NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGENALKAN DUNIA BARU

Malam ini terasa sunyi dan semakin dingin, di depan teras dua makhluk yang sama-sama saling diam menatap langit malam dan larut dengan pikiran mereka sendiri.

"Sorry, lo jadi liat gimana berantakan nya keluarga gue" suara Jani memecah keheningan mereka.

Tatapan Jani tetap tertuju pada langit malam yang begitu gelap segelap suasana hatinya saat ini, rasanya memang kebahagiaan tidak akan pernah berpihak pada Jani.

"Bokap lo sering main tangan gitu?" Ezra beralih menatap Jani dari samping.

Rasanya melihat gadis di sampingnya ini membuat Ezra merasa sesak dan sakit, entah perasaan apa yang jelas Ezra ingin membuat Jani bahagia dan membuat Jani lupa akan masalah keluarganya ini.

"Kayak yang lo liat tadi, dia balik cuma mau ambil surat tanah rumah ini" suara Jani terdengar begitu lirih."Padahal ini, adalah satu-satunya harta yang kami miliki"

Ezra menarik nafasnya dalam, dan melihat kembali pada Jani yang sedang menunduk di sampingnya.

"Mau gak—ikut gue?"

Jani menoleh pada Ezra yang sedang melihat ke arah Jani, sedikit bingung dengan pertanyaan Ezra namun Jani mengacuhkan dan kembali menunduk.

"Gue mau ajak lo ke suatu tempat, biar lo bisa lupa sama masalah lo"

"Sekarang?" Jani mendongak menatap Ezra yang sudah berdiri.

Ezra mengangguk dan mengeluarkan tangannya pada Jani, dengan tatapan sedikit kalut Jani meraih tangan Ezra dan mengikuti kemana lelaki itu akan membawanya.

Sedangkan di dalam rumah sederhana nampak Rosaline yang tengah menangis sembari menemani Lisa dan Liliy tidur. Dirinya merasa sudah gagal, karena membawa anak-anaknya ke dalam ke sialan.

********

BASECAMP BLACK HUNTER 23:45

"Lo ngapain sih ngintilin gue mulu?!" suara Erlan naik satu oktaf.

Pasalnya sedari tadi Giselle terus saja mengikuti kemana Erlan pergi, bahkan yang seharusnya Erlan sedang berjuang menyatakan cintanya, namun karena gadis dajjal satu ini akhirnya Erlan harus merelakan Jani sendirian duduk di sofa.

"Gue laper" rengek Giselle manja

"Kalau laper ya tinggal makan, ngapain lo ikutin gue" Erlan yang biasanya akan diam kini sudah tidak tahan ingin mengomel.

"Lo tau kan gue gak suka sama lo, jadi lo jauh-jauh deh dari gue" sarkas Erlan pada Giselle.

"Tapi gue suka sam lo"

"Gue gak"

"Emang ada cewek lain yang lagi lo taksir?"

Erlan diam dan hanya menatap Giselle datar, namun tatapan dari Erlan sanggup membuat Giselle langsung kicep dan merasa takut. Erlan bukanlah tipe cowok yang manis terhadap perempuan, apalagi jika perempuan itu bukanlah seseorang yang menurut Erlan penting baginya. maka Erlan dengan tegas akan menunjukan rasa tidak sukanya. Dan bersikap sangat dingin pada perempuan itu, termasuk pada Giselle seperti saat ini.

"Lo banyak ngomong deh kayaknya" Erlan menatap Giselle jengah dan pergi meninggalkan Giselle dengan rasa kesal yang menguasai dirinya.

Erlan memarkir motor TRAIL miliknya dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, entah kenapa rasanya sangat menyebalkan harus bersama dengan gadis seperti Giselle.

Motor TRAIL berwarna hitam itu berhenti di sebuah tepian danau, Erlan turun dari motornya dan duduk di tepi danau yang terlihat sangat indah saat malam begini.

Netra dinginnya menatap langit malam yang terlihat sedikit gelap, pikirannya terus berputar pada satu nama RINJANI sosok gadis yang dia temui secara tidak langsung sore tadi.

"Ternyata gue masih manusia." Erlan menyentuh dada kirinya.

"Kenapa jantung gue selalu error kalau deket sama Jani." Monolog Erlan pada dirinya sendiri.

