Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.
Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.
And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.
Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Twenty Five
"Jadi, bapak ga suka dong sama Vio?" ucapnya lagi. "Menurut kamu?" bukannya menjawab Levi malah balik bertanya.
"Ya kan Vio ga kek gitu, malah bertolak belakang." ucapnya. Jujur juga ya si Vio ini.
"Jadi Vio ga cantik, gitu?" tanyanya lagi. Levi sengaja hanya mengindikkan bahunya untuk melihat ekspresi Vio lebih lanjut. Vio malah membuka ponselnya dan mengetik sebentar lalu kembali ia matikan. Tak lama setelah itu, ponsel Vio berisik dengan suara notifikasi yang beruntun.
Vio kembali membuka ponselnya, Levi melihat kearah Vio. Terlihat Vio yang ngescroll layar ponselnya. Setelah itu Vio kembali menatap Levi.
"Kata temen-temen, Vio cantik kok." ucapnya kepada Levi. Levi sedikit terkejut mendengar pernyataan dari Vio. Vio melihatkan layar ponselnya pada Levi.
... ♛┈⛧┈┈•༶»»⍟𝐈𝐋𝐔𝐒𝐈𝐎𝐍𝐒⍟««༶•┈┈⛧┈♛...
^^^ PENTING!! ^^^
^^^Jawab jujur! Gw cantik ga sih??^^^
Anta
Dih? Napa lo??
Asael
Cantik lah. Kenapa? Ada yang bilang
lo jelek?
Kenandra
Cantiklah!
Kenandra
@Asael gangguan jiwa kalli tuh
orang yang bilang Vio jelek.
Arfhan
Tiba-tiba banget lo tanya gitu?
Daniel
Lo cantik kocak!
Octavian
Cantik kok, beneran. Kenapa emang?
Sea
Lo cewek tercantik ketiga yang pernah gw temuin setelah bunda dan pacar gw!
Zyran
@Sea kalo gw ke2 deh! Abis buna tercinta.
Eiran
Saking cantiknya, gw sampe jadi fans lo Vi.
Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan dari teman-teman nya itu, Vio memperlihatkan semua pesan dari teman-teman nya itu pada Levi. Levi tak habis pikir dengan istrinya itu.
"Jadi? Vio yakin sih, kalo Vio tuh cantik." ucapnya sambil mengibaskan rambutnya. Levi hanya geleng-geleng kecil melihat Vio. Mereka lanjut menonton dengan tenang, tak lupa Vio terus menyuapi buah kepada Levi.
"Vi, saya mau nanya." ujar Levi. "Apa?" tanggap Vio. "Itu kamu nemu temen cowo sebanyak itu dari mana?" tanyanya.
"Dari mana? Gatau, kok gitu nanyanya? Gimana Vio mau jawab coba." ujar Vio heran dengan pertanyaan Levi.
"Kamu ga ngerasa aneh temenan ama banyak cowok? Ga takut ada yang macem-macem gitu?" tanya Levi. Vio memahami kemana arah pembicaraan Levi ini. Ia harus berhati-hati untuk menjawabnya, ia masih belum mau membuka rahasianya sebagai anggota khusus negara.
"Kenapa? Bapak cemburu yaaa?? Cemburu yaa?" balas Vio berusaha mengalihkan topik.
"Bapak cemburu nih? Jadi bapak suka dong ama Vio??" ujar Vio excited. "Apasih? Ge-er!" ujar Levi buang muka.
"Jangan boong lho." goda Vio lagi seraya menusuk-nusuk pipi Levi dengan telunjuknya.
"Saya mau tanya lagi." ujar Levi kembali menatap Vio. "Tanya mulu bapak mah! lagi interview ini?" seru Vio.
"Kata kamu kan kamu suka saya, jadi dokter itu siapa?" tanya Levi.
"Hah?" bingung Vio. Levi menatap Vio dengan tatapan menuntut jawaban.
"Dokter apaan?" tanya Vio. "Dokter Al, yang selalu nelpon kamu, yang kamu semangatin kerjanya, yang mana pas kamu nelpon dia tuh ngomongnya sambil senyum-senyum dan ngejauh dari saya." ujar Levi sambil menatap Vio datar.
