Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16.Hari pertama menjadi Suami Istri
Arthur dan Mawar kini duduk di hadapan seluruh keluarga Wijaya,bukan karna penyambutan anggota baru keluarga,perkumpulan ini dilakukan karna pergantian pengantin yang tidak mereka ketahui.
Seluruh keluarga besar Wijaya tampak kompak menatap tajam Mawar,yang duduk di sofa yang sama dengan Arthur.
Mawar yang ditatap sedemikian rupa sama sekali tidak panik.Dia menatap wajah-wajah orang di depan nya satu per satu.
Lalu mata nya berhenti saat dia bertatapan dengan sepasang mata tua yang penuh selidik terhadap nya.
"Kau masih tidak memiliki keinginan untuk memberitahukan kepada kami,Siapa wanita ini,Arthur ?"
Pertanyaan yang mengintimidasi itu datang dari Armand,Ayah Arthur.
"Mawar Paramitha,istri ku."
Jawab Arthur singkat.
Jujur saja dia sudah sangat lelah sepanjang hari ini,namun dia masih harus menghadapi berbagai introgasi menyebalkan yang mengganggu jadwal istirahat nya.
"Kami semua tau jika wanita ini istri mu,karna dialah teman mu bersanding di pelaminan tadi.Yang menjadi pertanyaan nya adalah kenapa wanita ini?? Bukan kah kau akan menikah dengan Alea?"
Pertanyaan dari Sang Ibu lebih menusuk di telinga Arthur.Pasalnya Sang Ibu menyebut nama yang seharus nya tidak di sebut saat ini.
"Kami sudah memutuskan hubungan kami karna kesalah pahaman,waktu itu aku tidak sengaja mabuk dan menidurinya.Sehingga Ale salah paham dan meninggalkan ku."
Entah ide darimana Arthur mengarang cerita yang bahkan anak Sekolah Dasar pun tidak mempercayainya.
Apalagi para tetua yang kini menatap mereka penuh dengan intimidasi.
Mawar yang menjadi objek pembicaraan mereka tetap diam dari awal sampai akhir.
Setelah semua orang pergi dengan tanda tanya penuh di kepala mereka,tinggal lah Arthur dan Mawar.
"Untuk malam ini dan seterusnya kita akan tidur di kamar ku,jika kita sedang berkunjung ke kediaman Utama.Namun saat kita tinggal di Apartement nanti,baik kau maupun aku memiliki kamar yang berbeda.Ingat ! Jangan mencampuri urusan ku, satu-satu nya orang yang harus kau hormati hanyalah Kakek ku.Setelah Ale kembali,perjanjian kita batal,kita bercerai."
Arthur mengultimatum Mawar dengan tegas.
Dia tidak ingin ada banyak drama yang menjadi kendala baginya,dia tidak akan membiarkan sepuluh Triliun lebih terbuang dengan sia-sia.
"Baik."
Mawar menjawab dengan patuh tanpa satupun kalimat sanggahan.
♧♧♧♧♧♧
Matahari masih tampak malu-malu menampilkan cerah nya cahaya pagi,namun Mawar,si pengantin baru telah bermandikan peluh di sekujur tubuh nya.
Dia memutuskan untuk menyudahi aktivitas lari pagi nya,dan kembali masuk kedalam rumah yang menjadi 'rumah kontrak' nya sampai batas waktu yang tidak di tentukan.
Begitu dia masuk,seorang pria tua berwibawa menghalangi jalannya.
Mata tua nya yang tajam memindai tubuh Mawar dari atas ke bawah.
"Kau bangun lebih cepat dari seekor Ayam,tidur juga lebih cepat dari seekor Anjing.Aku tidak mengerti bagian darimana nya dari mu yang menggambarkan bahwa kau seorang pengantin baru."
Roidrigo berbicara dengan penuh keagungan,tubuh nya yang sedikit bungkuk tampak menjadi saksi banyak nya waktu yang telah dia lewati.
"Kebiasaan hidup sehat,Kakek."
Mawar sangat yakin jika pria tua yang ada di depan nya ini merupakan Kakek dari 'suami' nya,dan dia hanya diminta untuk bersikap sopan kepada pria tua di depan nya ini saja.
