Pertemuan Jingga dengan seorang lelaki bernama Syahrul Ibrahim banyak merubah kehidupannya, yang semula ia pikir akan selama nya MENDUNG ternyata Allah memberikan pelangi yang begitu indah. Tak pernah Jingga merencanakan harus menikah dengan lelaki seperti apa Dan usianya BERAPA, yang ia Tau bahwa jingga membutuhkan seseorang yang dapat melindungi kehormatan dan kesucian dirinya. Kegigihan Arul mengejar Jingga karena ia Tau bahwa jingga layak untuk diperjuangkan, begitu pula dengan Jingga. Ia hanya mau BERJUANG dengan orang yang telah memperjuangkan DIRINYA, Jingga yaqin Arul jodoh yang dipilih untuk dirinya Dari Langit.
Arul sangat BAIK memperlakukan Jingga, walaupun ia seorang Duda. Tidak pernah sekalipun meminta sesuatu yang mengarah pada Hal yang MELECEHKAN Jingga, karena niat Arul adalah membawa Jingga kedalam ikatan suci yang penuh keridhaan-Nya.
Arul Tidak menawarkan CINTA yang sekadar kamuflase atau retorika, setelah mengatakannya selesai tanpa bukti. Arul terus membuktikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Sejak kejadian tadi pagi, aku mengurung diriku dikamar. Tidak turun kelantai bawah sama sekali, sekarang sudah waktunya aku berangkat bekerja. Aku keluar Dari kamar dan mulai menuruni anak tangga, aku melihat mamaku sekilas yang berada diruang keluarga. Aku Tidak menyapanya, beliaupun demikian.
Aku melihat abangku sedang mengutak-atik motornya, Tidak bekerja setelah lulus sekolah. Dikuliahkan juga nggak mau, setiap hari hanya kluyuran nggak jelas. Itulah produk hasil didikan mamaku, entah akan jadi apa hidupnya kelak disaat orangtua telah tiada. Aku membayangkannya saja sudah menakutkan, karena abangku nggak miliki skill yang mumpuni.
Aku bangkit dari dudukku setelah selesai memakai sepatu, dan ku lewati abangku begitu saja tanpa bertegur sapa. Begitulah SIKAP mereka padaku jika mama tak mau bicara dengan ku, maka semua penghuni rumah tersebutpun tak akan bicara padaku.
Setelah LEBIH kurang satu jam perjalanan, akhirnya aku sampai juga ditempat kerjaku. Aku masuk kedalam lift menuju lantai 4 tempatku bekerja, suasana yang semula terasa asing kini menjadi Hal biasa.
Aku berjalan menuju stage, tapi tiba-tiba tanganku dipegang seseorang. Pada saat aku menoleh ternyata pak Arul, aku pun menarik nafas dengan kasar.
"Huuuhh..." Sambil ku tatap dalam-dalam pak Arul, yang ditatap justru cengar cengir. Perbedaan usia kami 19 tahun, sangat mencolok bukan?
"Jingga... Keluarlah dari pekerjaan ini, aku ga sanggup melihatmu ditatap oleh mata para bajingan yang menginginkanmu. Setiap Kali ada aja para tamu yang menyodorkan minuman, makanan Dan lain-lainnya" Dengan tatapan khawatir pada jingga, KETULUSAN yang terasa mendalam.
"Aku siap menikahimu, melindungimu Dan mencintaimu dengan seluruh jiwaku. Jangan sampai tempat ini aku bakar!" Ujar pak Arul mulai dengan emosi, jinggapun membelalakan matanya terkejut.
"Pak jangan gila yaa! Saya .." Belum selesai ku bicara.
"Aku serius jingga! Aku gamau kamu dinikmati mata-mata bajingan! AKU MENCINTAIMU SEJAK PERTAMA MELIHATMU!"
Dengan kesungguhan yang terucap, walau ga sampai jongkok seperti difilm-film kalau lagi melamar seorang wanita. Rasanya aneh saja seorang lelaki melamar wanita dengan cara seperti itu, buat aku nggak ada istimewanya. Lelaki adalah pemimpin bagi wanita, maka ketegasan, berprinsip dan menuntun wanitanya adalah sebuah tanggungjawab besar dihadapan Rabbnya kelak.
Pak Sam ternyata memperhatikan kami, entah sejak kapan beliau ada disana. Bukan ekspresi marah, namun tersenyum. Apa yang buat beliau tersenyum, entahlah... Rasa malu menyeruak dalam diriku, ternyata banyak mata yang memperhatikan kami.
"Sekarang saya harus bekerja, kita bahas nanti lagi pak. Saya malu dilihat banyak orang, apakah anda Tidak memperhatikan disekitar kita?" Sambil mataku melirik disekitar ruangan tempatku bekerja.
"Aku Tidak perduli dengan semua itu jingga! Hanya kamu yang aku perdulikan! Aku Tidak akan keluar Dari tempat ini tanpa kamu!" Ucapnya serius
"Hemmm..." Sulit sekali mengusirnya Dari sini, dalam hatiku
Ternyata pak Arul adalah seorang arsitek, beliau seorang Duda ditinggal mati oleh istrinya beberapa tahun lalu. Banyak wanita yang menginginkan untuk dijadikan istri, Dari daun muda sampai yang daun tua. Informasi tentang DIRINYA, aku dapatkan Dari Bella, aku Tidak bertanya darimana Bella Tau tentang pak Arul. Sosok pak Arul usia 40thn, dengan tinggi badan 180, rambut yang selalu tapi, brewok yang menambah kharisma nya. Suara bariton khas dimilikinya, kulit putih Dan alis tebal, mata elang. Ketampanan tak lentur dimakan usia, SIKAP nya yang melindungi Dan perduli. Itulah yang menambah nilai plus ketampanan Dan kegagahannya.
