bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?
Rara di hina dan di maki selama hidupnya.
Ini semua karena kemiskinan.
Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.
Namanya uang kaget.
Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.
Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.
Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Lorong rumah sakit dipenuhi aroma antiseptik dan sunyi yang menggantung di udara. Langkah-langkah Arya tergesa, nyaris berlari. Detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, seakan menyatu dengan gemetar di ujung jemarinya.
Begitu pintu kamar 712 terbuka, tubuhnya seketika berhenti.
Di sana, di atas ranjang putih yang dikelilingi alat infus dan Rara yang sedang berbaring.Wajahnya pucat, namun tetap cantik. Rambut panjangnya tergerai dengan selimut hanya menutupi separuh tubuhnya.
Setelah mendapatkan kabar baik, Rara merasa mengantuk .Dia baru saja akan jatuh ke dalam mimpi tapi mendengar pintu di buka
Saat matanya membuka perlahan dan melihat sosok kakaknya berdiri di ambang pintu, air mata menggenang tanpa bisa ditahan.
“Kakak Arya…”
Arya langsung menghampiri.
Tanpa kata, mereka berpelukan erat. Tubuh Arya bergetar saat memeluk adik perempuannya yang dulu ia jaga dengan bangga dan kini justru menjadi penjaganya.
"Kakak.. huhuhu kakak kenapa kau melakukan itu, kenapa?"
“Maaf… maaf, Ra… Kakak bodoh… Kakak sempat ingin menyerah… padahal kamu, Mama dan papa…”
"Kakak hanya tidak kompeten dan takut menjadi beban untuk mu "kata Arya sedih.
“Bodoh!”Rara memukul pelan punggung Arya, air matanya mengalir deras. “Kakak tahu, aku panik setengah mati saat dengar kakak sempat coba bunuh diri! Mau mati ke mana, hah?! Mau tinggalkan aku sendirian?! kakak,..papa dan mama masih butuh kita, Kak!”
“Maaf dek,kakak khilaf tapi kakak nggak kuat, Ra…”suara Arya tercekat. “Perusahaan… semua aset kita nyaris lenyap, utang terus berdatangan. kakak nggak bisa jaga semuanya… kakak gagal.”
Rara melepaskan pelukannya perlahan, lalu menggenggam erat tangan Arya.
“Kakak belum gagal. Kakak hanya perlu bertahan dan berdiri lagi.Aku yakin kakak pasti bisa ."
Arya menggeleng, napasnya berat. “Tapi dengan apa? Kita nggak punya apa-apa lagi.”
Arya juga tau betul,jangan kan membuat keuntungan, mempertahankan operasional perusahaan saja dia tidak mampu.
Tidak ada tender proyek lagi setelah papa koma.Kebelakangan modal kerja perusahaan juga ikut terpakai untuk biaya operasional.
Mau pinjam nggak bisa yang percaya yang membuktikan jika dia tidak layak.
Senyum kecil muncul di bibir Rara.
“ kakak Ingat waktu kamu selalu bilang aku ini cuma anak manja yang bisanya ngabisin uang?”
“Itu dulu, Ra…” kata Arya dengan rasa bersalah.Rara bukan gadis yang suka menabung.
Meskipun hemat tapi kenyataan nya Rara memang suka shopping.
Tapi sekarang....
“Iya, dulu. Tapi sekarang beda. Kakak tahu nggak, kenapa aku sampai kelelahan dan dirawat di rumah sakit ini?” kata Rara dengan misterius.
Arya menatapnya bingung.
Apa hubungan nya?
Rara tidak ingin menyembunyikan, jadi dia berkata “Aku jadi peserta program aneh kak. Namanya ‘Uang Kaget Bergetar’.”
“…Hah?”Arya memiringkan kepalanya, tak yakin dia mendengar dengan benar.
"Uang apa?"
"Uang kaget kak, seperti yang ada di tivi kak"
"Oo tapi...
Arya berpikir, meskipun ada program uang kaget.Tapi paling banyak cuman dua atau lima juta kan.Jumlah ini sangat jauh dari kebutuhan mereka.
Rara memotong Kat kata Arya dengan semangat“Iya, program uang kaget bergetar namanya.Mereka kasih aku uang dalam jumlah sangat besa dan aku harus menghabiskan uang sebanyak mungkin dalam waktu lima jam. Tapi bukan cuma buang-buang, aku juga dapatkan hadiah "
Tiba tiba Arya bersemangat untuk adiknya.Meski pun tidak banyak tapi paling tidak ini mampu mengalihkan perhatian Rara
Tapi bisa penasaran kira kira apa yang Rara dapat kan “ kalung emas baru perjalanan ke luar negeri gratis?"