"Heh...wanita yang sehat itu harus membuktikan diri nya sehat lewat berapa banyak bayi yang dilahirkannya."
Ucapan Sang Kakek membuat Mawar merasa geli.Dari raut wajah pria tua ini,Mawar sangat yakin jika dia sudah sangat kesepian.
Lagi pula tidak mungkin wajah kulkas Arthur bisa menjadi teman atau hiburan bagi lelaki tua ini.
"Kenapa kau diam saja? Kau tidak setuju dengan apa yang kukatakan?"
Suara tua itu menjadi tidak sabaran karna tidak mendapat respon dari Mawar.
"Anda benar,Kakek. Bukti yang paling tidak terbantahkan bagi seorang wanita yang mengaku sehat adalah berapa banyak bayi yang mereka lahirkan.Tetapi taukah Anda bahwa untuk membuat wanita sehat dapat melahirkan banyak bayi, dibutuhkan seorang pria yang mampu 'berdiri' dan 'tahan lama' juga."
Uhuk uhuk uhuk
Begitu suara Mawar menghilang langsung terdengar suara batuk yang tidak ada henti-henti nya dari arah samping kedua nya.
Sontak Mawar dan Riodrigo menoleh kearah sumber suara, dan mereka menemukan si penyusup itu,Kelan.
Kelan yang di pergoki oleh kedua nya semakin merasa bersalah.Batuk nya semakin kuat hingga wajah nya memerah.
'Sungguh Sial' batinnya.
"Jika Kakek tidak percaya, coba tanyakan kepada Anak Muda itu."
Mawar berbicara lagi dan kali ini dia bahkan meminta seorang Tuan Besar Wijaya,yang di puji dan dibanggakan oleh semua orang,disuruh meminta penjelasan tentang 'berdiri' dan 'tahan lama' kepada Kelan.
Uhuk uhuk uhuk
Kali ini batuk Kelan bahkan lebih parah lagi.
Dia harus memikirkan cara untuk melarikan diri dari tempat ini secepatnya.
Niat hati ingin membangunkan si Tuan Muda,Kelan malah tersandung kasus 'pengupingan' dengan topik yang luar biasa.
"Selamat pagi Tuan Besar,selamat pagi Nona Muda."
Sapa Kelan dengan penuh kecanggungan.Wajah tampan nya masih memerah karna hal memalukan yang 'tidak sengaja' didengarnya tadi.
"Kenapa kau memanggil nya dengan sebutan 'Nona'? ,bukan kah seharus nya 'Nyonya'?"
Pertanyaan Riodrigo membuat Kelan gelagapan.Mata nya sibuk mencari alasan yang tepat karna dia tau jika Kakek Tuan nya tidak mudah di tipu.
"Saya yang meminta nya untuk memanggil seperti itu,Kakek.Lagi pula saya masih belum bisa dipastikan sehat,jadi tidak masalah jika masih memanggil saya dengan sebutan khusus untuk wanita lajang."
Penjelasan Mawar tampak nya menyelamatkan Kelan,namun seperti jebakan dalam bagi seseorang.
"Baiklah, silahkan bersihkan dirimu terlebih dahulu.Dan temui aku nanti, lalu kau.."
Telunjuk Riodrigo mengarah tepat ke wajah Kelan.
"Ikut aku sekarang."
Kaki Kelan mendadak lemas.Dia tau kali ini kehidupan kecil nya sedang dipertaruhkan.
♧♧♧♧♧♧
Arthur sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi dengan percakapan pertama antara Kakek dan 'istri' nya,di bawah.
Begitu bangun tidur,dia menikmati teh pagi yang sudah di sediakan oleh seorang pelayan,seperti pada pagi biasannya.
Dia juga tidak mengetahui jika dirinya begitu 'lemah' di mata Kakek nya.
Ceklek
Suara pintu dibuka dari luar,Arthur menoleh dan mata elang nya menajam ketika dia melihat Mawar masuk ke kamar dengan tubuh yang basah oleh peluh.
Namun yang menarik perhatian nya bukan lah peluh atau wajah,bukan juga pakaian olah raga yang memeluk tubuh sintal Mawar.
Tetapi kulit kecoklatan yang tampak eksotis ketika di lapisi dengan peluh.
Glek
Arthur tanpa sadar menelan ludah nya.
