Lebih dari 5 tahun menjalin kasih, Ugara terpaksa menikahi sepupu dari kekasih nya.
Meski sudah menerima permintaan kekasih nya namun Ugara ditinggalkan wanita yang dinikahi nya, Vania membuat pernikahan palsu dengan lelaki yang amat adik sepupu nya cintai, hanya demi membalaskan sakit hati nya.
Namun yang tak mereka kira akan identitas Ugara, hingga pada kenyataan nya, Vania istri yang dikira istri Ugara ternyata adalah istri dari calon suami mantan kekasih nya Vanila.
Bagaimana Ugara dapat menangani wanita seperti Vania?....
Apakah cinta dimasa depan dengan wanita baru atau kah dengan kisah lama yang akan berlanjut?
Yuk ikuti kisah Ugara dan lika-liku kehidupan nya mendapatkan kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RayY_n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32.
Bunyi ponsel berdering berkali-kali hingga membangunkan sepasang insan yang baru saja selesai memadu kasih itu sesaat lalu.
"Yang ponsel mu bunyi terus",ucap Vanila tampak menggeliat.
Ugara bergerak meraih benda itu dengan salah satu tangan nya.
"Hem",jawab nya malas.
"Bos kau tidak ke kantor ini sudah jam 9",tanya suara di seberang yang tak lain adalah Ryan.
"Aku tidak ke kantor",ucap Ugara.
"Baik lah",ucap Ryan segera mematikan sambungan ponsel nya.
"Bagaimana?",tanya Bram.
"Bos tidak ke kantor",jawab Ryan.
"Bocah itu sejak menikah selalu saja lembur malam",Gumam Bram yang masih di dengarkan oleh Ryan.
Sweta hanya menggelengkan kepala nya saja.
Di apartment Ugara nampak lelaki itu kembali mendekap istri nya kedalam pelukan nya, menduselkan wajah nya di punggung mulus Vanila.
Vanila menggeliatkan tubuh nya karena geli di ciumi oleh suami nya itu.
"Yang geli",ucap lirih Vanila dengan mata yang masih terpejam saat ini.
Ugara tak peduli membalik tubuh istri nya hingga berhadapan kembali mencium bibir Vanila dan melumat nya.
"Yang pinggang ku masih cape loh",ucap Vanila.
Ugara pun terdiam dan hanya menaruh muka nya di dada istri nya, lalu tertidur.
Ketika Vanila bangun, sisi ranjang sudah kosong, di kamar mandi nampak suara gemericik air yang menandakan suami nya sedang mandi.
Begitu pintu kamar mandi terbuka, suami nya sudah berpakaian ala rumahan, bukan jas kantoran yang necis dan rapih.
"Sudah bangun, mandi sana, aku sudah siapin air hangat",ucap Ugara, Vanila mengangguk lalu pergi ke kamar mandi.
Ugara segera mengganti sprei dan membereskan nya, bukan soal sulit karena sudah 7 tahun hidup mandiri.
Vanila keluar dengan baju rumahan simpel lantas segera membuatkan teh hangat meski sudah agak sore.
"Ini teh nya yang",ucap Vanila yang sudah mulai terbiasa memanggil sayang sesuai kemauan suami nya itu.
Tak berapa lama ada kurir yang antar pesanan makanan yang Ugara pesan, mereka makan bersama.
"Tadi pagi kak Vania kirim pesan nanti malam kita ke rumah om aku",ucap Vanila.
Ugara hanya melanjutkan makan nya saja, Vanila pun tak berbicara lagi, lalu setelah selesai mereka makan.
"Kita ke salon, aku sudah pesan hadiah untuk berkunjung ke rumah om mu",ucap Ugara.
"Baik lah terimakasih yang",ucap Vanila.
"Sama-sama sayang, kita mungkin menginap disana, jadi aku juga udah siapkan baju buat nginap nya",ucap Ugara tersenyum sambil mengelus kepala milik Vanila.
1 jam kemudian mereka sudah sampai di salon, meski masih jam 3 sore.
"Kita mau apa ke salon?",tanya Vanila kepada Ugara.
"Ya mau nyalon lah yang, kan mau ajang flexing sama kakak mu, ya sudah kita ke salon aja dari pada kamu nanti di beri komentar",ucap Ugara.
Vanila terlihat mengangguk, suami nya sangat benar dan dia juga tak menolak karena keinginan suami nya harus Vanila patuhi.