Erlan sungguh tidak tau apa yang dia rasakan, pasalnya selama ini jantungnya tidak pernah berdetak segila ini saat melihat seorang gadis. Namun..... berbeda saat dirinya melihat sosok Jani yang begitu manis, terlihat tegar namun Erlan melihat sisi lain dari Jani yang rapuh, bahkan.... mungkin bisa saja saat Erlan mencoba untuk menggenggamnya sisi lain itu akan hancur.

Erlan menarik nafasnya dalam dan mengambil kotak rokok berwarna biru, Erlan mengambil sebatang gulungan berwarna putih kecil dari dalam kotak. Tak lupa Erlan menekan ujung pada gulungan itu hingga terdengar bunyi.

KLIK...

Erlan menyalakan ujung gulungan itu dengan pemantik dan menghirup dalam rokok miliknya, asap tipis keluar dari mulut seksinya. Tercium aroma mint saat asap itu mengepul di udara dan perlahan hilang.

"Jani.... lo kayak magnet, yang terus narik gue biar mendekat terus ke lo" Erlan tersenyum tipis menatap langit malam.

Hingga dering ponsel milik Erlan terdengar, tak langsung mengangkatnya Erlan sekilas melihat nama yang tertera pada layar ponselnya.

in call GIBRAN

Dengan sedikit malas Erlan menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Hm..... " suara bass Erlan terdengar sangat malas begitu tersambung dengan Gibran

"Lo di mana bang? gak ikut clubbing"

Terdengar lamat suara dentuman musik yang di mainkan oleh DJ dari ponsel Erlan.

"Males" Jawab Erlan singkat.

"Uuuummmm...." ada sedikit keraguan saat Gibran hendak mengatakan kalimatnya lagi.

"kenapa?" Suara datar dan dingin Erlan menusuk ke gendang telinga Gibran

"Ezra.... dia bawa Jani ke sini bang, gue takut.... " Gibran menjeda ucapannya.

Suara Gibran seperti sedang mengadu pada ayahnya, dan seakan meminta pertolongan.

Seketika hening menyelimuti panggilan telepon di antara mereka, hingga tanpa ngomong apa-apa Erlan langsung mematikan panggilan sepihak dengan Gibran.

Seperti di kejar warga karena ketauan ngintip janda lagi mandi, Erlan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalan kota Jakarta di malam yang dingin dan sunyi.

"Ezra bawa Jani?"

Batin Erlan terus berisik dengan kata-kata umpatan, bagimana bisa Ezra bawa Jani ke tempat seperti itu. Laju motor TRAIL hitam milik Erlan membelah jalanan dengan kecepatan semakin tinggi.

********

         _CLUB MALAM 00:00_

Ezra membawa Jani duduk di salah satu tempat yang sedikit jauh dari para temannya, Jani duduk pada sofa yang melingkar setengah dan di tengah-tengah terdapat meja kaca bundar. Ezra menyalakan pemantik nya dan tak lama nampak seorang waiters dengan pakaian hitam dan sangat sexy datang menghampiri meja mereka.

Ezra berbisik pada waiters yang sedikit menunduk dan mencatat sesuatu pada kertas yang dia pegang, mungkin Ezra sedang memesan sesuatu. suara dentuman musik DJ terus mengalun membuat badan Ezra sedikit bergerak mengikuti alunan lagu yang di mainkan oleh DJ

"Zra.... " Panggil Jani.

Namun suara Jani seakan di telan oleh suara musik yang sangat keras, hingga Jani sedikit bergeser dan menarik jaket Ezra. Ezra langsung menoleh saat merasa jaketnya di tarik, menatap sebentar Jani, Ezra langsung mendekatkan dirinya pada Jani.

"kenapa?" Ezra bertanya tepat di telinga Jani.

"Gue pengen pipis" Jani juga bicara tepat di telinga Ezra.

"Mau gue temenin?"

"Gak usah"

"Emang tau tempatnya?"

Jani menggeleng, tentu Jani tidak tau di mana letak toiletnya, bahkan ini baru pertama kalinya Jani masuk ke tempat hiburan malam seperti ini.

"Ya udah ayok, gue anter aja".Ezra berdiri dan menarik tangan Jani lembut.