“ hahaha Kakak,janji nya kalau berhasil, aku dapat hadiah sepuluh persen dari total uang itu.”
Arya mengerutkan alisnya, makin bingung.
Sepuluh persen dari semua total yang di belanja kan.Kok program nya terdengar aneh dan nggak biasa.
“Kamu… nggak becanda?”
“Waktu itu, aku dapat misi menghabiskan uang puluhan miliar dalam lima jam. Dan kalau aku berhasil, aku dapat hadiah lagi kan. Dari situ, aku mulai bergerak. Aku putar uangnya, aku investasi, aku main saham. Sekarang… ya, bisa dibilang aku punya lebih dari seratus miliar atas namaku sendiri.”
Rara tertawa terbahak-bahak sementara Arya melongo.
"Hah apa? 100 miliar? Adik ku...kau..kau sakit?ini semua adalah salah Kakak "kata Arya yang langsung memeluk adiknya ini lagi dengan penuh kasih dan sayang dan juga sebuah penyesalan yang sangat besar.
Rara stres berat.
Kasihan Rara.
Untung saja dia tidak jadi bunuh diri. saat ini saja adiknya sudah menjadi setengah waras.
Bagaimana jadinya jika dia benar-benar mati kan.
Tapi Rara berkata,"Kakak aku serius kak.Aku benar-benar dapat uang nya kak.Jika tidak percaya, lihatlah rekening ku"
“Kamu… kamu serius, Ra?”
“Aku nggak main-main lagi, Kak. Kamu bilang kamu gagal jaga perusahaan? Tenang kak, aku sudah memiliki jalannya. Setelah ini kakak hanya perlu santai dan meneruskan kuliah Kakak saja .”
Arya tak sanggup berkata apa-apa. Air matanya jatuh lagi tapi kali ini, bukan karena putus asa…tapi juga rasa bersalah.
Dia memeluk adiknya lagi, lebih erat dari sebelumnya. “Maafkan Kakak ya, Ra… Kakak janji nggak akan jadi beban. Kakak janji... Kita...kita akan bangkit sama-sama.”
“Bukan beban, Kak. Kamu fondasi. Tapi sekarang… saatnya aku jadi dindingnya.”
Suara ketukan pelan di pintu kamar rumah sakit membuyarkan momen haru antara Rara dan Arya. Seorang pria paruh baya melongok ke dalam, wajahnya tampak canggung namun penuh harapan.
Dia adalah supir taksi.
Setelah di konfirmasi, istrinya lemas dan pingsan.Setelah sadar,dia langsung ingin bertemu Rara.
Di belakangnya berdiri seorang wanita berjilbab dan dua anak laki-laki, yang satu remaja dan satu lagi masih kecil. Si remaja itu seumur dengan Rara, matanya berkilat cerah melihat Rara. Kata ayahnya adalah Rara adalah seorang dermawan besar.
“Permisi… Nona Rara, istriku datang hanya ingin mengucapkan terima kasih,” ucap pria itu, menundukkan kepala penuh hormat.
Arya menoleh, dia tidak tahu dan sekarang merasa bingung.“Kalian siapa?”
“Saya supir taksi yang mengantar Nona Rara semalam. Ini istri dan anak-anak ku. Maaf kalau kami ganggu, tapi… Nona sudah melakukan hal yang besar buat kami.”
Si supir merasa tidak nyaman melihat Arya.Tapi dia mencoba menjelaskan duduk perkaranya.
"mobil yang dibawa oleh bapak adalah mobil sewaan. setelah ini bapak bisa mencari rezeki dengan mobilnya sendiri.Dan semuanya karena kebaikan hati nona "
Rara tersenyum lemah, matanya masih sedikit sembab.
“Tak apa, Pak. Saya senang bisa membantu.” Kata nya
Sejujurnya Rara juga tidak akan mendapatkan uang sebanyak itu jika tidak dibantu oleh orang lain. Lagi pula dengan cara seperti ini semua orang kebagian rezeki.
Sang istri lalu menyambung, suara tergetar. “Kami bukan cuma dapat mobil untuk usaha keluarga… tapi juga sepeda motor buat anak saya kuliah, HP baru, alat elektronik, bahkan baju-baju yang tidak pernah kami impikan. Semua datang seperti mimpi.”
“Kami pikir awalnya bercanda,”ujar anak sulung itu malu-malu. “Tapi ketika semuanya datang tadi pagi, saya… saya nggak tahu harus gimana kecuali bersyukur.”
Arya menoleh cepat pada Rara, matanya penuh tanda tanya.
“Kamu… kamu serius belanja sebanyak itu?”
