Setelah mengalami kecelakaan, Carla di nyatakan koma.
Namun gelang pemberian seorang nenek misterius membawa jiwanya berkelana dan masuk ke dalam tubuh seorang istri dari seorang pangeran yang mati di bunuh.
Dengan gelang itu juga, Carla mendapatkan bantuan untuk menolong orang-orang yang dalam kesulitan di masa itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bisakah Carla kembali ke tubuh aslinya? Penasaran? Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Seminggu berlalu. Kini Carla benar-benar sudah pulih sepenuhnya. Carla pun akan mulai melakukan aktivitas nya seperti biasa.
Carla juga semakin dekat dengan Hana. Hanya karena wajahnya sangat mirip dengan Xio Li, jadi Carla merasa nyaman berteman dengannya.
Carlos dan keluarganya juga sudah kembali ke negaranya. Mereka tidak bisa berlama-lama di sini, karena tugas Carlos sebagai raja sangat ketat.
"Aku berangkat dulu Ma, Pa," kata Carla berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Tidak sarapan dulu sayang?" tanya Carlina.
"Aku buru-buru Ma," jawab Carla. Carla hanya mengambil sepotong roti bakar dan meneguk segelas susu.
Carlina hanya bisa geleng-geleng kepala melihat putrinya itu. Lalu mereka pun melanjutkan sarapan.
Oscar dan Aqila juga pamit ke kampus, karena mereka ada kelas pagi. Carlina sekarang sering merasa kesepian karena anak-anak sudah dengan kehidupan mereka masing-masing.
Carla melajukan mobilnya setelah keluar dari pintu gerbang. Dengan kecepatan sedang dia mengemudikan mobilnya.
Namun saat di lampu merah, Carla menghentikan mobilnya bersamaan dengan mobil yang ada di sebelahnya.
"Pangeran?" batin Carla saat melihat pemuda yang ada di dalam mobil. Karena jendela kaca mobilnya terbuka, jadi Carla bisa melihat pemuda itu.
"Pangeran!" Carla memanggil pemuda itu, namun pemuda itu sepertinya tidak perduli.
Carla pun segera keluar dari mobil, dia lupa jika sedang berada di lampu merah. Namun baru saja dia ingin menghampiri mobil itu, lampu merah pun berubah menjadi hijau.
"Woy cepetan!" teriak orang dari belakang mobil Carla. Suara klakson pun saling bersahutan.
Carla pun segera masuk ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya mengejar mobil pemuda itu.
Ponsel Carla berdering, Carla pun segera menjawab tanpa melihat nama pemanggil nya.
"Assalamualaikum Dek, kamu di mana? Jadwal operasi sebentar lagi."
"Ah iya kak Waalaikumsalam, aku juga sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sebentar lagi sampai."
Panggilan telepon pun terputus, Carla hendak mengejar mobil tadi pun batal. Akhirnya dengan kecepatan tinggi dia menyetir menuju rumah sakit.
Carla masih penasaran, dia akan mencari tahu tentang pemuda itu. Carla juga sudah mengingat nomor plat mobilnya, jadi bisa memudahkan Carla untuk mencaritahu nantinya.
Carla tiba di rumah sakit dengan terburu-buru. Karena dia harus segera melakukan operasi seperti yang sudah di jadwalkan sebelumnya.
"Kak, ada yang ingin aku tanyakan," kata Carla pada Arsy. Saat ini Carla langsung ke ruangan Arsy untuk menemuinya.
"Tanyakan saja, mungkin aku bisa jawab," ujar Arsy.
Carla pun menceritakan tentang pemuda yang di temui nya tadi. Carla juga mengatakan ciri-ciri orang tersebut.
"Ciri-cirinya menjurus ke Arjuna, dia yang menolong mu dan membawamu ke rumah sakit. Ada beberapa kali dia menjenguk mu, namun kamu masih koma. Dan sejak saat itu dia tidak muncul lagi di rumah sakit ini," kata Arsy menjelaskan.
Carla harus mencari tahu tentang Arjuna, namun saat ini dia harus melakukan operasi pada pasien yang menderita penyakit jantung.
Mereka pun segera ke ruangan operasi, karena waktu nya sudah tiba. Setelah dua jam di dalam ruangan operasi, akhirnya operasi nya pun selesai.
"Alhamdulillah berhasil," ucap Carla. Arsy hanya tersenyum dan pamit pulang. Selebihnya dia serahkan kepada Carla untuk menangani pasien nya.
Carla masuk ke dalam ruangannya, ruangan yang dulu di tempati Cahaya, kini menjadi ruangan Carla.
Carla membuka laptopnya, dia mencari nama Arjuna. Dan muncul foto Arjuna yang benar-benar mirip dengan pangeran.
