NovelToon NovelToon
Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Sistem / Iblis / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai
Popularitas:972
Nilai: 5
Nama Author: febri_yeee

nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered

Sinopsis:

Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.

Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.

Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.

Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Cahaya dan Kekacauan

Langit di atas dataran Sunya terbelah.

Garis cahaya membentuk celah putih menyilaukan di tengah awan hitam. Petir-petir surgawi menghantam tanah tanpa ampun, membakar padang rumput dan menghanguskan pepohonan. Dari celah itu turun tiga puluh ribu prajurit berjubah putih keemasan, lengkap dengan lambang Ordo Keabadian di dada mereka: mata tiga yang dikelilingi lingkaran api.

Di barisan paling depan, berdiri seorang pria berambut perak keemasan, matanya bersinar bagai cahaya suci. Dialah Arsenio, Ksatria Agung.

Di kejauhan, Kael dan enam Pilar berdiri di atas tebing menghadap ke arah pasukan itu. Angin membawa debu dan serpihan daun kering di antara mereka. Udara seperti membeku.

“Ordo Keabadian benar-benar mengerahkan kekuatan utama mereka,” kata Reina. “Tak ada negosiasi. Ini adalah deklarasi perang.”

Kael hanya menatap ke depan. “Ini adalah ujian awal. Jika kita jatuh sekarang, maka Sekte Chaos tak layak lahir.”

Shinzo mengangguk. “Izinkan aku menghadapi barisan depan.”

Kael menggeleng pelan. “Belum saatnya. Aku akan maju pertama.”

Tanpa menunggu, Kael melompat dari tebing. Di tengah udara, ia menarik energi Chaos dari udara, memadatkannya menjadi sayap hitam bergerigi. Ia melesat seperti meteor gelap, menghantam tanah di depan pasukan Arsenio.

Tanah retak. Gelombang energi meledak ke segala arah.

Pasukan Ordo mundur beberapa langkah. Arsenio tetap berdiri tegak, tatapannya bertemu dengan Kael.

“Sudah berapa tahun sejak pengadilan darah itu, Kael?” tanya Arsenio.

Kael mendesis. “Cukup lama untuk membangkitkan satu kekaisaran di bawah reruntuhan pengkhianatanmu.”

“Pengkhianatan?” Arsenio mengangkat alis. “Aku menyelamatkan dunia dari obsesimu membangkitkan kekuatan kuno. Kau terlalu tergila-gila pada ‘kebebasan’ hingga lupa bahwa kehancuran datang bersamanya.”

Kael menyeringai. “Kau tak lebih dari boneka yang menyebut penjajahan sebagai perdamaian.”

Arsenio tak membalas. Ia mengangkat tangannya. Sebuah pedang cahaya muncul dari langit dan jatuh ke tangannya seperti petir.

“Jika kau tak mau tunduk, maka dunia ini akan memakamkanmu.”

Kael mengangkat tangan. Enam Pilar muncul di belakangnya dalam lingkaran formasi.

Zareth dengan armor hitamnya. Reina memanggil salju beku dari langit. Shinzo menghunus pedang berbentuk bulan sabit. Ryza menyalakan rantai neraka dari tangannya. Velra menyebar kabut hitam yang meresap ke tanah. Arwin memanggil mesin-mesin dari dimensi lain.

Pertempuran dimulai.

---

Barisan pertama pasukan Ordo menyerang dengan formasi ‘Tembok Cahaya’—sebuah formasi taktis yang mampu menahan bahkan serangan naga.

Tapi Kael bergerak seperti bayangan.

Dengan gerakan cepat, ia menembus formasi itu, menciptakan ledakan kekacauan dari dalam. Pilar lain mengikuti.

Zareth menghantam tanah dengan pedangnya, menciptakan retakan lava. Velra menyebar kabut mematikan yang membuat prajurit berteriak histeris sebelum tubuh mereka meleleh. Reina memanggil badai es runcing yang menghujani barisan musuh.

Namun Ordo Keabadian bukanlah organisasi biasa.

Prajurit barisan belakang mulai membentuk formasi sihir kuno. Simbol-simbol cahaya melayang ke udara, menciptakan kubah perlindungan. Dari dalamnya, tiga Jenderal Cahaya muncul—para pengguna teknik cahaya tingkat ilahi.

“Pilar! Berpencar!” teriak Kael.

