Lebih dari 5 tahun menjalin kasih, Ugara terpaksa menikahi sepupu dari kekasih nya.
Meski sudah menerima permintaan kekasih nya namun Ugara ditinggalkan wanita yang dinikahi nya, Vania membuat pernikahan palsu dengan lelaki yang amat adik sepupu nya cintai, hanya demi membalaskan sakit hati nya.
Namun yang tak mereka kira akan identitas Ugara, hingga pada kenyataan nya, Vania istri yang dikira istri Ugara ternyata adalah istri dari calon suami mantan kekasih nya Vanila.
Bagaimana Ugara dapat menangani wanita seperti Vania?....
Apakah cinta dimasa depan dengan wanita baru atau kah dengan kisah lama yang akan berlanjut?
Yuk ikuti kisah Ugara dan lika-liku kehidupan nya mendapatkan kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RayY_n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.
"Om, maaf kalau mungkin besok atau lusa ada jasa pindahan yang datang, semua barang milik istri saya, akan saya pindahkan ke rumah kami",ucap Ugara.
Semua orang yang hadir dalam ruangan itu saling pandang.
"Tapi kami tidak bisa membantu ya",ucap Bu Marina.
"Iya tak apa tante",ucap Ugara, mereka kini selesai dengan urusan sarapan.
"Kalau begitu kami mau bersiap dulu untuk pulang",ucap Ugara.
"Loh kok hanya semalam, beberapa hari lah",ucap Bima.
"Aku sibuk, ini hanya cuti ku sehari",ucap Ugara lalu menyodorkan amplop, bu Marina langsung meraih nya.
Pak Bima melototkan mata nya kearah istri dan anak nya itu namun mereka tak peduli.
"30 juta loh ini",ucap bu Marina.
"Pantes tebel ya ma",ucap Vania lalu mereka segera masuk kedalam rumah tak peduli apa pun.
"Maaf nak Adrian",ucap Bima menahan malu di depan menantu dari adik nya sendiri.
"Pa dan kalian aku ke kantor dulu ya",pamit Kamil.
Mereka bertiga hanya mengangguk saja setelah itu mobil Kamil menghilang dari halaman.
"Jaga kesehatan om, kami juga permisi",ucap Ugara.
Bima hanya mengangguk lalu memandang mobil mereka yanng menghilang dari teras rumah nya.
Di jalanan nampak Vanila sedikit murung, Ugara bisa merasakan itu.
"Kenapa yang?",tanya Ugara kepada wanita disebelah nya itu.
"Tidak juga, kapan aku mulai kerja?",tanya Vanila tiba-tiba.
"Sekarang, ayo ke kantor",ucap Ugara segera menginjak pedal gas nya.
Hanya 1 setengah jam mobil Ugara sudah sampai di area parking perusahaan nya sendiri.
"Ayo kita sudah sampai",ucap nya, Vanila ikut turun lalu mereka masuk kedalam perusahaan lewat lobi nya.
Ryan sudah berada di pantry, begitu pun Sweta istri nya sedang menikmati sepiring nasi goreng jadul, Bram nampak memperhatikan pasangan bucin akut itu.
"Istri lo ngidam?",tanya Bram.
"Dia kb",jawab Ryan.
"Yakin?",lanjut Bram, Ryan hanya mengangguk namun juga tak pasti.
"Kb kalender aku",jawab Sweta santai namun Ryan dan Bram saling lirik dan Bram meski diam tangan nya menggorok leher.
"Yang bener sih, kita udah 2 loh itu juga masih liliput, tunda dulu lah",ucap Ryan.
"Ih aku nggak hamil ya",jawab Sweta ketus.
"Tanda-tanda tuh",bisik Bram.
Bram masih ingat saat kehamilan Sweta yang kedua itu, dia bilang kb namun apa setalh 1 minggu makan 3 porsi sate taichan pingsan dan setelah diperiksa hamil sudah 6 monggu.
"Kan kita punya Xoe juga begitu loh sayang",ucap Ryan.
"Ih apaan sih",ucap Sweta hendak meledak namun mata kiri nya menangkap 2 siluet di pintu pantry.
"Selamat pagi bos",ucap Sweta tersenyum canggung.
"Apa kalian mau main rumah tangga-rumah tanggaan disini?",tanya Ugara datar, semua diam tak ada yang menjawab.
"Bram!",teriak Ugara.
"Siap bos",jawab Bram.