Dan memberi kannya , tapi kata kata terakhir di telan begitu saja.
Belum sempat Rara menjawab, seseorang lain masuk ke kamar. Seorang pria muda berseragam staf villa, lengkap dengan name tag.
“Permisi, Nona . Maaf datang mendadak. Saya pelayan dari villa . Tadi pagi gudang penuh dengan barang-barang yang dikirim hampir bersamaan. Termasuk… eh… ratusan kotak kiriman dari Tanah Abang.”
Arya yang mendengarnya langsung duduk tegak. “ Ratusan kiriman... Dari..dari Tanah Abang?”
Pelayan itu mengangguk mantap.Melihat kedekatan nya,dia yakin Arya pasti lah saudara dari Rara pemilik vila.
“Betul, Tuan. Semua toko di lantai dasar dan beberapa lantai atas semalam dikabarkan habis diborong oleh Nona Rara. Kami diminta untuk menerima kiriman sebanyak dua truk besar dan lima truk kecil. Kami sudah mulai menyusun barang-barang sesuai item seperti perintah nona kemarin.”
Rara sendiri masih pusing, katanya dia nggak bakalan dapat barangnya yang nilai nya di atas seratus juta.
Tapi kok ada kiriman dari Tanah Abang.
Gimana cara ngitung nya.
Tapi rezeki yang datang ke pintu,maka dosa jika menolak nya.
Orang yang datang ini adalah pekerja lepas yang dipekerjakan oleh pengurus rumah di villa,pak Wijaya.
Rara tidak tahu bagaimana cara aplikasi uang bergetar melakukannya. Tapi yang jelas ,pola pikir orang ini masih berpikir hal-hal terkait pembelian besar-besaran itu adalah hal yang masuk akal.
Tapi beda dengan arya yang tidak percaya.
"Rara..?"
“Villa di...di puncak?” Arya mencengkeram sandaran kursi. “kapan Keluarga kita punya villa?”
keluarga mereka padahal keluarga pengusaha golongan menengah dan itu belum cukup syarat untuk membeli sebuah vila mewah apalagi lokasinya di puncak.
Rara terkekeh pelan. “Bukan keluarga kita tapi Aku kal,aku yang membeli nya secara pribadi.Kakak aku tidak tahu bagaimana membelanjakan uang sebanyak itu jadi nggak aku pergi saja ke Nusantara luxuria kan.Nah dari sepuluh vila sebagai hadiah aku mendapatkan satu. Lokasinya di Puncak"
Arya bersyukur karena dia tidak sedang minum dan jika dia sedang minum mungkin akan ada sesuatu yang muncrat di sini.
Rara sebenarnya punya villa pribadi.
Arya menatap adiknya seakan melihat orang asing.
Tapi bukan itu intinya.“Kamu belanja seluruh isi Tanah Abang, punya villa,mewah di puncak juga? Kamu yakin ...kamu adik kandungku?"
“Yakin. tapi maaf kakak bukan cuman villa doang, aku juga berhasil mendapatkan sebuah pesawat pribadi dan apartemen mewah di Cikini.Oh kebetulan juga aku membeli 6 buah sepeda motor dan sebuah showroom sepeda motor juga"
"Apa?Rara kau...
Arya bolak balik dasar sekali mencubit kakinya sendiri. Meskipun dia masih merasakan sakit namun sampai saat ini dia masih tidak percaya jika apa yang didengarnya adalah asli.
Di saat kehidupan mereka terpuruk adiknya sebenarnya sedang mendapatkan jackpot dari langit.
Ah gunanya program apa itu.
Uang kaget bergetar.
Orang bodoh mana yang mau memberikan uang secara gratis dan hidup tidak sedikit.
Cuma sekarang aku bukan gadis kecil yang cuma bisa nangis dan ngeluh Rara tersenyum, ada cahaya berbeda di matanya. “Aku belajar dari apa yang kamu alami, Kak. Sekarang giliran aku melindungi kita.”
Pelayan villa , menyodorkan tablet pada Arya.
Tablet yang menampilkan foto gudang dengan tumpukan kardus berlabel,baju muslim, kebaya, jas, sepatu, elektronik kecil, dan bahkan beberapa kain meteran dalam bal-balan besar.
Arya menatap layar itu lalu menghembuskan napas panjang. “Ya Tuhan… adikku ternyata adalah juragan besar di Tanah Abang.”
Hahahaha.
Mereka semua tertawa kecil, dan suasana kamar rumah sakit pun berubah dari tempat perawatan menjadi tempat penuh harapan.
Apa mngkin rara menghancurkan bisnis mereka sprt arya lakukan
dasar si doni masa si rara mau dbeli emangnya barang🥴