Shinzo langsung melesat ke arah Jenderal pertama. Pertarungan pedang terjadi dengan kecepatan yang hampir tak terlihat oleh mata biasa. Arwin menciptakan menara sihir portabel dan mulai menembakkan peluru magitek ke formasi musuh.

Tapi di langit, Arsenio tak bergerak.

Ia hanya memandangi Kael dari kejauhan.

“Tak mau bertarung langsung?” Kael berteriak sambil membelah dua kapten musuh dengan tombak chaos-nya.

Arsenio membalas pelan. “Aku menunggumu datang ke atas.”

Kael mengerutkan alis.

Langit terbuka.

Sebuah platform cahaya muncul—undangan duel terbuka di udara. Tanpa pikir panjang, Kael melompat, dan tubuhnya terangkat oleh pusaran kekuatan chaos menuju langit.

Pertarungan dua pemimpin pun dimulai.

---

Di platform cahaya itu, waktu seperti berhenti.

Kael melayang dengan energi chaos membentuk baju zirah hitam ungu di sekeliling tubuhnya. Di tangannya, tombak besar yang berdenyut seperti jantung hidup. Arsenio berdiri tegak, pedang cahayanya mengambang di belakang punggung.

“Aku akan mengakhiri sisa beban masa lalu,” kata Arsenio.

“Dan aku akan menghancurkan warisan palsu kalian,” jawab Kael.

Tabrakan kekuatan terjadi.

Serangan pertama dari Arsenio menghancurkan sebagian platform. Serangan kedua Kael menciptakan lubang hitam kecil yang menyedot sebagian cahaya di sekeliling mereka. Energi spiritual dari kedua kubu saling bertabrakan, menciptakan ledakan di udara.

Kael menusukkan tombaknya. Arsenio menangkis dengan satu tangan dan membalas dengan cahaya berbentuk naga. Kael menelan serangan itu lalu membelahnya dari dalam dengan ledakan kekacauan.

Pertarungan mereka menari antara kehancuran dan keagungan.

Tapi di bawah sana, sesuatu terjadi.

---

Di tengah pertempuran di darat, seorang prajurit dari Ordo membuka jubahnya. Di baliknya, tubuh penuh rune gelap terbakar.

Velra menyadari terlalu terlambat.

“Bom jiwa—!”

Ledakan besar terjadi di sisi pasukan Chaos. Dua ratus meter tanah hancur, dan beberapa pejuang Chaos tewas dalam sekejap.

Ryza mengerang. “Mereka mulai memakai prajurit pengorbanan.”

Arwin menggertakkan gigi. “Kita harus mundur ke posisi aman. Ini jebakan!”

Tapi suara Kael terdengar dari udara.

“Jangan mundur. Tahan posisi!”

Di atas, ia menahan serangan cahaya Arsenio dengan satu tangan, wajahnya berdarah namun senyumnya makin lebar.

“Aku tahu semua ini akan terjadi. Aku ingin kalian menyaksikan sesuatu.”

Tiba-tiba, Kael menusukkan tombaknya ke langit.

Langit pecah.

Sebuah simbol raksasa muncul di atas dataran—lambang Chaos yang ia segel bertahun-tahun lalu. Lambang itu menyerap semua energi spiritual di sekitarnya dan mengubahnya menjadi ledakan kekuatan kekacauan.

Gelombang itu menghantam seluruh pasukan Ordo.

Kubah pelindung mereka retak. Formasi runtuh.

Dan untuk pertama kalinya, pasukan Ordo Keabadian... mundur.

---

Arsenio terdiam.

Kael melayang di atas, darah mengalir dari pelipisnya, tapi matanya membara dengan nyala yang tak bisa dipadamkan.

“Kau kalah dalam propaganda. Kalah dalam kekuatan,” ucapnya.

Arsenio menunduk.

“Pertempuran ini belum selesai.”

“Benar,” jawab Kael, “tapi ini adalah awal dari akhir sistem kalian.”

---

Saat malam turun, Sekte Chaos berdiri di atas reruntuhan kemenangan. Mayat, api, dan darah menggenangi dataran, tapi tiang bendera Chaos tertancap tinggi.

Zareth berdiri di samping Kael. “Apa langkah selanjutnya?”

Kael menatap cakrawala gelap.

“Kita bangkit. Bangun kota kita sendiri. Biarkan dunia melihat bahwa kekacauan bukanlah kehancuran, tapi kelahiran kembali.”

Dan di kejauhan, bintang-bintang bersinar lebih terang dari biasanya.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!