NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

Taman kampus.

“Kamu kenapa?” Dewi menatap Artha yang terlihat murung. Sejak muncul entah kenapa pria itu tampak tidak semangat.

Artha menatap Dewi sebentar kemudian menggelengkan kepalanya. Kejadian semalam membuat Artha menjadi berpikir bahwa tindakan nya menempatkan beberapa tahun salah dan malah membahayakan Dewi.

“Dewi..” Marchel tiba tiba muncul. Dengan senyuman lebar pria itu menatap Dewi.

Artha yang melihat kehadiran Marchel hanya menghela napas. Saat ini dirinya benar benar sedang tidak mood.

Dewi terdiam sesaat. Tiba tiba Dewi teringat pada ulah Artha beberapa hari lalu dimana Artha muncul tiba tiba di hadapan Marchel kemudian pergi membawanya begitu saja dengan cara yang tidak biasa di depan Marchel.

“Kamu...” Melihat senyuman Marchel, Dewi berpikir seperti nya Marchel tidak mempermasalahkan hal itu.

“Bagaimana mungkin.” Gumam Dewi.

“Kita pulang bareng yuk?” Ajak Marchel.

“Teman kamu juga boleh ikut sekalian kok.” Lanjut Marchel menatap sebentar pada Artha.

Dewi meringis. Sedikitpun Dewi tidak merasa nyaman jika Marchel di dekatnya. Dan sekarang Marchel malah mengajak pulang bersama.

“Itu.. Aku.. Aku masih ada kelas. Kamu duluan aja..”

Marchel langsung memperlihatkan ekspresi sendu nya. Penolakan Dewi membuat Marchel langsung merasa tidak semangat.

“Begitu ya?” Lirih Marchel.

“Eumm..” Angguk Dewi tersenyum tipis.

Marchel menatap Dewi dengan pandangan memelas berharap gadis itu berubah pikiran dan mau pulang bersama dirinya. Namun Dewi malah meraih lengan Artha dan menariknya berdiri dari duduknya.

“Kita masih ada hal penting yang harus di lakukan. Kalau begitu kamu hati hati di jalan.” Dewi menarik Artha menjauh dengan segera dari Marchel. Dewi benar benar tidak ingin dekat dengan Marchel. Dewi tidak mau membuat pria itu salam paham padanya. Dewi tidak mau memberikan harapan palsu pada Marchel jika terus diam saat Marchel mendekatinya.

Setelah merasa sudah cukup jauh dari Marchel, Dewi pun menghentikan langkahnya. Dewi kembali kebingungan karena Marchel sama sekali tidak menyinggung masalah kemarin. Bahkan Marchel bersikap biasa saja saat melihat Artha tadi.

“Artha...” Panggil Dewi.

Artha menoleh. Dia menatap Dewi dengan ekspresi yang sama seperti tadi. Tampak murung dan tidak bersemangat seperti biasanya.

“Apa selain aku, ada orang lain yang tau siapa kamu?” Tanya Dewi menatap Artha penuh selidik.

Artha menghela napas. Tentu saja tidak ada siapapun yang tau tentang siapa dirinya. Bahkan Dewi saja tidak tau.

“Aku menghapus ingatan dia hari itu.” Jawab Artha tenang.

Dewi mendelik mendengarnya. Menghapus ingatan seseorang adalah hal yang sangat mustahil untuk di lakukan oleh manusia biasa.

“Memangnya kamu bisa?” Tanya Dewi masih tidak percaya.

“Tidak ada yang tidak bisa aku lakukan di dunia ini.” Jawab Artha pelan.

Dewi menggeleng takjub. Artha selalu bisa melakukan segala hal yang bahkan mustahil jika di pikirkan oleh akal sehat.

Artha menatap Dewi yang masih menatapnya takjub. Pria yang kini mengenakan pakaian layaknya manusia biasa itu benar benar merasa sangat bersalah karena sekarang Dewi menjadi incaran iblis bahkan mungkin para siluman. Andai saja waktu bisa di putar kembali, Artha akan sedikit lebih bersabar.

“Dewi..” Panggil Artha membuat Dewi langsung sadar dari ketakjuban nya terhadap sosok Artha.

“Eh iya.. Kenapa?” Tanya Dewi sedikit gelagapan.

“Ke depannya aku harap kamu bisa lebih hati hati. Kamu juga harus selalu menjaga kalung itu baik baik. Sebut namaku dan genggam kalung itu kalau kamu membutuhkan aku.”

