NovelToon NovelToon
Wifi Couple

Wifi Couple

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Auraliv

Albar tak bisa terpisahkan dengan Icha. Karena baginya, gadis itu adalah sumber wifinya.

"Di zaman modern ini, nggak ada manusia yang bisa hidup tanpa wifi. Jadi begitulah hubungan kita!" Albar.

"Gila ya lo! Pergi sana!" Icha.

Icha berusaha keras menghindar Albar yang tak pernah menyerah mengejar cintanya. Bagaimana kelanjutan cerita mereka?

*Update setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Malu

Hari-hari setelah pertemuan itu terasa berbeda. Sekolah yang biasanya membosankan bagi Icha, kini terasa lebih ringan. Senyum kecil selalu hadir di wajahnya—meskipun ia berusaha keras menyembunyikannya.

Tapi orang-orang di sekelilingnya bukan orang bodoh.

“Lo... habis ngedate ya?” bisik Dinda saat mereka duduk di kantin.

Icha pura-pura tidak dengar, sibuk mengaduk es teh manisnya.

“Gue serius, Cha. Muka lo kayak yang lagi disirem air mawar tiap pagi. Ada senyum ngambang terus!”

Icha memutar bola matanya. “Nggak usah lebay deh.”

Tepat saat itu, Albar muncul dengan nampan makan siang dan langsung duduk di kursi sebelah Icha. Dinda melotot seolah melihat alien turun dari langit.

“Eh, lo kok duduk di sini, Bar?” tanya Dinda, setengah bercanda.

“Gue kan temennya Icha,” jawab Albar santai. “Dan lo juga, berarti kita semua satu geng dong.”

Icha menceletuk pelan, “Gak usah drama...”

Tapi senyumnya tidak bisa dibendung.

Albar bersandar ke arahnya dan berbisik, “Gue suka senyum lo, Cha. Jangan ditahan.”

Icha menunduk, menyembunyikan pipi yang memanas.

Tapi tak jauh dari sana, sepasang mata memperhatikan mereka dengan tajam. Reina, duduk bersama Nayla, mencengkram sedotan minumnya sampai bengkok.

“Lihat tuh. Baru juga beberapa hari si Albar balik ngedeketin Icha, udah lengket gitu aja,” kata Reina dengan nada ketus.

Nayla mengunyah permen karet, tak kalah tajam menatap. “Padahal Icha tuh gak lebih cantik dari lo, Rein. Tapi kenapa cowok-cowok pada lari ke dia ya?”

Reina mendengus. “Karena dia sok polos. Gaya ‘gak peduli’ itu yang bikin mereka penasaran. Termasuk Albar. Tapi kita lihat aja... sampai kapan sih Icha bisa tahan hadapin tekanan?”

Nayla menyeringai. “Gue punya ide…”

...***...

Di taman belakang sekolah, Albar dan Icha sedang duduk berdua di bangku panjang. Ini sudah jadi semacam tempat rahasia mereka—tempat untuk ngobrol tanpa diganggu.

“Cha,” kata Albar tiba-tiba, “Gue mau nanya sesuatu...”

Icha melirik. “Apa?”

Albar tersenyum nakal. “Waktu itu... lo ngintip gue latihan band di kafe ‘Notasi Kopi’ ya?”

Icha langsung menegang. “Hah? Gak, enggak... emang lo liat?”

“Gue gak lihat langsung. Tapi Dinda ngasih tahu,” ujar Albar sambil nyengir. “Terus gue iseng liat CCTV kafe itu. Lo berdiri di luar jendela, nyamar jadi pengunjung yang lagi nunggu taksi.”

Icha menutup wajah dengan kedua tangan. “Astaga… malu banget.”

“Gue justru senang banget,” kata Albar, suaranya melembut. “Itu pertama kalinya gue ngerasa lo peduli.”

Icha masih menunduk, berusaha menyembunyikan senyumnya. “Gue cuma penasaran... karena lo berubah.”

Albar menyentuh tangan Icha pelan. “Gue berubah karena lo. Gue belajar untuk gak maksa, untuk ngasih lo ruang. Tapi... gue gak pernah berhenti berharap.”

Icha mengangguk pelan. “Maaf ya, Bar... udah nolak lo berkali-kali.”

“Enggak masalah. Yang penting sekarang, lo udah terhubung lagi sama wifi gue, kan?”

Icha tertawa pelan. “Iya, sinyalnya udah full bar sekarang.”

Albar menyentuh dadanya pura-pura lega. “Akhirnya. Gak buffering lagi.”

Mereka tertawa bersama. Tapi senyum mereka belum tahu bahwa badai baru sedang dirancang dari arah lain.

Sore harinya, di grup obrolan pribadi:

Nayla:

Rein, lo beneran mau pakai cara itu?

Reina:

Kita lihat aja. Kalo Icha emang cocoknya hidup tenang, ya kita kasih dia badai kecil biar tahu rasanya.

Nayla:

Oke. Gue siap bantu.

Reina:

Gue gak akan biarin cowok kayak Albar berpaling semudah itu. Apalagi karena cewek sekelas Icha.

1
Sari Kumala
bucin ini
Kristina Sinambela
keren
Kristina Sinambela
keren ceritanya
Kristina Sinambela
bagus seru
Kristina Sinambela
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!