. Perlahan, ritme napas Erlang meresap ke tubuhnya.

Di luar, suara kendaraan berkurang. Malam semakin sunyi.

Namun kedamaian itu tidak bertahan lama.

Feni terbangun dengan napas terengah, keringat dingin membasahi pelipisnya. Tangannya mencengkeram kaus Erlang kuat-kuat.

“Lang,” bisiknya panik.

Erlang langsung terjaga. “aku di sini sayang.”

“Jangan matiin lampunya,” pinta Feni dengan suara bergetar. “Tolong.”

Erlang mengangguk, lalu meraih lampu tidur, memastikannya tetap menyala. Ia menarik Feni lebih dekat, keningnya menempel di rambut Feni.

"Kamu kenapa sayang? Mimpi buruk?” tanyanya.

Feni mengangguk. “ Aku bermimpi, Aku lari… tapi nggak ada pintu. Aku terkurung di ruangan itu”

Erlang mengusap punggungnya pelan. “Sekarang ada. Dan aku di depan pintunya.”

Feni tertawa kecil, getir. “Kamu selalu bilang hal-hal kayak gitu.”

“Karena aku serius.”

Untuk pertama kalinya malam itu, Feni benar-benar menangis. Tangis yang tidak ditahan, tidak dibungkam. Erlang membiarkannya, hanya memeluk, membiarkan bahunya basah oleh air mata Feni.

“Aku capek, Lang,” bisik Feni. “Aku nggak mau kehilangan siapa-siapa lagi.”

Erlang menutup mata, menahan sesuatu di dadanya. “Kita lewatin bareng,” ucapnya pelan. “Pelan-pelan ya sayang.”

Menjelang dini hari, Feni akhirnya tertidur—tidak nyenyak, tapi cukup. Erlang tetap terjaga lebih lama, menatap langit-langit, telinganya peka pada setiap suara.

Di luar, lampu kota terus menyala.

Dan di balik ketenangan apartemen itu, sesuatu masih bergerak—

menunggu celah, menunggu saat ketika rasa aman kembali rapuh.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!