"Seperti nya kau senggang, jam 9 rapat di kota S selama 3 hari, Ryan!",ucap Ugara yang langsung membuat Bram lesu dan Ryan melotot.
"Iya bos",jawab Ryan lirih.
"Meeting di cabang H dengann sekertaris Sweta di proyek M",ucap Ugara lalu melenggang masuk ke dalam kantor nya sendiri diikuti Vanila.
Pintu kantor milik Ugara dikunci otomatis dan seluruh cctv aktif, lift khusus juga non aktif.
"Uh, sial nya kita karena berdrama di pagi hari",ucap Bram, membuat Ryan dan Sweta melotot.
"Dasar kompor mleduk!",seru Ryan lalu segera membereskan berkas dan menggandeng istri nya keluar dari lantai ini beruntung lift karyawan sampai di lantai ini juga kalau tidak protol semua kaki.
Bram sudah ngacir duluan dengan rombongan yang lebih dulu.
"Lalu aku harus meeting kemana?",tanya Vanila.
"Tentu saja dengan ku sayang",ucap Ugara lalu menarik istri nya untuk duduk dipangkuan nya.
Vanila hanya diam sambil memperhatikan data perusahaan dan pekerjaan apa saja yang suami nya kerjakan.
Sampai saat Ugara melimat bibir nya pun Vanila tidak terasa.
"Ternyata kerja begini sangat enak ya",ucap Ugara kini sambil bersandar di dada istri nya, Vanila nafas nya masih tersengal karena ciuman panas dari suami nya itu.
Ugara segera menyelesaikan pekerjaan nya lalu menutup laptop nya, membuka kacamata nya dan menatap wanita cantik yang tak lain adalah istri nya sendiri.
"Ada apa?",tanya Vanila karena mata tajam itu selalu menatap nya.
Ugara tak menjawab namun segera menerkam kembali bibir manis milik istri nya itu.
Entah berapa lama mereka saling duel mulut, hingga Ugara membopong istri nya yang pakaian nya sudah berantakan karena ulah nya, Ugara membawa istri nyaa kedalam kamar pribadi yang luas milik nya itu.
Sesaat kemudian suara decapan dan desahan serta ranjang berderit pun terdengar, ruangan kamar milik Ugara kini ramai dengan suara nya dan suara istri nya.
Hingga suara terhenti, nampak Vanila kelelahan setelah 2 jam pergulatan, ruangan itu mendadak sunyi.
"Kenapa yang?",tanya Ugara, Vanila menggelengkan kepala nya.
Ugara tersenyum lalu mencium kening istri nya, hanya 5 menit saja kini Ugara kembali memulai nya.
Baru saat ini Ugara mengijinkan Vannnila bekerja setelah pernikahan mereka 3 bulanan. Nampak Ugara meminum sesuatu lalu meminumkan nya pada istri nya.
"ini obat apa?",tanya Vanila.
"Vitamin sayang",ucap Ugara.
Ya itu berasal dari kakek nya, entah vitamin apa namun Ugara nampak meminum nya begitu saja.
Vanila hanya terdiam, kini setelah bereaksi tubuh nya yang sedikit kelelahan nampak lebih bugar, Ugara tersenyum nampak istri nya menguasai permainan, mereka bermain ranjang-ranjangan hingga hampir jam makan siang.
Ryan yang kelelahan sudah datang membawa hasil dengan Sweta, begitu juga Bram baru sampai.
"Aku laporan dulu terus makaan siang ya beib",ucap Ryan, membuat Bram merinding dengan panggilan mereka.
"Benar juga, aku juga mau laporan dulu lah",ucap Bram namun ketika Ryan menarik tuas pintu, pintu nya terkunci dari dalam.
"Ini.........",ucap Ryan.
"Kenapa?",tanya Bram, wajah Ryan langsung hitam seperti pantat panci.
Sweta tersenyum saja, dia sudah menduga apa lagii bos nya membawa istri nya dan tak ada siapa pun pasti lah demikian.
"Pantas saja kita diusir",ucap Bram.
"Dengaan bodoh nya kita pergi, seharus nya kita ganggu dia",lirih Ryan.
Sweta hanya geleng kepala saja, Bram pun lesu dan berjalan ke ruangan nya, lalu tiba-tiba telpon perusahaan pun berdering, Bram melonjak kegirangan.
"Kesayangan ku datang bro!",ucap Bram sembari berlari menuju lift menjemput kekasih nya yang datang berkunjung ke tempat nya bekerja, setelaah sekian lama dia meminta nya.
