NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Are You Okay?

"Apa maksud kamu mengatakan hal tersebut?" Tama menarik tangan Binar di salah satu tempat sepi sesaat setelah semua berhamburan kembali untuk bekerja.

"Lepaskan, Mas. Bukannya kamu nggak ingin ada orang lain yang tahu jika kita ada hubungan, ehm..maksudku mantan"

"Kamu masih istriku, Bi"

"Iya sekarang, tapi tidak untuk esok," Binar menatap tajam ke arah Tama. Ini adalah tempat di mana dia melihat Tama sedang bermesraan dengan wanita tempo hari. "Apa yang kamu tunggu?" Binar menatap Tama seolah matanya sedang menelanjangi Tama. Perlahan laki-laki itu melepas cengkeraman tangannya dari tangan Binar. Berusaha mengendalikan emosi yang menguasainya.

"Apa kamu terluka mendengar semua jawabanku tadi, mas? atau kamu takut ketahuan jika ternyata istrimu bekerja di sini?" mata Binar kembali memprovokasi. Tama mengusap rambutnya kasar.

"Kita bicarakan baik-baik Bi,"

"Kita bicara di rumah, aku mau meeting sama Pak Aksa, permisi" Binar melewati Tama begitu saja tanpa menoleh, sementara Tama nampak frustasi, tanpa mereka sadari dari kejauhan, Aksa melihat mereka berdua.

Binar menarik nafas panjang, mematut wajahnya di depan cermin yang ada di area toilet. Memperhatikan wajahnya yang masih nampak tidak tenang, Binar berusaha mengatur nafas, agar kejadian siang ini tidak merusak profesional kerjanya bersama Aksa. Dia harus tampil profesional bagaimanapun juga.

Binar keluar dari area tersebut dan kembali ke ruangannya, harusnya dia tidak makan siang bersama tadi. Binar mengambil buku agenda dan beberapa proposal yang harus dia siapkan untuk meeting siang ini.

Binar mengekor di belakang Aksa dan juga Putra memasuki sebuah ruang rapat, sebuah meja bundar berukuran raksasa dan sudah dikelilingi oleh beberapa orang. Aksa duduk di paling ujung, Binar berada di samping Putra, bersiap menyimak dan mencacat apapun yang dia menjadi bahasan meeting.

Beberapa kali terlintas di benaknya tentang masalah hidupnya, Binar menggelengkan kepalanya, berusaha mengusirnya. Putra melirik ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Putra pelan sambil sedikit menunduk. "Apa kamu sakit,?"

"Tidak Pak, saya baik-baik saja" sesingkat mungkin Binar menjawab, agar tidak menyita perhatian banyak orang. Putra mengangguk dan memberikan isyarat Binar untuk kembali fokus. Binar mengangguk perlahan.

Meeting berjalan cukup alot karena ada beberapa perdebatan, salah satunya membahas tentang berita yang beredar semalam. Hal ini dikhawatirkan akan membuat penjualan produk yang akan dilaunching minggu depan bisa gagal.

Putra ingin menyela, hendak menjelaskan. Hanya saja Aksa mengangkat tangannya dan menggeleng.

"Tidak perlu," Aksa memberikan peringatan. Putra pun kembali terdiam.

"Akan aku pastikan hal tersebut tidak akan mengganggu apapun dengan apa yang akan kita lakukan minggu depan,"

Aksa menutup meeting dengan berbagai masalah yang masih menggantung. Aksa masih tinggal di kursinya, sementara peserta lainnya sudah meninggalkan ruang tersebut.

"Saya keluar dulu, Pak, untuk mengantar rekan kita," Putra pamit keluar terlebih dahulu, Aksa memberikan kode dengan tangannya untuk Putra.

"Apa kamu ada masalah?" tanya Aksa membuyarkan fokus Binar yang sedang membereskan berkas-berkas yang tadi dia bawa.

"Maksud Bapak?"

"Selama kamu bekerja di sini, aku melihat kamu kurang fokus, apa kamu beneran mau bekerja di sini dengan serius?" tanya Aksa dengan nada serius. Binar menunduk, merasa bersalah. Yap, dia merasa bersalah.

"Jika ada masalah keluarga, seharusnya kamu selesaikan dengan baik," Aksa berdiri lalu meninggalkan tempat tersebut. Binar menghembuskan nafas kasar, benar yang dikatakan oleh Aksa. Ini adalah salahnya, jika dia masih mau bertahan, maka dia benar-benar harus fokus pada kerjaannya.