Mereka berjalan melewati kerumunan orang yang sedang asik berjoget mengikuti irama lagu. tangan Ezra menggenggam tangan Jani erat seakan Ezra takut Jani akan terlepas.

Hingga mereka sampai di depan toilet wanita.

" Gue tunggu di sini" ucap Ezra lembut.

Jani mengangguk dan langsung masuk ke dalam, Jani sudah menahannya cukup lama. Gak lucu kan kalau sampai Jani ngompol. tak butuh waktu lama akhirnya Jani keluar.

Jani melihat Ezra yang sedang berdiri menyandarkan pada dinding, sedangkan di jarinya terselip sebatang rokok, Jani menatap rokok yang ada di jari Ezra. melihat apa yang menjadi fokus Ezra langsung mengangkat jarinya ke depan wajah Jani.

"Mau nyoba?"

Jani terdiam sesaat hingga tangan Jani terangkat dan hendak mengambil rokok dari jari Ezra, namun dengan cepat Ezra menarik tangannya.

"Biar gue aja" Ezra menyodorkan rokoknya ke mulut Jani.

Dengan amatir Jani menyesap rokok yang di pegang Ezra, saat pertama menyesap rokok itu Jani langsung terbatuk-batuk. tenggorokan Jani terasa perih dan dadanya terasa sesak.

Ezra terkekeh "Pelan-pelan dong, jangan langsung gitu"

"Mau coba lagi?" Ezra kembali menawarkan pada Jani.

kali ini Ezra sengaja memeberikan rokoknya agar di pegang sendiri oleh Jani, tanpa berpikir lagi Jani langsung kembali mencoba hingga Jani sedikit terbiasa menyesap gulungan berbahan nikotin itu.

Ezra tersenyum dan menarik bahu Jani, membawa Jani kembali ke tempatnya. saat mereka kembali sudah tersedia beberapa botol minuman yang tentunya Jani tidak tau jenis minuman apa saja itu.

"Nanti Lo juga harus coba ini" Bisik Ezra di telinga Jani.

Tangan Ezra mengambil sebotol minuman dengan warna merah, Ezra membuka tutupnya dan menuangkan ke dalam gelas.

"Nih...." Ezra memberikan minuman berwarna merah itu pada Jani

Tanpa berpikir Jani langsung menerima minuman dari Ezra dan meminumnya langsung, seketika wajah Jani berubah dengan rasa aneh yang masuk ke dalam tenggorokannya, Jani sedikit menutup matanya dan menjulurkan lidahnya.

rasa aneh yang baru Jani rasakan seperti membakar tenggorokannya.

"Ini apaan Ezra?" Jani mengelap bibirnya

"Ini—minuman yang bakal bikin Lo lupa sama masalah Lo"

Kembali Ezra memberikan segelas minuman itu pada Jani, hingga entah sudah berapa gelas yang jani minum. Kini kepala Jani terasa berat bahkan rokok yang Jani pegang kini sudah jatuh entah kemana, Jani bersandar pada bahu Ezra.

Ya.... saat tau kalau Jani sudah kobam dengan sigap Ezra langsung membawa Jani agar bersandar di bahunya, Ezra takut Jani akan jatuh. sedangkan Ezra sendiri dia sedang menikmati alunan musik dengan meminum VODKA GREY GOOSE minuman favorit Ezra.

"Ezra.... kepala gue pusing" Cicit Jani khas suara orang mabuk.

"Iya—udah lo tenang aja gak papa ada gue" Ezra mengusap lembut rambut Jani.

jani yang bersandar pada bahu Ezra sedikit bergerak maju mundur karena keseimbangan Jani yang terganggu karena mabuk.

Sedangkan di tempat sebelah nampak Gibran yang sudah panik melihat sahabatnya itu mabuk dengan Ezra, tak henti mata Gibran terus menatap pintu masuk berharap Erlan akan cepat datang.

Hingga orang yang sejak tadi Gibran tunggu muncul dengan wajah datarnya, matanya terlihat jelas sedang memindai setiap sudut. Gibran mengangkat tangannya melambai-lambai memberi tanda pada Erlan agar Erlan mendekat padanya.

Mata elang Erlan langsung bisa melihat tangan yang melambai padanya, tanpa berpikir lagi Erlan langsung berjalan melewati beberapa orang yang sudah kobam.

