NovelToon NovelToon
Dimanja Suami SMA

Dimanja Suami SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Beda Usia
Popularitas:17.6k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Sebuah bakti kepada orang tua, mengharuskan perempuan berumur 27 tahun menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya yang selama ini ia anggap sebagai adik. Qila yanh terbiasa hidup mandiri, harus menjalani pernikahan dengan Zayyan yang masih duduk di bangku SMA. “Aku akan membuktikan, kalau aku mampu menjadi imam!” Zayyan Arshad Qila meragukannya karena merasa ia lebih dewasa dibandingkan dengan Zayyan yang masih kekanakan. Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Bagaimana keduanya menghadapi perbedaan satu sama lain? Haloo semuanya.. jumpa lagi dengan author. Semoga kalian suka dengan karya baru ini.. Selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Itu Jawabannya!

Zayyan yang terjaga sepanjang malam, memutuskan mendahului ibu mertuanya untuk membuat sarapan. Mukhsin dan Ana yang melihatnya sudah berkutat di dapur hanya diam tidak menegur karena tahu selama ini Zayyan yang memasak untuk anak mereka.

“Kamu ke masjid, tidak?” tanya Mukhsin.

“Iya, Yah. Sebentar!” Zayyan menutup tudung saji dan segera bersiap.

Tepat saat iqomah terdengar, Mukhsin dan Zayyan berangkat dari rumah. Qila yang bangun, mendapati sang ibu yang keluar dari kamar mandi.

“Kalau kamu lapar, makan duluan saja. Suamimu sudah menyiapkan makanan.” Kata Ana yang kemudian masuk kamar untuk melaksanakan sholat.

Qila hanya melihat tudung saja yang tertutup di meja sekilas. Ia segera masuk ke kamar mandi dan keluar dalam keadaan segar. Ia melaksanakan sholat di kamar, sampai saat Zayyan datang dan mengetuk pintu kamarnya.

“Deng…”

“Ada apa?” tanya Qila yang membukakan pintu.

Zayyan tersenyum melihat Qila yang masih mengenakan mukena. Ia yang bermaksud membangunkan Qila merasa malu karena mengira istrinya belum bangun.

“Mau jalan-jalan pagi, tidak?”

“Tidak.”

“Kalau sarapan, bagaimana? Aku sudah buat telur gulung, ayam kecap dan tumis kangkung.”

“Tidak mau.” Qila ingin menutup pintunya kembali, namun Zayyan menahannya.

“Maafkan Abang, Deng. Abang salah. Jangan marah, oke?”

Zayyan yang mendekat, membuat Qila mencium aroma tubuhnya hingga ia merasa mual.

“Hueek…” Qila mendorong suaminya dan berlari ke kamar mandi.

Zayyan mengikuti Qila, begitu juga dengan Mukhsin dan Ana yang duduk di ruang tamu segera menyusul. Qila memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan kuning. Suaminya yang mendekat justru membuatnya semakin mual.

“Abang jangan dekat-dekat!” teriak Qila.

“Sini, Nak. Biar Ibu yang bantu Qila.” Kata Ana yang masuk ke dalam kamar mandi lalu menggosong punggung Qila lembut.

Zayyan hanya bisa melihat dengan tatapan sedih. Ia juga merasa kecewa karena Qila justru mengusirnya.

“Mungkin itu pengaruh hormon kehamilan. Jangan marah ya, Nak!” kata Mukhsin yang mengajak Zayyan duduk di dapur.

“Ibu pernah mengidam, tetapi tidak pernah mengusir Ayah, Yah.”

“Setiap Ibu hamil itu punya ngidam masing-masing. Tidak bisa disamakan.”

“Apak arena Qila marah, Yah?”

“Memangnya marah kenapa kalau Ayah boleh tahu?”

Mau tak mau, Zayyan menceritakan apa yang dikatakannya saat di klinik hingga membuat istrinya marah. Ia perlu nasihat dari orang tua karena ia kurang pengalaman menghadapi istri dan ibu hamil sekaligus.

Menceritakannya, tentu Zayyan juga terus terang kalau mereka menunda kehamilan dengan menggunakan pelindung selama berhubungan. Mendengarnya, Mukhsin hanya menganggukkan kepalanya.

Beliau merasa hal tersebut wajar karena keduanya masih sama-sama muda dan belum berpengalaman. Zayyan tidak menceritakan perihal hubungan terakhir mereka yang tanpa pelindung, sehingga Mukhsin mengira jika pelindung yang digunakan bocor.

“Yang Namanya pencegahan itu tidak luput dari kesalahan. Apalagi kalau berhubungan dengan rezeki dari Allah. Mungkin saja Allah melihat kalian sudah siap, makanya Qila hamil.”

“Lalu bagaimana cara Zayyan meminta maaf kepada Qila, Yah?”

“Perasaan ibu hamil itu sangan sensitif, kamu tidak bisa memaksanya. Pelan-pelan, nanti dia akan luluh sendiri. Yang penting kalian hari ini harus menemui dokter kandungan untuk melihat perkembangan janin.”

“Baik, Yah.”

Ana yang menuntun Qila, duduk di dekat Mukhsin dan Zayyan. Qila yang sudah tidak berselera makan akhirnya hanya makan roti dengan susu dipaksa sang ibu yang tidak tega melihatnya lemas.

Zayyan menatap Qila yang kembali tidur dari pintu. Ana yang menemani Qila hanya bisa tersenyum melihat kelakuan anak dan menantunya.