"Haruskah aku menyapa mu dengan ucapan 'selamat pagi suami'?"
Pertanyaan Mawar menyadarkan Arthur dari lamunan nya.
Ehem !!!
Arthur berdehem untuk mengatur kembali emosi nya yang lepas kendali.Mata nya kembali ke ketenangan semula.
"Tidak perlu." kata nya dengan dingin.
"Aku akan pergi siang ini,ada urusan."
Bukan maksud Mawar untuk meminta izin tetapi hanya memberitahukan kepergian nya.Dia tidak ingin dikatakan melanggar perjanjian.
"Asal tidak merusak reputasi keluarga ku,maka tidak masalah."
Arthur mengingatkan kembali aturan perjanjian yang harus mereka patuhi.
Mereka berbasa basi sebentar lalu Mawar membersihkan dirinya di kamar mandi.
Alis Arthur perlahan berkerut.
Bukankah Adnan mengatakan jika saudari tirinya ini tumbuh dan besar di desa,tetapi kenapa Arthur tidak melihat tingkah laku Mawar yang canggung terhadap kemewahan.
Arthur melihat seolah-olah Mawar telah terbiasa menikmati semua kecanggihan,kemewahan dan gemerlap kehidupan di kota.
"Asalkan tidak mempengaruhi reputasi keluarga ini,maka persetan dengan nya."
Arthur kembali menegaskan sikap ketidak pedulian dirinya.
Ketika Mawar telah selesai dari mandi nya,dia sudah tidak melihat Arthur di dalam kamar.
Tanpa pikir panjang Mawar langsung bergegas turun dari lantai tiga,menuju halaman belakang.Tempat yang harus dia kunjungi sesuai dengan perintah Kakek tadi.
Sesekali Mawar berpapasan dengan salah satu pelayan,namun karna mereka bersikap cuek maka Mawar pun bersikap biasa saja.
Sesampainya dia di taman belakang,Mawar mendengar Sang Kakek berbicara dengan penuh kesombongan.
"Bukankah sudah kukatakan jika jahe tua tetaplah lebih pedas.Kau terlalu keras kepala mengakui kekalahan mu."
Pria tua itu tampak semangat sekali,dia bahkan berulang kali menepuk-nepuk paha nya sendiri.
Sementara di duduk di seberang nya,Arthur tampak bersender 'lesu' karna 'kalah'.
"Bermain catur." gumam Victoria.
Dia pun berjalan mendekat dan melihat ke arah bidak catur yang berserakan.Kening nya berkerut dalam ketika melihat kecurangan yang hakiki, yang dilakukan oleh pria yang mengaku sebagai 'jahe tua' ini.Lalu tampak nya si 'jahe muda' membenarkan kecurangan tersebut.
Tetapi Mawar,sebagai penikmat Catur.Tentu tidak menyukai kecurangan tersebut.
Mawar melihat betapa lemah nya formasi di papan putih milik Kakek yang tengah membanggakan diri nya itu.
Dengan ringan tangan nya menempatkan ratu ke h7 dan memberikan skakmat.
"Skak mat." kata nya dengan dingin.
Brak
"Tidak mungkin !!!! Kau curang."
Riodrigo yang tadinya sangat mebanggakan dirinya,kini murka karna marah.
Tok tok tok
Mawar mengetuk pelan papan catur yang ada di atas meja,membuat semua bidak catur bergerak.
"Coba Kakek perhatikan baik-baik pergerakan bidak mu.Kakek terlalu cepat memajukan f2 sehingga sangat memudahkan lawan untuk melakukan skakmat cepat. Atau nama keren nya adalah Fool's mate."
Jemari Mawar menunjukan bidak yang di sebutkan nya,dan menunjukan pola penyerangan yang salah,yang di lakukan oleh Sang Kakek.
"Benar sekali.!" Riodrigo meraung kegirangan sejenak ketika dia memperhatikan kesalahan nya yang di tunjukan oleh Mawar.
Mawar mengangguk senang karna pria tua ini adalah orang yang besar hati.
"Tadi nya aku juga ingin berjalan mengikuti pola seperti yang kau katakan,tetapi kedua pria terkutuk ini menipu ku mentah-mentah.Mata tua ku benar-benar di perdaya oleh mereka."