"Pleaseee Binar....fokus...fokus....kamu butuh uang, kamu butuh uang, kalau kamu nggak kerja dengan baik, nanti kamu dipecat, nyari kerja tidak semudah itu, tahan Binar tahaaaan" Binar menepuk pipinya, menyemangati dirinya sendiri.

Ponsel Binar berdering.

"Iya Bu, tapi mungkin malam ini baru bisa pindahan, karena malam ini saya masih lembur,"

Binar mengakhiri panggilan. Binar menggelengkan kepalanya, lalu bangkit dan menuju pantry, mengaduk kopi untuk menemaninya lembur hari ini. Binar bersemangat agar cepat selesai dan lekas pulang, malam ini dia ada janji untuk memindahkan barang-barang dari rumah menuju kontrakan.

Jam menunjukkan pukul 8 malam, bersamaan dengan itu, pekerjaannya beres. Binar segera membereskan semuanya dan bergegas turun untuk pulang, tidak lupa tangannya tengah menggeser-geser layar ponselnya hendak memesan taksi online, karena ternyata malam ini hujan turun dengan derasnya.

"Oh...tiba-tiba banget hujan sederas ini," Binar baru menyadari jika memang hujan sederas ini, saking dia tengah ngebut dengan kerjaannya sampai tidak memperhatikan cuaca di luar. Binar menatap layar ponselnya, tidak ada taksi yang mau membawanya. Binar mencoba lagi, dan gagal lagi.

"Lagi error kali ya?" Binar berbisik pada dirinya sendiri. Suasanya kantor sudah sepi, hanya ada security yang masih berjaga. "Ya udah, aku tunggu aja deh,"

Terdengar langkah kaki mendekat, Binar yang menunggu di depan pintu masuk gedung menoleh. Nampak Aksa masih lengkap dengan setelan jasnya. Laki-laki yang hampir saja terjebak dengannya itu nampak melihat ke arah Binar.

"Ke arah mana?" tanya Aksa datar.

"Saya sudah menunggu taksi pak" jawab Binar bohong.

Smirk di bibir Aksa nampak dengan jelas. "Aplikasi sedang error, naiklah aku antar pulang," Sebuah mobil berwarna hitam berada tak jauh darinya.

"T-tidak usah pak, saya bisa pulang sendiri kok," Binar masih menolak, dia segan jika harus pulang dengan orang nomor satu di kantor ini.

"Kamu jangan berfikiran yang aneh-aneh, aku sedang tidak mabuk atau semacamnya, dan lihatlah, hujan deras sekali, aku tidak mau sekretaris yang aku andalkan ini kenapa-napa, bisa viral lagi nanti, ck"

Binar sudah berada di dalam mobil Aksa, tepat berada di samping Aksa.

"Sopirku sedang sakit, jadi hanya karena aku nyetir sendiri, kamu jangan berfikiran aku akan macam-macam," Aksa menegaskan.

"Baik, Pak" jawab Binar.

Hujan benar-benar deras, jarak pandang mobil pun hanya beberapa meter. Terlihat kilat menyambar, membuat Binar beberapa kali menutup matanya. Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan di antara mereka berdua, hening. Hanya terdengar suara hujan di luar sana, laju mobil pun melambat.

Aksa fokus dengan kemudinya, beberapa detik dia melirik ke arah Binar yang tengah memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Nampaknya Binar terlalu lelah. Aksa tersenyum tipis melihat Binar yang tertidur.

Hujan masih belum reda ketika mobil yang dikemudikan Aksa tiba di depan rumah Binar, pertama kalinya Aksa melihat rumah Binar. Binar masih tertidur, Aksa hendak membangunkan, tapi tidak tega. Dia menunggu hingga Binar bangun.

Hampir satu jam Aksa menunggu, dan akhirnya Binar membuka matanya. Dia terkejut setelah menyadari jika perjalanan ini sudah memakan waktu yang lama, itu artinya dia tertidur dan Aksa tidak membangunkannya.

Binar membuka sabuk pengamannya, merasa tak enak. "Ma-maaf Pak, saya ketiduran"

"Hujan masih deras, saya ambilkan payung,"

"Tidak usah pak, aman, tidak akan basah kuyub kok,"

Tanpa meminta persetujuan, Aksa keluar dari mobilnya dan membuka payung berwarna bening itu, lalu memayungi Binar yang hendak masuk ke dalam rumahnya. Rumah sederhana itu nampak hening, sepi, dingin. Binar yang tengah berjalan berdua dengan Aksa memegang payung merasa tak enak hati.

