Kuntilanak Merah

Arya pulang sendiri ketika tadi Jalak dan Xavier membawa gadis baju putih itu pulang duluan untuk masuk di dalam lembah kematian dan di sana nanti bisa banyak bertanya, kalau masih di gerbong kereta api maka Gading itu bisa saja terus berkilah karena itu adalah tempat kekuasaan dia selama ini.

Jadi lebih baik segera dibawa menuju lembah kematian dan mereka akan bisa banyak mendapat jawaban di sana, jadi Arya memang pulang sendirian sambil mencari suasana baru dan dia baru menyadari bahwa sekarang sudah mau maghrib, sedangkan nanti dia juga bersiap untuk datang lagi menuju rel kereta api karena ingin menyelidiki soal kuntilanak merah itu.

Ini tadi karena area sempat mampir di rumah Pak RT untuk mengambil baju laundry karena memang dia masih membuka usaha itu, agak lama pula dia ngobrol di sana sehingga sudah pasti makan waktu yang cukup lumayan sehingga sekarang menjadi terlambat untuk segera pulang ke rumah dan bersiap kembali.

Tak lama memang terdengar adzan maghrib yang berkumandang dan Arya hafal itu adalah suara Zidan suami dari Purnama, sambil menikmati matahari yang semua sudah tenggelam kini Arya mengenang bagaimana dulu ketika masih sangat muda dan hidup bahagia bersama Bu Laras dan juga Purnama, mereka kerap berjalan bertiga dan menikmati pemandangan seperti ini.

Tapi itu semua sekarang hanya tinggal kenangan saja karena Bu Laras sudah meninggal dunia dan Purnama juga memiliki kesibukan lain, hanya Arya yang tetap senggang karena usaha laundry pun ada yang bekerja di sana sehingga dia tidak begitu banyak pekerja dan hanya memerintah orang sambil menikmati hasil.

Jadi setidaknya Dia memiliki waktu yang lebih banyak senggang sehingga masih bisa mengenang bagaimana dulu mereka sangat bahagia, ini sudah sekuat tenaga di tekan di dalam hati soal kecemburuan pada Nolan. Purnama yang jarang sekali memperhatikan dia sekarang karena sudah ada Nolan, bahkan untuk mengajak bicara saja jarang tentang permasalahan yang akan mereka hadapi.

"Eh apa itu tadi?!" Arya tersentak kaget setelah melewati kebun pisang milik Yasmin dahulu.

"Masa kebun pisang ini ada setannya lagi, wah aku harus memberitahu Yasmin agar dia sering patroli di kebun pisang ini." Arya melaju pelan-pelan di kebun pisang itu untuk memperhatikan.

Wuusssssh.

"Pakai baju warna biru kelihatannya tadi ya?" Arya bergumam sendiri.

"Masa iya aku pangeran ular mau di takuti sama setan, kan tidak lucu." Arya segera turun dari motor.

"Atau jangan jangan setan rel kereta api sudah ikut kesini karena tau aku mencari tadi di sana ya." gumam Arya sambil terus mencari bayangan tadi.

Wuuussssh.

Wuuussssh.

"Dari bau nya kok bukan seperti setan jahat ini." Arya kembali bergumam pelan.

Langkah pangeran ular terus saja masuk dalam kebun pisang untuk mencari keberadaan sosok tadi di sini, dalam hati dia menebak bahwa mungkin saja ada setan nyasar dan ingin bersembunyi dalam kebun pisang milik nya Yasmin ini. sekalian mumpung sudah melihat, maka Arya segera mencari.

"DUAAAAAAAR!"

"Allahu Akbar, setan bangsat kau!" Arya kaget bukan main ketika di kejutkan dari belakang.

"Ih apa sih, kok kasar gitu." Yasmin cemberut kesal.

"Sialan kau ya, ngapain kau ada di sini?!" Arya memegang jantung nya.

"Ya aku melihat rumah lama lah, justru kau yang ngapain keliling kebun pisang." ucap Yasmin.

"Aiiih aku kira ada iblis lain yang akan membuat ulah!" kesal Arya karena ini memang penghuni pohon pisang.

"Apa coba yang kau pikirkan ini, aku kan memang sering kesini untuk melihat lihat loh." Yasmin menatap Arya bingung sekarang.

Arya sendiri menggaruk kepala nya yang tidak gatal, setelah tau ini Yasmin maka dia tidak banyak bicara lagi alias langsung keluar dari kebun dan segera menghidupkan motor, Yasmin sendiri duduk di belakang sekalian ikut nebeng agar tidak lelah terbang terus mencari udara segar yang ada di alam manusia ini tentu nya.

"Kau dari mana tadi, Ar?" Yasmin mengajak Arya ngobrol.

"Rel kereta api." jawab Arya singkat saja.

"Ha! jangan bilang kau mau bunuh diri ya karena tidak di sayang Purnama lagi." pekik Yasmin.

"Gila, edan juga kau ternyata!" kesal Arya karena di sangka mau bunuh diri oleh Yasmin.

"Ya siapa tau saja kan, apa tidak heboh ini alam ghaib ketika ada kabar kalau pangeran ular mati bunuh diri." Yasmin sudah membayangkan sampai sana.

Memang Arya harus sabar sepenuh hati bila sudah berbicara dengan para member yang ada saja tingkah gila nya ini, kalau tidak bertingkah gila maka dapat di pastikan itu bukan member Purnama yang selama ini di agensi ratu ular. memang semua mengundang emosi, tidak ada yang waras.

"Soal rel kereta api itu apa setan nya kuat?" tanya Yasmin ikut penasaran.

"Cukup kuat kata Arka, aku sendiri belum ketemu sama dia." jawab Arya.

"Eh Ar, itu ada kasus juga yang di tangani oleh Purnama." ujar Yasmin sambil menggaruk kaki.

"Jangan lasak kalau naik motor!" peringat Arya karena dia tidak mau jatuh.

"Gatal sekali kaki ku ini, masa tidak boleh di garuk sih." Yasmin kembali melihat kaki nya karena tadi memang sudah blusukan.

"Kau kalau lasak begini tidak usah naik motor ku!" sentak Arya oleng karena Yasmin tidak mau diam.

Takut kena marah maka Yasmin pun memilih untuk diam saja menikmati pemandangan yang indah ini, sesekali dia ingat bagaimana dulu sangat menderita. tapi kalau melihat Arya juga ada rasa kasihan, tapi tidak di katakan langsung karena nanti akan menyinggung hati pria ini.

Kadang dia juga sempet berpikir kalau Purnama agak lebih berat pada Nolan sekarang, tapi dia juga menyadari kalau Nolan memang butuh perhatian ekstra agar dia tidak kembali di jalan yang salah, jadi dia memang bekerja sama dengan Maharani untuk memberi perhatian ular satu ini agar tidak terlalu merasa di acuhkan.

"Nanti malam kalau mau pergi aku ikut ya." tawar Yasmin.

"Tidak usah lah, aku mau sama yang laki laki saja." tolak Arya.

"Ih ya enggak gitu, kan mau cari hantu wanita jadi ya sama aku lah." kekeh Yasmin.

"Ah benar juga, kalau Nilam ikut pasti lebih enak karena Nilam punya pengalaman yang sama menjadi kuntilanak." Arya baru kepikiran soal itu.

Nilam sebagai alumni kuntilanak pasti nanti bisa untuk mengatasi kuntilanak merah yang ada di rel kereta api, apa lagi menurut kabar yang beredar bahwa kuntilanak itu meninggal saat sedang hamil dan itu tentu sama persis dengan kejadian yang sudah Nilam alami dulu.

Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen kalian ya.