Awas! 21+🙈
Yutasha Geraldine, biasa di panggil Yuta. Perempuan yang suka berhalusinasi, sehingga ia menjadi penulis novel online di sebuah platform yang ada di negri ini.
Perempuan yang punya keinginan novelnya di terbitkan itu, di buat pusing tatkala orang tuanya memberitahukan perihal perjodohannya dengan anak teman papanya.
Yuta mengatakan pada orang tuanya, bahwa dirinya sudah tidak virgin lagi. Membuat orang tua Yuta marah dan kecewa. Mereka ingin Yuta membawa laki-laki itu untuk meminta pertanggungjawaban karena telah menodai putrinya.
Yuta mencari orang yang tepat untuk di jadikan suami bayaran. Hingga ia menemukan lelaki berkaca mata tebal yang merupakan kakak seniornya di kampus. Yuta terus membujuk lelaki itu agar mau menerima tawaran darinya.
Penasaran kan? Cus ah kepoin cerita mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesal
"Hentikan mobilnya!" perintah Yutasha.
Lantas membuat Erlangga terkesiap, lalu menatap Yutasha dengan raut wajah yang tidak bisa di artikan. Antara bingung, heran dan terkejut menjadi satu. Lalu ia menuruti ucapan Yutasha untuk menepikan mobilnya lagi. Padahal jarak dengan rumahnya sedikit lagi sampai.
Setelah mobil berhenti, Yutasha berusaha membuka pintu mobil yang mereka tumpangi. Namun, kalah cepat dengan Erlangga. Erlangga sudah duluan mengambil langkah mengunci pintu mobilnya, tatkala melihat Yutasha melepas tali safety belt yang ia pakai.
"Buka, nggak?" pekik Yutasha dengan raut muka yang marah.
"Enggak. Sebelum kamu menjelaskan apa yang akan kamu lakukan, Yuta," jawab Erlangga dengan nada lembut. Terlihat sekali dari nada yang Erlangga ucapkan, ia begitu menyayangi Yutasha.
"Aku mau turun! Emang mau apalagi?" kesal Yutasha. Karena kini tangannya di cekal oleh Erlangga.
Erlangga menarik nafas dalam, lalu menghembuskan nya pelan. Ia di buat pusing dengan sikap Yutasha yang tiba-tiba berubah moodnya. Erlangga harus menyiapkan stok ekstra sabarnya dalam menghadapi sikap Yuta, kelak.
"Ya udah, aku minta maaf bila kata-kata ku tadi membuatmu marah, (padahal dia yang salah paham)" putus Erlangga. Ia memang harus serba mengalah jika berhadapan dengan Yutasha. Meskipun ia sendiri tidak melakukan kesalahan. Karena lelaki itu tempatnya salah, dan perempuan selalu maha benar.
Yutasha masih cemberut, meskipun Erlangga sudah mengucapkan kata maaf dan lebih memilih mengalah pada dirinya. Apalagi di tambah kini kedua tangannya di pegang Erlangga dengan begitu lembut. Sesekali di cium oleh lelaki yang berada di hadapannya kini. Seorang lelaki sekaligus kakak senior di kampusnya yang telah ia bayar setelah ide gila itu muncul di otak kecil Yutasha.
"Yutasha Geraldine ....," panggil Erlangga dengan nama lengkap Yutasha, karena permintaan maafnya tidak kunjung mendapat respon dari gadis di hadapannya ini. "Kalau nggak di jawab, aku cium lagi," bisik Erlangga sekaligus merupakan ancaman bagi Yutasha.
Ya kali, dirinya mau di cium dua kali oleh lelaki yang tidak ia cintai. Meskipun dirinya yang telah memilih Erlangga untuk di jadikan sebagai suami bayaran, tetapi tidak memungkiri bahwa belum ada benih-benih cinta di dalam hatinya untuk Erlangga. Sangat berbanding terbalik dengan Erlangga yang sudah terjerat dengan pesona yang dimiliki Yutasha.
"Nggak ada yang perlu di maafkan. Turunkan saja aku di sini, Kak. Aku akan pulang sendiri," masih tersirat nada kesal dari ucapan Yutasha.
Erlangga menyugar rambutnya ke belakang dengan kasar. Ia tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana dalam menghadapi Yutasha.
"Nggak boleh, Yuta. Aku yang membawamu dari rumah, jadi aku juga yang harus mengembalikan mu dengan selamat," Erlangga tidak menghiraukan permintaan Yutasha. Ia menghidupkan mesin mobilnya kembali lalu melaju menuju tempat tinggal Yutasha yang kurang beberapa puluh meter lagi.
Sesampainya di perkarangan rumahnya, Yutasha keluar dari dalam mobil diikuti oleh Erlangga di belakangnya. Yutasha menoleh kebelakang dan mengatakan pada Erlangga sampai di sini saja dia mengantarnya pulang. Karena mungkin kedua orang tuanya sudah terlelap dalam tidurnya. Erlangga pun menuruti perkataan Yutasha. Namun sebelum benar-benar pergi meninggalkan Yutasha, Erlangga meraih pergelangan tangan Yutasha yang akan meraih handle pintu.
"Jika ada salah dengan sikapku, tolong ingatkan aku. Jangan mendiamkan ku seperti ini, karena aku sudah terbiasa dengan suara ceriamu itu, Yuta," Erlangga mengecup punggung tangan Yutasha lalu pergi meninggalkan Yutasha dengan rasa terkejutnya.
Sebenarnya siapa sih, di sini yang memegang kendali? Menyebalkan sekali. Apa-apaan juga dengan jantungku sekarang? Apa aku besok beneran harus memeriksanya ke dokter? Kesal Yutasha dalam hati.
Haaaiii... setelah sekian purnama, akhirnya aku mendapat hidayah untuk menulis cerita Yuta lagi😂 jangan lupa, like😘