NovelToon NovelToon
Bukan Pernikahan Biasa

Bukan Pernikahan Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desnisa

"Saya tidak merasa terjebak dengan pernikahan ini.Kamu tau,tak ada satu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.Semua atas kehendak Tuhan.Daun yang jatuh berguguran saja atas kehendak Tuhan.Apalagi pernikahan kita ini,terjadi atas kehendak-Nya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

"Kenapa Vania sampai bisa di tabrak mobil,ha...!" Teriak om Farhan pada Elang begitu sampai di rumah sakit.

Dalam perjalan tadi Elang sempat memberitahu kejadian tadi kepada keluarga Vania.

Dengan terpaksa Elang menceritakan kronologi kejadian sebenarnya tanpa harus di tutup-tutupi.

"Brengsek kamu Elang,tega kamu menyakiti hati anak saya.Saya bunuh kamu...!!!" Om Farhan mencekik leher Elang dengan kedua tangannya.

"Papa...jangan pa..." Tante Eliana,istrinya om Farhan menarik tangan suaminya.

"Sabar pa,ini di rumah sakit.Ga enak kalau kita sampai bikin keributan...Lebih baik kita fokus pada Vania..." Tante Eliana memeluk tubuh suaminya setelah melepaskan Elang.

Elang hanya menunduk diam,memang semua ini salahnya.Dia merasa tak pantas untuk membela diri.

Setelah emosinya mulai turun om Farhan kembali mendekat pada Elang." Kamu telah mengecewakan saya,El.Padahal saya sudah menyayangi kamu seperti saya menyayangi Vania dan Ferdy.Saya telah menaruh harapan besar sama kamu bahwa kamu satu-satunya yang bisa membahagiakan putri saya.Tapi kamu malah menyakiti putri kesayangan saya." Bentak om Farhan.

"Sebaiknya kamu angkat kaki sekarang sebelum kesabaran saya habis!" Hampir saja pak Farhan memukul Elang kalau tidak saja di tahan oleh istrinya.

"Sekali lagi saya minta maaf,om,tante.Saya akan bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada Vania."

"Pergi kamu...!" Om Farhan tambah emosi mendengar penuturan Elang.

Dengan berat hati Elang meninggalkan rumah sakit.Untuk saat ini lebih baik pergi dulu dari rumah sakit.Kejadian barusan pasti membuat om Farhan dan istrinya masih marah padanya.

Setelah ganti pakaian di apartemennya,Elang mengarahkan mobilnya menuju kosan Salma dan menghubungi wanita itu lewat ponsel.Namun tidak di angkat walau aktif dan mencoba mengirim pesan tapi tak juga dapat balasan.

Setelah sampai di depan kosan itu,Elang keluar dari dalam mobil.Tampak semua lampu kamar di bangunan tingkat dua kos kosan itu menyala kecuali kamar milik Salma yang berada di lantai dua.

Kemana dia? Apa dia sudah tidur? Tapi ini masih terlalu cepat untuk tidur.Atau dia sedang pergi bersama Galang? Berbagai macam dugaan menggeluti pikirannya.Pria itu kembali menghubungi Salma.Dia sangat membutuhkannya sekarang.

Sementara di dalam kamar Salma.Tampak Ponsel gadis itu yang berada di sampingnya diatas kasur terus berdering dan berpendar terang di dalam kamar yang gelap itu.Panggilan terakhir dari Elang membangunkan si pemilik kamar yang merasa kelaparan.

Matanya menatap nama "Adiknya Galang" yang dia tulis untuk nama kontak Elang tertera di layar ponselnya.Namun gadis itu membiarkannya.Untuk sementara dia akan menghindar dari Elang guna menenangkan hatinya.Atau mungkin dia tidak akan pernah menemuinya lagi seperti permintaan tante Rieta.Lagi pula belum ada dan tidak ada apa-apa di antara mereka berdua.Jadi tak ada yang harus di risaukan.

Setelah ponselnya tidak berdering lagi,Salma mengambil dan menge-cek nya.Begitu banyak panggilan tak terjawab dari Elang.Kini jari jemarinya membuka pesan dan membacanya.

"Salma,kamu di mana?"

"Aku ada di depan kos kosan kamu."

"Kalau kamu ada di kamar tolong keluar."

"Salma..."

"Kamu baik-baik saja kan?"

"Salma,mengapa teleponku gak diangkat,please jangan bikin aku kuatir."

Salma merangkak mendekat ke jendela kamar dan mengintip lewat gorden,benar saja ada Elang sedang berdiri di samping mobilnya.Lelaki itu terlihat begitu tampan dengan kemeja lengan panjang berwarna hitam yang lengannya digulung sampai siku.Terlihat Elang sesekali mengusap wajah dan rambut ikalnya yang tebal.Untuk sesaat Salma menikmati sekaligus mengagumi wajah suaminya itu.Ada perasaan hangat memenuhi relung hatinya.