"Al?" ulang Vio, melihat wajah Levi yang serius, Vio jadi penasaran dengan reaksi Levi jika dia bilang yang tidak-tidak. "Oh itu, kok bapak bisa ngeh sih?" ujarnya pura-pura terkejut.
"Sebenernya Vio udah lumayan lama sih kenal dia, udah deket juga. Jadi waktu itu tu dia nembak Vio. Karna dia ganteng, act of service, dokter lagi! Vio terima aja." ujar Vio santai.
"Terus?" datar Levi. "Sekarang belum Vio putusin sih, tapi nih ya, kalo bapak ga bales perasaan Vio, lama-lama Vio bisa beneran suka deh keknya ama Al." ujar Vio lagi dengan muka lugunya. Levi menatap Vio tajam mendengar pernyataannya.
Vio memasang senyum simpul melihat tatapan tajam dari Levi. Vio sedikit mendekat ketelinga Levi,
"Makanya, jangan gantung Vio lama-lama. Ada bapak dokter lho yang lagi menanti Vio." bisiknya ditelinga Levi diakhiri senyum jahilnya, setelah itu Vio langsung pergi dari sana.
Ia pergi ke kamar berniat untuk menyiapkan pakaian dan bersiap untuk pergi keluar bersama Levi. Sedangkan Levi yang ditinggal begitu saja masih terpaku dengan kata-kata Vio.
... ✥...
"WAAAA PANTAIII!!" teriak Vio sambil berlarian di pantai sepi itu. "Hati-hati Vi!!" peringat Levi. Vio hanya menoleh sebentar dan mengangguk lalu ia kembali berlari menghampiri ombak yang menyapa permukaan pasir.
Levi berjalan santai menyusul Vio yang tengah kegirangan bermain ombak. Vio sudah lama sekali tidak pergi liburan apalagi ke pantai. Vio merasa semua beban pikirannya hilang seiring bunyi desiran ombak.
"Pak!!" teriak Vio sambil melambai-lambaikan tangannya memanggil Levi, saat Levi mendekat Vio langsung saja menyemburkan air kearah Levi yang membuat baju Levi basah.
"Yakalli kepantai ga main air?" girang Vio yang saat ini setengah kakinya telah berada di dalam air.
Levi mematung sebentar dan kemudian ikut masuk ke air dan membalas Vio. Mulailah mereka dengan sesi gelut air dilanjut kejar-kejaran entah apa sebabnya mereka seperti itu.
Beberapa saat kemudian mereka telah duduk bersantai di tepi pantai sambil menikmati minuman yang mereka siapkan dari villa. Matahari sebentar lagi akan turun, mereka berniat untuk melihat sunset disana.
"Wah, senangnya. Udah lama Vio ga kepantai." ujar Vio memulai percakapan. "Iya, saya juga udah lama ga ke pantai." balas Levi seadanya.
"Hm, kasian. Bapak ga punya banyak waktu buat liburan kan?" ujar Vio. Levi hanya tersenyum tipis dan mengangguk menatap laut di depan mereka.
Pantai itu sangat indah, airnya biru bersih dengan pasir putihnya, sangat memanjakan mata. "Hm, habis dari sini nanti bapak bakalan sibuk di kantor kan?" ujar Vio. Levi menoleh sebentar dan tersenyum kepada Vio.
"Kalo gitu, besok kita harus full seneng-seneng! Vio bakal senengin bapak!!" ujar Vio yang tersenyum penuh menatap sang suami.
Levi tertawa mendengar pemilihan kata Vio. "Kok ketawa? Beneran!" tegas Vio. "Iya-iya, kamu mau nyenengin saya." ujar Levi di sela tawanya. Vio hanya tersenyum melihat Levi yang tertawa, jarang banget Vio dapat melihat tawa lepas dari dosen kaku itu.
Seraya mereka berdua mengobrol santai dengan topik yang asal-asalan, langit di depan mereka mulai mengjingga. Matahari mulai tenggelam, dua orang di sana terpaku dan mulai fokus menyaksikan fenomena mentari yang akan menghilang itu.
"Cantik ya?" ujar Vio pelan sambil fokus menatap kedepan, ia tak mau melewatkan pemandangan indah di depannya yang hanya berlangsung beberapa menit.
Levi menoleh kearah Vio, wajah Vio ikutan mengjingga akibat cahaya matahari itu. "Iya, cantik." jawab Levi masih terpaku akan wajah Vio.