Sesampainya di tempat Gibran, Erlan seakan berdiri menatap datar pada Gibran seperti sedang menanyakan sosok orang yang di cari.

"Jani di sebelah sama Ezra bang." Gibran menunjukkan tempat yang di duduki Jani dan juga Ezra.

tanpa membuang waktu Erlan langsung berjalan menuju tempat Ezra, dengan tatapan dinginnya Erlan melihat Jani yang tengah menyandarkan kepalanya di bahu Ezra, tentu Erlan sangat tau apa yang terjadi pada Jani.

Erlan duduk di samping Jani, tentunya tanpa meminta ijin terlebih dulu pada Ezra, Erlan langsung menangkup kepala Jani dan melihat mata Jani yang biasa teduh kini sudah sayu.

"Jan..... hei—Lo bisa denger gue?" Erlan menangkup kepala Jani kuat.

saat ini sungguh Jani tidak memiliki tenaga bahkan untuk sekedar mengangkat kepalanya, rasanya kepalanya sangat berat dan seakan dunia yang Jani pijak berputar jika Jani menatap lurus.

"Erlan..... " Jani terkekeh menatap wajah Erlan yang dekat dengan wajahnya.

"Kita pulang" Titah Erlan memapah tubuh Jani yang sempoyongan.

Namun tangan Ezra dengan cepat menarik pergelangan tangan Jani, hal itu membuat Erlan tidak suka dengan Ezra. Sudah membuat Jani seperti ini, bukannya pulang malah Ezra membiarkan Jani terus di tempat ini. Dan sialnya–Ezra terus memberikan minuman brengsek itu pada Jani.

"Lo mau bawa dia kemana? dia dateng sama gue, dan pulang juga sama gue" masih dengan menahan pergelangan tangan Jani Ezra menatap Erlan datar.

"Lo yakin sama ucapan Lo?" Erlan sedikit terkekeh "Lo gila, Lo bawa dia ke tempat kayak gini?! Lo cekokin dia minuman—maksud Lo apa?!!!!" suara Erlan naik satu oktaf.

Namun semua itu tidak membuat pengunjung di club malam itu terusik, mungkin karena dentuman alunan musik yang cukup keras hingga membuat suara Erlan sedikit teredam. Berbeda dengan Gibran, dan juga Damar yang taun akan hal itu, kedua inti BLACK HUNTER yang sedari tadi hanya mengamati mereka langsung berlari ke arah mereka.

"Lo pikir lo siapa? lagian Jani sendiri yang mau" jawab Ezra santai.

"Kalau emang Jani sendiri yang mau, Lo bisa kan tahan dia biar gak sentuh minuman kayak gini!"

"Bullshit— Gak usah sok suci deh lo" Kini Ezra yang mulai meninggikan suaranya.

"Udah deh malu kalau sampai ada yang liat" Damar berdiri di samping Erlan.

DAMAR ADINATA adalah sahabat terbaik Erlan, di dalam kelompok geng motor Damar adalah seorang penyerang jika terjadi baku hantam, sedangkan Gibran dia seorang pengalih dan pengaturan strategi, sedangkan Erlan dia adalah MAIN LEADER BLACK HUNTER

Dan Ezra sosok yang sedang berdebat dengan Erlan posisinya adalah VICE CHAIRMAN dengan kata lain Jani di kelilingi oleh petinggi dari geng BLACK ****HUNTER****

Namun sudah menjadi rahasia umum jika Erlan dan Ezra tidak pernah sejalan, berbeda lagi jika sedang bertempur kedua makhluk ini akan saling melengkapi karena Erlan memiliki julukan COLD–BLOODED KILLER sedangkan Ezra dirinya di juluki GOD OF DESTRUCTION

"Gue tanya sama lo, siapa lo?" Ezra menarik Jani hingga tubuh Jani membentur dada Ezra

Tak mau kalah Erlan juga menarik lengan Jani hingga kini Jani jatuh ke dalam pelukan Erlan begitu selanjutnya terjadi tarik-tarikan antara Erlan dan juga Ezra.

Damar dan Gibran yang melihat itu hanya bisa diam melihat kelakuan absurd pemimpin mereka.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!