Dewi terkekeh geli. Dewi merasa dirinya pasti akan selalu membutuhkan Artha. Bahkan jika tidak mau Dewi ingin selalu bersama pria itu selama 24 jam penuh.

Artha mengernyit melihat Dewi yang malah terkekeh kemudian tersenyum sendiri dalam diam.

“Dewiiii.....!!!”

Perhatian keduanya langsung teralihkan saat suara cempreng menjerit memanggil nama Dewi. Keduanya menoleh kompak.

Sesaat Dewi tampak berpikir pada sosok cantik yang sedang berlari ke arahnya. Begitu sosok tersebut semakin mendekat, barulah Dewi sadar siapa sosok itu.

“Kayla...” Dewi langsung girang. Kayla adalah teman SD nya dulu. Dan setelah Dewi di keluarkan dari sekolah dulu mereka sudah tidak pernah lagi bertemu.

“Kyaaaaaaa !! Kay...!!”

Keduanya langsung berpelukan. Mereka juga melompat lompat saking bahagianya.

Artha yang melihat itu tersenyum samar. Menurut Artha mereka terlalu berlebihan. Namun Artha juga bisa memakluminya.

Tidak mau mengganggu waktu Dewi dengan sahabatnya, Artha pun memilih untuk menyingkir. Artha menghilang begitu saja tanpa Dewi dan Kayla sadari.

“Ya ampun.. Aku kangen banget tau sama kamu Wi..”

“Iya.. Aku juga..”

Keduanya saling melepaskan diri. Mereka tersenyum begitu lebar merasa bahagia karena setelah sekian lama akhirnya bisa berjumpa lagi.

“Kamu gimana kabarnya? sudah nggak ada yang nindas kamu lagikan?”

“Seperti yang kamu lihat. Aku baik, bahkan sangat baik. Oh iya Kay kenalin ini...”

Dewi terdiam. Niatnya ingin memperkenalkan Kayla pada Artha pupus karena Artha yang sudah tidak ada lagi di tempatnya.

“Kenapa?” Tanya Kayla penasaran.

“Eh enggak, nggak papa kok.” Jawab Dewi tersenyum.

“Ya udah yuk kita jalan jalan. Temani aku beli komik edisi terbaru.” Ujar Kayla dengan begitu bersemangat.

“Ya ampun Kay, kamu masih suka baca komik ternyata.” Geleng Dewi tidak menyangka kesukaan Kayla pada komik masih bertahan sampai sekarang.

“Udah ayooo..”

Kayla meraih tangan Dewi dan membawanya pergi. Mereka berjalan cepat di koridor kampus melewati beberapa penghuni kampus lainnya.

*****

Di kediaman nya, Sita yang masih mengkhawatirkan kedekatan Dewi dan Artha pun kembali melakukan hal hal yang membuat siapa saja akan tertawa. Wanita itu meletakkan benda benda yang di anggap sebagai jimat di kamar Dewi. Jimat itu dia peroleh dari tetangga yang sering mengobrol bersamanya saat sedang berbelanja sayur.

Sita juga meletakan jimat di bawah kasur Dewi dengan tujuan Dewi akan selalu aman dari gangguan Artha atau makhluk makhluknya tak kasat mata lainnya.

Sita menghela napas. Dia menatap kembali jimat yang diletakkan nya di beberapa tempat di kamar Dewi. Diantaranya di atas pintu balkon kamar, di tralis balkon, di bawah tempat tidur, bahkan sampai di kamar mandi.

“Semoga saja semua ini bisa membuat siluman itu menjauh dari putriku..” Gumam Sita.

Suaminya tidak tau apa yang dia lakukan sekarang. Karena jika Doni tau, Doni pasti akan melarangnya.

“Nak... Maafin ibu yah.. Semua ini ibu lakukan demi kebaikan kamu..” Lirih Sita.

“Artha itu naga... Dia siluman yang bisa saja membunuh kamu atau bahkan memakan kamu kapan saja dia mau..”

Tanpa Sita sadar Artha melihat semuanya. Artha juga mendengar semuanya. Artha yang sejak tadi duduk di atas ranjang Dewi dan memperhatikan setiap gerak gerik Sita.

“Kenapa di dunia ini harus ada manusia sebodoh ini..” Gumam Artha tidak habis pikir.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!