NovelToon NovelToon
Perfect Life System

Perfect Life System

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: BlueFlame

Christian Edward, seorang yatim piatu yang baru saja menginjak usia 18 tahun, dia harus keluar dari panti asuhan tempat ia di besarkan dengan bekal Rp 10 juta. Dia bukan anak biasa; di balik sikapnya yang pendiam, tersimpan kejeniusan, kemandirian, dan hati yang tulus. Saat harapannya mulai tampak menipis, sebuah sistem misterius bernama 'Hidup Sempurna' terbangun, dan menawarkannya kekuatan untuk melipatgandakan setiap uang yang dibelanjakan.

‎Namun, Edward tidak terbuai oleh kekayaan instan. Baginya, sistem adalah alat, bukan tujuan. Dengan integritas yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata, dia menggunakan kemampuan barunya secara strategis untuk membangun fondasi hidup yang kokoh, bukan hanya pamer kekayaan. Di tengah kehidupan barunya di SMA elit, dia harus menavigasi persahabatan dan persaingan.sambil tetap setia pada prinsipnya bahwa kehidupan sempurna bukanlah tentang seberapa banyak yang kamu miliki, tetapi tentang siapa kamu di balik semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlueFlame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Ancaman Baru

Kemenangan itu tidak dirayakan dengan sorak sorai. Bagi Edward, Felix, dan Sarah, kemenangan itu adalah ketenangan. Mereka mengemas barang-barang mereka di tengah bisikan dan tatapan kagum dari siswa lain yang mulai keluar dari aula.

"Itu... luar biasa," kata Felix, matanya masih berbinar. "Aku tidak pernah melihat seseorang berpikir secepat itu, Edward."

Sarah menyimpan tabletnya ke dalam tas. "Kita menang karena kita berpikir di luar batas yang mereka berikan. Mereka bermain dengan algoritma, kita bermain dengan realitas."

Edward hanya mengangguk. Baginya, itu adalah masalah yang harus diselesaikan, dan sudah selesai. Dia tidak merasa bangga, hanya puas.

Saat mereka berjalan keluar, mereka melihat Bara dan gengnya di kejauhan. Bara berdiri dengan punggung menempel ke dinding, wajahnya tertunduk, tangannya mengepal erat. Teman-temannya mencoba berbicara, tapi Bara hanya menggeleng dan berjalan pergi dengan langkah yang berat, meninggalkan puing-puing harga dirinya di lantai aula.

Edward tidak merasa senang melihatnya. Dia hanya merasakan sebuah kebenaran yang dingin: jika Anda menantang seseorang, Anda harus siap dengan konsekuensinya.

***

Malam itu, Edward kembali ke perpustakaan sekolah. Tempat itu sudah menjadi tempat persembunyiannya. Dia tidak membaca buku pelajaran. Dia membaca sebuah novel klasik Rusia, mencoba membersihkan pikirannya dari analisis data dan strategi kompetisi.

Dia begitu asyik sehingga tidak menyadari seseorang telah duduk di seberang mejanya sampai sebuah suara yang tenang dan jernih memecah keheningan.

"Berapa banyak halaman yang bisa kamu baca per menit?"

Edward mengangkat kepalanya. Aurora duduk di sana, dengan anggunnya, meletakkan sebuah buku di meja. Dia tidak tersenyum, tapi matanya menatap Edward dengan rasa ingin tahu yang tulus.

"Itu tergantung kompleksitas teksnya," jawab Edward setelah beberapa saat.

"Tentu saja," kata Aurora. "Tapi bukan itu yang aku maksud. Tadi di panggung... itu bukan tentang soal logistik, bukan?"

Edward menatapnya. Dia tahu gadis ini memahami lebih dari yang terlihat. "Tidak."

"Itu tentang membuktikan bahwa solusi instan yang dibeli uang tidak akan pernah bisa mengalahkan proses berpikir yang autentik," lanjut Aurora, seolah-olah melanjutkan kalimat Edward. "Kamu tidak hanya menjawab soal. Kamu menghancurkan sebuah ideologi bahwa segalanya bisa dibeli."

Edward sedikit terkejut dengan kedalaman analisisnya. "Kamu memahaminya dengan baik."

"Aku tinggal di lingkungan di mana segalanya diukur dengan harga, Edward," kata Aurora, suaranya sedikit lebih rendah. "Aku muak dengan itu. Jadi, melihat seseorang seperti kamu... itu menyegarkan."

Ada keheningan di antara mereka, bukan keheningan yang canggung, tapi keheningan yang dipenuhi pemahaman tanpa kata.

