Lanjutan kisah Cinta Simon Dan Maria di Kisah Klasik Remaja. mau baca dulu silahkan biar ga bingung hehe..
kisah kehebatan Simon sang CEO dan Hacker Cantik Jenius bernama Maria.
mereka adalah pasangan suami istri yang masih muda.
Menikah di usia muda tentu saja menjadi tantangan tersendiri, apakah pernikahan mereka selalu berjalan bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan Reno
***
“Sayang, bangunlah.. Sudah adzan” bisik Simon mengurai Rambut Maria yang masih tertidur
“Enggh…..” Maria mengerjabkan matanya
Simon tersenyum, entah mengapa Maria selalu cantik. Bahkan ketika baru bangun tidur seperti ini.
“Shalat dulu yuk..” ajaknya
Maria mengangguk, masih mengumpulkan nyawanya.
“Dasar putri tidur!” ucap Simon sambil mengacak ngacak rambut istrinya
Maria mencebik.
“Siapa yang 3 hari ini bener bener bikin aku ga tidur ?” balasnya dengan bibir mengerucut
Simon tertawa
“Aku masih ingin mengeksplor kamu sayang, lihat rambut kamu saja belum ak…”
“Stop it kak! “ ucap Maria merona, Simon selalu saja begitu, selalu menggunakan alasan mengeskplor tubuhnya, namun tak pernah selesai selesai.
“Hahaha,, baiklah ayo mandi.. “
Maria mengangguk dan mereka mandi bersama yang tentunya tak sekedar mandi.
1 jam kemudian mereka sudah selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
“Laper banget, “ ucap Maria sambil menyandarkan dirinya di dada suami,
“Yaudah yuk turun”
“Lemes”
“Mau di gendong?”
Maria menggeleng pelan.
“Biasanya mama yang nganter makan siang kesini kalau aku lagi mager gini”
Simon tertawa.
“Hahaha, baiklah, kalau begitu kakak yang akan mengambil makanan untuk kamu..”
Mata Maria berbinar?
“Really?”
Simon mengangguk lagi.
“Hm.. tunggulah, my queen” ucap nya lembut dan mencium kening istrinya.
Maria mengangguk,
Sementara Simon menghampiri Sofia yang berada di ruang tengah.
“Loohh Marianya mana?”
“Manjanya lagi kumat, katanya lemes banget pengen makan diatas aja” jelas Simon
“Astagfirullah anak itu, bukannya siapin makanan buat suaminya, malah nyuruh” gerutu Sofia tak habis pikir.
“Gak apa apa Maa,” Simon tersenyum maklum. Baru tadi Briyan mengatakan hal itu.
“Maaf ya Simon, semuanya gara gara mama.. Dari dulu mama selalu melayani dia layaknya ratu, bahkan mama meminta Clara juga melakukan hal yang sama.. Sekarang kamu sebagai suaminya yang harus menggantikan kami”
Simon mengangguk pelan.
“Gapapa ma, aku tak mungkin meminta dia menjadi pembantu sementara biasanya dia menjadi ratu..”
Sofia tersenyum.
“Terimakasih, dan maafkan mama sekali lagi..”
Sofia menyiapkan makanan dan Simon tinggal membawanya.
“Kalau makan siang dia suka banyak, tapi kalau makan malam biasanya cuma sedikit.. Kalau kamu gimana?” tanya Sofia,
“Aku makan banyak kalau lagi laper banget Ma, aku ga membatasi porsi makan ku sesuai waktu seperti Maria” Simon meraih dua piring itu dan membawanya ke atas.
“Sayang, makan nihh”
Ucap Simon membuka pintu kamar dan masuk
“Makasih ya kak,” jawab Maria, dia lantas mengambil nampan yang di bawa Simon lalu menyajikannya di sebuah meja kecil di dalam kamarnya.
Meja itu berbentuk bundar dengan bantal duduk sebagai alasnya. Maria memang terbiasa mengerjakan tugasnya sambil ngemil sehingga di kamarnya dia diapkan sebuah meja dan bantal santai sebagai alasnya.