Mereka perawatan di salon selama kurang lebih 3 jam, memilih baju yang mereka inginkan dan beberapa aksesoris yang pas.
Terlihat Ugara sudah siap terlebih dahulu, dia menunggu istri nya Vanila di sofa tunggu yang khusus tim salon itu sediakan.
"Bagaimana?",ucap Vanila, membuat Ugara mendongakkan kepala nya untuk melihat nya, meski suara nya nampak familiar namun penampakan wajah nya sangat mempesona.
""Kenapa, ada yang salah?",tanya Vanila karena tak kunjung mendapat sambutan atau ucapan apa pun.
Namun Ugara mendekat kearah Vanila, lalu tangan nya yang besar membelaai rambut halus Vanila yang hitam legam itu.
"Kalau seperti ini nampak nya kita tidak usah ke rumah om mu, pulang lagi aja ya",ucap Ugara, Vanila masih bengong belum mencerna nya secara utuh.
Lalu Vanila memukul Ugara di lengan membuat lelaki itu nampak tersenyum.
"Kau sangat cantik sayang ku",ucap Ugara ditelinga Vanila, lalu pergi kee kasir untuk membayar nya.
"Ayo kita segera ke rumah om mu",ucap Ugara.
"Iya sebentar lagi mungkin acara nya akan di mulai",ucap Vanila.
Mereka bergegas ke basement salon itu lalu berkendara menuju ke rumah keluarga Rahaksa.
Vania sejak pagi nampak gelisah, Kamil sedang berbelanja di mall dengan mama nya saat ini, Vania tidak di perbolehkan ke mall karena kandungan nya menginjak 7 bulan.
"Mereka lama sekali ya",gumam Vania lantas mengelus perut buncit nya.
"Beib aku pulang",ucap Kamil sudah membuka pintu kamar mereka.
"Kau sudah pulang?",tanya Vania yaang nampak bahagia sekali suami nya sudah pulang.
"Ayo siap-siap kita kan akan ke rumah papa dan mama",ucap Kamil bahagia sekaligus akan tinggal disana.
Meski masih jam 4 sore namun mereka sudah bersiap dan meluncur ke kediaman Rahaksa, 1 jam saja sudah sampai di kediaman Rahaksa, nampak kedua orang tua Vania menyambut mereka anak dan menantu nya itu.
"Kalian sudah pulang",ucap mama Marina antusias sekali.
"Kami berkunjung ma",ucap Vania, Kamil hanya tersenyum saja.
"Ayo masuk semua",ucap mama Marina.
"Vanila mana ma?",tanya Vania, yang membuat mama Marina mengerutkan kening nya.
"Vanila apa maksud mu Nia?",tanya Bima Rahaksa.
"Iya kami sudah janjian jika hari ini kita semua akan makan malam disni, mereka juga sudah setuju"ucap Vania membuat Marina dan Bima terkejut, pasal nya Vanila mau pun suami tak ada konfirmasi apa pun di hari-hari sebelum nya.
"Ya sudah kita tunggu di dalam rumah saja kalau begitu",ucap Bima Rahaksa.
Mereka pun masuk kedalam rumah mengobrol dengan hangat.
"Mama sudah siapkan kamar mu",ucap mama Marina.
"Makasih ya ma",ucap Vania seraya memeluk mama nya itu.
Mama Marina menyambut pelukan hangat anak semata wayang nya itu, Bima pun nampak tersenyum hangat karena keakraban ibu dan anak itu.
"Kamil tolong jaga selalu anak papa ya, dia manja fan keras kepala namun hangat, memang selalu iri pada sepupu nya kelak jika dia melakukan kesalahan selama itu tidak fatal tolong maafkan dia ya",ucap Bima.
"Baik pa",jawab Kamil.
"Mereka niat datang nggak sih",ucap Vania kesal begitu pun bu Marina.
Bagaimana pun Vania tidakk busa memasak maupun mama nya, mereka berharap Vanila membawa makan malam lezat, atau sekira nya bisa memasak nya di rumah mereka dengan catatan membawa bahan masakan pula sungguh ironi.
"Ada ma, kok seperti nya gelisah begitu?",tanya Bima setelah pergi ke dapur hampir pukul 7 tidak ada yang memasak.
"Ah tidak pa",ucap Marina.
Belum sempat Bima berbicara namun suara mobil sport masuk ke halaman mereka...