Salma kembali ketempat tidur takut Elang memergokinya karna pria itu terus memandang kearah kamarnya.

"Maaf mas,mungkin kita ga usah pernah ketemu lagi.Kita jalani hidup kita masing-masing." Bathin Salma walau terasa sakit.

Salma berdiri menuju kamar mandi untuk bersih-bersih dan berwudhu,dia telah melewati waktu magribnya dan beberapa menit lagi akan masuk waktu Isya.Walau agak pusing akibat kelamaan menangis dan perut yang lapar,gadis itu tetap menunaikan kewajibannya.

Elang masih terus menatap ke arah kamar Salma yang gelap.Dia terlihat sedikit putus asa.

"Salma...kamu di mana ...perasaan kemarin terakhir ketemu kita baik-baik saja." Bathin Elang kemudian memasuki mobilnya memutuskan untuk pulang.Merasa tidak enak terlalu lama di depan kosan khusus wanita.

Sampai di apartemen,Elang masuk kedalam tanpa semangat.Namun dia heran,lampu apartemennya menyala.Dirinya merasa tak pernah lupa mematikan lampu saat akan pergi.

"Mami!" Pekiknya sedikit terkejut ada mami Rieta duduk di sofa dengan wajah marah dan penuh air mata.

"Kamu memutuskan Vania demi wanita bekas kakak mu itu.Apa kamu sudah gila,ha!" Tiba-tiba mami Rieta telah berada di hadapan Elang dan menamparnya.

Elang hanya diam sambil memegang pipinya yang terasa perih dan panas.

"Sekarang Vania tak berdaya di rumah sakit karna ulah kamu.Mengapa kamu diam saja,El.Kamu benar-benar sudah mempermalukan mami dan papi di hadapan keluarga Vania.Kamu anak durhaka,padahal mami sudah menyuruh kamu untuk meninggalkan wanita sialan itu.Gara-gara wanita itu kamu tega menyakiti Vania!" Teriak mami Rieta,dadanya terlihat turun akibat amarah yang memuncak.

"Mami...maaf mi..." Elang hendak meraih tangan mami Rieta namun dengan sigap wanita itu menjauh.

"Mama ga tau lagi harus bilang apa sama kamu,El.Mama hampir gila memikirkan semua ini.Mulai saat ini,jangan anggap mami dan papi sebagai orang tua mu lagi.Anggap kami sudah mati." Mami Rieta menghapus air matanya kemudian meraih tas tangannya dan bergegas pergi tanpa menoleh lagi pada Elang.

"Mami..." Panggil Elang dengan suara parau.Matanya terasa perih menahan air mata yang saling berdesakan ingin keluar.

"Jangan pernah panggil saya mami lagi!" Mami Rieta membalikkan badan dengan mata melotot dan membanting pintu dengan keras

Hati Elang begitu teriris mendengar penuturan maminya.Namun pemuda itu hanya diam saja.Karna dia tau,semua yang keluar dari mulut maminya itu tidak dari hati.Sebab sang mami sedang dalam keadaan marah dan butuh waktu untuk menerima keadaan ini.

Pemuda itu menghempas tubuhnya di atas kasur.Pikirannya begitu kalut.Berharap wanita yang bisa menenangkan hatinya berada di dekatnya.Tapi kenyataannya wanita itu tak bisa di hubungi apalagi di temui.

Baru akan memejamkan matanya karna merasa lelah dan mengantuk.Tiba-tiba bel berbunyi secara membabi buta.

"Siapa sih? Apa mami balik lagi?" Gerutunya kesal dan bangkit untuk membuka pintu.

Tiba-tiba bogem mentah menghantam wajahnya bertubi-tubi.

Tubuh Elang tersungkur di lantai dan mencoba untuk bangkit sambil memegang sudut bibirnya yang terasa perih.

"Lu apa-apaan sih,Fer.Datang-datang main pukul aja!" Ucap Elang setelah tau siapa pelakunya.

Ferdy,adiknya Vania tengah berdiri di hadapannya dengan wajah marah.Dadanya terlihat turun naik,tangannya mengepal dengan kencang.

"Lu yang apa-apaan?!" Lu sudah nyakitin kakak gua."

Ferdy kembali memukul dan menghajar Elang saat pria itu berusaha untuk bangkit."Kalau sampai terjadi sesuatu sama kakak gua,habis lu El!" Pekiknya penuh emosi.