"Jadi dia ...? Bagaimana mungkin ada orang yang sama persis?" gumam Carla.
Carla ingin mencari informasi lebih lanjut, namun data pribadinya terkunci. Carla tidak menyerah dan mencoba untuk mencari tahu informasi tentang Arjuna.
Namun di luar dugaan, Carla malah mendapatkan serangan balik. Carla mulai serius, dia tidak bisa lengah saat mendapatkan serangan balik dari lawan.
"Boleh juga nih anak," ucap Carla sambil tertawa kecil. Dia semakin bersemangat mengetik keyboard laptopnya.
Sementara Arjuna yang menyerang Carla malah kualahan. Ia berusaha mempertahankan sistem keamanan datanya.
"Siapa dia?" batin Arjuna. Arjuna yang merasa terdesak pun mundur. Namun data pribadinya sudah di dapatkan oleh pihak lawan.
"Huft, hanya keluarga Henderson yang bisa mengalahkan aku," ucapnya pasrah.
Bagaimana tidak pasrah? Melawan pun percuma saja. Malah komputer milik nya yang hancur.
Arjuna kemudian menerima pesan singkat dari Carla. Arjuna membuka pesan tersebut dan membacanya.
'Terima kasih karena sudah menolong ku, bisa kita ketemu? Aku tunggu di Teras rumah nenek.'
"Apa maksudnya ini? Siapa dia sebenarnya?" batin Arjuna setelah membaca pesan tersebut. Kemudian ia pun membalasnya.
'Siapa kamu? Apa kita saling kenal?'
'Nanti juga kamu akan tahu. Oh ya, aku tunggu jam makan siang.'
Arjuna hanya membalas oke, jujur saja, ia begitu penasaran dengan orang yang mengiriminya pesan.
Tiba-tiba Arjuna teringat akan kecelakaan 6 bulan yang lalu. Arjuna langsung menebak jika cewek itu sudah sembuh.
Arjuna seketika tersenyum setelah mengingat jika ia pernah menolong seorang gadis yang kecelakaan.
Arjuna segera memanggil asistennya untuk ke ruangannya. Sang asisten pun segera masuk setelah mengetuk pintu.
"Ada apa Tuan?" tanyanya.
"Hendra, batalkan pertemuan hari ini, tunda ke hari berikutnya."
"Tapi kenapa Tuan?"
"Jangan banyak tanya, hari ini aku ada urusan penting. Jadi tunda besok saja."
"Heran, tidak biasanya tuan sesemangat itu. Biasanya tuan lebih pentingkan pekerjaan. Apalagi ini adalah klien penting," batin Hendra.
"Sudah jangan membatin, pokoknya tunda besok hari. Hari ini aku ada urusan yang lebih penting."
Hendra pun menurut saja, kemudian ia menghubungi klien nya dan mengatakan pertemuan mereka di undur besok.
Beruntung kliennya bisa di ajak kompromi, jadi pertemuan mereka pun bisa di undur.
Hendra masih bingung dengan sikap tuan nya. Ia ingin bertanya, namun tidak berani.
"Apalagi? Lanjutkan pekerjaanmu."
"Iya Tuan."
Hendra segera keluar dari ruangan itu. Sementara Arjuna lebih bersemangat melakukan pekerjaannya. Sesekali ia melirik jam tangannya.
Detik-detik berlalu terasa lambat baginya. Mungkin karena ingin bertemu seseorang, jadi jarum jam pun bergeser terasa lambat.
"Lama banget sih," batinnya.
Pintu ruangan nya terbuka, Arjuna menoleh yang ternyata Diana datang menemuinya. Arjuna seketika berubah lesu.
"Kenapa kemari?" tanyanya dengan nada dingin.
"Kamu tidak lupa, kan? Hari ini tante meminta mu untuk menemani aku ke butik?" tanya Diana.
"Berapa kali sudah aku katakan! Aku tidak ingin bertunangan denganmu!" tegas Arjuna.
"Juna, tapi aku mencintaimu sejak dulu."
"Pergilah, aku mau kerja. Dengan adanya kamu di sini, aku tidak bisa bekerja dengan baik."
"Juna aku ...."
"Arjuna, kamu harus menemani Diana. Sebentar lagi kalian akan bertunangan!" Tiba-tiba saja mama nya Arjuna masuk.
"Ma, ini zaman apa? Kenapa sih masih ada istilah perjodohan? Selama ini aku patuh dengan Mama, tapi untuk urusan istri, maaf Ma, aku membantah menikah dengannya."
Diana terdiam, dia menangis untuk menarik simpati dari mama nya Arjuna. Namun Arjuna tidak iba sedikitpun.