Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Setelah pertarungan sengit yang melelahkan waktu, Yuan Chen pun akhirnya berhasil mengalahkan Song Yang Xian, dan memastikan dirinya lolos menuju tahap enak belas besar Kompetisi Murid Baru Akademi Tujuh Warna.
Saat itu, pertarungan diakhiri dengan rasa puas dari kedua belah pihak. Walaupun Song Yang Xian dikalahkan oleh Yuan Chen, tetapi ia tak merasa marah ataupun menyimpan dendam. Melainkan menjadikan itu sebagai pelajaran agar dirinya harus lebih giat lagi dalam berlatih.
Namun, di saat Yuan Chen berjalan sembari memapah Song Yang Xian turun dari Arena Pertarungan, tiba-tiba Yuan Chen melihat kembali sosok Qin Feng yang telah berdiri, bersandar pada dinding tembok di Lorong bawah Tribun.
"Qin Feng!" kata Yuan Chen dengan nada yang rendah dan hampir tak terdengar, menyerukan nama Qin Feng.
Song Yang Xian pun segera memusatkan pandangannya ke arah lorong, melihat sosok Qin Feng.
"Junior Chen! Apa kau mempunyai masalah dengan Monster itu?" tanya Song Yang Xian kepada Yuan Chen.
Xiao Chen pun menjawabnya, "Aku rasa tidak!" kata Yuan Chen sembari menggelengkan kepalanya, tatapannya begitu penuh tanda tanya, memandang Qin Feng yang perlahan berjalan dan berdiri ditengah-tengah lorong jalan.
"Berhati-hatilah! Dia sangat kuat!" kata Song Yang Xian, memperingati Yuan Chen.
Yuan Chen pun segera kembali berjalan bersama Song Yang Xian, menuruni Arena Pertarungan. Hingga mereka pun berjalan di Lorong bawah Tribun, mencoba untuk tetap tenang di saat mereka berpapasan dengan Qin Feng. Namun, Qin Feng tiba-tiba berbicara dengan nadanya yang sangat dingin. "Berhenti!"
Yuan Chen dan Song Yang Xian berhenti melangkah, menoleh ke arah Qin Feng yang berdiri dengan sikap tenang namun penuh wibawa. Mata Qin Feng menatap tajam ke arah Yuan Chen, nadanya yang dingin membuat suasana di lorong bawah tribun menjadi semakin tegang.
"Apa yang kau inginkan, Qin Feng?" Song Yang Xian bertanya dengan nada waspada, mengetahui bahwa Qin Feng sangatlah kuat.
Qin Feng tidak menjawab pertanyaan Song Yang Xian, matanya masih terfokus pada Yuan Chen.
"Yuan Chen! Teruslah menang, dan aku akan menunggumu di babak final." kata Qin Feng dengan nada yang dingin, ia pun tiba-tiba pergi begitu saja, membuat Yuan Chen semakin bingung.
Yuan Chen terkejut dengan kata-kata Qin Feng, kedua sudut matanya melebar, ia menatap Song Yang Xian dengan rasa bingung. "Apa maksudnya?" tanyanya kepada Song Yang Xian, yang juga terlihat sedikit terkejut dengan pernyataan Qin Feng.
Song Yang Xian menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, tapi sepertinya Qin Feng memiliki rencana tertentu." Ia menatap Yuan Chen dengan serius. "Kamu harus berhati-hati, Yuan Chen. Qin Feng bukanlah lawan yang bisa dianggap remeh."
Yuan Chen mengangguk, masih mencoba memahami kata-kata Qin Feng. Apa yang membuat Qin Feng begitu yakin bahwa Yuan Chen bisa menang? Dan apa yang sebenarnya terjadi di balik pernyataan Qin Feng itu? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di pikiran Yuan Chen saat ia melanjutkan perjalanan bersama Song Yang Xian.
Beberapa saat kemudian, Yuan Chen berpisah dengan Song Yang Xian. Yuan Chen pun kembali ke tempat istirahat para peserta Kompetisi Murid Baru.
Tapi parahnya, Tetua Qin Yi datang ke tempat Yuan Chen, ia meminta agar Yuan Chen mengundurkan diri dari kompetisi, setelah kakak seperguruan Yuan Chen, Wang Qiu'er terluka parah akibat Kompetisi kelas kelima.
Yuan Chen terkejut mendengar kabar bahwa Wang Qiu'er terluka parah akibat Kompetisi kelas kelima. Ia langsung merasa khawatir dan meminta penjelasan lebih lanjut kepada Tetua Qin Yi. "Apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Senior Qiu'er sekarang?" tanyanya dengan nada yang cemas.
Tetua Qin Yi menatap Yuan Chen dengan serius. "Qiu'er terluka parah dalam pertarungan di 32 besar. Kami telah melakukan yang terbaik untuk menyembuhkannya, tapi... keadaannya masih kritis. Aku meminta agar kau mengundurkan diri dari kompetisi ini, Yuan Chen. Untuk keselamatanmu sendiri dan juga demi keselamatan Qiu'er."
Yuan Chen terkejut dengan permintaan Tetua Qin Yi. Ia tidak bisa membayangkan dirinya meninggalkan kompetisi sementara Qiu'er dalam keadaan kritis. "Aku tidak bisa meninggalkan kompetisi ini, Tetua Qin Yi. Aku harus terus berjuang untuk Senior Qiu'er dan untuk diri sendiri." Ia bertekad untuk melakukan yang terbaik demi Wang Qiu'er dan dirinya sendiri.
"Tidak! Aku tidak ingin muridku terluka lagi," bentak Qin Yi, wajahnya yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketegangan. "Kompetisi ini tidaklah sederhana! Seperti sudah ada yang menargetkan kita agar kalah dalam kompetisi ini," sambung Qin Yi dengan nada yang penuh dengan kecurigaan dan keteguhan. Ia menatap Yuan Chen dengan mata yang tajam, "Aku tidak ingin kehilangan salah satu murid terbaikku karena ambisi yang tidak sepadan."
Suasana menjadi semakin tegang, Yuan Chen bisa merasakan kekhawatiran dan keteguhan Qin Yi. Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak bisa begitu saja menyerah dan meninggalkan Qiu'er sendirian. "Guru, aku mengerti kekhawatiran Anda," Yuan Chen mencoba menjelaskan, "Tapi aku tidak bisa meninggalkan kompetisi ini begitu saja. Aku harus terus berjuang untuk Senior Qiu'er dan untuk diri sendiri." Ia bertekad untuk melakukan yang terbaik demi Qiu'er dan dirinya sendiri.
"Aku tidak akan kalah!" kata Yuan Chen lagi, dengan nada yang tegas dan penuh tekad.