Ferdy kembali menyerang dan memukul Elang tanpa ampun.Ferdy menyeringai puas dan meninggalkan tempat itu setelah Elang babak belur tak berdaya.

***

"Neng Salma mau kemana pagi-pagi begini?" Tanya bu Ratna ibu pemilik kos saat Salma datang kerumahnya dengan membawa sebuah tas jinjing berukuran cukup besar.

"Bu,Salma mau pulang kampung dulu untuk beberapa hari.Ada keperluan mendadak." Jawab Salma.

"Oh gitu ya neng.Yaudah hati-hati di jalan,salam sama ibu bapak kamu." Bu Ratna mengantarkan Salma menaiki sebuah bajaj yang akan mengantarkan gadis itu ke stasiun kereta.

Salma memutuskan untuk pulang ke Bogor dan menceritakan kejadian yang sebenarnya pada kedua orang tuanya.Dia harus mengakhiri semuanya sebelum terlanjur jauh.Gadis itu tak ingin kalau keluarganya sampai kenapa-napa.

Didalam kereta,Salma mengingat satu persatu kejadian yang terjadi dalam dua pekan ini.Yang paling menyakitkan adalah saat tante Rieta menjelek-jelekkan ibunya.Rasa sakitnya berlipat-lipat, melebihi rasa sakit saat menyaksikan Galang menikah.

Salma berusaha menahan agar air matanya tidak sampai menetes di tengah-tengah ramainya orang di dalam kereta api.Rasa sakit itu membuat tekadnya bulat untuk menjauh dari kehidupan Elang.Menghilang dari kehidupan keluarga Elang tepatnya.Keluarganya lebih berharga dari apa pun di dunia ini.

Namun tiba-tiba terlintas sikap dan perlakuan Elang yang lembut dan penuh perhatian padanya.Mata gadis itu mengerjap dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghalau perasaan hangat yang sempat hadir.

Setelah menempuh lebih kurang tiga jam perjalanan naik kereta,angkot dan ojek.Salma sampai di depan rumahnya dengan selamat.

Salma tersenyum,udara pagi nan sejuk membuat hati dan pikirannya tenang.Namun senyuman itu hanya sesaat,sebab matanya menangkap penampakan sebuah mobil hitam yang sedang parkir di samping rumahnya.

Dia sangat mengenal siapa pemilik mobil itu.Ya,itu adalah mobil milik Galang.Dada Salma bergemuruh hebat."Mengapa mas Gaga pagi-pagi ada di sini? Sedang apa dia?" Batinnya.

Salma berjalan pelan-pelan melalui pintu belakang agar tidak bertemu Galang.Saat membuka pintu dapur,alangkah terkejutnya dia melihat Galang ada di dapur bersama emak dan bapak.Mereka sedang menikmati kopi dan ubi goreng di depan tungku kayu sambil tertawa bahagia.Memang sudah menjadi kebiasaan keluarga Salma sarapan pagi di depan tungku.Cuaca dingin di pagi hari membuat mereka betah berlama-lama berada di dapur untuk mendapatkan rasa hangat dari tungku kayu.

"Sedang apa mas Gaga di sini,apakah dia sudah menceritakan yang sebenarnya terjadi? Ah,terserah dia mau apa di sini,aku ga perduli." Bathin Salma.

1
ngatun Lestari
modus ah Helena... elang jaga hatimu ya .istrimu bentar lagi juga nyampe...ketemu, dan kuharap kalian bisa bersama dengan bahagia sampai mau memisahkan...tanpa drama ulat keket
ngatun Lestari
Salma, nanti ketemu suami kamu ya di rantau
ngatun Lestari
ayo...semangat menulis lagi.. lanjut
mukhlisar Sar
kalau begini untuk membaca bertahan tahan gak usah aja novel ini disini
ngatun Lestari: jangan berkomentar yang tidak baik, maaf.
menulis juga butuh ketrampilan dn ketenangan juga kecerdasan, kalo tidak suka mendingan tinggalkan saja tidak usah dibaca. tapi jgn komentar yg merugikan penulis, kasian sudah mengeluarkan energi dan waktu juga ide yg tidak mudah.
total 1 replies
mukhlisar Sar
karya yg sangat bagus dengan alur ceritanya membuat kita penasaran untuk melanjutkan untuk membacanya
ngatun Lestari
lanjut...
ngatun Lestari
kalo jodoh tak kan kemana...yakinlah itu
ngatun Lestari
lanjut dong.... seru ini
ngatun Lestari
semangat...cerita yg bagus.
Hary Nengsih
klo gakbada restu mending pidsh aja gak bakalan bahagia kedepan nya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah salma jd rebutan ya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
elang plin plan
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah istri rasa pacar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!