Pukul 8 pagi, Qila dan Zayyan sudah siap pergi ke rumah sakit. Kali ini Qila mengenakan masker untuk menghindari aroma tubuh suaminya. Bahkan saat Qila tidak mau berpegangan, Zayyan mengalah dan memilih memelankan laju motornya.

Keduanya mendapat nomor antrean 9 saat mendaftar. Sambil menunggu, Zayyan pergi ke kantin rumah sakit untuk membelikan istrinya air mineral dan makanan ringan. Sayangnya Qila tidak mau dan hanya memilih memejamkan matanya.

“Atas nama Mazaya Aqeela.” Panggil perawat poli kandungan.

Qila dan Zayyan berdiri. Keduanya masuk ke dalam ruangan dan bertemu dengan dokter.

“Ini kantung kehamilannya dan ini janinnya. Ukuran asli sebesar biji wijen. Apa ada keluhan, Bun?” tanya Dokter.

“Mual dan kram perut, Dok.” Jawab Qila.

“Saya akan resepkan obat anti mual dan vitamin yang harus Bunda konsumsi untuk mendukung perkembangan janin. Pemeriksaan selanjutnya bisa dilakukan 2 minggu lagi.”

“Baik, Dok.”

“Apa Ayah ada pertanyaan?” tanya Dokter yang melihat pandangan Zayyan tak lepas dari layar monitor.

“Maaf, Dok. Saya masih tidak mengerti kenapa istri saya bisa hamil.” Jawab Zayyan spontan.

“Abang!” tegur Qila.

“Ah! Maaf. Bukan maksud saya meragukan istri saya. Saya hanya bingung karena selama ini kami menggunakan pelindung.”

“Kalau menggunakan pelindung tetapi tetap hamil, kemungkinan ada kebocoran pada pelindung.”

“Saya sudah mematikan membeli pelindung yang bagus dan memastikan kemasannya tidak bocor, Dok.” Dokter menatap bingung ke arah Zayyan dan Qila.

“Apa Ayah yakin tidak ada melakukannya tanpa pelindung?” tanya Dokter hati-hati.

Qila yang merasa dipermalukan oleh Zayyan berdiri ingin keluar dari ruangan.

“Terakhir berhubungan saya mengeluarkannya di luar, Dok.” Jujur Zayyan yang membuat Qila menghentikan tangannya yang akan membuka knop pintu.

“Itu jawabannya!” seru dokter kandungan.

“Tapi itu di luar, Dok.”

“Sebelum ejakulasi, laki-laki mengalami pra-ejakulasi. Cairan pra-ejakulasi bisa saja mengandung sperma dan jika masuk ke dalam Rahim, sperma tersebut dapat membuahi sel telur. Mungkin saja, Anda cairan pra-ejakulasi itu keluar sebelum Ayah mengeluarkannya. Makanya bisa terjadi pembuahan dan istri Anda hamil.” Jelas dokter dengan senyuman.

Dalam hati dokter dan perawat, mereka sedang menahan tawa karena bertemu dengan pasangan yang polos. Jika saja status mereka bukan suami istri, mungkin dokter dan perawat akan mengira mereka adalah pasangan kekasih yang kebablasan.

“Jadi begitu…” Zayyan merasa bersalah karena meragukan istrinya.

Qila keluar lebih dulu, di susul Zayyan yang meminta maaf atas apa yang sudah ia ucapkan semalam. Jika saja ia tahu akan seperti ini, ia tidak akan melakukannya tanpa pelindung. Dan sekarang istrinya marah karena pertanyaan yang meragukan kehamilannya.

Sampai di rumah, Qila mengunci diri di kamar. Kedua orang tua Qila hanya bisa menyaksikan anak mereka merajuk karena mereka juga tidak bisa membujuk Qila. Zayyan sendiri hanya bisa pasrah karena semua ini terjadi karena keraguannya.

Sambil menunggu istrinya keluar dari kamar, Zayyan membuka ponselnya dan segera menelusuri apa yang dikatakan dokter. Semua informasi keluar, membuat Zayyan semakin merasa bersalah.

Tak ingin larut dalam rasa bersalah, Zayyan menelusuri informasi terkait ibu hamil apa saja yang perlu diperhatikan dan apa yang menjadi pantangan. Semua ia pelajari agar bisa menemani kehamilan istrinya dengan penuh persiapan.

.

.

.

.

.

Diusahakan bisa rutin up, radang sembuh datang pilek dan batuk karena satu rumah gantian tumbangnya.. hee

1
indy
selamat qila zayyan
indy
sweet banget si zayyan
Princes Family
baca cerita ini bikin senyum2 sendiri. Ngehaluuuu aja bikin seneng 😆

Meski back to realita nya kondisi suami, ortu, dan mertua yang kaya gini sepertinya jarang ada ya? apalagi suaminya termasuk masih usia remaja. Kalo d dunia nyata ada sosok Zayyan, hebat banget ya ortunya bisa didik anak seperti ini
Meymei: Ada kak, cm gak semirip Zayyan 🤭
total 1 replies
indy
zayan jangan forsir tenaga sdh mau ujian
indy
semangat
indy
lanjut
indy
sweet...
indy
lanjut
indy
sweet banget
indy
banyak yang hati, teman sekolah zayyab dan teman kerja qila
Mudrikah Ikah
lanjutan nya mana
Meymei: Sabar ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
mampir thor
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
Rian Moontero
qu mampir kak mey🖐🤩🤸🤸
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!