"Baiklah saya akan resign, tapi izinkan saya menyelesaikan tugasku untuk hari ini saja" Tegasku pada pak Arul, karena aku pun sudah muak dengan kondisi ini, saatnya aku pergi Dari mamaku pikirku.
"Alhamdulillah... Yaa jingga, selesaikan tugasmu hari ini. Tapi jangan memintaku pergi Dari sini, aku menunggu mu sampai selesai bekerja. Aku ga mau kamu diganggu para bajingan yang ada disini!" Ujarnya padaku dengan senyum LEPAS, aku hanya mengangguk kepala dengan pasrah.
Memang ada beberapa pria yang intens memberikan macam-macam hadiah untukku, tetapi semua itu selalu ku tolak. Karena aku tak mau banyak berhutang budi, tapi para petualang itu tak MUNDUR untuk merebut hatiku. Focusku Tidak tentang HATI, tetapi focusku sekarang hendak pergi Dari rumah mamaku.
Beberapa jam kemudian pekerjaan ku selesai, aku bersiap untuk pulang. Pak Arul selalu tersenyum disaat menatapku
"Mau langsung pulang atau makan dulu?" Tanyanya
"Makan dulu aja pak, boleh?" Tanyaku padanya
"Tentu aja boleh dengan senang HATI, tapi panggil aku dengan sebutan mas atau abang...bisa yaa jingga?" Pintanya
"Hemm... Akan aku coba pak Eeh mas" Kataku dengan sedikit grogi, karena beliau begitu berkharisma. Sebab itulah membuatku seakan sulit LEPAS darinya.
Kami makan nasi uduk dengan lauk beraneka ragam jenisnya, mas Arul begitu melayaniku dengan sangat BAIK.
"Tunjuk aja kamu mau apa, setelah itu kamu duduk. Biar aku yang bawa Dan bawa kekasir" Ujarnya dengan suara yang lembut padaku.
"Yaa mas, aku nasi uduk PAKAI bihun, ayam goreng Dan Tempe goreng sama sambelnya yang banyak" Banyak yaaa makan ku, malu-malu aku melihat senyum mas Arul
"Maaf mas makan ku banyak" Dengan menutup wajahku
"Hehe... Ga apa-apa, kamu lelah setelah bekerja. Justru aku suka kamu minta banyak padaku" Ujar mas Arul padaku
Setelah selesai memilih makanan, mas Arul menuju kasir untuk membayarnya. Tak begitu lama mas Arul duduk berhadapan dengan ku, kami mulai makan sambil ngobrol. Tentang pekerjaan Dan apa saja, MENIMBULKAN keakraban secara alami. Mungkin faktor usia yang membuat beliau mudah mengimbangi aku, kelembutan Dan kesabarannya yang membuat hatiku luluh lantak dibuatnya.
"Mas udah yuk kita pulang sekarang" Kataku setelah selesai makan, sebenarnya aku sudah merasakan nyaman disampingnya.
"Yaa sayang kita pulang sekarang" Tatapannya penuh dengan CINTA disaat mengatakan itu.
"Haa?? Apa mas??" Terkejut aku dengan ucapannya
"Sayang sayang sayang... Sayangku jingga" sambil tersenyum lebar kearahku, sedangkan aku sudah grogi habis dipanggil berulang-ulang seperti itu. Belum lagi beberapa mata mengarah kepada kami, dengan turut senyum-senyum.
Lalu kami menuju kemobil Dan melaju dengan santai menyetirnya, mas Arul terus saja melirik ke arahku.
"Aku ingin melamarmu, bisakah aku bertemu kedua orangtuamu?" Tanya mas Arul memecahkan keheningan.
"Aku belum bisa menerima lamaranmu mas, aku menerima pekerjaan yang kamu janjikan. Aku mau kuliah dulu mas, baru setelah itu menikah" Seriusku katakan pada mas Arul
"Aku sangat mendukung kamu untuk lanjut study sayang, setelah menikah kamu bisa kuliah. Menikah bukan alasan Tidak kuliah, aku melamar mu karena ada alasan yang KUAT untuk mu jingga sayang" Ucapnya meyakinkanku.
"Tapi orangtua ku belum Tentu menerima mu mas, terutama mamaku. Aku takut kalau kamu hanya dimanfaatkan mamaku, aku ga mau kamu terbebani atas SIKAP mamaku" Aku mencoba meyakinkan mas Arul
"Aku Tidak perduli, seperti APAPUN mamamu. Bagiku hanya kamu yang terpenting. Insya Allah kita hadapi sama-sama, niat BAIK ini ga mau aku menundanya....tolong pahami semua ini sayang" Begitu excited mas Arul saat mengatakan itu.
Kami sudah sampai DIDEPAN rumahku, apakah mamaku akan setuju pada mas Arul ?
Bersambung