Mereka makan dalam diam, hanya ada dentingan sendok dan piring. Setelah selesai makan, Maria membereskan piringnya dan kembali ke bawah.
“Wuihh pengantin baru nihh..” sapa Reno.
“Ngapain lo kesini?” tanya Maria ketus.
“Ish kakak kok gitu, mentang mentang udah balikan sama kak Mon, aku jadi dilupain, padahal dulu pas galau curhatnya ke aku”
“Reno jaangan mulai dehhh..”
“Hehehe, gue kesini di telpon kak Mon..” jelas Reno, dia mengambil toples berisi cemilan didepannya.
Maria memandang Simon heran
“Kita harus mulai bahas bimbel kamu..”
“Jadi kamu bersedia untuk menjadi kepala bimbel nya Ren?” tanya Simon langsung
Reno mengangguk.
“Asal tak mengganggu kuliahku ya ga masalah” balasnya
“Baiklah, jadi kita akan mulai dulu mengenai target market kita..” jelas Simon.
Maria memutar bola matanya malas.
“Yaudah kalian obrolkan berdua. Kalau sudah ada keputusan kasih tau aku..”
“Sayang jangan gitu dong ini kan bimbel kamu nantinya”
Maria memutar bola matanya.
"Aku akan atur sistem pembelajarannya, kakak atur sistem bisnis nya. Deal?” ucap Maria
Simon mengangguk,
“Iya sayang, sini duduk” Simon menepuk kursi sampingnya
“Anti banget sama bisnis sih Kak!” ujar Reno.
“Ribet, “ sahut Maria
“Jadi masalah promosi, kalian udah mulai harus aktif sosmed, awalnya kalian share aja dokumentsai pernikahan kalian, bikin Q.A dan lain sebagainya..”
“Oke lo rencanain sama Clara ya!”
“Kalian mau gabung sosmed atau mau pake sosmed pribadi nih?”
“Ganti aja, “
“Oke gue atur buat bikin promosi biar followersnya banyak..”
“Rinci biayanya nanti Clara yang urus” sahut Maria cuek
Simon menghela nafasnya,
“Oke..”
Setelah itu Reno membuat site plan mengenai bisnis mereka.
Mereka menyetujui nya, Simon terntu lebih rinci masalah biaya, karena dia adalah seorang pebisnis. Dia tidak ingin kelelahannya dan tim yang akan dibuat oleh Maria tidak menguntungkan. Mengenai Maria yang akhirnya harus banyak tampil di sosial media sebagai talent dari brand yang dia buat itu tak menjadi masalah selama masih dalam pengawasan Reno, Raffi dan juga dirinya. Walaupun mungkin akan ada banyak sisi negatifnya.
“Jadi gimana rasanya menikahi kak Mar?” tanya Reno ketika mereka hanya berdua karena Aldo menelpon Maria.
“Alhamdulillah, sangat luar biasa.. Penantian selama 9 tahun yang berujung indah..” jawab Simon mantap. Matanya masih memilah milah berkas yang sedang dia susun.
Reno tersenyum
“Aku senang karena penantian kakak ku tak sia sia”
“Jujur gue ga nyangka ternyata dia galaunya ke elo. Selama ini dia cuma nanyain gue doang ke Raffi, tapi ternyata dia juga cerita banyak ke elo..”
“Iya, dia selalu ngungkapin kekesalannya ke gue.. Tapi sorry gue ga akan bocorin apa apa ke lo kak!”
“Gue ngerti, tapi kalau ada apa apa, terutama jika terjadi kesalahfahaman antara kami, gue harap lo mau bantu gue biar bisa baikan sama dia nantinya” jelas Simon. Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk menghindari konflik besar nantinya.
“Ya, gue akan berusaha jadi penengah antara lo dan dia nantinya, sama kayak yang selalu kak Raffi lakukan selama ini”
“Iya, thanks Ren, lo boleh ada dii pihak dia..”
“Urwelcome kak.. Selamat buat pernikahan kalian sekali lagi..”
“Gue pamit udah sore, lo juga butuh berduaan kan sama dia?” Reno mengerling jahil.
“Syukur deh kalau lo ngerti" sahut Simon