Pahatan wajah Vio yang tenang itu sangan indah. Kulit putih bersih, alis yang tidak terlalu tebal, bulu mata yang lentik beserta netra berwarna hazel, hidung kecil yang mancung dan dilengkapi bibir tipis.
Levi mendekat kearah telinga Vio yang masih fokus menatap matahari di depan mereka.
"Vio, saya tak menyukaimu. Melainkan saya mencintaimu, rasa itu telah menghampiri saya sejak lama, hidup bersama denganmu membuat saya tidak dapat teralihkan atas semua keunikan dan pesona mu. Maaf jika saya terlalu baik menyembunyikan perasaan saya. I love you, my wife." bisik Levi di telinga Vio kemudian mengecup pipi Vio.
Vio mematung dengan wajahnya yang sudah merah padam, ia tak bergeming menyaring kata-kata dari Levi. Vio tiba-tiba bangun dengan cepat, "Aakkkkhhhhhh!!!" teriak Vio berlari menjauh dari Levi, ia mengacak-acak rambutnya sambil berlari.
Levi yang melihat itu kaget dengan reaksi Vio, disusul tawa lepasnya. Ia ikut bangun dan mengejar Vio.
"Vi!!" teriak Levi sambil mengejar Vio yang berlarian.
"Pakkk!! Pliss jangan deket dulu!! Sumpah!! Jantung gw mau copot rasanya anjirrr!!" teriak Vio tak karuan.
Benar, kali ini debaran jantung Vio dua kali lebih hebat dari biasanya. Levi tertawa kecil dan mengerahkan tenaganya untuk mengejar Vio. Levi akhirnya bisa menangkap Vio, ia tangkup Vio dari belakang dan tentu saja Vio meronta-ronta di sana.
Levi mengeratkan pelukannya yang dari belakang kepada Vio, posisi mereka pas menghadap lautan.
"Pak! Tolong, Vio beneran ga kuat. Lepasin Vio ya, dada Vio sakit lho ini." ujar Vio sambil geleng-geleng. Bukannya melepaskan Vio, Levi semakin menguatkan pelukannya pada Vio dan mengarahkan wajahnya untuk bersender ke bahu Vio.
Detak jantung Vio sudah tak karuan, gendang telinga Vio tengah dipenuhi suara detak jantungnya yang nyaring. Ia ingin menjauh dari Levi, tetapi ia kalah kuat ia tak bisa melepaskan rangkulan Levi itu.
"Masa gw keluarin nih belati dari lengan gw? Yakali Vi! Masa orang yang lo suka mau lo sakitin? Tapi sumpah ini gw ga kuat!!" gemuruh batin Vio.
mereka menatap matahari yang telah tenggelam dalam pelukan itu. Levi membalikkan Vio menghadapnya, masih dengan memeluknya. Levi takut jika Vio akan lari lagi. Levi menatap sedikit kebawah untuk melihat wajah Vio, tetapi Vio tak menatap Levi.
Dengan pelan satu tangan Levi mengangkat dagu Vio.
Levi terkekeh melihat wajah Vio yang full merah seperti tomat. Fokus Levi jatuh pada bibir tipis Vio, dengan perlahan Levi mendekatkan wajahnya pada wajah Vio, dirinya tak sanggup melihat Levi dari dekat jadi ia langsung menutup matanya.
Levi mengecup bibir Vio lama, perlahan ia mulai melumat lembut bibir itu. Vio refleks membalas pelukan Levi, karna memang sejak tadi tangan Vio hanya menjuntai disamping nya. "Itu untuk pernyataan cinta saya, dan yang ini karena kamu ngomong kasar pas lari tadi." ucap Levi kembali melumat bibir Vio.
Setelah ciuman itu terlepas Vio langsung lari menuju Villa mereka. "Pleaseee!! Jangan deket-deket Vio!!" teriak Vio. Levi ikut berlari mengejar Vio, takut-takut nanti Vio jatuh tersungkur, kan tidak lucu lagi salting-saltingnya tiba-tiba jatuh.
...»»---->To Be Continued<----««...
Helloo~ sorry banget kemarin lagi sibuk jadi lupa up😔
Sebagai gantinya hari ini bakalan double up
Yang betah ya baca SECRETS😉
Oke, bye byee~ see you in next part👋🏻