"Tapi hati-hati," kata Aurora tiba-tiba, suaranya kembali netral namun serius. "Kamu baru saja mempermalukan seekor singa di depan kawanannya."

"Bara bukan singa. Dia hanya anjing yang menggonggong keras," potong Edward.

"Mungkin," kata Aurora. "Tapi anjing itu memiliki ayah yang garang." Dia menatap Edward tajam. "Ayahnya, Pak Setiawan, tidak suka jika 'aset' keluarganya dinodai. Dia tidak akan menggunakan cara kotor seperti Bara. Caranya akan lebih... terstruktur. Lebih legal. Dan jauh lebih berbahaya."

Ini adalah peringatan. Sebuah informasi berharga yang diberikan secara cuma-cuma.

Edward mengangguk pelan. "Terima kasih atas peringatannya."

Aurora berdiri. "Jangan terlalu serius membaca novel. Aku pergi dulu ." Lalu, seperti biasanya, dia pergi dengan langkah anggun, meninggalkan Edward sendirian dengan pikirannya yang kini jauh lebih rumit.

Ancaman baru telah muncul. Bukan dari Bara, tapi dari ayahnya. Ini bukan lagi permainan anak sekolah.

Saat Edward kembali ke apartemennya, layar sistem menyala dengan cahaya yang lebih terang dari biasanya. Ini bukan misi kecil. Ini adalah sebuah pengumuman.

**Misi Utama: Membangun Kerajaan**

**Deskripsi:** Anda telah membuktikan kemampuan Anda di lingkungan kecil (sekolah). Sekarang, saatnya untuk menguji diri Anda di lingkungan yang lebih besar. Sistem 'Hidup Sempurna' bukan hanya tentang kenyamanan, tapi tentang penciptaan warisan. Sebuah kerajaan tidak dibangun dengan satu kemenangan, tapi dengan fondasi bisnis yang kokoh.

**Tugas:**

1. **Identifikasi Peluang:** Temukan celah atau kebutuhan pasar di bidang teknologi yang belum tergarap dengan optimal oleh perusahaan besar.

2. **Buat Rencana:** Susun sebuah rencana bisnis lengkap (bisnis plan) untuk sebuah startup teknologi berdasarkan peluang tersebut. Rencana harus mencakup analisis pasar, model bisnis, proyeksi keuangan, dan strategi pemasaran.

3. **Nama & Brand:** Beri nama untuk perusahaan dan buat konsep brand yang kuat.

**Waktu:** 30 Hari

**Hadiah:**

- **Aset:** Properti berupa sebuah ruang kantor kecil (50m²) di lokasi bisnis strategis.

- **Modal Awal:** Rp 500.000.000

- **Skill:** [Negosiasi Tingkat Master]

- **Bakat:** [Visi Bisnis Intuitif] - Kemampuan untuk merasakan potensi keberhasilan atau kegagalan sebuah ide bisnis.

**Gagal:** Tidak ada hukuman, tapi kesempatan untuk membangun fondasi kekayaan sejati akan terlewatkan untuk waktu yang lama.

Edward menatap layar itu dengan napas tertahan. Ini level yang sama sekali berbeda. Dari kompetisi sekolah, langsung ke dunia bisnis nyata. Rp 500 juta. Sebuah kantor. Skill dan bakat yang sangat berharga.

Ini adalah lompatan besar. Sistem ini tidak lagi memandunya langkah demi langkah. Sistem ini melemparnya ke lautan yang dalam dan memintanya untuk belajar berenang.

Dia duduk di lantai apartemennya yang sederhana, memandangi jalan-jalan kota yang berkilauan di luar jendela. Tadi pagi, masalahnya adalah soal logistik. Malam ini, masalahnya adalah tentang membangun sebuah kerajaan.

Peringatan Aurora terngiang di kepalanya. Pak Setiawan, mungkin akan segera bergerak. Dan Edward, dengan misi baru ini, justru sedang mempersiapkan diri untuk memasuki arena yang sama.

Dia tersenyum tipis. Ini bukan lagi tentang bertahan hidup. Ini tentang bagaimana dia akan menyelesaikan permainan.

Dan dia sangat suka permainan ini.

1
Adi Sahputra
yang pertama
Aisyah Suyuti
menarik
TUAN AMIR
teruskan thor
aratanihanan
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Emitt Chan
Seru banget thor! Gk sabar mau baca kelanjutannya!
Edward M: iya, semoga suka yah... kalau ada saran atau kritik mohon di sampaikan yah/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!