"Terima kasih atas semuanya hari ini Pak, maaf kalau merepotkan," Binar membungkukkan badannya.

"Terima kasih juga sudah menyelamatkan aku semalam, kita impas kan?" Aksa tersenyum. Binar menganggukkan kepalanya.

"Saya masuk dulu, Pak,"

Aksa mengangguk, dan berjalan kembali ke mobil setelah Binar masuk ke rumahnya. Benar, rumah ini terasa dingin, sepi, dan membuatnya batinnya terluka.

1
Sunaryati
Tama kapan kau dapat Karma, atau tahu hubungan Helena dengan Hansen. Dan jika Bos Aksa dan Binar berjodoh, mereka hidup bahagia
Sunaryati
Syukurin Tama sepertinya kamu tertipu sikap Helena yang seakan tulus. Perkiraan emak itu hanya sandiwara. Dari kata kita tidak pernah selesai dan hari ini senang, itu seperti ayah biologis anak yang dikandung Helena, dan menjerat Tama uny menikahinya. Jika benar pikiran emak 🤣🤣✋✋
Sunaryati
Semoga kalian berjodoh dan hidup bahagia pada waktu dan Tama hidup dalam penyesalan terdalam
Sunaryati
Ya Binar akan hidup bahagia, sekarang dia hancur karena ulahmu Helena dan ibumu. Sekarang kamu dan Helena nikmati bahagia karena adanya anak yang tumbuh hasil pengkhianatan kamu. Namun selanjutnya Kamu Helena dan keluarga yang akan hancur oleh karma perbuatan kalian.
Sunaryati
Sudah tumbuh benih cinta di hati Binar dan Bos Aksa semoga cepat berkembang subur dan bersatu tanpa banyak rintangan. Ibu Binar segera siuman dan sembuh. Untuk Tama, Helena, dan ibu Tama segera dihampiri karma
Sunaryati
Kalian Tama dan Helena manusia tak berperasaan senang- senang di atas luka hati perempuan. Puas- puasin bermesraan kalian ditempat umum. Mungkin sebentar lagi kalian yang akan hancur menuai karma.
Sunaryati
Emak pastikan hidupmu akan hampa dan rumah tanggamu hambar , karena di hatimu penuh Binar dan kau akan selalu di hantu rasa bersalah. Emak berharap Helena keguguran dan tsk bisa punya anak lagi.
Sunaryati
Binar tidak balas dendam tapi Pak Bos mulai pendekatan, jangan ganggu dan hormati, serta instropeksi diri. Serta tunggu balasan untuk bukan dari tangan Binar tapi secara alami. Emak menunggu juga kehancuran dan penyesalan kamu , dan keluargamu terutama ibumu.
Sunaryati
Sepertinya Tama belum ikhlas jika Binar bersama pria lain. Thoor ibu Binar sakit dan koma gara-gara dengar omongan ibu Tama. Tolong segera beti balasan instan pada Tama, Thoor🙏🙏
Sunaryati
Kebanyakan pengusaha menjodohkan anak- anaknya demi memperkokoh bisnis, bukan kebahagiaan anak- anak . Kebanyakan laki- laki yang dipaksa. Sungguh martabat wanita makin rendah, menawarkan diri bahkan ada yang memaksa, sampai menggunakan cara licik
Sunaryati
Tama , ibunya, dan Helena harapan emak mendapatkan balasan yang pedih sedangkan Selina dan orang tuanya hidup, rukun ,harmonis serta bahagia
Sunaryati
Tama dan Bu Ratih seger mendapatkan teguran atas kedzaliman terhadap Binar dan kedua orang tuanya.
Sunaryati
Bagus Bos lindungi dan sayangi Binar. Buat perusahaan pelakor hancur, saat Tama bergabung di perusahaan istri barunya.
Sunaryati
Maka sekali lagi nasehat emak cari kehidupan pribadi Binar, Nak Aksa. Tak sulit bagimu mengetahui riwayat pribadi karyawan kamu. Cintamu tidak salah Binar, telah bebas, dia telah dicerai suaminya. Balaskan sakit hati Binar dengan menghancurkan usaha Helena dan pecat Tama, mantan suaminya, miskinkan keduanya🙏🙏
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!